( SEMARANG TENGAH )
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sistem Transportasi
,Selain itu, kita diharapkan lebih memahami materi tentang Sistem Transportasi Makro dan Mikro
Saya menyadari bahwa dalam proses penyusunan makalah ini masih jauh dari
sempurna, baik secara materi maupun penulisannya. Namun demikian, kami telah berupaya
dengan segala pengetahuan dan kemampuan yang kami miliki. Oleh karena itu, dengan segala
kerendahan hati dan tangan terbuka, kami menerima saran untuk penyempurnaan makalah ini di
Penyusun
KELOMPOK 5
BAB I
PENDAHULUAN
2.1. Transportasi
Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat
lainnya dengan menggunakan sebuah wahana yang digerakkan oleh manusia atau mesin.
Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Transportasi sendiri dibagi 3 yaitu, transportasi darat, laut dan udara. Dari ketiga jenis
transportasi yang paling banyak digunakan adalah transportasi darat, hal ini dikarenakan
macam transportasi darat lebih bervariasi dibanding yang lain dan juga prasarana transportasi
darat terdapat di manapun di seluruh kota di Indonesia. Tidak seperti transportasi udara dan
laut, prasarana yang tersedia di Indonesia masih sedikit dibanding transportasi darat.
Rekayasa transportasi merupakan penerapan prinsip-prinsip ilmiah iptek di dalam
semua tahapan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan infra struktur transportasi untuk
menjamin terselenggaranya pergerakan yang selamat, mudah, cepat, nyaman, ekonomis, dan
serasi serta bersahabat dengan lingkungan.
Beberapa fungsi transportasi, yang diantaranya adalah sebagai berikut:
Untuk memudahkan aktifitas manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk melancarkan arus barang maupun arus manusia.
Untuk menunjang perkembangan pembangunan pada suatu daerah.
Dan untuk menunjang perkembangan ekonomi dengan jasa angkutan.
Adanya pemarkiran secara liar misalnya orang itu memarkir kepada tempat
yang semestinya bukan tempat parkir, hal ini dapat mengakibatkan
kemacetan. Ataupun perebutan tempat lahan parkir akan menimbulkan
kriminalitas.
Contoh permasalahannya :
c. Sistem Kelembagaan
Sistem kelembagaan meliputi individu, kelompok, lembaga, dan instansi
pemerintahan serta swasta yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung.
Di Indonesia sistem kelembagaan yang berkaitan dengan masalah transportasi
secara umum dapat terkoordinasi melalui beberapa sistem, yaitu:
Menurut Hay (1977), terdapat 5 komponen dasar yang membentuk sistem transportasi,
yaitu: sumber tenaga penggerak, kendaraan, jalur pergerakan, terminal, dan sistem
pengendalian operasi. Pada dasarnya pendukung sistem transportasi terdiri dari 3 unsur:
1. Sarana, terdiri dari sumber tenaga penggerak dan kendaraan.
2. Prasarana, terdiri dari jalur pergerakan dan titik simpul pergerakan/terminal.
3. Sistem operasi dan pengendalian pergerakan
Ruang lingkup teknik transportasi dibagi menjadi 2 kategori yaitu yang berhubungan
dangan perencanaan sistem dan yang berhubungan dengan perancangan rinci masing-
masing komponen sistem (sarana-prasarana transportasi dan sistem pengoperasiannya).
Masalah-masalah yang timbul dalam sistem transportasi antara lain:
1. Stabilitas dan daya dukung jalur gerak , kondisi geologi dan geografis
2. Dampak yang timbul pada lingkungan hidup (polusi udara dan kebisingan)
3. Kapasitas/daya angkut sarana dan prasarana berpengaruh dengan makin besarnya
kebutuhan dan makin tingginya kecepatan yang diminta
4. Upaya perbaikan sistem dan metoda pengendalian untuk meningkatkan factor
keamanan dan keselamatan
5. Pendanaan yang terbatas
Dalam perencanaan transportasi yang menjadi pusat perhatian dalam perencanaan
transportasi adalah upaya memenuhi permintaan (demand) yang ada dengan tingkat dan
kualitas pelayanan yang memadai serta dengan dana yang terbatas.
BAB III
PEMBAHASAN
Secara geografis, Semarang terletak antara 6 50’ – 7 10’ Lintang Selatan dan garis 109
35’ – 110 50’ Bujur Timur, dengan batas-batas sebelah Utara dengan Laut Jawa, sebelah Timur
dengan Kabupaten Demak, sebelah Barat dengan Kabupaten Kendal, dan sebelah Selatan
dengan Kabupaten Semarang. Suhu Udara berkisar antara 20-30 Celcius dan suhu rata-rata27
Celcius.
