Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENDEKATAN SISTEM TRANSPORTASI

DISUSUN OLEH:

MUHAMMAD FAJRI

NPM:213410492

DOSEN PENGAMPU:

MUHAMMAD SOFWAN, ST, MT

MATA KULIAH:

PENGANTAR TRANSPORTASI

TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN

KOTA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

2021/2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...............................................................................................................................ii
BAB 1 …………………………………………………………………………………………3
PENDAHULUAN......................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................3
1.2 Tujuan Masalah...........................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................5
PEMBAHASAN........................................................................................................................5
2.1 Definisi Sistem Transportasi.......................................................................................5
2.2 Pendekatan Sistem Untuk Perencanaan Transportasi..................................................5
2.3 Sistem Transportasi Makro..........................................................................................6
2.4 Sistem Tata Guna Lahan..............................................................................................7
2.5 Aksebilitas Dan Mobilitas...........................................................................................8
2.6 Hal Yang Mempengaruhi Sistem Transportasi...........................................................8
2.7 Waktu Terjadinya Pergerakan...................................................................................11
2.8 Permasalahan Transportasi........................................................................................12
BAB III.....................................................................................................................................13
KESIMPULAN........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................14
DAFTAR PERTANYAAN......................................................................................................15

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Permasalahan transportasi dan teknik perencanaannya mengalami revolusi yang pesat
sejak tahun 1980-an. Pada saat ini kita masih merasakan banyak permasalahan
transportasi yang sebenarnya sudah terjadi sejak tahun 1960-an dan 1970-an, misalnya
kemacetan, polusi suara dan udara, kecelakaan, dan tundaan. Permasalahan transportasi
yang sudah ada sejak dulu bisa saja masih dijumpai pada masa sekarang, tetapi dengan
tingkat kualitas yang jauh lebih parah dan kuantitas yang jauh lebih besar; mungkin saja
mempunyai bentuk lain yang jauh lebih kompleks karena semakin banyaknya pihak
yang terkait sehingga lebih sukar diatasi.
Pada akhir tahun 1980-an, negara maju memasuki tahapan yang jauh lebih maju
dibandingkan dengan 20 tahun yang lalu di sektor perencanaan dan pemodelan
transportasi. Hal ini disebabkan antara lain oleh pesatnya perkembangan pengetahuan
mengenai elektronika dan peralatan komputer yang memungkinkan berkembangnya
beberapa konsep baru mengenai sistem prasarana transportasi, sistem pergerakan, dan
peramalan kebutuhan akan transportasi yang tidak pernah terpikirkan pada masa lalu.
Tersedianya peralatan komputer yang murah dan berkecepatan tinggi telah
mengakibatkan hilangnya anggapan bahwa teknik komputasi selalu membatasi
perkembangan teknik perencanaan dan pemodelan transportasi. Selain itu, dapat
dikatakan di sini bahwa proses perencanaan merupakan bagian dari proses pengambilan
keputusan atau kebijakan. Dengan kata lain, para pengambil keputusan atau kebijakan
akan menggunakan hasil dari perencanaan sebagai alat bantu dalam mengambil
keputusan.
Banyak negara sedang berkembang menghadapi permasalahan transportasi dan beberapa
di antaranya sudah berada dalam tahap sangat kritis. Permasalahan yang terjadi bukan
saja disebabkan oleh terbatasnya sistem prasarana transportasi yang ada, tetapi sudah
ditambah lagi dengan permasalahan lainnya. Pendapatan rendah, urbanisasi yang sangat
cepat, terbatasnya sumber daya, khususnya dana, kualitas dan kuantitas data yang
berkaitan dengan transportasi, kualitas sumber daya manusia, tingkat disiplin yang
rendah, dan lemahnya sistem perencanaan dan kontrol membuat permasalahan
transportasi menjadi semakin parah.
Di Indonesia, permasalahan transportasi sudah sedemikian parahnya, khususnya di
beberapa kota besar seperti DKI-Jakarta, Surabaya, Medan, dan Bandung. Kota yang
berpenduduk lebih dari 12 juta jiwa dapat dipastikan mempunyai permasalahan
transportasi. Pada akhir tahun 2000, diperkirakan hampir semua ibukota propinsi dan
beberapa ibukota kabupaten akan berpenduduk di atas 12 juta

3
1.1 Tujuan masalah

Sistem transportasi diselenggarakan dengan tujuan agar proses transportasi penumpang dan
barang dapat dicapai secara optimum dalam ruang dan waktu tertentu dengan pertimbangan
factor keamanan, kenyamanan, kelancaran dan efisiensi atas waktu dan biaya.

