Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ketersediaan prasarana dan sarana diperlukan sebagai suatu kebutuhan
dasar fisik pengorganisasian sistem struktur yang diperlukan untuk jaminan
ekonomi sektor publik dan sektor privat sebagai layanan dan fasilitas yang
diperlukan agar perekonomian dapat berfungsi dengan baik. prasarana dan
sarana dapat berupa prasarana dan sarana wilayah maupun fasilitas fisik dan
sosial ekonomi yang diperlukan untuk mendukung kegiatan pengembangan
ekonomi dan sosial budaya masyarakat. Kegiatan pembangunan infrastruktur
teknis atau fisik dan prasarana adalah merupakan investasi pemerintah di
sektor publik yang mendukung jaringan struktur seperti fasilitas berupa jalan.
Faktor utama untuk kelancaran perhubungan darat adalah tersedianya
sarana jalan, oleh karena jalan merupakan sarana pengangkutan darat yang
penting untuk memperlancar kegiatan perekonomian. Dengan makin
meningkatnya usaha pembangunan maka akan menuntut peningkatan
pembangunan jalan untuk memudahkan mobilitas penduduk dan
memperlancar lalu lintas barang dari satu daerah ke daerah lain.
Jumlah volume pengaspalan jalan di Kecamatan Wangi-Wangi dan Wangi-
Wangi Sealatan pada tahun 2016 mencapai 99.875 m, Kecamatan Kaledupa dan
Kaledupa Selatan 36.607 m, Kecamatan Tomia dan Tomia Timur 39.451 m, dan
Kecamatan Binongko dan Togo Binongko 37.849 m. Panjang Jalan Seluruh
Kabupaten Wakatobi menurut Dinas Pekerjaan Umum Tahun 2016 adalah
Sebesar 490.276 meter, terdiri dari jalan aspal, kerikil, dan tanah. Sebagian
besar jalan merupakan jalan aspal diman jalan dengan kondisi baik sepanjang
98.781 m, sedang 38.781 m, rusak 98.791 m, dan rusak berat 290.782 m.
(sumber data: Kabupaten Wakatobi Dalam Angka Tahun 2017)
Wakatobi ditetapkan sebagai salah satu destinasi wisata nasional dari
sepuluh destinasi top wisata nasional oleh Kementerian Pariwisata. Sebagai
daerah destinasi wisata, Kabupaten Wakatobi akan menjadi pusat

I-1
perekonomian, sehingga akan menarik pengunjung dan tenaga kerja.
Perkembangan penduduk yang tinggi dan pesatnya kegiatan pembangunan.
Aksesibilitas yang tinggi pada suatu kawasan akan menyebabkan nilai
ekonomis lahan di kawasan tersebut menjadi meningkat dan menjadi pemacu
dibangunnya fasilitas baru di kawasan tersebut. Perkembangan fisik pada
kawasan tersebut akan terus berlanjut dan harus disertai dengan ketersediaan
transportasi. Perencanaan transportasi yang baik agar tercapai efisiensi dan
optimalisasi dari kondisi yang ada harus diperhatikan adanya hubungan timbal
balik yang erat antara transportasi dan tata guna lahan. Perlunya perencanaan
transportasi secara matang sebagai prasarana transportasi terutama jalan-jalan
yang mempunyai aksesibilitas tinggi untuk mengantisipasi pesatnya
perkembangan yang tidak terkendali. Untuk itulah perlu adanya kegiatan
“Masterplan Jalan Lingkar Kapota, Wangi-wangi Selatan, Kabupaten Wakatobi”.

Salah satu upaya Pemerintah Republik Indonesia dalam menunjang


pencapaian sasaran Pembangunan Nasional yaitu dengan Program Pembinaan
Jaringan Jalan. Pembinaan Jaringan Jalan sangat terkait dengan pemerataan
pembangunan beserta hasil-hasilnya melalui Pengembangan Prasarana Jalan
yang bertujuan untuk meningkatkan kondisi jalan sesuai dengan laju
pertumbuhan lalu lintas yang diakibatkan oleh pertumbuhan ekonomi.

