Anda di halaman 1dari 17

KERANGKA ACUAN

(TOR)

STUDI PENYUSUNAN TATARAN TRANSPORTASI WILAYAH


(TATRAWIL)

DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI MALUKU UTARA


TAHUN ANGGARAN 2021
KERANGKA ACUAN (TOR)
STUDI PENYUSUNAN TATARAN TRANSPORTASI WILAYAH
(TATRAWIL) PROPINSI MALUKU UTARA

A. LATAR BELAKANG

Transportasi merupakan urat nadi kehidupan berbangsa dan bernegara,


yang mempunyai fungsi sebagai penggerak, pendorong dan penunjang
pembangunan serta sIstem yang terdiri dari sarana dan prasarana, yang
didukung oleh tata laksana dan sumber daya manusia membentuk
jaringan prasarana dan jaringan pelayanan.

Keberhasilam pembangunan sangat dipengaruhi oleh peran transportasi


Karenanya sistem transportasi nasional (SISTRANAS) diharapkan
mampu menghasilkan jasa transportasi yang berkemampuan tinggi dan
diselenggarakan secara efisien dan efiktif dalam menunjang sekaligus
menggerak dinamika pembangunan; mendukung mobilitas manusia dan
barang serta jasa; mendukung pola distribusi nasional serta mendukung
pengembangan wilayah, peningkatan hubungan nasional dan
internasional yang lebih memantapkan perkembangan kehidupan
berbangsa dan bernegara dalam rangka perwujudan Wawasan
Nusantara.

Dalam pembangunan transportasi, baik Pemerintah Pusat, Pemerintah


propinsi maupun Pemerintah Kabupaten/Kota mempunyai peranan sesuai
cakupan kewenangannya masing-masing, yaitu berkewajiban untuk
menyusun rencana dan merumuskan kebijakan, mengendalikan dan
mengawasi perwujudan transportasi. Salah satu kewajiban yang
dimaksud adalah penetapkan jaringan prasarana dan jaringan pelayanan.
Disamping itu, juga berkewajiban untuk melaksanankan tugas
pembangunan sarana dan prasarana transportasi yang tidak diusahakan,
dengan prioritas pada daerah-daerah yang kurang berkembang.

Dalam mengantisipasi globalisasi, khususnya dalam mendorong


tercapainya kinerja perekonomian Indonesia. Pembangunan sektor
transportasi merujuk pada pembenahan transportasi antara pusat dan
daerah yang serasi dalam mencapai keseimbangan pembangunan antar
daerah yang mantap dan dinamis, yang mampu menumbuhkan dan
mengembangkan potensi ekonomi nasional dan daerah, serta
memanfaatkan sarana dan prasarana transportasi dengan optimal dalam
rangka peningkatan pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah.

Sistem Transportasi Nasional (SISTRANAS) merupakan sistem


transportasi yang lahir pada dua dekade yang lalu, kemudian mengalami
penyempurnaan-penyempurnaan yang diikuti dengan diterbitkannya
undang-undang di bidang transportasi. Perkembangan tatanan
pemerintahan yang merubah paradigma sentralisasi ke arah
desentralisasi, pada akhirnya telah merubah pula kebijakan sektor
transportasi terutama dalam perencanaannya dengan mewujudkan
SISTRANAS dalam (tiga) tataran transportasi, meliputi Tataran
Transportasi Nasional (TATRANAS), Tataran Transportasi Wilayah
(TATRAWIL), dan Tataran Transportasi Lokal (TATRALOK).

Pengembangan sistem dalam TATRAWIL menerapkan seluruh aspek


moda yang ada, baik prasarana maupun sarana yang saling berinteraksi
untuk memberikan pelayanan jasa transportasi yang efisien dan efektif
baik antar simpul atau kota wilayah (SKW) dan dari simpul atau kota
wilayah ke simpul atau kota nasional atau sebaliknya. Oleh karenanya
pengembangan jaringan transportasi dalam TATRAWIL tetap mengacu
pada SISTRANAS dan TATRANAS sebagai bagian dari jaringan
transportasi pulau-pulau besar dan pulau-pulau kecil.

Dokumen TATRAWIL sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari


SISTRANAS dan TATRANAS merupakan acuan utama dalam
penyusunan TATRAWIL di tingkat provinsi yang selanjutnya akan menjadi
referensi utama dalam penyusunan TATRALOK di tingkat kabupaten atau
kota.