Sistem transportasi ini merupakan bagian integrasi dan fungsi aktifitas masyarakat dan
perkembangan teknologi. Secara garis besar transportasi ini dapat dibagi menjadi :

1. Transportasi Udara
2. Transportasi Laut
3. Transportasi Darat
 Jalan raya
 Jalan rel
 ASDP
 Lain-lain ; pipa, belt conveyer dsb.

4
BAB II

2.1 Definisi Sistem Transportasi

Sistem adalah suatu bentuk keterkaitan antar variable / komponen dalam tatanan yang
terstruktur, sehingga berkelakuan sebagai suatu keseluruhan dalam menghadapi rangsangan
yang diterima dibagian manapun.
Jika satu komponen dalam sistem berubah, akan berpengaruh terhadap komponen yang
lain / keseluruhan.

Sistem transportasi adalah suatu bentuk keterkaitan dan keterikatan antara penumpang, barang,
sarana dan prasarana yang berinteraksi dalam rangka perpindahan orang atau barang yang
tercakup dalam tatanan baik secara alami maupun buatan.

Sistem transportasi diselenggarakan dengan maksud untuk mengkoordinasikan proses


pergerakan penumpang dan barang dengan cara mengatur komponen-komponennya yaitu
prasarana sebagai media dan sarana sebagai alat yang digunakan dalam proses transportasi.

2.2 Pendekatan Sistem Untuk Perencanaan Transportasi

Pendekatan sistem adalah suatu pendekatan untuk perencanaan dan teknik dimana suatu usaha
dilakukan untuk menganalisa seluruh faktor yang berhubungan dengan permasalahan yang ada.
Contoh: Jika suatu ruas jalan memiliki tingkat kepadatan arus
lalu lintas yang tinggi dapat ditangani dengan pelebaran ruas jalan tersebut; tetapi pada saat
yang sama kemacetan lalu lintas berpindah keruas yang lain; karenanya penyelesaian masalah
tidak bisa hanya secara partial tetapi harus dengan pendekatan sistem.

5
2.3 Sistem Transportasi Makro

Sistem transportasi makro terdiri dari:


a. Sistem kegiatan
(transport demand) Sistem ini merupakan pola kegiatan tataguna lahan yang terdiri dari sistem
pola kegiatan sosial, ekonomi, kebudayaan, dan lain-lain. Kegiatan yang timbul dalam sistem
ini membutuhkan pergerakan sebagai alat pemenuhan kebutuhan yang perlu dilakukan setiap
hari yang tidak dapat dipenuhi oleh tataguna lahan tersebut. Besarnya pergerakan sangat terkait
dengan jenis dan intensitas kegiatan yang dilakukan.
b. Sistem jaringan (prasarana transportasi/transport supply)
Pergerakan yang berupa pergerakan manusia dan atau barang tersebut membutuhkan moda
transportasi (sarana)dan media (prasarana) tempat moda tersebut bergerak. Prasarana
transportasi
ini dikenal dengan sistem jaringan yang meliputi jaringan jalan raya, kereta api, terminal, bus,
bandara dan pelabuhan laut.
c. Sistem pergerakan (lalu lintas/Traffic)
Interaksi antara sistem kegiatan dan sistem jaringan (point a & b) akan menghasilkan suatu
pergerakan manusia/kendaraan.
d. Sistem kelembagaan (institusi)
Untuk menjamin terjadinya pergerakan yang aman, nyaman,
lancar, mudah dan handal dan sesuai dengan lingkungan. Maka
diperlukan suatu sistem yang mengatur tiga sistem diatas. Sistem ini disebut sistem
kelembagaan. Sistem kelembagaan yang berkaitan dengan
masalah transportas adalah:
 Sistem kegiatan: Bappenas, Bappeda tingkat I dan II, Pemda
 Sistem jaringan: Dephub, Jasa Marga,Bina Marga, Dinas PU, dll
 Sistem pergerakan: DLLAJ,Organda, Polantas, dll

