Anda di halaman 1dari 16

KEBIJKAN DAN KELEMBAGAAN TRANSPORTASI

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah: pengantar transportasi

Dosen pengampu: Muhammad sofwan,ST,MT

Disusun Oleh:

Puan Edelweis Maharani (213410650)

FAKULTAS TEKNIK

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

2022

1 | Isu Dan Kelembagaan Transportasi


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI....................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................3
1.1...................................................................................................Kebijakan Sistem Transportasi
.................................................................................................................................................3
1.2.............................Hirarki Kebijakan Transportasi (SISTRANAS, TATRAWIL, TARALOK)
..............................................................................................................................................3-5
1.3...................................................................................Isu Kebijakan Transportasi Di Indonesia
..............................................................................................................................................5-9
1.4.........................................................................................................Kelembagaan Transportasi
.................................................................................................................................................9
1.5..............................Bentuk Dan Hirarki Kelembagaan Transportasi (Darat, Laut, Dan Udara)
...............................................................................................................................................10
1.6......................Siapa Dan Peranan Masing-Masing Stakeholder Penyelenggaraan Transportasi
..........................................................................................................................................10-13
1.7......Keterkaitan Kebijakan Transportasi Dalam Mewujudkan Perencanaan Ruang Yang Baik
...............................................................................................................................................13

BAB II KESIMPULAN.................................................................................................................14
2.1. Kesimpulan.............................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................15

2 | Isu Dan Kelembagaan Transportasi


BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Kebijakan Sistem Transportasi
Kebijakan Sistem Transportasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas
yang menjadi pedoman dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan,
kepemimpinan, dan cara bertindak. Kebijakan adalah suatu ucapan atau tulisan yang
memberikan petunjuk umum tentang penetapan ruang lingkup yang memberi batas dan
arah umum kepada seseorang untuk bergerak.
• Pengertian Sistem Transportasi
Sistem Transportasi adalah suatu bentuk keterkaitan antara penumpang atau barang,
prasarana dan sarana yang berinteraksi dalam rangkaian perpindahan orang atau barang
yang tercakup dalam suatu tatanan.
• Pengertian Kebijakan Sistem Transportasi
Jadi, Kebijakan sistem transportasi adalah suatu rangkaian konsep dan asas yang menjadi
pedoman dan dasar rencana dalam pelaksanaan tentang bentuk keterkaitan antara
penumpang atau barang, prasarana dan sarana yang berinteraksi dalam rangkaian
perpindahan orang atau barang yang tercakup dalam suatu tatanan.

1.2. Hirarki Kebijakan Transportasi (SISTRANAS, TATRAWIL, TARALOK)

1. Sistem Transportasi Nasional (SISTRANAS)


tatanan transportasi yang terorganisasi secara kesisteman terdiri dari transportasi
jalan, transportasi kereta api, transportasi sungai dan danau, transportasi
penyeberangan, transportasi laut, transportasi udara serta transportasi pipa yang
masing-masing terdiri dari sarana dan prasarana (kecuali pipa) yang saling
berinteraksi membentuk sistem pelayanan jasa transportasi yang efektif dan
efisien, terpadu dan harmonis, berkembang secara dinamis.
Sasaran Sistranas
 Selamat: kecelakaan rendah
 Aksesibilitas tinggi: jaringan untuk seluruh wilayah

3 | Isu Dan Kelembagaan Transportasi


 Terpadu
 Kapasitas mencukupi
 Teratur
 Lancar dan cepat
 Mudah
 Tepat waktu
 Nyaman
 Efisien
 Tarif terjangkau
 Tertib
 Aman
Fungsi:
Penunjang: Ship follows the trade
1. Memenuhi kebutuhan transportasi
2. Terutama di kawasan yang padat, keperti Kawasan Barat Indonesia
Pendorong: Ship attracts the trade
1. Menghubungkan daerah terisolasi dengan daerah yang berkembang,
sehingga mengembangkan daerah terisolasi tersebut
2. Terutama di kawasan yang jarang penduduknya, seperti Kawasan Timur
Indonesia
2. Tataran Transportasi Wilayah (TATRAWIL)
TATRAWIL adalah tataran transportasi yang terorganisasi secara
kesisteman, terdiri dari transportasi jalan, transportasi jalan rel, transportasi
sungai dan danau, transportasi penyeberangan, transportasi laut
dantransportasi udara yang masing-masing terdiri dari sarana dan prasarana
yang salingberinteraksi membentuk suatu sistem pelayanan jasa transportasi yang
efektif dan efisien, terpadu dan harmonis yang berfungsi melayani perpindahan
orang dan atau barang antarsimpul atau kota wilayah dan dari simpul atau kota
wilayah ke simpul atau kota nasional atau sebaliknya.
Landasan TATRAWIL:
Penyusunan Tataran Transportasi Wilayah (Tatrawil) didasarkan atas :