Dengan demikian, keterkaitan ke tiga tataran tersebut tidak dapat


dipisahkan yang pada akhirnya ketiga dokumen tersebut akan menjadi
acuan utama bagi semua pihak terkait dalam penyelenggaraan transportai
untuk perwujudan pelayanan jasa transportasi yang efektif dan efisien
baik pada tataran lokal, wilayah maupun nasional.

TATRAWIL pada prinsipnya adalah bagaimana tatanan sistem


transportasi yang berupa jaringan transportasi dapat ditata agar dapat
mendukung pengembangan wilayah provinsi dan pulau pada tataran
wilayah yang membawa konsekwensi pada tingkat keterhubungan antar
Kabupaten/Kota.

Jaringan transportasi dalam suatu tatanan sistem adalah perpaduan


antara jaringan prasarana yang meliputi ruang lalu lintas (ways), terminal
serta fasilitas pendukung jaringan dengan sarana transportasi dan
jaringan pelayanan.

Secara fisik, pola jaringan transportasi digambarkan di dalam peta berupa


simpul-simpul yang terdiri dari pelabuhan laut dan bandar uara serta
jaringan prasarana darat sesuai design year yang ditentukan.
Transportasi merupakan drived demand dan mempunyai ciri tidak
mengenal batas wilayah administratif, sehingga tidak bisa dipenggal atas
dasar suatu wilayah administrasi tertentu. Untuk itu, dalam memandang
suatu wilayah, transportasi menempatkan wilayah sebagai sarana untuk
mencapai tujuan, atau suatu model untuk mempelajari dunia nyata. Dalam
pandangan ini (pandangan obyektif) daerah dalam terminologi
transportasi adalah suatu metoda klasifikasi, suatu alat untuk
memisahkan sifat-sifat areal, dimana satu daerah alamiah (natural region)
hanyalah permukaan bumi tempat manusia bermukim.

Sebagai akibat dari cakupan wilayah Republik Indonesia yang cukup luas
disertai dengan kondisi geografis yang melekat pada masing-masing
daerah dibutuhkan suatu sistem transportasi wilayah yang terpadu
dengan tetap memperhatikan keunggulan komparatif masing-masing
daerah.

Konsep tentang daerah sebagai metoda klasifikasi timbul melalui dua fase
yang berbeda. Fase pertama memperlihatkan “daerah formal”, berkenaan
dengan keseragaman dan didefinisikan sebagai homogenitas. Sedangkan
fase kedua memperlihatkan perkembangan “daerah fungsional’,
berkenaan dengan adanya saling ketergantungan (interdependensi)
antara satu darah dengan daerah lain, adanya hubungan antara bagian-
bagian dan didefinisikan berdasarkan koherensi fungsional. Daerah
fungsional disebut juga sbagai daerah nodal atau polarised regional dan
terdiri dari satuan-satuan yang heterogen, seperti kota dan desa atau
antar kawasan tertentu yang secara fungsional saling berkaitan.
Hubungan fungsional terlihat dalam bentuk arus, misalnya perjalanan dari
dan ke tempat kerja atau dari dan ke pusat distribusi dan pusat koleksi
(barang).
Sejalan dengan terminologi di atas, sebagai turunan dari prinsip
interdependensi atau saling ketergantungan antar wilayah, maka aktivitas
transportasi hanya mengenal daerah bangkitan dan daerah tarikan
dengan mengabaikan batas-batas administratif pemerintahan suatu
daerah bahkan suatu negara. Daerah tarikan umumnya merupakan
daerah pusat pertumbuan yang akan menjadi tujuan perjalanan baik
orang maupun barang, sedangkan daerah bangkitan merupakan daerah
asal perjalanan.

B. MAKSUD DAN TUJUAN STUDI

Maksud studi adalah menyusun arah pengembangan jaringan pada


tararan transportasi wilayah TATRAWIL dalam kerangka Sistem
Transportasi Nasional (SISTRANAS) dan TATRANAS yang dapat
dijadikan sebagai pedoman pembangunan pada tataran wilayah.

Tujuannya adalah tersedianya pedoman penyelenggaraan pembangunan


dan pengembangan transportasi, pembangunan dan pengembangan
transportasi wilayah provinsi yang efektif dan efisien dimasa mendatang.