6
2.4 Sistem Tata Guna Lahan

Pergerakan arus manusia, kendaraan, dan barang mengakibatkan bergagai macam interkasi.
Hampir semua interkasi memerlukan perjalanan, dan menghasilkan pergerakan arus lalulintas.
Sasaran umum perencanaan transportasi adalah membuat interaksi tersebut menjadi semudah
dan seefisien mungkin dengan menetapkan kebijakan tentang hal berikut:
a.Sistem kegiatan
Rencana tataguna lahan yang baik (lokasi sekolah, kantor,perumahan, dll) dapat mengurangi
kebutuhan akan pergerakan perjalanan yang panjang sehingga membuat in
teraksi menjadi lebih mudah.
b.Sistem jaringan
Dapat dilakukan dengan meningatkan kapasitas pelayanan
prasarana yang ada: pelebaran jalan, menambah jaringan jalan baru.
c.Sistem pergerakan
Dapat dilakukan dengan mengatur teknik dan
manajemen lalulintas (jangka pendek), fasilitas angkutan umum yang lebih baik (jangkan
pendek dan menengah),
atau pembangunan jalan baru (jangka
panjang).

2.5 Aksebilitas Dan Mobilitas

AKSESIBILTAS adalah konsep yang menggabungkan pengaturan tata guna lahan secara
geografis dengan sistem jaringan transportasi yang menghubungkannya. Dengan perkataan lain
aksesibilitas adalah suatu ukuran kenyamanan bagaimana lokasi
tataguna lahan berintekasi satu dengan yang lain dan bagaimana mudah dan susahnya lokasi
tersebut dicapai melalui sistem
jaringan transportasi. MOBILITAS adalah suatu ukuran kema
mpuan seseorang untuk bergerak yang biasanya dinyatakan dengan kemampuannya membayar
biaya transportasi. Jika aksesibilitas ke suatu tempat tinggi, maka mobilitas orang ke tempat
tersebut juga
tinggi selama biaya aksesibilitas ke tempat tersebut mampu dipenuhi.

7
2.5.1 Aksesibiktas dalam model perkotaan
Model yang banyak dikenal dalam penentuan lokasi tataguna lahan di daerah perkotaan
diantaranya adalah MODEL LOWRY. Asumsi dasar model ini adalah lokasi industri utama di
daerah perkotaan harus ditentukan terlebih dahulu. Setelah itu, jumlah keluarga dan lokasinya
diperkirakan berdasarkan aksesibilitas
lokasi industri tersebut.

2.5.2 Pengukuran Aksesibiltas Di Daerah Perkotaan


Black dan Conroy (1977) membuat ringkasan cara mengukur aksesibilitas di dalam daerah
perkotaan. Daerah perkotaan dibagi menjadi N zona dan semua aktifitas terjadi di pusat zona.
Aktivitas
diberi notasi A. Aksesibiltas suatu zona adalah ukuran intensitas di lokasi tataguna lahan (misal:
jumlah lapangan kerja) pada setiap zona di dalam kota tersebut dan kemudahan untuk mencapai
zona tersebut melalaui sistem
jaringan transportasi.

2.6 Hal Yang Mempengaruhi Sistem Transportasi

1. TATA GUNA TANAH (Land use).


a. lokasi perumahan
b. daerah industri
c. pusat bisnis (CBD)
d. contoh; adanya “mall” akan membangkitkan arus lalulintas; sehingga jalan jadi
padat.

2. SISTEM JARINGAN JALAN


a. grid
b. radial
c. adanya jalan-jalan kolektor
d. lain-lain

3. SISTEM MODA ANGKUTAN


a. angkutan umum (public transport)
b. angkutan cepat / lambat
c. taksi

8
4. SISTEM PARKIR
a. on street
b. off street

5. SISTEM TERMINAL
a. halte
b. teluk bus
c. lain-lain

6. SISTEM TANDA LALULINTAS


a. rambu-rambu
b. marka dll

7. SOSIAL BUDAYA

8. LAIN-LAIN

Dari beberapa hal yang mempengaruhi system transportasi di atas, tata guna
lahan (land use) merupakan yang terpenting. Hal ini dikarenakan tata guna lahan
memacu bangkitnya arus lalulintas, lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah
ini.

