Anda di halaman 1dari 16

DASAR TRANSPORTASI

MENCARI PERMASALAHAN KEMACETAN LALU LINTAS YANG DISEBABKAN


OLEH LAMPU PENGATUR LALU LINTAS, SEHINGGA MENIMBULKAN
ANTRIAN KENDARAAN PADA TIAP KAKI SIMPANG JALAN TAMAN MAKAM
PAHLAWAN, KALIBATA.

NAMA KELOMPOK :

1) ALNADA RIANTY (4218210010)


2) SHIFA NURHADIYANTI (4218210089)
3) HAJAR NUR RAHMAWATI (4218210059)
4) SAFIRA ASHYA AZZAHRA (4218210121)

Jl. Lenteng Agung Raya, Srengseng Sawah, Jakarta Selatan (12640)

Telp. (021) 7864730. Ext. 115/117 Fax. (021) 7270128.


ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tentang kemacetan lalu lintas di jalan Taman
Makam Pahlawan, Kalibata yang telah di analisis yang disebabkan oleh volume kendaraan di ruas
jalan. Pengumpulan data ini di dapat dari hasil pengamatan secara langsung pada ruas jalan,
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menganalisis tingkat kemacetan lalu lintas di daerah kajian; (2)
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kemacetan lalu lintas di daerah kajian.
Metode yang digunakan yaitu metode survei dan observasi. Kemacetan lalu lintas dibedakan
menjadi 2 yaitu kemacetan saat hari kerja dan hari libur pada waktu jam puncak pagi dan sore.
Kemacetan lalu lintas tinggi pada jam puncak pagi hari dan sore hari saat hari kerja.
BAB I

PENDAHULUAN

Pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi berpengaruh terhadap


keinginan masyarakat untuk memiliki kendaraan bermotor, saat ini kendaraan sudah menjadi salah
satu kebutuhan yang sangat penting. Tetapi peningkatan kebutuhan transportasi ini tidak seiring
dengan peningkatan fasilitas yang dibutuhkan. Permasalahan sebagaimana kota besar yaitu
terjadinya kemacetan dibeberapa tempat pada jam-jam sibuk yang padat transportasinya terutama
dipersimpangan.

Kemacetan merupakan masalah klasik yang sampai saat ini belum ditemukan solusi yang
tepat. Hal ini disebabkan karena kemacetan lalu lintas dipengaruhi banyak faktor, salah satunya
faktor pengaturan lampu lalu lintas. Pengaturan lampu lalu lintas di Indonesia masih bersifat kaku
dan tidak disesuaikan dengan tinggi rendahnya arus kendaraan khususnya pada persimpangan
jalan. Akibatnya sering terjadinya antrian panjang yang menjadi awal kemacetan.

Persimpangan jalan adalah simpul pada jaringan jalan dimana ruas jalan bertemu dan
lintasan arus kendaraan berpotongan. Lalu lintas pada masing – masing kaki persimpangan
menggunakan ruang jalan pada persimpangan secara bersama – sama dengan lalu lintas lainnya.
Oleh karena itu persimpangan merupakan factor yang paling penting dalam menentukan kapasitas
dan waktu perjalan pada suatu jaringan jalan khususnya di daerah – daerah perkotaan.

Persimpangan merupakan tempat sumber konflik lalu lintas yang rawan terhadap
kecelakaan karena terjadi konflik antara kendaraan dengan kendaraan lainnya ataupun antara
kendaraan dengan pejalan kaki. Oleh karena itu merupakan aspek penting didalam pengendalian
lalu lintas. Masalah utama yang saling kait mengkait pada persimpangan adalah :

a. Volume dan kapasitas, yang secara langsung mempengaruhi hambatan.


b. Desain geometric dan kebebasan pandang.
c. Kecelakaan dan keselamatan jalan, kecepatan, lampu jalan.
d. Parkir, akses dan pembangunan umum.
e. Pejalan kaki.
f. Jarak antar simpang.
Kinerja lalu lintas perkotaan dapat dinilai dengan menggunaka parameter lalu lintas berikut ini :

a. Untuk ruas jalan dapat berupa NVK, kecepatan dan kepadatan.


b. Untuk persimpangan dapat berupa tundaan dan kapasitas sisa.
c. Data kecelakaan lalu lintas dapat juga perlu dipertimbangkan.