4 | Isu Dan Kelembagaan Transportasi


1) Undang-Undang No.13/1980 tentang Jalan
2) Undang-Undang No. 13/1992 tentang Perkeretaapian
3) Undang-Undang No. 14/1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
4) Undang-Undang No. 15/1992 tentang Penerbangan
5) Undang-Undang No. 21/1992 tentang Pelayaran
6) Undang-Undang No. 22/1999 tentang Pemerintah Daerah
7) Undang-Undang No. 25/1999 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pusat dan Daerah
8) Peraturan Pemerintah No. 8/1990 tentang Jalan Tol
9) Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 91/PR. 008/PHB-87 tentang
Kebijakan Umum Transportasi
10) Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 15/1997 tentang Sistem
Transportasi Nasional
Asas TATRAWIL
Sesuai dengan Pedoman Teknis yang telah ditetapkan, TATRAWIL harus
disusundengan berasaskan pada beberapa prinsip dasar berikut :
a) Keadilan
b) Transparansi
c) Akuntabilitas
d) Realistis
e) Kesisteman
f) Keunggulan Moda
g) Keterpaduan Intra dan Antar Moda
h) Koordinasi dan Sinkronisasi
i) Tinjau Ulang Secara Berkala
3. Tataran Transportasi Lokal (TATRALOK)
Tatralok adalah tatanan transportasi yang terorganisasi secara kesisteman yang
terdiri dari transportasi jalan, transportasi jalan rel, transportasi sungai dan danau,
transportasi penyeberangan, transportasi laut, dan transportasi udara yang masing-
masing terdiri dari sarana dan prasarana yang saling berinteraksi membentuk
suatu sistem pelayanan jasa transportasi yang efektif dan efisien, terpadu dan

5 | Isu Dan Kelembagaan Transportasi


harmonis, yang berfungsi melayani perpindahan orang dan atau barang antar
simpul atau kota wilayah, dan dari simpul atau kota wilayah ke simpul atau kota
nasional atau sebaliknya. Kota Wilayah adalah kota-kota yang memiliki
keterkaitan dengan beberapa kabupaten dalam satu propinsi, kota gerbang
wilayah, kota-kota pusat kegiatan ekonomi wilayah dan kota-kota yang memiliki
dampak strategis terhadap pengembangan wilayah propinsi. Simpul Wilayah
adalah pusat distribusi barang dan orang atau sebagai pintu masuk atau keluar
barang dan orang yang bersifat wilayah seperti pelabuhan penyeberangan antar
kabupatenkota dalam propinsi, pelabuhan laut regional dan bandar udara bukan
pusat penyebaran.
Landasan penyusunan Tataran Transportasi Lokal antara lain sebagai berikut:
1. Landasan idiil, Pancasila
2. Landasan konstitusional, UUD 1945
3. Landasan visional, wawasan Nusantara
4. Landasan konsepsional, Ketahanan Nasional
5. Landasan operasional, kebijakan nasional yang relevan dan peraturan
perundangan di bidang transportasi serta UU No. 32 Tahun 2004 tentang
pemerintah Daerah serta peraturan perundangan terkait lainnya.
Sesuai dengan Pedoman Teknis Penyusunan TATRAWIL, konsep ini disusun
berdasarkan asas-asas sebagai berikut:
1. Keadilan
2. Transparansi Laporan Akhir I - 7
3. Akuntabilitas
4. Realistis
5. Kesisteman
6. Keunggulan Moda
7. Keterpaduan Intra dan antar Moda
8. Koordinasi dan Sinkronisasi

