Anda di halaman 1dari 15

TUGAS PAPER 1

PERENCANAAN TRANSPORTASI

DISUSUN OLEH :
SARAH ZHALIANTY
F23121113

S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TADULAKO
2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang tidak lepas dari permasalahan transportasi
perkotaan.Mengingat mobilitas penduduk di perkotaan yang tinggi membuat sistem
transportasi sangat penting, baik dalam mengangkut barang maupun untuk fasilitas seseorang
berpindah tempat satu ke tempat lainnya yang akhirnya menimbulkan permasalahan
transportasi. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut tentunya perlu adanya kajian
administrasi tentang perencanaan transportasi yang berbasis sinergi pemerintah kota,
bhabinkamtibnas, dan perguruan tinggi,sehingga dapat mengandeng beberapa pihak untuk
bersama– sama menyelesaikan permasalahan transportasi perkotaan. Karena mengingat
banyaknya kerugian yang dapat ditimbulkan oleh adanya permasalahan transportasi tersebut.
Dalam melaksanakan perencanaan transportasi perkotaan, semisal perencanaan
transportasi kota Surabaya yang mana pemerintah kota bersinergi dengan bhabinkamtibmnas
dan perguruan tinggi. Pemerintah kota membuat proyek pembangunan transportasi baru untuk
menyelesaikan permasalahan, untuk bhabinkamtibnas mengawasi, memberikan penyuluhan
atau sekaligus mengajak masyarakat untuk ikut serta atas proyek yang akan di realisasi kan
pemerintah kota Surabaya, sedangkan perguruan tinggi bisa sebagai sumber daya manusia
profesional yang ikut membantu pembangunan proyek yang akan direalisasikan oleh
pemerintah kota Surabaya dan juga bisa memberikan penyuluhan sekaligus mengajak
masyarakat untuk ikut merealisasikan proyek yang dijalankan oleh pemerintah kota Surabaya.
Sehingga sinergi pemerintah kota, bhabinkamtibnas dan perguruan tinggi bisa
berkesinambungan dalam perencanaan transpotasi perkotaan yang ada di Surabaya.
Administrasi Menurut Sondang (2001) administrasi dalam arti sempit berkisar pada
berbagai kegiatan ketatausahaan. Kegiatan-kegiatan ketatausahaan merupakan bagian yang
sangat penting dari kegiatan organisasi terutama karena kegiatan tersebut menyangkut
penanganan informasi yang dikatakan berperan sebagai ” darah ” bagi suatu organisasi.
Sedangkan administrasi dalam arti luas berarti keseluruhan proses penyelenggaraan kegiatan-
kegiatan yang didasarkan pada rasional tertentu oleh dua orang atau lebih dalam rangka
pencapaian sutu tujuan yang telah ditentukan sebelumnya dengan menggunakan sarana dan
prasarna tertentu pula.
Administrasi Publik menurut pengertian Chandler and Plano (1988) dalam
“PublicAdministration Dictionary”, administrasi publik adalah proses sumber daya dan
personel publik di organisir dan di koordinasi untuk memformulasikan, mengaplikasikan, dan
mengelola (manage) keputusan-keputusan dalam kebijakan publik. Administrasi publik juga
merupakan seni dan ilmu yang ditujukan untuk mengatur publik affairs dan melaksanakan
berbagai tugas yang telah ditetapkan. Dalam pengertiannya, administrasi publik sebagai
disiplin ilmu yang dapat diartikan sebagai sebuah tata cara pemerintahan untuk
mengatur,memecahkan masalah, dan memanfaatkan apa yang ada di suatu Negara demi
kepentingan bersama.
Menurut Kamaludin (1986) , bahwa transportasi adalah mengangkut atau membawa
sesuatu barang dari suatu tempat ke tempat lainnya atau dengan kata lain yaitu merupakan
suatu pergerakan pemindahan barang -barang atau orang dari suatu tempat ke tempat yang
lain.
Sedangkan untuk permasalahan transportasi menurut Tamin (1997) tidak hanya
terbatas pada terbatasnya prasarana transportasi yang ada, namun sudah merambah kepada
aspek-aspek lainnya, seperti pendapatan rendah, urbanisasi yang cepat, terbatasnya sumber
daya, khusus-nya dana, kualitas dan kuantitas data yang berkaitan dengan transportasi,
kualitas sumber daya manusia, disiplin yang rendah, dan lemahnya perencanaan dan
pengendalian, sehingga aspek-aspek tersebut memperparah masalah transportasi. Sehingga
diperlukannya penyelesa-ian dalam permasalahan transportasi tersebut.