Kemacetan menyebabkan banyak kerugian terhadap para pengguna jalan. Dampaknya


antara lain adalah pemborosan BBM, kerugian waktu, penggunaan rem yang lebih sering,
meningkatkan polusi udara, mesin tidak beroperasi pada kondisi yang optimal, serta mengganggu
kelancaran kendaran darurat seperti: ambulan, pemadam kebakaran dalam menjalankan
tugasnya.Melihat banyaknya dampak negatif yang ditimbulkan dari kemacetan, maka diperlukan
suatu analisa untuk mengetahui kinerja persimpangan. Dalam hal ini, kami melakukan analisa di
persimpangan Taman Makam Pahlawan sebagai salah satu titik yang sering terjadi kemacetan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA / LITERATUR

Pengertian Sistem dan Sistem Transportasi

Sistem adalah gabungan beberapa komponen atau objek yang saling berkaitan.Dalam setiap
organisasi sistemperubahan pada satu komponen dapat menyebabkan perubahan pada komponen
lainnya. Dalam sistem mekanis komponen berhubungan secara mekanis misalnya komponen dalam
mesin mobil. Dalam sistem tidak mekanis misalnya dalam interaksi sistem tata gunalahan dengan
sistem jaringan transportasi, komponen yang ada tidak dapat berhubungan secara mekanis,akan
tetapi perubahan pada salah satu komponen (sistem kegiatan) dapat menyebabkan perubahan pada
komponen lainnya (sistem jaringan dan sistem pergerakan). Pada dasarnya prinsip sistem mekanis‟
sama saja dengan sistem tidak mekanis (Tamin,2000).
Sedangkan transportasi menurut Miro (2012) secara umum dapat diartikan sebagai usaha
pemindahan atau pergerakan orang atau barang dari suatu lokasi yang disebut lokasi asal, ke lokasi
lain yang bias disebut lokasi tujuan, untuk keperluan tertentu dengan mempergunakan alat tertentu
pula. Dari pengertian ini tranportasi mempunyaii beberapa dimension seperti:
 Lokasi (asal dan tujuan)
 Alat (teknologi)
 Keperluan tertentu di lokasi tujuan seperti ekonomi sosial dan lain-lain
Kalau salah satu dari ketiga dimensi tersebut terlepas ataupun tidak ada, hal demikian tidak
dapat disebut transportasi. Transportasi ini perlu untuk diperhatikan perencanaan. Tidak
diperhatikannya perencanaan transportasi dapat mengakibatkan permasalahan pada transportasi di
kemudian hari seperti kemacetan lalu lintan kecelakaan dan lain-lain. Inti dari permasalahan
transportasi adalah pemakaian jalan yang over-capacity ataudengan kata lain adalah terlalu
banyaknya kendaraan yang menggunakan jalan yang sama dalam waktu yang sama pula, oleh
karena itu, menurut Tamin (2000) campur tangan manusia pada sistem transportasi (perencanaan
transportasi sangat dibutuhkan ) seperti:
 Mengubah teknologi transportasi
 Mengubah teknologi informasi
 Mengubah ciri kendaraan
 Mengubah ciri ruas jalan
 Mengubah konfigurasi jaringan transportasi
 Mengubah kebijakan operasional dan organisasi
 Mengubah kebijakan kelembagaan
 Mengubah perilaku perjalanan
 Mengubah pilihan kegiatan
Sistem adalah gabungan beberapa komponen (objek) yang saling berkaitan dalam suatu
tatanan struktur. Terjadinya perubahan dalam sebuah komponen dalam suatu sistemdapat
mempengaruhi perubahan komponen lainnya,sehingga komponen tersebut harus mampu dirancang
untuk menguatkan sistem yang ada.
Transportasi adalah kegiatan atau aktivitas yang menunjang atau melancarkan pergerakan
dari tempat ke tempat yang lain. Berdasarkan dua pengertian di atas, sistem transportasi dapat
didefinisikan sebagai suatu bentuk keterikatan antara penumpang atau barang, prasarana, dan
sarana yang berinteraksi dalam rangkaian perpindahan orang/barang yang tercakup dalam suatu
tatanan.Kersusakan salah satu elemen akan mempengaruhi sistem secara keseluruhan.
Dalam Peraturan Menteri Perhubungan No. KM 49 Tahun 2005, sistem transportasi adalah
tatanan transportasi yang terorganisasi secara kesisteman terdiri dari transportasi jalan, transportasi
kereta api, transportasi udara, serta transportasi pipa,yang masing-masing terdiri dari sarana dan
prasarana, kecuali pipa, yang saling berinteraksi dengan dukungan perangkat lunak dan perangkat
pikir membentuk suatu sistem pelayanan jasa transportasi yang efektif dan efisien, berfungsi
melayani perpindahan orang dan atau barang, yang terus berkembang secara dinamis.
Transportasi sebagai “ Suatu Tindakan “, proses, atau hal yang sedang dipindahkan dari