1.3. Isu Kebijakan Transportasi Di Indonesia (NAWACITA)

Isu Kebijakan Transportasi ( NAWACITA)

6 | Isu Dan Kelembagaan Transportasi


Pada era kepemimpinan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla,
teknologi transportasi menjadi salah satu fokus penting pemerintahannya karena menurut
program Nawacita yang mereka gagas bahwa untuk menjalankan pemerintahan dan membangun
Indonesia harus dari pinggiran dan memperkuat daerah-daerah di desa dalam kerangka negara
kesatuan. Pembangunan yang tidak lagi terfokus di pulau jawa tetapi merata di seluruh wilayah
hingga kawasan ter luar, ter dalam, ter isolasi, dan rawan bencana, oleh karena itu diperlukan
transportasi yang memadai untuk mendukung pembangunan di berbagai daerah terpencil di
Indonesia. Dengan demikian pemerintah menerapkan berbagai kebijakan untuk mengembangkan
teknologi transportasi yang ada di indonesia, yaitu :
1. Pengembangan Tol Laut
Salah satu implementasi dari masalah tersebut adalah pengembangan tol laut, tol laut
adalah salah satu program kerja dari pemerintahan Jokowi–Jk dengan tujuan untuk
menghubungkan dan menjangkau daerah-daerah terpencil dan ter luar Indonesia yang
sulit di akses dan di jangkau. Tol laut memiliki konsep pengangkutan logistik yang
bertujuan menjamin ketersediaan barang dan mengurangi disparitas harga khususnya
di wilayah timur Indonesia serta menjamin kelangsungan pelayanan penyelenggaraan
angkutan barang ke daerah tertinggal, ter luar, terpencil, dan perbatasan. Sebagai
pendukung terciptanya tol laut kementerian perhubungan mengembangkan angkutan
barang dengan kapal laut yang terjadwal.
Sejak tahun 2015 tol laut memiliki 6 rute yang menghubungkan dan menjangkau
kawasan terutama di Indonesia timur. Untuk mengembangkan tol laut pemerintah
juga membangun dan memperbaiki infrastruktur penunjang di berbagai daerah di
Indonesia seperti pembangunan dan perbaikan pelabuhan, pada tahun 2015
kementerian perhubungan telah menyelesaikan pembangunan sekitar 35 pelabuhan
baru dan memperbaiki 160 pelabuhan, pengembangan dimaksudkan agar pelabuhan-
pelabuhan tersebut bisa di sandari kapal yang lebih besar dengan fasilitas yang
mendukung baik untuk angkutan barang maupun angkutan orang. Pemerintah tidak
hanya membangun prasarana seperti pelabuhan tetapi juga membangun sarana untuk
menunjang efektivitas pekerjaan seperti membangun kapal, pada tahun 2015
kementerian perhubungan telah membangun sekitar 187 kapal yang terdiri dari 100
kapal perintis, 77 kapal patroli, dan 10 kapal navigasi. Untuk mendukung