Kata Sinergi berasal dari bahasa Yunani yaitu Synergos yang berarti bekerja bersama
working together. Menurut Doctoro (1977), persyaratan utama bagi suatu sistem sinergi
yang ideal adalah kepercayaan, komunikasi yang efektif, umpan balik yang cepat, dan
kreativitas. Menurut Iversen (1997) , landasan teori mengacu pada konsep “competitive
advantage, cre-ating and sustaining performance”, sedangkan dalam pelaksanaan terdapat
prinsip dasar yang dijadikan acuan, yakni: Koordinasi, Integrasi, dan Sinkronisasi. Sinergi di
definisikan sebagai proses pengintegrasian tujuan dan kegiatan perusahaan atau pemerintahan
pada satuan yang terpisah dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi secara
efisien dan efektif. Sesuai dengan yang ditulis oleh Iversen (1997) dalam Concept of Synergy
toward a Clarification, pedoman kesinergian antara lain:
a. Sinergi harus terpusat;
b. Sinergi harus terpadu;
c. Sinergi harus berkesinambungan;
d. Sinergi menggunakan pendekatan multi instansional.
Pemerintah Kota (Pemkot) dipimpin oleh seorang walikota. Kota merupakan daerah
bagian langsung dari provinsi. Kota dipimpin oleh walikota yang dibantu oleh seorang wakil
walikota dan perangkat daerah lainnya. Walikota memiliki tugas dan wewenang memimpin
penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan kebijakan-kebijakan yang telah
ditetapkan bersama dengan DPRD tingkat Kabupaten. Menurut Undang-undang nomor 32
tahun 2004menjelaskan tentang tugas, wewenang, dan kewajiban dari Kepala Daerah,
khususnya Bupati walikota adalah sebagai berikut :
a) Memimpin penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan kebijakan
yang telah ditetapkan bersama dengan DPRD Kabupaten;
b) Mengajukan rancangan Peraturan Daerah (perda);
c) Menetapkan perda yang telah mendapatkan persetujuan dari DPRD Kabupaten;
d) Menyusun serta mengajukan rancangan perda terkait dengan APBD kepada
DPRD guna dilakukan pembahasan dan ditetapkan
e) Mengupayakan terlaksananya kewajiban daerah;
f) Mewakili daerahnya di dalam dan di luar pengadilan serta dapat menunjuk
kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan undang-undang;
g) Melaksanakan tugas serta wewenang lainnya sesuai peraturan perundang-
undangan.
Para perencana di seluruh dunia tahu bahwa transportasi perkotaan yang bertumpu
padamobil bukanlah jalur pengembangan yang berkesinambungan tidak pula fungsi perkotaan
atau lingkungan. Hanya transportasi publik yang bisa menjamin mobilitas di kota-kota besar.
Dan hanya dengan mempertahankan kondisi yang baik untuk pejalan kaki dan pengendara
sepeda yang bisa mempertahankan tingkat kualitas perkotaan yang memuaskan.
1.2 Rumusan Masalah
1) Bagaimana tentang sistem prasarana dan perangkutan dalam daerah atau kota di
Surabaya?
2) Jelaskan karakter jalan pada angkutan laut, udara dan jalan rel!
3) Jelaskan pengertian tarikan dan bangkitan!
1.3 Tujuan
1) Mengetahui tentang sistem prasarana dan perangkutan dalam daerah atau kota di
Surabaya
2) Mengetahui karakter jalan pada angkutan laut, udara dan jalan rel
3) Mengidentifikasi pengertian tarikan dan bangkitan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sistem Prasarana Surabaya
Transportasi umum di Kota Surabaya tergolong sebagai sistem transportasi umum
bimodal karena hanya dilayani dua moda utama, yaitu bus kota dan lyn. Berdasarkan
Masterplan Kota Surabaya Tahun 2007-2017, dapat diketahui bahwa trayek bus kota yang ada
di Kota Surabaya berjumlah 22 rute dan armada yang berjumlah 426 unit dengan kapasitas
penumpang mencapai 50 orang. Adapun untuk moda transportasi lyn di Kota Surabaya
diketahui memiliki 58 trayek dengan jumlah armada 5.253 unit dimana masing-masing
armada memiliki kapasitas 12 orang. Sedangkan untuk jumlah penduduk di surabaya setiap
tahunnya selalu meningkat, pertumbuhan penduduk yang besar di Surabaya merupakan
dampak perkembangan kegiatan industri yang menjadi penggerak utama perekonomian kota
ini.