suatu tempat ke tempat lainnya. Secara lebih spesifik, transportasi didefinisikan sebagai “ Kegiatan
pemindahan orang dan barang dari suatu tempat ke tempat lainnya “. Dalam transportasi terdapat
unsur pergerakan (movement).
Sistem Trasnportasi adalah suatu bentuk keterikatan dan keterkaitan antara penumpang,
barang, prasarana, dan sarana yang berinteraksi dalam rangka perpindahan orang atau barang, yang
tercakup dalam suatu tatanan.Sistem transportasi diselenggarakan untuk mengkoordinasi proses
pergerakan penumpang dan barang dengan mengatur komponen – komponen dimana prasarana
merupakan media untuk proses transportasi, sedangkan sarana merupakan alat yang digunakan
dalam proses transportasi.
Aksebilitas merupakan konsep yang menggabungkan sistem pengaturan tata guna lahan
secara geografis dengan sistem jaringan transportasi yang menghubungkannya. Aksesibilitas dapat
dikatakan sebagai suatu ukuran kenyamanan atau kemudahan mengenai cara lokasi tata guna lahan
berinteraksi satu sama lain, dan mudah atau sulitnya suatu lokasi tersebut dicapai melalui sistem
jaringan transportasi. Tata guna lahan adalah bagian/potongan lahan tempat
berlangsungnya berbagai aktivitas (kegiatan) transportasi perkotaan, seperti bekerja, sekolah, olah
raga, belanja, dan bertamu. Untuk memenuhi kebutuhannya manusia melakukan perjalanan di
antara tata guna lahan tersebut dengan menggunakan sistem jaringan transportasi (misal berjalan
kaki atau naik bus), yang selanjutnya menimbulkan pergerakan arus manusia , kendaraan dan
barang, atau yang disebut mobilitas. Aksesibilitas dan mobilitas merupakan ukuran potensial atau
kesempatan untuk melakukan perjalanan. Aksesibilitas dapat dinyatakan dengan jarak. Untuk dua
tempat yang berdekatan, dikatakan Aksesibilitas antara kedua tempat tersebut tinggi. Sebaliknya
jika kedua tempat itu sangat berjauhan, Aksesibilitas antara keduanya rendah. Jadi tata guna lahan
yang berbeda, pasti mempunyai Aksesibilitas yang berbeda pula, karena aktivitas tata guna lahan
tersebut tersebar dalam ruang secara tidak merata (heterogen). Akan tetapi peruntukan lahan
tertentu seperti bandar udara, lokasinya tidak dapat ditetapkan sembarangan, dan umumnya terletak
jauh di luar kota (karena alasan keamanan, pengembangan wilayah, dan lain-lain). dengan
demikian dikatakan Aksesibilitas ke bandara tersebut rendah, karena letaknya jauh di luar kota.
Namun demikian, Aksesibilitas ke bandara ini dapat ditingkatkan dengan menyediakan sistem
jaringan transportasi yang dapat dilalui dengan kecepatan tinggi, sehingga waktu tempuh menjadi
pendek. Karena itu penggunaan “jarak ” sebagai ukuran. Aksesibilitas kurang tepat, dan digunakan
“waktu tempuh” yang mempunyai kinerja lebih baik dibandingkan dengan “jarak” dalam
menyatakan Aksesibilitas.
BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode survei dan observasi. Data primer dari penelitian ini
berupa data volume lalu lintas, penggunaan lahan, tingkat kemacetan lalu lintas dan faktor
dominan kemacetan lalu lintas.. Data volume lalu lintas diperoleh dari survei. Data tingkat
kemacetan lalu lintas diperoleh dari perhitungan tingkat pelayanan jalan dan survei, sedangkan
faktor dominan kemacetan diperoleh dari observasi kemacetan lalu lintas.
Survei yang dilakukan sebanyak 4 kali meliputi survei volume lalu lintas, penggunaan lahan
dan survei tingkat kemacetan lalu lintas. Teknik sampling yang digunakan yaitu Purposive
Sampling, dimana sampel yang diambil berdasarkan dengan tujuan tertentu yang sudah ditentukan.
Sampling pada volume lalu lintas mengacu pada titik persimpangan jalan yang memiliki pertemuan
arus kendaraan yang tinggi. Sampling penggunaan lahan mengacu pada obyek-obyek hasil
interpretasi penggunaan lahan yang tertutup awan dan dekat dengan jalan besar. Sampling tingkat
kemacetan mengacu pada ruas jalan yang memiliki potensi terjadinya kemacetan lalu
lintas.Observasi dilakukan untuk mengetahui faktor dominan kemacetan lalu lintas di daerah
penelitian. Instrument pada penelitian ini berupa kamera, checklist dan multi counter. Kamera
berfungsi untuk dokumentasi, checklist lapangan untuk mengetahui faktor dominan yang
menyebabkan kemacetan lalu lintas melalui observasi dan multi counter untuk memperoleh data
volume lalu lintas.
BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 PENGUMPULAN DATA