THE LAND USE TRANSPORTATION CYCLE

Changed Increase trip


land use generation

Increase land Greater traffic


value need

Increase Added transportation


accesibility facilities

Perubahan fungsi dari lahan akan menaikkan/membangkitkan perjalanan ke tempat tersebut,


9
dampaknya akan menaikkan kebutuhan akan transportasi/lalulintas. Untuk itu perlu
penambahan fasilitas transportasi (angkutan umum dsb), selanjutnya dengan adanya
penambahan fasilitas transportasi akan memberikan kemudahan asesbilitas ke tempat tersebut.
Dengan fasilitas dan kemudahan akses yang ada nilai tanah tersebut jadi tinggi, tanah jadi
mahal. Dengan makin mahalnya tanah yang ada, maka akan terjadi perubahan fungsi lahan dst
akan berulang lagi siklusnya seperti di atas.
Tata guna lahan ini sangat dominan pada pergerakan yang sifatnya Spasial
(ruang terbatas). Pergerakan yang spasial sangat ditentukan oleh letak :
1. daerah pemukiman
2. daerah industri
3. daerah pertanian

Transportasi (pergerakan orang dan barang) akan berkisar pada tiga daerah
tersebut. Orang bekerja ke daerah industri dan sore hari pulang ke rumah, demikian
juga barang / hasil pertanian dll dibawa ke pabrik untuk diolah dan hasilnya dipasarkan
ke daerah pemukiman sebagai konsumennya.
Para pekerja akan cenderung bertempat tinggal mendekati tempat kerjanya
untuk mengurangi biaya transportasi karena makin jauh jarak kerjanya makin besar
biaya transportasi yang harus dikeluarkan. Dengan demikian terjadi urbanisasi.
Sebaliknya tanah di kota semakin mahal orang mencari lahan untuk kantor / pabrik
cenderung keluar kota, sehingga terjadi juga des-urbanisasi.

Tp. kerja baru

Tp. tinggal Tp. kerja

Selain pergerakan spasial ada juga pergerakan yang tidak dibatasi ruang yaitu pergerakan yang
didasari sebab terjadinya pergerakan antara lain ; maksud, sosial budaya dll. Pergerakan ini

10
2.7. Waktu Terjadinya Pergerakan

Waktu terjadinya pergerakan ini juga tergantung jenis kegiatan yang dilakukan.
Biasanya orang memulai kegiatannya pada pagi hari, baik ke sekolah, kerja maupun
kegiatan lainnnya dan pulang pada siang atau sore hari. Pada saat orang bersamaan
melakukan kegiatan pergerakan, maka pada jam tertentu di jalan akan terjadi
penumpukan arus lalulintas. Pada kondisi seperti itu disebut “jam puncak” atau peak
hours. Dalam satu hari biasanya terjadi tiga kali jam puncak, yaitu pagi hari (saat orang
berangkat kerja), siang hari (jam istirahat/ pulang sekolah) dan sore hari (saat pulang
kerja dll). Dari pengamatan, jam puncak yang terjadi seperti di bawah ini :

1. puncak pagi : 06.00 – 08.00


2. puncak siang : 12.00 – 14.00
3. puncak sore : 16.00 – 18.00

Pola variasi harian jam puncak tiap daerah berbeda, tergantung karakteristik
daerah masing-masing (daerah industry berbeda dengan CBD berbeda pula dengan
daerah pariwisata) . Informasi ini sangat penting bagi seorang perencana tranposrtasi
untuk mengetahui beban puncak yang diterima oleh prasarana jalan raya.
Ju m lah k en d araan

07.00 13.00 17.00 jam

Dengan mengetahui jam puncak yang terjadi, akan sangat membantu dalam
11
menata arus lalulintas sehingga tidak terjadi kemacetan dan lalulintas berjalan lancar,
nyaman dan aman.