7 | Isu Dan Kelembagaan Transportasi


keselamatan pelayaran pemerintah juga membangun sekitar 232 sarana bantu
navigasi pelayaran (SBNP), 5 unit vessels traffic service (VTS), 25 unit global
maritime distress safety system (GMDSS). Pengembangan tol laut ini bertujuan
untuk melakukan pemerataan ekonomi dan pembangunan di seluruh wilayah
Indonesia yang berada di daerah yang sulit di jangkau, dengan adanya tol laut ini
daerah-daerah yang ada di kawasan ter luar, ter dalam, ter isolasi, dan rawan bencana
di Indonesia akan bisa di jangkau oleh ketersediaan barang-barang yang menjadi
kebutuhan hidup dari masyarakat dengan biaya yang sesuai.
2. Pengembangan Industri Penerbangan
Tidak hanya pengembangan tol laut saja yang menjadi fokus di era kepemimpinan
presiden Jokowi tetapi pengembangan industri penerbangan juga menjadi sesuatu
yang diperhatikan oleh pemerintah. Pemerintah melalui kementerian perhubungan
juga melakukan percepatan pembangunan infrastruktur transportasi udara,
diantaranya dengan membangun dan memperbaiki bandar udara yang tersebar di
berbagai wilayah, pada tahun 2015 pemerintah telah menyelesaikan pembangunan
bandar udara sekitar 17 bandara baru, 132 pembangunan/pengembangan bandara di
daerah rawan bencana, ter isolasi, dan daerah perbatasan, 27 bandara melakukan
pembangunan/pengembangan terminal penumpang, 20 bandara melakukan perluasan
apron, 35 bandara melakukan perpanjangan dan perluasan runway, 188 bandara
meningkatkan fasilitas keselamatan penerbangan. Pengembangan bandar udara ini
bertujuan untuk meningkatkan fasilitas dan pelayanan kepada publik serta untuk
menarik wisatawan asing yang ingin berwisata di Indonesia.
3. Pengembangan Transportasi penyeberangan
Transportasi penyeberangan juga sesuatu yang sangat dibutuhkan bagi masyarakat
yang tinggal di daerah atau wilayah kepulauan dan wilayah yang di pisahkan oleh
danau maupun sungai. Untuk memenuhi kebutuhannya masyarakat yang tinggal di
suatu pulau yang dipisahkan oleh danau atau sungai dengan kotanya haruslah
menyeberang untuk membeli atau menjual hasil buminya ke kota seperti halnya Pulau
Samosir yang ada di Danau Toba Sumatra Utara dan Kepulauan Seribu yang ada di
DKI Jakarta mereka harus menyeberang dari pulaunya menuju kota untuk membeli
kebutuhan rumah tangganya atau menjual hasil buminya di kota. Pada tahun 2015

8 | Isu Dan Kelembagaan Transportasi


pemerintah telah menyelesaikan pembangunan dan pembenahan sekitar 44 buah
pelabuhan penyeberangan yang ada di beberapa daerah di Indonesia dan membangun
12 unit kapal penyeberangan yang bisa digunakan oleh masyarakat untuk melakukan
penyeberangan. Dengan demikian masyarakat merasa terbantu dengan program
pemerintah yang menyediakan transportasi penyeberangan yang layak dan murah
untuk membantu masyarakat yang membutuhkan.
4. Pengembangan Transportasi Bus
Transportasi umum sangatlah di perlukan oleh masyarakat umum yang tinggal di
daerah perkotaan yang padat, transportasi umum juga menjadi alternatif yang baik
untuk mengurai kemacetan di jalan raya. Selain murah transportasi umum juga harus
nyaman dan aman dengan demikian masyarakat akan merasa terbantu dengan
program pemerintah, Dengan menggunakan transportasi umum dan tidak
menggunakan transportasi pribadi maka volume kendaraan di jalan raya akan
berkurang dan kemacetan yang timbul akan relatif kecil, oleh karena itu perlulah
penambahan dan perbaikan sarana dan prasarana transportasi umum yang ada di jalan
raya seperti halnya bus. pemerintah Jokowi–Jk sadar bahwa untuk itu pemerintah
harus turun tangan untuk menyediakan fasilitas transportasi publik bagi
masyarakatnya dengan menyediakan sarana dan prasarana yang baik dan murah. Pada
tahun 2015 pemerintah Jokowi–Jk melalui kementerian perhubungan membangun
1050 bus rapid transit (BRT) untuk mendukung transportasi angkutan massal di 16
provinsi yang ada di indonesia, dari sisi prasarana kementerian perhubungan
merenovasi 16 terminal bus tipe A di berbagai Provinsi dan Kota di Indonesia.
Apabila kendaraan transportasi massal semakin di perbanyak dan diperbaharui maka
masyarakat akan mudah melakukan perjalanan dengan kendaraan umum dan tidak
menggunakan kendaraan pribadi sehingga kemacetan dan tingkat kecelakaan di jalan
raya akan berkurang.
5. Pengembangan Transportasi Kereta Api
Transportasi kereta api sangat dibutuhkan oleh masyarakat yang tinggal di pulau yang
relatif besar untuk melakukan perjalanan yang jauh dengan waktu yang relatif cepat
seperti di pulau Sumatra, Jawa dan Sulawesi, kereta api di nilai sangat efektif untuk
mengurai kemacetan di jalan raya dan mengurangi angka kecelakaan saat perjalanan