Data yang terkumpul di persimpangan Jalan Taman Makam Pahlawan, Kalibata jam 19.00
WIB :

1) Lampu Merah : 92 detik


2) Lampu Hijau : 32 detik

 Lampu Merah pertama :


1) Mobil : 11 unit
2) Motor : 26 unit

 Lampu Merah kedua :


1) Mobil : 17 unit
2) Motor : 28 unit

 Lampu Merah ketiga :


1) Mobil : 19 unit
2) Motor : 28 unit

 Lampu Merah keempat :


1) Mobil : 11 unit
2) Motor : 27 unit
4.2 PENGOLAHAN DATA

 Lampu Merah pertama :


1) Panjang Mobil x Jumlah Mobil = 3,5 m x 11 unit = 38,5
2) Panjang Motor x Jumlah Motor = 3,5 m x 26 unit = 91 +
129,5

 Lampu Merah kedua :


1) Panjang Mobil x Jumlah Mobil = 3,5 m x 17 unit = 59,5
2) Panjang Motor x Jumlah Motor = 3,5 m x 28 unit = 98 +
157,5

 Lampu Merah ketiga :


1) Panjang Mobil x Jumlah Mobil = 3,5 m x 19 unit = 66,5
2) Panjang Motor x Jumlah Motor = 3,5 m x 28 unit = 98 +
164,5

 Lampu Merah keempat :


1) Panjang Mobil x Jumlah Mobil = 3,5 m x 11 unit = 38,5
2) Panjang Motor x Jumlah Motor = 3,5 m x 27 unit = 94,5 +
133
BAB V

ANALISIS PERCOBAAN

Percobaan yang di lakukan adalah Mencari Permasalahan Kemacetan Pada Simpangan


Yang Disebabkan Oleh Lampu Pengatur Lalu Lintas. Dalam percobaan ini kami melakukan
percobaan pada simpangan di Jalan Taman Makam Pahlawan, Kalibata. Dalam percobaan ini, kami
melakukan beberapa percobaan antara lain, menghitung lamanya lampu ketika bewarna merah dan
hijau, dan menghitung banyak kendaraan ketika lampu bewarna merah

Bedasarkan percobaan yang kami lakukan pada pukul 19.00 dengan 4 kali percobaan. Pada
saat melakukan percobaan, kami mendapatkan hasil dari lama waktu lampu yang bewarna merah
yatu 92 detik, dan lama waktu lampu yang bewarna hijau yaitu 32 detik. Pada percobaan pertama,
kelompok mendapat data yaitu dengan kuota mobil sebanyak 11, dan kuota motor sebanyak 26
dengan posisi yang rata rata berada di sebelah kiri, serta panjang antrian 24 meter. Pada percobaan
kedua kuota mobil sebanyak 17 mobil dengan kuota motor yaitu 28, dan panjang antrian 35 meter.
Pada percobaan ketiga kuota mobil sebanyak 19 mobil dengan kuota motor yaitu 28, dan panjang
antrian 38 meter. Pada percobaan keempat kuota mobil sebanyak 11 mobil dengan kuota motor
yaitu27, dan panjang antrian 24 meter.
BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan

Berdasarkan hasil pengamatan kami bersama di suatu ruas jalan yaitu di daerah taman makam
pahlawan lampu merah Kalibata pada pukul 19.00 wib, kami dapat menarik kesimpulan bahwa
keadaan di lampu merah tersebut masih dalam keadaan aman. Namun, kami bersama menemukan
kepadatan di area jalan tersebut. Hal ini di karenakan jumlah kendaraan bermotor yang tidak sesuai
dengan kapastias (membludak) jalan di daerah tersebut, dengan jam rata-rata kegiatan malam yang
berkisar antara jam 19.00, dari pengamatan kami dengan melakukan survey langsung ke lapangan,
dapat kami Tarik kesimpulan dari data fakta yang kami dapati di lokasi yaitu dalam pengambilan
4 kali sampel percobaan dengan ruas jalan 2,5 meter yaitu :

1. Pengamatan pertama jumlah kendaraan roda empat sebanyak 11 dan roda dua sebanyak
26 dengan jumlah antrian kendaraan di kawasan tersebut sepanjang 24 meter.
2. Sampel kedua kami dapati jumlah kendaraan roda empat 17 kendaraan dan julah
kendaraan roda dua sebanyak 28 kendaraan dengan panjang antrian kendaraan sepanjang
35 meter.
3. Sampel ke tiga yang kami ambil kami dapati jumlah kendaraan roda empat meningkat
yaitu 19 kendaraan dan jumlah kendaraan roda dua sebanyak 28 kendaraan dengan
panjang 38 meter.
4. Di sampel terakhir kami mendapati penurunan di jumlah kendaraan roda empat sebanyak
11 buah dan jumlah kendaraan roda dua sebanyak 27 dengan antrian kendaraan 24 meter.
5. Kami menemukan data lama waktu lampu merah yaitu 92s dan lampu hijau selama 32s.
Dengan data tersebut kami simpul kan kembali bahwa keadaan lalu lintas di daerah tersebut
masih dalam taraf aman ramai lancar memang terjadi penumpukan kendaraan pada jam tersebut di
karenakan kegiatan masyarakat di daerah tersebut yang bersamaan sehingga menimbulkan
penumpukan namun kami simpulkan bahwa kepadatan tersebut tidak banyak berpengaruh karena
masih dalam batas wajar.
6.2 Saran

Dari hasil kesimpulan yang kami paparkan tersebut kami hendak memberikan saran untuk
kelancaran lalu lintas di daerah tersebut yakni:

1. Berikan jangka waktu jalan yang lebih lama, di karenakan di jalur tersebut sering terjadi
kepadatan kendaraan dan kemacetan karena jumlah kendaraan pada saat lampu merah
sangat banyak sehingga panjang kendaraan hingga lebih dari 35 meter.
2. Solusi lain yang dapat di gunakan adalah pelebaran ruas jalan tersebut di karenakan
tekadang jumlah kendaraan yang melewati jalur tersebut melebihi kapasitas jalan yang
telah disediakan.
Daftar Pustaka

1. ModulPLC OMRON CPM2A 40 I/O : Studi Kasus Lampu Lalulintas 4 Jalur(Arif Wahyudi,
Masduki Zakaria, 2009) menghasilkanEducation Boarduntukkasus Lampu Lalulintas 4
Jalur.
2. Haryanto Tulak,M. Yamin Jinca dan M.Alham Djabbar.2009.Analisis Bangkitan
Perjalanan Gugus Pulau Sebagai Demand Untuk Pengembangan Jaringan Jalan Trans
Maluku. Jurnal Transportasi.
3. Bayu Andila Pratama.2012.Tinjauan Laik Fungsi Jalan Pda Daerah Rawan Kecelakaan.
Jurnal Transportasi.
Daftar Gambar

Panjangnya antrian pada saat lampu


Suasana Persimpangan Jalan Taman
merah Persimpangan Jalan Taman
Makam Pahlawan, Kalibata.
Makam Pahlawan, Kalibata.

Menghitung durasi lama


Menghitung durasi lama lampu merah.
lampu hijau.

Anda mungkin juga menyukai