2.8. Permasalahan Transportasi

Problem transportasi timbul apabila sarana dan prasarana yang ada tidak dapat
melayani pergerakan arus penumpang dan barang dengan lancar, aman, nyaman. Ada 2
(dua) problem utama dalam angkutan darat yaitu :

-Problem yang kelihatan (manifestation problem)


-Akar penyebab problem (root problem)
Pada transportasi darat problem yang kelihatan (manifestation problem) adalah
seperti berikut :

 Kemacetan → BOK jadi naik


 Kecelakaan → jumlahnya meningkat
 Kebisingan → naik
 Polusi udara → lebih dari 50%

Tidak ada yang berani menjamin bahwa dengan berkembangnya suatu kota / daerah maka tidak
akan terjadi kemacetan, dari hasil pengamatan kemacetan selalu mengiringi berkembangnya
suatu daerah. Hal ini dapat dimaklumi karena suatu daerah yang berkembang, ekonomi
meningkat, aktivitas meningkat sehingga kegiatan di jalan juga meningkat. Untuk itu sejak awal
harus dipikirkan pengembangan sistem transportasinya supaya problem yang timbul dapat
diminimalkan. Kerugian yang timbul akibat kemacetan di Jakarta thn 2007 bahkan mencapai
lebih dari 40 T, suatu angka yang fantastis. Belum lagi kerugian akibat kecelakaan, baik fatal
maupun tidak.

Selain itu, polusi udara yang terjadi sekarang ini ternyata sebagian besar, yaitu lebih
dari separo (50%) berasal dari knalpot kendaraan. Belum lagi kalau dihitung kerugian materi
karena bahan bakar terbuang percuma gara-gara jalanan macet. Waktu yang terbuang, stres
yang timbul juga merupakan dampak dari problem transportasi, bahkan puncak dari semua ini
adalah terjadinya kecelakaan sebagai akibat dari semrawutnya lalulintas yang ada di jalan raya.

Problem yang ada di atas sebetulnya terjadi karena ada akar permasalahan (root
12
problem) yang terjadi di masyarakat. Akar permasalahan tersebut antara lain :

 Naiknya pendapatan (income)


 Naiknya jumlah kepemilikan kendaraan
 Lain-lain

BAB III

KESIMPULAN

Jaringan Transportasi Jalan adalah serangkaian simpul dan/atau ruang kegiatan yang
dihubungkan oleh ruang lalu lintas sehingga membentuk satu kesatuan sistem jaringan untuk
keperluan penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan. (Pasal 1 Angka 3 UU Nomor 14
Tahun 1992 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan). Jaringan transportasi pada saat ini
mengalami banyak masalah. Mulai dari kemacetan (di darat), Headway (pada kereta), dan
Cuaca buruk (pada udara dan laut). Berkaitan dengan hal tersebut, perlu dicari penyelesaian
yang efektif dan efisien. Dalam makalah ini kami akan membahas bagaimana penyelesaian
yang menurut kami bisa efektif dan efisien. Dimaksud efektif dan efisien adalah solusi ini
berkaitan erat dan bila semua solusi ini bisa berjalan dengan baik

13
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/30931760/
Rekayasa_Transportasi_Jaringan_Transportasi

https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=
2ahUKEwiut7bp98b6AhW41XMBHQWhC6YQFnoECAUQAQ&u
rl=http%3A%2F%2Frepository.pip-semarang.ac.id
%2F514%2F9%2F15.%2520BAB
%2520I.pdf&usg=AOvVaw16g8cy_0geDM8y-gPJpji7

https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=
2ahUKEwiut7bp98b6AhW41XMBHQWhC6YQFnoECEIQAQ&url
=http%3A%2F%2Fe-journal.uajy.ac.id
%2F3033%2F2%2F1TS10262.pdf&usg=AOvVaw2fscstaAK-
9GTXWaKZZHY8

https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=
2ahUKEwiut7bp98b6AhW41XMBHQWhC6YQFnoECAYQAQ&u
rl=http%3A%2F%2Feprints.ums.ac.id
%2F16384%2F2%2FBAB_I.pdf&usg=AOvVaw3WBO6wK00Zoe
D1yjLbuY5C

https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=
2ahUKEwiut7bp98b6AhW41XMBHQWhC6YQFnoECCkQAQ&ur
l=http%3A%2F%2Feprints.undip.ac.id
%2F34559%2F5%2F1584_chapter_I.pdf&usg=AOvVaw1MiIeVjtF
6P23ptlhOrU6e

14
DAFTAR PERTANYAAN

1. Apa keterkaitan sistem transportasi dalam kehidupan manusia?


2. Kendala apakah yang di hadapi Indonesia dalam sistem transportasi?

15

Anda mungkin juga menyukai