C. MAKSUD, TUJUAN dan SASARAN PELAKSANAAN KEGIATAN


1. Maksud
Kegiatan ini dimaksudkan untuk menyusun suatu Tataran
Transportasi Wilayah bagi Provinsi Maluku Utara yang terorganisir
secara kesisteman yakni terdiri dari transportasi jalan, transportasi
jalan rel, transportasi sungai dan danau, transportasi penyeberangan,
transportasi laut dan transportasi udara yang keseluruhannya
memiliki sarana dan prasarana yang saling berinteraksi membentuk
suatu kesisteman pelayanan jasa transportasi yang efektif dan
efisien. Hal serupa juga dimaksudkan dari kegiatan ini adalah
mengidentifikasi dan menentukan jumlah kebutuhan sarana dan
prasarana transportasi yang sudah terbentuk sebagai suatu tataran
transportasi untuk digunakan dalam rencana pembangunan dan
pengembangan dalam horison waktu yang dijabarkan 5 hingga 20
tahun.
2. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan ini adalah merumuskan atau
merekomendasikan berbagai upaya dan kebijakan pemerintah
daerah yang diperlukan untuk meningkatkan peran dari sistem
transportasi terhadap pembangunan dan perkembangan wilayah
Provinsi Maluku Utara.
3. Sasaran
Dalam penyusunan Tataran Transportasi Wilayah (Tatrawil) Provinsi
Maluku Utara adalah :
a. Tersusunnya rumusan tentang tataran transportasi wilayah bagi
Provinsi Maluku Utara dan rekomendasi berupa kebijakan
pemerintah daerah yang diperlukan untuk meningkatkan peran
transportasi terhadap pembangunan dan perkembangan wilayah
Provinsi Maluku Utara.
b. Tergambarnya hasil pembebanan transportasi dan pola
pergerakan transportasi antar wilayah kabupaten/kota dan antar
wilayah provinsi sehingga dapat mengindikasikan kebutuhan
peningkatan mobilitas perjalanan untuk perencanaan jangka
pendek, menengah dan panjang
c. Terciptanya penyelenggaraan transportasi wilayah yang efektif
dan efisien dalam arti memiliki aksesibilitas tinggi sehingga dapat
menjangkau pelosok-pelosok daerah terpencil, antar dan intra
moda, kapasitas yang mencukupi, tarif terjangkau, tertib, teratur,
lancar, cepat, selamat, aman, mudah, tepat waktu dan nyaman.

D. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup dalam pekerjaan Penyusunan Tatrawil di Provinsi
Maluku Utara, meliputi :
1. Lingkup kegiatan adalah menyusun tataran transportasi wilayah Provinsi
Maluku Utara;
2. Lingkup tugas dari penyedia jasa konsultansi pada kegiatan ini meliputi:
a. Mengindentifikasi potensi daerah atau wilayah yang akan dimasukkan
sebagai wilayah layanan dari tataran transportasi yang akan disusun;
b. Mengevaluasi dan memprediksi pertumbuhan potensi daerah atau
wilayah layanan dari tataran transportasi yang akan disusun;
c. Identifikasi permasalahan yang ada dalam pelaksanaan sistem
transportasi, dalam rangka membentuk hubungan kesisteman secara
fungsional dan struktural dalam tataran taransportasi wilayah.
d. Mengidentifikasi pola (asal tujuan) pergerakan barang dan atau
penumpang baik dari dan ke luar wilayah maupun yang bergerak di
dalam wilayah tersebut;
e. Memprediksi nilai surplus dan defisit komoditas yang dihasilkan serta
dibutuhkan oleh setiap daerah dalam upaya memprediksi pola
pergerakan barang untuk mengantisipasi kebutuhan transportasi di
masa datang;
f. Merencanakan peruntukan lahan untuk pengembangan kapasitas
transportasi di masa datang (baik untuk horison waktu jangka pendek
maupun jangka menengah);
g. Menentukan prioritas pembangunan sarana dan prasarana
transportasi yang dapat memberikan manfaat ganda.
h. Tinjau ulang jaringan transportasi nasional berdasarkan Peraturan
Presiden Nomor 32 Tahun 2011 Tentang Masterplan Percepatan;
Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025; dan
Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan
Kewajiban Pelayanan Publik Untuk Angkutan Barang di Laut (Perpres
Tol Laut)
i. Inventarisasi rencana umum pengembangan perhubungan ditinjau
dalam Tatranas;
j. Inventarisasi rencana teknis pengembangan perhubungan;
k. Inventarisasi sistem perencanaan pembangunan perhubungan;
meliputi transportasi jalan, KA, Laut, dan Udara
l. Identifikasi berbagai kebijakan pengembangan transportasi;
m. Analisis moda unggulan masa yang akan datang dalam wilayah
provinsi;
n. Analisis kekuatan dan kelemahan kebijakan dalam Tatrawil saat ini;
o. Merumuskan kebijakan Tatrawil di masa yang akan datang;
p. Merumuskan Finalisasi Tatrawil dalam mendukung percepatan
pembangunan ekonomi wilayah nasional maupun kawasan strategis
nasional
q. Menyusun Draft Pergub Tataran Transportasi Wilayah (Tatrawil).