Pemerintah Kabupaten Wakatobi Dinas Pekerjaan Umum,


khususnya Bidang Pengembangan Prasarana Jalan dan Jembatan tugas
pokoknya mempunyai wewenang dan tanggung jawab dalam
pembinaan dan pengembangan prasarana transportasi darat/jalan yang
ada di wilayah Kabupaten Wakatobi. Seiring dengan kebijakan
pembangunan daerah yang diusung dalam MP3 di mana masyarakat
mempunyai peranan penting dalam pembangunan, dan dalam program
rencana pembangunan yang didasari rencana strategis, politis, maupun
teknis (Ke-dinasan) dalam program tersebut melibatkan peran aktif
masyarakat desa (Bottom-Up) berupa usulan kelurahan-kelurahan
dalam hal berupa rehabilitasi, pemeliharaan dan peningkatan jalan,
jembatan maupun bangunan pelengkapnya.

I-2
1.2 Maksud Dan Tujuan

Dinas Pekerjaan Umum melaksanakan Kegiatan Masterplan Jalan


Lingkar Kapota, Wangi-wangi Selatan, Kabupaten Wakatobi dengan
maksud sebagai berikut:
1. Menentukan rencana status, fungsi, dan kelas jalan Kab.Wakatobi
2. Menentukan rencana pembangunan jalan baru
3. Menentukan sistem jaringan jalan (lama, baru, interkoneksi)
4. Menentukan prioritas program tahunan yang dijabarkan setiap 5
tahun selama 20 tahun
Secara umum kegiatan ini bertujuan untuk menciptakan sarana
infrastruktur jalan yang memadai dengan tujuan khusus yaitu tersedianya
dokumen Masterplan Jalan Lingkar. Pekerjaan Masterplan tersebut
dapat dibagi dalam beberapa tahapan proses, yaitu:
1. Tahap Persiapan
2. Tahap Survei
3. Tahap Analisa Data, Penyaringan, Penaksiran dan Biaya Evaluasi.
4. Tahap Penyusunan Masterplan

1.3 Ruang Lingkup

1.3.1. Ruang Lingkup Lokasi


Lingkup lokasi pada kegiatan ini yaitu Seluruh Jalan Kabupaten
Wakatobi khususnya Pulau Wangi-wangi Selatan.

1.3.2. Ruang Lingkup Materi

Lingkup pekerjaan yang harus ditangani oleh konsultan dapat


dikelompokkan dalam kegiatan - kegiatan sebagai berikut:

a. Studi Persiapan

i. Kaji ulang jaringan

ii. Pengumpulan data dan sumber data


iii. Kaji ulang progrpm

iv. Pemilihan wilayah/jaringan untuk survei

I-3
v. Persiapan peta besar dengan skala 1: 1000 baik dalam
bentuk digital maupun analog.

b. Survei Dasar

i. Survei Penyaringan Ruas Jalan

ii. Survei Lalu Lintas dan Asal-Tujuan

iii. Survei Kecepatan

iv. Survei tata guna lahan untuk menentukan jaringan jalan baru

v. Bila jalan tidak dapat dilalui roda 4 diadakan Survei Studi


Tambahan (kependudukan, hambatan lalu lintas, studi
khusus)

c. Analisa Data

i. Analisa data ruas jalan


ii. Analisa data lalu lintas don matriks asal-tujuan

iii. ldentifikasi kegiatan penanganan jalan

iv. ldentifikasi don penaksiran biaya pekerjaan

v. Evaluasi berdasarkan manfaat lalu lintas

vi. Prediksi jaringan jalan baru

vii. Teknik analisis lain guna mendukung tujuan perencanaan

d. Penyusunan Masterplan

1.4 Dasar Hukum


1) Undang-Undang No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan
2) Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan
3) Undang-Undang No 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan
4) Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu
Lintas jalan
5) Undang-Undang No 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan

I-4
6) Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota No. 038/TBM/1997,
7) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 2 Tahun 2012 Tentang
Pedoman Penyusunan Rencana Umum Jaringan Jalan
8) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 3 Tahun 2012 Tentang
Penetapan Fungsi Jalan Dan Status Jalan