Dalam upaya mewujudkan pembangunan kota dan sistem transportasi yang
berkesinambungan, yang tidak terlalu merusak lingkungan dan juga secara efektif mendukung
pembangunan ekonomi dan sosial, prinsip kebijakan berikut ini harus dijalankan:
1) Pembangunan utama seharusnya dilakukan di lokasi yang bisa dicapai dengan
mudah oleh angkutan umum, atau penyediaan angkutan umum dibutuhkan sebagai
bagian dari pembangunan. Lembaga atau perusahaan yang mempromosikan
pembangunan akan memberikan penilaian dampak transportasi dan rencana perbaikan
transportasi;
2) Sebagai bagian dari rencana pembangunan, skema manajemen lalu lintas harus
diimplementasikan, termasuk kebijakan parkir dan pembatasan lalu lintas untuk kawasan
sensitif;
3) Otoritas perencana dan pengembang harus memastikan kondisi yang aman bagi
pejalan kaki dan pemakai sepeda, dan memberikan penekanan khusus pada rute aman ke
sekolah bagi anak-anak;
4) Sebuah strategi angkutan umum harus dirancang dan diimplementasikan, yang
membuat perhentian transit menjadi lebih mudah dicapai;
5) Dalam upaya melayani pembangunan besar yang baik dengan angkutan umum,
otoritas kota yang bertanggung jawab atas perencanaan transportasi dan manajemen lalu
lintas akan memperkenalkan koridor angkutan umum khusus terutama jalur bus;
6) Pembangunan baru akan dilakukan dekat rute, terminal dan titik perlintasan
transit berkapasitas tinggi setempat;
7) Pembangunan baru yang menarik jumlah yang signifikan dari transportasi
barang akan dilakukan dekat fasilitas jalan raya yang ada. Rancangan jaringan dan
manajemen lalu lintas akan menjamin bahwa lalu lintas baru tidak akan mengganggu
kawasan perumahan, dan tidak akan mengganggu perjalanan non-motor. Dari prinsip
kebijakan tersebut dapat disimpulkan bahwa Kota Surabaya dengan transportasi umum
yang ada belum bisa mencukupi kebutuhan masyarakat selama ini. Sehingga memaksa
masyarakat kota Surabaya memilih kendaraan pribadi sebagai alat transportasi. Bukan
hanya itu saja faktor tidak nyamannya kendaraan umum yang tersedia membuat
masyarakat memilih kendaraan pribadi sebagai alat transtrasi dan masih banyak lagi
faktor masrakat memilih kendaraan pribadi. Oleh karena itu diperlunya transportasi
umum yang mempunyai kriteria kepastian waktu, kenyamanan, keamanan dan tentu saja
memiliki kapasitas yang besar agar masyarakat lebih memilih transportasi umum
dibandingkan kendaraan pribadi.
Pengembangan kota Surabaya dan Rencana Transportasi Berkesinambungan
Dasar yang mendukung perencanaan transportasi berkesinambungan di Surabaya
adalah:
1) PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang RT&RW Nasional disebutkan bahwa Kota
Surabaya yang merupakan bagian dari Kawasan Perkotaan Gerbang kertosusila
ditetapkan sebagai kawasan yang berfungsi sebagai PKN di Propinsi Jawa Timur;
2) Mengacu kepada Undang-Undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu lintas
Angkutan Jalan diamanatkan untuk Kota Besar dan Kota Raya memiliki sistem angkutan
massal jalan berlajur khusus yang harus didukung sistem pengumpan. Sebuah misi bagi
sistem transportasi harus mencakup tujuan;
3) Data yang dihimpun oleh Sadan Lingkungan Hidup tahun 2011 menyebutkan
bahwa 1.827.806 kendaraan bermotor (sepeda motor, mobil bensin, mobil solar, mikrolet,
bus, dan truk) memiliki kekuatan emisi 5.269.460 ton C02/tahun. Pada tahun 2016,
kekuatan emisi diproyeksikan mencapai 8.045.644 ton C02/tahun. Untuk perencanaan
transpotasi itu Walikota Surabaya telah memilih AMC (Angkutan Masal Cepat) berupa
Trem dan Monorel yang akan menghubungkan wilayah Surabaya Barat ke Timur dan
Surabaya Selatan ke Utara.