E. HASIL YANG DIHARAPKAN

Tersusunnya naskah akademis pengembangan jaringan transportasi dan


Konsep rancangan legalitas Tatrawil pada tataran wilayah provinsi.

F. NAMA DAN ORGANISASI PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN


Pejabat Pembuat Komitmen : ………………
Organisasi : Dinas Perhubungan
Provinsi Maluku Utara
I. STANDAR TEKNIS DAN SERTIFIKASI BADAN USAHA
a. SBU
Klasifikasi Bidang Usaha Menengah
b. SUB BIDANG KONSULTANSI LAINNYA
Jasa Desain Rekayasa untuk Pekerjaan Teknik Sipil Transportasi
(RE104)

G. SISTEM PELAPORAN

1. Laporan Pendahuluan (Inception Report)

Laporan ini berisi penjabaran dari kerangka acuan yang meliputi


metodologi dan pendekatan atau teori yang akan diterapkan, rencana
kerja dan jadwal kegiatan serta kuesioner yang akan digunakan dalam
penelitian.

2. Laporan Antara (Interim Report)

Laporan ini memuat hasil pengumpulan data serta metode


pengolahan/analisis.

3. Rancangan Laporan Akhir (Draft Final Report);

Berisi pengolahan data, analisis dan evaluasi dari hasil penumpulan


data pada Laporan Antara.

4. Laporan Akhir (Final Report);

Laporan ini merupakan perbaikan/penyempurnaan dari Rancangan


Laporan Akhir setelah melalui serangkaian pembahasan dan
kesepakatan dengan Tim Pengarah.

5. Laporan Rangkuman (Eksekutif Summary Report);

Laporan ini merupakan rangkuman laporan Tatrawil setelah melalui


serangkaian pembahasan dan kesepakatan dengan Tim Pengarah.
6. Laporan Draft Pergub Tatrawil;

Laporan ini merupakan draft peraturan gubernur tentang tatrawil


Provinsi Maluku Utara.

H. TENAGA AHLI
Tenaga ahli yang dibutuhkan dalam kegiatan studi ini adalah sebagai
berikut :

1. Team Leader PWK (SKA 502 Ahli Utama)


Team Leader adalah sarjana minimal S2 yang ber SKA Ahli PWK
Utama dengan pengalaman sekurang-kurangnya 5 tahun bidang
perencanaan wilayah dan kota atau Perencanaan Transportasi yang
memiliki keahlian dibidang perencanaan transportasi dan banyak
terlibat dalam kegiatan proyek-proyek perencanaan transportasi.

Team Leader bertugas sebagai koordinator tenaga ahli dan sebagai


ahli transportasi. Sebagai koordinator tim, Team Leader bertanggung
jawab penuh terhadap pelaksanaan pekerjaan dan memberikan
arahan teknis kepada setiap anggota tim untuk melakukan
serangkaian pekerjaan perencanaan sesuai ketentuan dan bidang
keahlian masing-masing tenaga ahli.

2. Ahli Ekonomi Transportasi


Ahli ekonomi transportasi adalah seorang Magister dengan latar
belakang pendidikan Ekonomi yang memiliki pengalaman pada
bidang ekonomi transportasi maupun wilayah dan kota minimal
dibuktikan dengan Ijazah dan Referensi Kerja.