1.5 Keluaran
Keluaran dari kegiatan penyusunan Masterplan Jalan Lingkar Kapota
Wangi-wangi Selatan Kabupaten Wakatobi yaitu menjadi acuan dalam
pengembangan transportasi khususnya infrastruktur jalan yang terpadu.
Adapun output dari kegiatan ini yaitu berupa pelaporan :
a. Laporan Pendahuluan (Interception Report)
Laporan ini berisikan pemahaman terhadap pekerjaan, lingkup dasar
pelaksanaan pekerjaan serta cara/metode pelaksanaan dan rencana kerja.
Laporan pendahuluan dibuat dalam ukuran kertas A4 sebanyak 10 eksamplar.
b. Laporan Antara (Interim Report)
Laporan berisikan hasil dari kegiatan Field Study yang telah dilaksanakan
berdasarkan dan beberapa hasil kajian awal yang telah disusun. Laporan ini
dibuat ukuran kertas A4 sebanyak 5 eksemplar.
c. Laporan Akhir (Final Report)
Laporan ini sebagai hasil final dari keseluruhan pekerjaan setelah melalui
proses pembahasan dihadapan pemilik pekerjaan. Laporan ini dibuat ukuran
kertas A4 sebanyak 5 eksemplar.
d. Album Peta
Berisi gambar dan peta-peta rencana masterplan pengembangan hutan
Mangrove di Kabupaten Wakatobi, dibuat pada kertas A3 sebanyak 3
Eksemplar.
e. File Softcopy
Dokumen penyusunan Masterplan Pengembangan Potensi Hutan
Mangrove Kabupaten Wakatobi, dalam bentuk CD sebanyak 10 Keping.
1.6 Sistematika Pembahasan

I-5
Laporan Antara ini merupakan hasil kajian analisis dalam proses
penentuan rute potensial Penyusunan Master Plan Jalan Lingkar Kapota Wangi-
Wangi Selatan Kabupaten Wakatobi. Adapun sistematika pembahasan yang
disajikan dalam Laporan antara ini adalah sebagai berikut.

BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisikan mengenai latar belakang, maksud dan tujuan,
lingkup lokasi, lingkup materi dan landasan hukum pengerjaan
Penyusunan Master Plan Jalan Lingkar Kapota Wangi-Wangi Selatan
Kabupaten Wakatobi dan sistematika pembahasan.
BAB II : TINJAUAN KEBIJAKAN
Pada bab ini berisikan mengenai kedudukan Kabupaten Wakatobi
dalam RTRW Provinsi Sulawesi Tenggara dan tinjauan kebijakan
terkait Master Plan Jalan Lingkar Kapota Wangi-Wangi Selatan
Kabupaten Wakatobi.
BAB III : GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAKATOBI
Pada bab ini berisikan mengenai gambaran umum wilayah
Kabupaten Wakatobi yang meliputi wilayah administrasi, fisik
dasar Kabupaten Wakatobi, kependudukan, serta kondisi
prasarana dan ekonomi wilayah. Didukung pula dengan gambaran
mengenai afministratif Pulau Kapota yang termasuk dalam
administrasi Kecamatan Wangi-Wangi Selatan.
BAB IV : ANALISIS
Pada bab ini membahas uraian aspek yang mendukung dalam
proses perencanaan jalan lingkar terdiri dari: sinkronisasi kebijakan,
isu-isu strategis, trend analysis guna melihat kecenderungan
pertumbuhan dan kebutuhan aksesibilitas. Serta analisis yang
mendukung dalam penentuan rute perencanaan jalan lingkar yaitu
berdasarkan Serta analisis yang mendukung dalam penentuan rute
perencanaan jalan lingkar yaitu berdasarkan supply demand transportasi
untuk melihat Lalu Lintas Harian Rata-Rata dan karakteristik perjalanan
serta Kerangka Rencana Jalan secara teknis.

I-6

Anda mungkin juga menyukai