Pembangunan monorel di jalur Surabaya Timur-Barat karena kawasan tersebut
merupakan simpul perekonomian dan cagar budaya. Sedangkan untuk di jalur Utara-Selatan
karena kawasan tersebut merupakan kawasan cagar budaya dan histori, titik simpul
perekonomian, dan jalur trem yang pernah diterapkan pada jaman Hidia Belanda. Prasarana
yang dibutuhkan untuk menunjang pelaksanaan program-program perencanaan transportasi di
kota Surabaya.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dalam pembangunan angkutan massal cepat
berupa trem Surabaya telah melakuakan rapat dengan Kementerian Perhubungan yang hasil
rapat tersebut yaitau pembiayaan trem dan monerel di Surabaya dialokasikan dari APBN.
Total anggaran trem yang dialokasikan dari APBN mencapai Rp 2,7 triliun. Namun untuk
tahun 2017 baru dik sebesar Rp 100 miliar. Angka itu untuk membiayai proyek trem trayek
utara ke selatan Kota Pahlawan. Sisanya akan disalurkan pada tahun anggaran berikutnya.
Dan dalam penggunaan pendanaan/anggaran tersebut, harus dimanfaatkan seefektif mungkin
untuk mendukung jalannya pelaksanaan perencanaa transportasi di kota Surabaya
Sistem Perencanaan Transportasi Perkotaan Berkesinambungan
Dalam perencanaan sistem angkutan umum transportasi perkotaan terpadu diperlukan
adanya suatu studi perencanaan yang menyeluruh dan suatu sistem koordinasi interaktif yang
baik antar departemen dengan instansi terkait sehingga diharapkan pelaksanaan
pembangunannya akan mempunyai dampak positif terhadap penataan tata ruang perkotaan.
Waktu tempuh adalah merupakan salah satu faktor yang paling utama yang harus sangat
diperhatikan oleh pemerintah dalam perencanaan transportasi. Hal ini disebabkan karena
waktu tempuh adalah merupakan suatu daya tarik utama dalam pemilihan moda transportasi
yang akan digunakan oleh suatu perjalanan (manusia ataupun barang).
Jelas bertambahnya waktu tempuh pada suatu moda transportasi akan menurunkan
jumlah penggunaan moda transportasi tersebut dan dengan sendirinya pula akan menurunkan
tingkat pendapatannya. Akibat yang lebih jauh lagi adalah berkurangnya kepercayaan
masyarakat akan kemampuan moda transportasi tersebut, sehingga jika terdapat suatu
alternatif moda transportasi lainnya yang lebih baik, maka masyarakat konsumen akan lebih
senang beralih dan memilih moda transportasi lain tersebut.
Untuk suatu perjalanan yang memerlukan beberapa moda transportasi (multi-modal
transportasi), faktor lain yang lebih menentukan (selain waktu tempuh) adalah biaya transit
(biaya perpindahan barang atau penumpang). Untuk menekan biaya transportasi baik untuk
pergerakan penumpang dan/atau barang dalam suatu sistem transportasi antar moda yang
terpadu, hal yang perlu diperhatikan adalah suatu usaha untuk menghemat biaya transit atau
biaya perpindahan barang dan/atau penumpang dari suatu moda ke moda transportasi lainnya.
Untuk itu diperlukan usaha-usaha pembangunan fasilitas-fasilitas sarana dan prasarana pada
tempat perpindahan barang dan/atau penumpang dari suatu moda ke moda transportasi
lainnya agar dapat berlangsung dengan cepat, aman, murah, dan nyaman sehingga biaya
transit yang diperlukan dapat ditekan seminimal mungkin.
