Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Transportasi merupakan prasyarat bagi berjalannya roda pembangunan suatu


wilayah. Transportasi adalah sarana yang sangat penting dan strategis dalam
memperlancar roda perekonomian, memperkokoh persatuan dan kesatuan serta
mempengaruhi semua aspek kehidupan. Peran penting transportasi tercermin dari
semakin meningkatnya kebutuhan akan jasa angkutan untuk mobilitas orang serta
barang dari dan ke seluruh pelosok wilayah. Di samping itu, transportasi juga
berperan sebagai penunjang, pendorong dan penggerak bagi pertumbuhan daerah
yang berpotensi namun belum berkembang dalam upaya peningkatan dan
pemerataan pembangunan serta hasil‐hasilnya.

Kabupaten Boven Digoel merupakan bagian dari Provinsi Papua yang terletak di
ujung wilayah Papua dan berbatasan dengan Negara Papua New Guinea. Berdasarkan
letak wilayah, Kabupaten Boven Digoel termasuk strategis karena menghubungkan
antara daerah pantai di selatan dengan wilayah-wilayah pegunungan tengah. Dengan
demikian Kabupaten Boven Digoel memiliki peran strategis sebagai penghubung
antar wilayah dan membutuhkan dukungan jaringan prasarana dan jaringan
pelayanan transportasi yang efektif dan efisien.

Sistem transportasi pada dasarnya berfungsi untuk memfasilitasi kebutuhan


pergerakan orang dan barang yang muncul karena adanya interaksi spasial antara
beberapa aktifitas ekonomi, sosial dan budaya masyarakat yang ada dalam suatu
wilayah. Karenanya sistem transportasi harus dirancang agar mampu menghasilkan
jasa transportasi yang handal dan berkemampuan tinggi. Kabupaten Boven Digul
dalam hal ini membutuhkan pengembangan sistem transportasi yang terintegrasi
untuk setiap moda guna mewujudkan pelayanan jasa transportasi yang efektif dan
efisien.
Beberapa permasalahan mendasar yang ditemui di tingkat Kabupaten Boven Digoel
antara lain:
1. Belum tersedianya acuan/arahan yang dapat dipakai dalam mengembangkan
sistem jaringan transportasi ditingkat Kabupaten Boven Digoel sehingga
terkesan pengembangan sistem jaringan yang ada dilakukan tanpa arah
kebijakan yang jelas/pasti.

2. Kebijakan pengembangan sistem jaringan transportasi yang dilakukan


pada umumnya tidak mengacu pada kebijakan pengembangan tata ruang.

3. Belum jelasnya keterkaitan antara sistem jaringan transportasi Kabupaten Boven


Digoel dengan sistem jaringan transportasi Propinsi Papua maupun dengan
kebijakan sistem jaringan transportasi nasional yang lebih luas.

I-1
4. Belum jelasnya hierarki dan fungsi jalan untuk jaringan transportasi regional.
Kondisi tersebut menyebabkan komposisi jenis dan fungsi jalan tidak sesuai dengan
kebutuhan yang ada, selanjutnya akan menyebabkan permasalahan serius baik dalam
penanganan, pemeliharaan, pendanaan dan lain‐ lain.
Sebaliknya keseluruhan pembangunan di Kabupaten Boven Digoel merupakan suatu
kesatuan pembangunan nasional, dengan demikian keduanya harus dilaksanakan
serta diarahkan agar dapat berlangsung secara berdaya guna dan berhasil guna
diseluruh tingkat administrasi daerah. Dalam kaitan ini, perencanaan Tataran
Transportasi Lokal harus diarahkan dalam usaha mendukung RTRW Kabupaten
Boven Digoel yang ada dan tetap berada dibawah payung kebijakan pengembangan
SISTRANAS. Oleh karenanya, dalam mengkaji Tataran Transportasi Lokal diperlukan
analisis potensi daerah yang tertuang dalam RTRW.

Dengan semakin ketatnya anggaran pembangunan, menuntut perubahan pola


pikir kearah perencanaan dan penetapan prioritas pembangunan dan pengembangan
sarana dan prasarana perhubungan kearah efektif, sesuai kebutuhan yang berdasar
realitas pola aktifitas, pada bangkitan‐tarikan pergerakan, sebaran pergerakan serta
keunggulan komparatif antar zona dalam suatu wilayah, yang terbentuk dalam
Tatanan Transportasi Lokal yang sejalan dengan rencana tata ruang yang ada.

Berdasarkan perubahan kondisi seperti diatas dengan memperhatikan perkiraan


perubahan pola aktifitas, pola pergerakan serta peruntukan lahan maka perlu disusun
Tataran Transportasi Lokal (TATRALOK) Kabupaten Boven Digoel sebagai bagian dari
Tataran Transportasi Wilayah (TATRAWIL) dan Tataran Transportasi Nasional
(TATRANAS) dalam kerangka Sistem Transportasi Nasional (SISTRANAS).

B. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dari studi ini adalah menyusun arah pengembangan jaringan transportasi
sejalan dengan Sistranas pada Tatralok yang dapat dijadikan sebagai pedoman dalam
perencanaan dan pembangunan transportasi kabupaten/kota secara kesisteman
dalam lingkup lokal Kabupaten Boven Digoel yang dijabarkan dalam jaringan
trasportasi jalan, Sungai danau dan Penyeberangan, Laut dan Udara, yang
masing‐masingnya terdiri dari sarana dan prasarana yang saling berinteraksi
membentuk suatu sistem pelayanan jasa transportasi yang efektif dan efisien, terpadu
dan harmonis.

Tujuan dari studi ini adalah tersedianya pedoman penyelenggaraan pembangunan


dan pengembangan transportasi lokal yang efektif, efisien dan terintegrasi dan
menjadi acuan dalam pengembangan pembangunan infrastruktur transportasi di
Kabupaten Boven Digoel.

I-2
C. RUANG LINGKUP DAN BATASAN STUDI

Ruang lingkup studi meliputi pengkajian, analisis dan perumusan hal berikut;

1. Dokumen Tata Ruang Wilayah dan dokumen terkait;

2. Pengumpulan data, sekurang‐kurangnya mencakup : data dan informasi sektor


transportasi; data, informasi, dan potensi sektor bidang lain, kebijakan dan
perencanaan masing-masing sektor terkait;

3. Identifikasi dan analisis awal isu-isu strategis dan permasalahan transportasi;

4. Identifikasi dan analisis kinerja pelayanan dan jaringan prasarana transportasi


secara terpadu;

5. Analisis kekuatan dan kelemahan kebijakan transportasi lokal;

6. Analisis pemodelan transportasi dan perkiraan permintaan transportasi, pola


bangkitan serta pergerakan terkait dengan pola tata ruang wilayah
kabupaten/kota, rencana pembangunan dan pengembangan, dengan
menggunakan Matrik OD/MAT;

7. Analisis pembebanan transportasi dan model pengembangan jaringan


transportasi lokal yang dapat mengidentifikasikan kebutuhan peningkatan ruang
mobilisasi perjalanan untuk perencanaan jangka waktu 5 (lima), 10, 20 tahun;
8. Merumuskan alternatif pengembangan jaringan prasarana dan pelayanan
transportasi;
9. Merumuskan kebijakan, strategi dan program pengembangan jaringan prasarana
dan pelayanan transportasi;

10. Menetapkan prioritas dan tahapan pengembangan jaringan transportasi lokal


dalam kurun waktu lima tahunan pertama dijabarkan pertahun, 10, 20 tahun;

11. Menyusun rancangan peraturan Bupati / Walikota tentang Sistranas pada


Tataran Transportasi Lokal (Tatralok);

12. Mengadakan FGD dengan seluruh instansi terkait di Ibu Kota Kabupaten/Kota
untuk mendapatkan masukan terhadap kebenaran dan ketepatan data dan
informasi yang telah dikumpulkan baik melalui survei primer maupun survei
sekunder sebelum menyusun laporan Interim yang isinya penyajian data;

D. HASIL YANG DIHARAPKAN

Hasil yang diharapkan dari studi adalah tersusunnya naskah akademis


perencanaan dan pengembangan jaringan transportasi kabupaten/kota dalam
bentuk peta tematik, desire line, kebijakan, strategi dan program pengembangan
jaringan prasarana dan pelayanan transportasi serta rancangan peraturan
bupati/walikota tentang Tatralok.

I-3
E. LOKASI KEGIATAN

Tempat kegiatan di Kabupaten Boven Digoel

F. SISTEMATIKA PENULISAN

Dalam menyusun Laporan, sistematika yang digunakan adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN
Menjelaskan hal-hal yang terkait dengan latar belakang, maksud dan tujuan, ruang
lingkup studi, indikator keluaran dan keluaran, tempat kegiatan dan sistematika
penulisan yang digunakan dalam menyusun laporan ini

BAB II : PENDEKATAN STUDI


Menguraikan tentang konsep dan model pengembangan jaringan transportasi dan
perumusan kebijakannya.

BAB III : METODOLOGI STUDI

Menguraikan tentang metodologi studi dan pengumpulan data dan desain kuesioner.

BAB IV : KONDISI WILAYAH DAN JARINGAN TRANSPORTASI SAAT INI


Terdiri atas kondisi sosio-ekonomi nasional dan wilayah, kondisi pola aktivitas, dan
kondisi transportasi nasional dan wilayah.

BAB IV : PERKIRAAN KONDISI MENDATANG

Menjelaskan tentang struktur dan pola pemanfaatan ruang wilayah, pola aktivitas,
bangkitan dan distribusi arus barang/penumpang, model pengembangan jaringan
transportasi, alternatif pengembangan jaringan transportasi wilayah dan prioritas
pengembangan jaringan transportasi.

BAB V : ARAH PENGEMBANGAN JARINGAN

Terdiri atas arah pengembangan jaringan transportasi dan kebijakan pengembangan


jaringan transportasi.

I-4

Anda mungkin juga menyukai