9 | Isu Dan Kelembagaan Transportasi


jauh yang menggunakan kendaraan pribadi karena saat masyarakat menggunakan
transportasi kereta api tidak ada risiko kelelahan yang menyebabkan kecelakaan di
jalan raya. Transportasi kereta api juga dinilai sangat ekonomis dan nyaman sehingga
masyarakat menengah ke bawah bisa dengan mudah melakukan perjalanan yang jauh
dengan biaya yang relatif murah. Sebagai bukti nyata yang telah di laksanakan oleh
kementerian perhubungan di sektor perkeretaapian diantaranya, pembangunan jalur
kereta api Trans Sumatra dengan mengaktifkan kembali jalur kereta api sepanjang
111 km, pembangunan jalur baru sepanjang 1.399 km dan jalur ganda 80 km,
reaktifasi jalur Binjai – Besitang, pembangunan jalur kereta api Trans Sulawesi dari
Makassar hingga Pare-pare yang hingga akhir 2015 telah terbangun sepanjang 16 km
dengan lebar rel 1.435 milimeter, pembangunan jalur kereta api di Bandara
Internasional Soekarno – Hatta dan Bandara Internasional Minangkabau,
pembangunan jalur ganda di lintas selatan Pulau Jawa, dan sebagainya. pemerintah
melalui kementerian perhubungan juga melakukan pengembangan dan pembangunan
di berbagai stasiun kereta api yang ada, diantaranya, pengembangan Stasiun
Kebayoran, Stasiun Parung Panjang, Stasiun Maja, dan Stasiun Palmera.

1.4. Kelembagaan Transportasi


UU 22/2009 menegaskan bahwa “negara bertanggung jawab atas lalu-lintas dan angkutan
jalan”, sedangkan “pemerintah melaksanakan pembinaannya” (perencanaan, pengaturan,
pengendalian dan pengawasan) (pasal 5 ayat 1-2). Lima kementerian berkumpul bersama
memikul tanggung jawab pembinaan tersebut.Kementerian Perhubungan bertanggung
jawab dalam pembinaan sarana dan prasarana lalu-lintas dan angkutan jalan (pasal 5 ayat
3).Salah satu indikator kemajuan pelayanan angkutan umum dalam bentuk ketersediaan
angkutan massal yang berkualitas dijelaskan oleh UU 22/2009, “Pemerintah menjamin
ketersediaan angkutan massal berbasis jalan untuk memenuhi kebutuhan angkutan orang
dengan kendaraan bermotor umum di kawasan perkotaan” (pasal 158 ayat 1).Pasal ini
menuntut pemerintah bekerja dengan system kelembagaan yang efektif agar maksud
regulasi tersebut tercapai. Kelembagaan dalam sektor transportasi kurang berfungsi
dengan baik karena kurang terorganisir, akibat tumpang tindih, pertentangan kepentingan,
serta penegakan hukum yang lemah.

10 | Isu Dan Kelembagaan Transportasi


1.5. Bentuk Dan Hirarki Kelembagaan Transportasi (Darat, Laut, Dan Udara)

No Jenis Bentuk Kelembagaan


Alat Transportasi Nama Perusahaan
. Transportasi Ekonomi
Koperasi Angkutan
Bis kota Koperasi
Kota (Kopata)
1. Darat Taksi Cipaganti, Bluebird Perusahaan Swasta
Bis Antar Kota Akas, Kramat Jati Perusahaan swasta
Bis kota Damri BUMN
Kapal penyebrangan
Pelni BUMN
antar kota
Kapal kargo PT. CLS LOGISTIC Perusahaan swasta
2 Laut PT. ASDP
Kapal Ferry BUMN
INDONESIA FERRY
PT. Dharma Lautan
Kapal Feri Perusahaan swasta
Utama
Pesawat Penumpang Garuda Indonesia BUMN
Pesawat Perintis Merpati Nusantara BUMN
3 Udara
Pesawat penumpang Lion Air Perusahaan Swasta
Pesawat Penumpang Air Asia Perusahaan Swasta