Salah satu hal yang sangat perlu diperhatikan adalah perlunya suatu perencanaan
layout terminal antar moda yang efektif dan efisien, sehingga mempunyai dampak positif
terhadap penggunaan lahan, tata ruang yang baik, sirkulasi penumpang dan pejalan kaki,
persampahan, pertamanan, saluran utilitas, keamanan, kenyamanan, dan lain-lain. Hal ini
sekali lagi pasti membutuhkan permasalahan pembebasan tanah yang akan membutuhkan
waktu yang lama dan biaya yang sangat besar. Selain itu, perlu juga direncanakan suatu
sistem jaringan angkutan umum terpadu yang baik yang meliputi jaringan jalan kereta api, bis
antar dan dalam kota, dan
2.2 Karakter Jalan Pada Angkutan Laut, Udara Dan Jalan Rel
Transportasi adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan orang atau barang
dari suatu tempat ke tempat yang lain, kebutuhan akan transportasi dari dulu sebelum abad 20
sampai dengan sekarang sangatlah dibutuhkan dimana sekarang sering disebut dengan
angkutan umum yaitu :pemindahan orang dan/atau barang dari satu tempat ke tempat lain
dengan menggunakan kendaraan umum. Angkutan umum sangatlah diperlukan di wilayah
perkotaan maupun pedesaan, Angkutan umum sangatlah diperlukan di wilayah perkotaan
maupun pedesaan, hal ini diakibatkan karena mobilitas hidup yang tinggi dalam kegiatannya
sehari-hari baik itu kota maupun di desa dan ini sudah berlangsung sebelum adanya teknologi
angkutan umum yang sekarang.
Didalam Undang-undang No. 14 Tahun 1992 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
disebutkan bahwa angkutan adalah pemindahan orang dan/atau barang dari suatu tempat ke
tempat lain dengan menggunakan kendaraan Kendaraan adalah suatu alat yang dapat bergerak
di jalan terdiri dari kendaraan bermotor dan kendaraan tidak bermotor.Untuk lebih jelasnya
dapat terlihat dari gambar dibawah ini :

ANGKUTAN

KENDARAAN

KEN. BERMOTOR KEN.TIDAK BERMOTOR

KENDARAAN UMUM
Moda transportasi dapat dijadikan sebagai pilihan masyarakat pada masing masing
individu sesuai dengan kemampuanya sehingga mempunyai berbagai pertimbangan seperti
harga, waktu, kenyamanan dan lainya yang menjadikan kriteria dalam menentukan pilihan
transportasi (Christian et al., 2013). Banyaknya moda transportasi yang telah ada pasti
mempunyai beberapa keunggulan dan kekurangan seperti halnya keamanan dan kenyamanan.
Keamanan perjalanan, pelayanan, yang baik dan ketepatan mempunyai peran penting
yang layak untuk dipertimbangkan sehingga banyak orang mempunyai alasan untuk memilih
moda transportasi tersebut. Sehingga tercipta adanya kopetisi antara moda transportasi dengan
tujuan memberikan harga, serta pelayanan sebaik mungkin (Sibuea, 2019). Perkembangan
ekonomi dan urbanisasi, jumlah kendaraan perkotaan terus meningkat, perjalanan perkotaan
menggunkan transportasi bus menjadi pilihan lebih nyaman (Oktopianto, Shofiah, et al.,
2021). Di era disruptif seperti saat ini, perkembangan teknologi yang begitu pesat mendorong
terciptanya inovasi baru dan pada akhirnya menggantikan teknologi sebelumnya seperti
Transportasi Bus Eksekutif (Oktopianto, Nabil, et al., 2021). Perkembangan ini diharapkan
mampu memberikan kualitas yang lebih mengingat tingkat mobilitas masyarakat yang
semakin meningkat (Oktopianto & Pangesty, 2021).
Selain transportasi masal seperti kereta api, penggunaan moda transportasi yang saat
ini banyak digunakan adalah bus. Minat masyarakat dalam penggunaan moda transportasi bus
saat ini sedang berkembang pesat dikarenakan adanya jalan tol yang menyebabkan jarak
tempuh waktu perjalanan semakin cepat dan tepat. Terdapat berbagai keunggulan dari moda
transportasi armada bus yang menyebabkan salah satu angkutan primadona bagi sebagian
besar masyarakat Indonesia, salah satunya adalah harga yang cukup terjangkau untuk
berbagai kalangan, nyaman, mudah ditemukan serta kapasitas angkut penumpang yang cukup
besar (Putra, 2014). Surabaya merupakan ibukota provinsi yang berada di provinsi jawa timur
dan merupakan salah satu kota terbesar yang ada di pulau jawa. Kota surabaya yang
menyandang sebagai ibukota menyediakan berbagai macam keunikan yaitu sebagai kota multi
etnis yang kaya budaya sehingga banyak masyarakat dari kota sekitarnya dengan jarak
menengah melakukan kegiatan mobilisasi.