Kota Semarang memiliki Luas 373,70 km atau 37.366.836 Ha terdiri dari 16 kecamatan
dan 117 kelurahan. Penduduknya sangat heterogen terdiri dari campuran beberapa etnis, Jawa,
Cina, Arab dan Keturunan. Juga etnis lain dari beberapa daerah di Indonesia yang datang di
Semarang untuk berusaha, menuntut ilmu maupun menetap selamanya di Semarang. Mayoritas
penduduk memeluk agama Islam, kemudian berikutnya adalah Kristen, Katholik, Hindu dan
Budha. Mata pencaharian penduduk beraneka ragam, terdiri dari pedagang, pegawai
pemerintah, pekerjaan pabrik dan petani.
Kota Semarang nampaknya akan terus berkembang, selain sebagai kota perdagangan
juga menjadi kota jasa pariwisata. Oleh karena itu, di Semarang terus bertumbuh hotel-hotel
dari kelas, melati hingga bintang. Perkembangan menjadi kota jasa itu akan ditunjang sarana
transportasi udara dengan Bandara Ahmad Yani yang ditingkatkan statusnya menjadi Bandara
Internasional, maupun transportasi darat berupa Kereta Api (KA) dan bus dengan berbagai
jurusan.
2.2. Sistem transportasi Kota Semarang Tengah
Dalam sebuah kota yang maju seperti kota Semarang, salah satu pembangunan yang
memperoleh prioritas utama adalah transportasi publiknya. Tanpa transportasi publik yang
baik, masyarakat kota akan kesulitan melakukan mobilitas keseharian. Lebih parah dari itu,
kondisi lalu lintasnya pun bisa menjadi semrawut.
Namun, dalam proses menjadikan transportasi publik sebagai pilihan utama untuk
melakukan perjalanan, tentu hadir sekian tantangan yang mesti ditangani dengan bijak oleh
pihak-pihak terkait. Dari sisi transportasinya sendiri, kita harus sadar bahwa saat ini peminat
transportasi massal di Indonesia masih tergolong sedikit. Entah karena alasan mobilitas maupun
rutenya yang kurang akomodatif. Peminat yang masih sedikit ini bisa membuat repot operator
transportasi publik, sebab bisa membuat kerugian finansial perusahaan.
Selain itu, operator pun tak sedikit yang masih kesulitan dalam memantau moda
transportasi yang tengah beroperasi. Ini didasari pada fakta bahwa masih ada operator yang
kemampuan mengelola moda transportasinya terbatas.
Meski begitu, permasalahan transportasi publik bukan hanya berasal dari sisi
transportasinya, masyarakat pun ikut ambil bagian. Bagi masyarakat calon konsumen
transportasi publik, tidak sedikit yang mengeluhkan tentang ketidakjelasan jam operasional
transportasi. Selain itu, di kondisi yang masih minim armada, waktu konsumen banyak
dihabiskan buat menunggu kedatangan kendaraan, apalagi kalau lokasi tunggunya tidak
strategis. Dan masalah utama yang masih menjadi sorotan sampai sekarang adalah tentang sisi
keamanan dan kenyamanan ketika sedang berada di dalam transportasi publik.
2.3. kelayakan sistem transportasi di Kota Semarang Tengah
Dalam rangka menciptakan sistem transportasi yang lebih baik, pemerintah Kota
Semarang mengadakan bus rapid transit (BRT) Trans Semarang yang mulai beroperasi pada
tahun 2010. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan halte BRT trans semarang
koridor VI. Penelitian ini menggunakan teknik kritik deskriptif. Hasilnya diharapkan dapat
menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan yang tepat dalam menciptakan
sistem transportasi yang lebih baik. Berdasarkan observasi yang dilakukan, mayoritas halte
BRT Trans Semarang koridor VI memakai halte non permanen dan kurang layak untuk
dijadikan halte/shelter BRT. Dengan demikian pemerintah diharapkan membenahi kelayakan
halte BRT Trans Semarang agar rasa aman dan nyaman dapat diperoleh oleh pengguna BRT.
Selain itu, pemerintah juga diharapkan untuk menjaga kualitas layanan yang diberikan.
Layanan tersebut diantaranya pelayanan tiket, kondisi, kecepatan dan lama menunggu bus, serta
penempatan dan kondisi halte /shelter yang baik.
a. Pengertian Shelter/Halte
1) 150 – 250 meter dari pusat kota atau dari daerah yang berpopulasi tinggi.
2) 200 – 350 meter dari wilayah dengan populasi sedang dengan area kepadatan
2000 orang/km².
kondisi beberapa shelter dirasa kurang layak, khususnya halte non permanen karena
kurang memenuhi standar shelter pada umumnya di mana beberapa shelter tidak memiliki
ramp bagi penyandang disabilitas dan tidak adanya railing sebagai pegangan pada shelter.