1.6.Stakeholder Penyelenggaraan Transportasi


 Definisi Stakehoder
Secara umum pengertian stakeholders adalah individu,sekelompok manusia,komunitas
atau masyarakat baik secara keseluruhan maupun secara parsial yang memiliki hubungan serta
kepentingan terhadap perusahaan. Stakeholders ditandai dengan adanya kekuasaan,legitimasi,dan
kepentingan terhadap perusahaan. Stakeholders menjadi bagian dalam kehidupan dunia
bisnis,perusahaan dan organisasi
 Ruang Lingkup stakeholder
Henriques (1999:89) mengemukakan beberapa ruang lingkup stakeholders,yaitu :
1. Pemerintah (Governmental),yaitu pemerintah dan peraturan-peraturan yang
dikeluarkan pemerintah menjadi aspek penting yang harus diperhatikan oleh
perusahaan.

11 | Isu Dan Kelembagaan Transportasi


2. Kelompok masyarakat (Community), kelompok masyarakat harus diperhatikan,
karena kelompok masyarakat adalah elemen konsumen yang akan mengkonsumsi
hasil produksi dari perusahaan.
3. Organisasi Lingkungan (Environmental Organization),dewasa ini telah menjadi salah
satu kekuatan kontrol sosial yang dapat mengawasi aktifitas perusahaan.Orientasi
organisasi lingkungan secara umum adalah menghindari eksploitasi yang berlebihan
terhadap lingkungan hidup demi kepentingan perusahaan (profit).
4. Media massa (Mass Media) dalam lingkungan bisnis saat ini memiliki peran yang
sangat dominan dalam membentuk opini masyarakat terhadap suatu aktifitas
perusahaan.Media menyediakan informasi bagi perusahaan dan dapat pula sebagai
alat publikasi dan sosialisasi yang digunakan oleh perusahaan untuk dapat
membangun kepercayaan (image) publik tentang aktifitas-aktifitas sosial yang
dijalankan perusahaan.
 Klasifikasi Stake Holder
Kasali dalam Wibisono (2007 : 90) membagi stakeholders menjadi sebagai berikut:
1. Stakeholders Internal dan stakeholders eksternal. Stakeholders internal adalah
stakeholders yang berada di dalam lingkungan organisasi. Misalnya karyawan,
manajer dan pemegang saham (shareholder). Sedangkan stakeholders eksternal
adalah stakeholders yang berada di luar lingkungan organisasi, seperti penyalur atau
pemasok, konsumen atau pelanggan, masyarakat, pemerintah, pers, kelompok social
responsible investor, licensing partner dan lain-lain. Beberapa contoh stakeholder
sekunder yaitu:
a. Lembaga pemerintah dalam wilayah tertentu namun tidak punya tanggungjawab
langsung
b. Lembaga pemerintah yang berhubungan dengan permasalahan, namun tidak
punya wewenang langsung dalam mengambil keputusan
c. Lembaga swadaya masyarakat (LSM) setempat yang bergerak di bidang yang
berhubungan dengan dampak, rencana, atau manfaat yang akan muncul
d. Perguruan Tinggi, yaitu kelompok akademis yang berpengaruh dalam proses
pengambilan keputusan pemerintah
e. Pengusaha atau Badan Usaha