Jarak menengah dan posisi strategis kota Surabaya menjadikan pusat kegiatan
ekonomi masyarakat selalu dinamis dan banyak dikunjungi oleh masyarakat dari kota
sekitarnya seperti kota Madiun. Jarak antara kota Surabaya dengan Madiun ±165 km
menjadikan berbagai pilihan penggunaan moda transportasi angkutan umum berkembang
mulai dari kereta api, bus sampai dengan kendaraan pribadi. Jika ditempuh menggunakan
transportasi bus menggunakan jalur normal dapat membutuhkan waktu sekitar 5-6 jam
(Iswanto & Wirawan, 2020) (Arif et al., n.d.). Seiring dengan pembangunan tol Surabaya-
Madiun memberikan peluang bagi para pelayan jasa transportasi khususnya bus dengan
menyediakan berbagi fasilitas jasa perjalanan dan persaingan armada yang lebih baik (Moudia
et al., 2018). Tersedianya banyak moda transportasi tersebut menjadikan pengguna jasa
transportasi bus menjadi lebih bisa selektif dalam memilih moda mana yang paling
menguntungkan seperti parameter waktu perjalanan, tarif/harga tiket, dan kenyamanan
menjadi faktor sangat penting dalam menentukan moda mana yang digunakan (Hendrawan et
al., 2020).
Moda transportasi kereta api dalam menjalankan fungsinya sebagai salah satu moda
transportasi untuk orang dan barang mempunyai karakteristik yang berkaitan dengan
keunggulan dan kelemahan. Utomo (2009), memberikan penjelasan tentang kelebihan
penggunaan moda transportasi kereta api sebagai berikut.
1. Mempunyai / memungkinkan jangkauan pelayanan transportasi barang dan
orang untuk jarak pendek, sedang, dan jauh dengan kapasitas angkut yang besar.
2. Penggunaan energi relatif kecil. Dapat terlihat dari Tabel 2.1 tentang
perbandingan konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) dari beberapa moda transportasi.
Tabel 2.1 Konsumsi penggunaan energi BBM pada beberapa moda transportasi.
Konsumsi Konsumsi Energi
Volume
No Moda Transportasi Energi Bbm Bbm
Angkut
(Liter/Km) (Liter/Orang)
1 Kereta Api 1500 3 0,002
2 Pesawat Terbang 500 40 0,08
3 Kapal Laut 1500 10 0,006
(Sumber : Utomo, 2009 )
3. Kehandalan keselamatan perjalanan lebih baik dibandingkan dengan moda lain.
Hal ini karena kereta api mempunyai jalur tersendiri yaitu berupa jalan rel, dan fasilitas
terminal yang tersendiri pula sehingga tidak terpengaruh oleh kegiatan lalulintas
transportasi non-kereta api, dengan demikian terjadinya konflik dengan moda lain sangat
kecil.
4. Mempunyai kehandalan dalam ketepatan waktu. Hal ini karena kereta api
mempunyai jalur sendiri sehingga memungkinkan kecepatan relatif konstan, sehingga
memudahkan dalam pengaturan waktu perjalanan.
5. Ekonomis dalam hal penggunaan ruang untuk jalurnya dibandingkan dengan
moda transportasi darat lainnya.
6. Polusi, getaran dan kebisingan relatif kecil. Hal ini didukung dengan
perkembangan teknologi sarana dan prasarana kereta api. Polusi udara, baik oleh gas
buang maupun partikel dan kebisingan serta getaran oleh kereta api dibandingkan dengan
moda transportasi kendaraan bermotor darat lainnya relatif kecil, apalagi untuk jenis
kereta listrik.
7. Kecepatan perjalanan dapat bervariasi dari yang lambat (kereta api barang)
sampai cepat.
8. Mempunyai aksesibilitas yang lebih baik dibandingkan dengan transportasi air
dan udara.