Selain itu dimensi shelter juga kurang layak karena tidak cukup untuk menampung lebih
dari 10 orang. Bahkan ada beberapa titik yang seharusnya menjadi pemberhentian bus
tidak menyediakan shelter sehingga pengguna kesulitan saat akan naik maupun turun.
Sedangkan solusi untuk mengatasi masalah shelter ini adalah denga cara :
b. Menambahan railing ataupun aspek keamanan lainnya agar pengguna merasa aman.
c. Menambahkan aksesibilitas seperti ramp agar shelter bersifat universal untuk semua
kalangan.
2.4. Pengembangan sistem transportasi Kota Semarang Tengah
Kondisi Kota Semarang yang memiliki banyak jenis kendaraan terutama kendaraan
umum masih belum secara signifikan menggantikan keberadaan kendaraan pribadi. Hal ini
terjadi dikarenakan masyarakat masih merasakan bahwa pelayanan dari kendaraan umum
masih kurang. Beberapa kekurangan pelayanan kendaraan umum adalah waktu tunggu yang
terlalu lama, masih menggunakan jalur yang sama dengan kendaraan pribadi sehingga ketika
macet tidak ada bedanya, beberapa kendaraan yang sudah tua dengan kursi yang sudah jelek
dan kondisi mesin yang sudah tidak baik. Selain itu juga keterhubungan antar satu jenis moda
dengan lainnya masih kurang, walaupun memang sudah cukup terjangkau biaya yang
dikeluarkan jika menggunakan BRT dibandingkan dengan menggunakan kendaraan umum
lainnya. Jika dihitung dengan biaya bensin kendaraan pribadi, BRT juga lebih hemat. Oleh
karena itu diperlukan lagkah tepat dalam pengembangan sistem transportasi yang
berkelanjutan.
Pada sasaran yang pertama yakni terwujudnya sistem jaringan transportasi yang
terpadu, kinerja ditekankan pada peningkatan kualitas jaringan jalan baik kondisi maupun
peningkatan fasilitas perlengkapan jalan seperti rambu, marka dan penerangan jalan itu sendiri.
Dalam teori terkait transportasi berkelanjutan, salah satu kriteria yang harus ada dalam
pengembangan transportasi bekelanjutan adalah aksesibilitas wilayah yang baik yang
ditunjukkan dengan kondisi jaringan jalan yang baik. Maka jika dilihat pada hal ini, Kota
Semarang telah mampu mewadahi kriteria yang diperlukan dalam mengembangkan transportasi
berkelanjutan.
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Kemacetan lalu lintas jalan dapat terjadi karena ruas jalan di Semarang sudah tidak
mampu menampung atau menerima arus kendaraan yang memiliki volume
kendaraan yang berlebihan. Ruas jalan yang sempit, dan banyaknya kendaraan
yang melewati dapat menjadi penyebab kemacetan.
Sistem transportasi adalah suatu bentuk keterkaitan antara penumpang atau barang,
prasarana dan sarana yang berinteraksi dalam rangkaian perpindahan orang atau
barang yang tercakup dalam suatu tatanan Terdiri dari berbagai elemen yang harus
bekerja sama untuk menggerakkan suatu sistem Transportasi diantaranya adalah
Sistem Transportasi Makro dan Sistem Transportasi Mikro.
Salah satu angkutan umum yang menjadi tolak ukur pengembangan transportasi
berkelanjutan diSemarang adalah BRT
Kurangnya fasilitas Shelter atau terminal kecil untuk menunjang ke
Permasalahan transportasi publik diSemarang bukan hanya berasal dari sisi
transportasinya,namun bisa juga disebabkan karena ketidakpastian jam Operasional
angkutan umum itu sendiri
Sistem transportasi di Semarang kota cenderung mengarah pada transportasi darat,
dikarenakan hamir tidak tersedianya sungai di wilayah ini
Masyatrakat sekitar umumnya melakukan pergerakan sehari-hari dengan
menggunakan kendaraan pribadi disbanding Angkutan umum BRT.
4.2. Saran
Penyuluhan tentang pentingnya BRT kepada masyarakat sekitar sangatlah
diperlukan
Memperbaiki jam operasional BRT di Semarang sehingga masyarakat pengguna
angkutan umum merasa memiliki kepastian jadwal keberangkatan
Memperbaiki Shelter BRT sehingga masyarakat pengguna angkutan umum merasa
nyaman
Mengurangi parkir liar dan pedagang kaki lima pada badan jalan yang
menyebabkan kemacetan
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Semarang
https://id.scribd.com/document/116098268/TRANSPORTASI
http://eprints.undip.ac.id/34316/4/2129_chapter_I.pdf
http://www.semarangkota.go.id/main/menu/11/profil-kota-semarang/profil-kota
dll