12 | Isu Dan Kelembagaan Transportasi


2. Stakeholders primer, sekunder dan marjinal. Tidak semua elemen dalam stakeholders
perlu diperhatikan. Perusahaan perlu menyusun skala prioritas. Stakeholders yang
paling penting disebut stakeholders primer, stakeholders yang kurang penting disebut
stakeholders sekunder dan yang biasa diabaikan disebut stakeholders marjinal.
Urutan prioritas ini berbeda bagi setiap perusahaan meskipun produk atau jasanya
sama. Urutan ini juga bisa berubah dari waktu ke waktu. Beberapa contoh
stakeholder primer yaitu:
a. Masyarakat dan Tokoh Masyarakat;
Masyarakat adalah mereka yang akan terkena dampak dan mendapat manfaat
dari suatu kebijakan, proyek, dan program. Sedangkan tokoh masyarakat adalah
anggota masyarakat yang dianggap dapat menjadi aspirasi masyarakat.
b. Manajer Publik; lembaga publik yang punya tanggungjawab dalam mengambil
keputusan dan implementasinya.
3. Stakeholder kunci adalah unsur eksekutif berdasarkan levelnya (legislatif dan
instansi) yang punya wewenang secara legal untuk mengambil keputusan.
Contohnya, stakeholder kunci suatu proyek di daerah kabupaten:
a. Pemerintah Kabupaten
b. DPR Kabupaten
c. Dinas yang membawahi langsung proyek yang bersangkutan

4. Stakeholders tradisional dan stakeholders masa depan. Karyawan dan konsumen


dapat disebut sebagai stakeholders tradisional, karena saat ini sudah berhubungan
dengan organisasi. Sedangkan stakeholders masa depan adalah stakeholders pada
masa yang akan datang diperkirakan akan memberikan pengaruhnya pada organisasi
seperti mahasiswa, peneliti dan konsumen potensial.
5. Proponents, opponents, dan uncommitted. Diantara stakeholders ada kelompok yang
memihak organisasi (proponents), menentang organisasi (opponents) dan ada yang
tidak peduli atau abai (uncommitted). Organisasi perlu mengenal stakeholders yang
berbeda-beda ini agar dapat melihat permasalahan, menyusun rencana dan strategi
untuk melakukan tindakan yang proposional.

13 | Isu Dan Kelembagaan Transportasi


6. vokal Silent majority dan minority. Dilihat dari aktivitas stakeholders dalam
melakukan komplain atau mendukung perusahaan, tentu ada yang menyatakan
pertentangan atau dukungannya secara vokal (aktif) namun ada pula yang
menyatakan secara silent (pasif).
 Peran Masing-masing Kelembagaan Transportasi
1. Pemerintah daerah mengambil keputusan yang strategis, termasuk mengembangkan
kebijakan angkutan umum yang komprehensif dan rencana implmentasi (action
plan).
2. Pemegang otoritas angkutan umum adalah komunikator antara pemerintah dan
operator serta bertanggung jawab atas semua keputusan yang taktis, pada dasarnya
menerapkan segala kebijakan pemerintah mengenai angkutan umum.
3. Operator angkutan umum, baik milik pemerintah (BUMN) maupun swasta,
merupakan pihak yang bertanggung jawab atas operasional dan tidak terlibat dalam
perencanaan. Pemisahan tanggung jawab ini dilakukan untuk memastikan bahwa
manfaat kompetisi sehat antar operator dapat benar-benar terjadi dalam koridor yang
diarahkan, dibantu dan didorong secara sehat.
4. Dewan pengawas independen, yang terdiri dari wakil dari pemerintah terpilih,
operator angkutan umum, pengguna angkutan umum dan tokoh masyarakat (ulama)
harus mengawasi pemegang otoritas untuk memastikan pengendalian atas seluruh
kebijakan transportasi dan penggunaan dana untuk mendukung pengembangan
pelayanan angkutan umum, tanpa adanya penyelewengan.

1.7. Keterkaitan Kebijakan Transportasi Dalam Mewujudkan Perencanaan Ruang


Yang Baik
Transportasi merupakan penghubung serta menjadi urat nadi yag mendorong
pertumbuhan ekonomi dan menunjang perekonomian yang telah berkembang. Tata ruang
mempunyai keterkaitan erat dengan transportasi karena ruang merupakan kegiatan yang
ditempatkan di atas lahan kota sedangkan transportasi merupakan sistem jaringan yang
secara fisik menghubungkan satu ruang kegiatan dengan ruang kegiatan lainnya.
Dengan adanya kebijakan transportasi akan mewujudkan keterpaduan untuk
membangun perencanaan ruang yang sesuai agar tidak terjadinya kesemrawutan
transportasi di masa yang akan datang yang dapat mempengaruhi perencanaan ruang di
suatu wilayah atau kota.