3. Ahli Manajemen Transportasi (SKA 202 Ahli Madya)


Ahli Manajemen transportasi adalah seorang Magister dengan latar
belakang pendidikan Magister Teknik Sipil Ahli Madya dengan
keahlian dibidang transportasi dan berpengalaman dibidang
transportasi, yang menguasai aspek permodelan dan manajemen
transportasi dibuktikan dengan Ijazah dan SKA Ahli Jalan Madya.

4. Ahli Pemetaan (Gis Analis/ Ahli Muda BNSP)


Ahli pemetaan adalah seorang magister dengan latar belakang
pendidikan Magister Perencanaan Wilayah/Geodesi yang memiliki
kompetensi pada bidang pemetaan dan menguasai GIS dibuktikan
dengan Ijazah dan SKA Analis/ Ahli Muda yang dikeluarkan oleh
BNSP.

5. Ahli Regional Plan/Perencanaan Wilayah Ahli Madya (SKA 502 Ahli


Madya)
Ahli regional plan adalah seorang magister yang memiliki kompetensi
pada bidang perencanaan wilayah dan kota dan perencanaan
Transportasi yang dibuktikan dengan Ijazah dan SKA Ahli PWK
Madya.

6. Ahli Administrasi Kebijakan Publik


Ahli Administrasi Kebijakan Publik adalah seorang magister dengan
latar pendidikan Hukum yang memiliki kompetensi pada bidang
Administrasi Kebijakan Publik & Penyusunan perda dibuktikan dengan
Ijazah dan Referensi Kerja.

7. Ahli Lingkungan (SKA 501 Ahli Madya)


Ahli Lingkungan dengan latar belakang pendidikan minimal S2 teknik
lingkungan/Ilmu Lingkungan, berpengalaman dalam pelaksanaan
pekerjaan di bidang Transportasi, sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun
yang dibuktikan dengan ijazah, SKA Ahli Lingkungan Madya, dan
Referensi.
8. Ahli Sosial Budaya

Ahli Sosial Budaya dengan latar belakang pendidikan minimal S2 Ilmu


Sosial, berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan di bidang
Perencanaan Transportasi sekurang-kurangnya 3 (Tiga) tahun dengan
dibuktikan dengan Ijazah dan Referensi Kerja.

9. Asisten Ahli

10. Sekretaris

11. Operator Komputer

No Tenaga Tingkat Pengalaman Klasifikasi Jumlah


Ahli/Jabatan Pendidikan Kerja Minimal
PROFESIONAL STAFF
Min S2 PWK/
Ketua Tim/ SKA Ahli PWK
1 Teknik Sipil S2 – 5 Tahun 1 Org
Team Leader Utama
Transportasi
Berpengalaman
Ahli Ekonomi Dibidangan
2 Min S2 Ekonomi S2 – 3 Tahun 1 Org
Transportasi Ekonomi
Trasnportasi
Ahli Manajemen Min S2 Teknik
SKA Ahli Jalan
3 Transportasi Sipil/ Manajemen S2 – 3 Tahun 1 Org
Madya
Transportasi

Min S2 Teknik SKA Analis Muda


4 Ahli Pemetaan S2 – 3 Tahun 1 Org
PWK/Geodesi (BNSP)

Ahli Regional Min S2 Teknik SKA Ahli PWK


5 S2 – 3 Tahun 1 Org
Planing PWK Madya
Ahli Administrasi
6 Min S2 Hukum S2 – 3 Tahun - 1 Org
Kebijakan Publik
7 Ahli Lingkungan Min S2 Pengelolan S2 – 3 Tahun SKA Ahli 1 Org
Lingkungan
Hidup /Teknik Lingkungan Madya
Lingkungan
Ahli Sosial
8 Min S2 Ilmu Sosial S2 – 3 Tahun - 1 Org
Budaya
SUB PROFESIONAL STAFF
1 Asisten Ahli Min S1 Sipil
1 Tahun - 1 Org
Transportasi
2 Asisten Ahli Min S1 PWK
Perencanan 1 Tahun - 1 Org
Wilayah
3 Surveyor Min S1 Sipil/PWK 1 Tahun - 2 Org
4 Administrasi SMA/SMK - - 1 Org
5 Operator SMA/SMK
- - 1 Org
Komputer

I. BIAYA PELAKSANAAN
Biaya pelaksanaan kajian ini dibebankan pada Dinas Perhubungan
Provinsi Maluku Utara Tahun Anggaran 2021. sebesar,
Rp.1.700.000.000,00 (Satu Milyar Tujuh Ratus Juta Rupiah).

J. JADWAL PELAKSANAAN
Kegiatan pelaksanaan studi ini akan dilaksanakan selama 5 (Lima) bulan
kalender.
JADWAL PELAKSANAAN STUDI
Bulan Ke
No Kegiatan
1 2 3 4 5
1 Persiapan
2 Inception Report
4 Pengumpulan Data
5 Interim Report
6 Analisis dan Evaluasi
7 Draft final Report
8 Final Report
9 Executive Summary
10 Draft Pergub Tatrawil

K. POLA PELAKSANAAN PEKERJAAN


1. Peran Pemerintah Provinsi Maluku Utara untuk mendukung Kegiatan
Penyusunan Tataran Transportasi Wilayah Provinsi Maluku Utara
yang disusun oleh konsultan. Selain itu, Pemerintah Provinsi
Maluku Utara merupakan penanggung jawab anggaran dan
pelaksana kegiatan selama kegiatan tersebut berlangsung.
2. Kewajiban Konsultan Dalam melakukan kegiatan ini, terdapat
beberapa ketentuan yang harus dipenuhi oleh pihak konsultan, yaitu :
a. Konsultan berkewajiban dan bertanggung jawab
sepenuhnya terhadap pelaksanaan Kegiatan Penyusunan
Tataran Transportasi Wilayah Provinsi Maluku Utara dengan
berdasarkan ketentuan perjanjian kerjasama yang telah
ditetapkan.
b. Konsultan berkewajiban menyusun scedul Kegiatan
Penyusunan Tataran Transportasi Wilayah Provinsi Maluku Utara
berdasarkan ketentuan teknis yang telah ditetapkan dalam
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
c. Konsultan dalam melaksanakan pekerjaan agar
meminta bantuan/petunjuk pada dinas/instansi terkait, tentang
kebutuhan data pendukung guna mendukung kelancaran kerja
dan hasil yang baik
d. Konsultan wajib mengadakan diskusi terbatas dan
koordinasi secara insentif dengan Pimpinan Kegiatan dan Tim
Teknis/Tim Pemeriksa Pekerjaan Jasa Konsultasi pada setiap
tahap pekerjaan dan melaksanakan seminar sebelum penyusunan
Buku Kegiatan Penyusunan Penyusunan Tataran Transportasi
Wilayah Provinsi Maluku Utara .
e. Dalam pelaksanaan diskusi terbatas dan forum
seminar, konsultan wajib menyediakan waktu untuk hadir dalam
forum diskusi tersebut dan menyajikan hasil pekerjaannya kepada
peserta diskusi dengan koordinasi terlebih dahulu dengan
pimpinan kegiatan
f. Konsultan wajib menyerahkan hasil laporan
kegiatan yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku, baik
berupa hard copy ataupun soft copy. Seluruh hasil pekerjan
termasuk bahan-bahan dan data yang telah dikumpulkan berikut
foto- foto hasil pekerjaan, serta peralatan menjadi milik pemberi
kerja. Pihak pemberi pekerjaan juga memiliki hak cipta atas
seluruh hasil pekerjaan.
g. Konsultan wajib melakukan penyempurnaan dan
perbaikan sampai dokumen Kegiatan Penyusunan Tataran
Transportasi Wilayah Provinsi Maluku Utara ini memenuhi
ketentuan persyaratan teknis dengan memperhatikan saran,
masukan dari Tim Teknis / Tim Pemeriksa Jasa
Konsultasi.
h. Konsultan dalam melaksanakan pekerjaan
dinyatakan berakhir setelah penyusunan Kegiatan
Penyusunan Tataran Transportasi Wilayah Provinsi Maluku Utara
selesai secara keseluruhan dan dapat diterima oleh pemberi
tugas.
i. Konsultan bertanggung jawab secara penuh terhadap
penyelesaian pekerjaan secara tepat waktu dan materi harus
sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK)
j. Dalam pelaksanaan diskusi dengan Dinas/Instansi
terkait, konsultan wajib menyediakan waktu untuk hadir dalam
forum diskusi tersebut menyajikan hasil pekerjaannya kepada
pelaksana kegiatan.

Sofifi, 2021

KEPALA DINAS PERHUBUNGAN


PROVINSI MALUKU UTARA

......................................
NIP. .........................

Anda mungkin juga menyukai