14 | Isu Dan Kelembagaan Transportasi


KESIMPULAN
Pengertian Kebijakan Sistem Transportasi
Jadi, Kebijakan sistem transportasi adalah suatu rangkaian konsep dan asas yang menjadi
pedoman dan dasar rencana dalam pelaksanaan tentang bentuk keterkaitan antara
penumpang atau barang, prasarana dan sarana yang berinteraksi dalam rangkaian
perpindahan orang atau barang yang tercakup dalam suatu tatanan.
Sistem transportasi nasional (SISTRANAS)
tatanan transportasi yang terorganisasi secara kesisteman terdiri dari transportasi jalan,
transportasi kereta api, transportasi sungai dan danau, transportasi penyeberangan,
transportasi laut, transportasi udara serta transportasi pipa yang masing-masing terdiri
dari sarana dan prasarana (kecuali pipa) yang saling berinteraksi membentuk sistem
pelayanan jasa transportasi yang efektif dan efisien, terpadu dan harmonis, berkembang
secara dinamis.
TATRAWIL adalah tataran transportasi yang terorganisasi secara kesisteman,
terdiri dari transportasi jalan, transportasi jalan rel, transportasi sungai dan danau,
transportasi penyeberangan, transportasi laut dantransportasi udara yang masing-
masing terdiri dari sarana dan prasarana yang salingberinteraksi membentuk suatu
sistem pelayanan jasa transportasi yang efektif dan efisien, terpadu dan harmonis yang
berfungsi melayani perpindahan orang dan atau barang antarsimpul atau kota wilayah dan
dari simpul atau kota wilayah ke simpul atau kota nasional atau sebaliknya.
Tatralok adalah tatanan transportasi yang terorganisasi secara kesisteman yang terdiri dari
transportasi jalan, transportasi jalan rel, transportasi sungai dan danau, transportasi
penyeberangan, transportasi laut, dan transportasi udara yang masing-masing terdiri dari
sarana dan prasarana yang saling berinteraksi membentuk suatu sistem pelayanan jasa
transportasi yang efektif dan efisien, terpadu dan harmonis, yang berfungsi melayani
perpindahan orang dan atau barang antar simpul atau kota wilayah, dan dari simpul atau
kota wilayah ke simpul atau kota nasional atau sebaliknya.
menerapkan berbagai kebijakan untuk mengembangkan teknologi transportasi yang ada
di indonesia, yaitu: pengembangan tol laut, pengembangan industry penerbangan,
pengembangan transportasi penyebrangan, pengembangan transporasi bus,
pengembangan transportasi perkotaaan.
UU 22/2009 menegaskan bahwa “negara bertanggung jawab atas lalu-lintas dan angkutan
jalan”, sedangkan “pemerintah melaksanakan pembinaannya” (perencanaan, pengaturan,
pengendalian dan pengawasan) (pasal 5 ayat 1-2).
Secara umum pengertian stakeholders adalah individu,sekelompok manusia,komunitas
atau masyarakat baik secara keseluruhan maupun secara parsial yang memiliki

15 | Isu Dan Kelembagaan Transportasi


hubungan serta kepentingan terhadap perusahaan. Stakeholders ditandai dengan
adanya kekuasaan,legitimasi,dan kepentingan terhadap perusahaan.
Dengan adanya kebijakan transportasi akan mewujudkan keterpaduan untuk
membangun perencanaan ruang yang sesuai agar tidak terjadinya kesemrawutan
transportasi di masa yang akan datang yang dapat mempengaruhi perencanaan ruang di
suatu wilayah atau kota.
DAFTAR ISI
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, 2002. Pedoman Teknis Penyelenggaraan
Angkutan Penumpang Umum di Wilayah Perkotaan dalam Trayek Tetap
dan Teratur. Jakarta. Departemen Perhubungan RI

Tamin, O.Z. (1997). “Perencanaan dan Pemodelan Transportasi”, Teknik Sipil Institut
Teknologi Bandung.

https://id.m.wikibooks.org/wiki/Moda_Transportasi/Ragam_moda_transportasi

16 | Isu Dan Kelembagaan Transportasi

Anda mungkin juga menyukai