Untuk menampilkan perbandingan karakteristik antara transportasi jalan rel,
transportasi jalan raya, dan transportasi udara dapat dilihat pada Tabel 2.2 sebagai berikut :
Tabel 2.2 Perbandingan Karakteristik Antara Transportasi Jalan Rel,
Transportasi Jalan Raya Dan Transportasi Udara

Transportasi
No Karakteristik Jalan rel Jalan raya
udara
Dimensi Satu (di arahkan
1 Dua Tiga
pergerakan oleh rel)
Sebagian (pada
2 Sinyal lalu lintas Penuh beberapa Internal (radio)
pertemuan)
Sangat tinggi
Tinggi antara
3 Kecepatan Sedang antara Bandar
stasiun
udara
Akses langsung
4 Jelek Sangat baik Jelek
pada pengguna
Sangat luas
Penggunaan
5 Sempit Lebih Lebar tapi hanya
lahan
Bandar udara
Sangat keras di
Keras tapi hanya
6 Suara Sedang dekat Bandar
yang di dekatnya
udara
7 Polusi udara Rendah Sedang/Tinggi Tinggi
Tinggi untuk bus,
8 Efisiensi energi Tinggi Rendah
rendah untuk mobil

Meskipun telah memiliki beberapa keunggulan dan ketangguhan angkutan kereta api
dibandingkan angkutan lainnya, angkutan kereta api juga mempunyai kelemahan dan
hambatan. Rosyidi (2015), menjelaskan beberapa kelemahan dan hambatan transportasi kereta
api sebagai berikut:
1. Desain infrastruktur. Kereta api bergerak dengan beban berat berkecepatan
tinggi menuntut desain sistem dan komponen infrastruktur yang sangat kuat. Selain itu
fasilitas infrastruktur tersebut didesain secara khusus dan tidak bisa digunakan oleh moda
angkutan lain.
2. Desain kendaraan. Angkutan kereta api menggunakan sarana khusus sehingga
perlu penyediaan (desain dan fabrikasi) peralatan khusus seperti lokomotif dan gerbong.
3. Biaya infrastruktur dan peralatan. Jenis sarana dan infrastruktur yang khusus
menyebabkan biaya yang diperukan untuk penyediaan infrastruktur menjadi mahal dan
padat modal, sehingga investasi yang perlu disediakan menjadi tinggi.
4. Keterbatasan pelayanan. Pelayanan pergerakan manusia dan barang oleh kereta
api hanya terbatas pada jalur dan prasarana stasiun saja, sifatnya tidak door to door.
Dengan demikian, interkoneksi moda dengan transportasi lainnya menjadi penting.
5. Teknologi sarana tinggi. Angkutan kereta api memerlukan aplikasi teknologi
yang tinggi, sehingga teknologi baru tidak langsung dapat langsung digunakan dan
diterapkan.
6. Keterbatasan jalur. Apabila terjadi ada hambatan, misalnya ada kasus
kecelakaan yang melibatkan kereta api pada suatu jalur, angkutan kereta api lainnya tidak
dapat dengan serta merta dialihkan ke jalur lainnya dan menyebabkan risiko
keterlambatan perjalanan.
7. Konflik dengan pengembangan kota. Khusus untuk kawasan perkotaan yang
telah memiliki jaringan kereta api konvensional sebelumnya, perkembangan angkutan ini
dapat sedikit bayak menghambat perkembangan fisik kota misalnya lokasi persilangan
kereta api dan jalan raya. Dengan demikian, untuk meminimalisasi konflik dalam
pengembangan kota, investasi tinggi perlu dilakukan semisal dengan membuat subway,
jalur khusus dan persilangan tidak sebidang.
 Karakteristik kinerja transportasi udara terbagi dalam beberapa Aspek antara lain :
1. Kecepatan didefinisikan sebagai perbandingan jarak tempuh perjalanan terhadap
besaran waktu ketika suatu moda transportasi mulai bergerak hingga menuju ke titik
tujuannya. Transportasi udara memiliki keunggulan dalam kecepatan hingga sepuluh
kali lebih cepat dibandingkan moda tranportasi lainnya.
2. Kelengkapan moda didefinisikan sebagai jaringan moda dan jumlah moda yang terkait
dengan suatu transportasi. Transportasi udara sangat terbatas aksesnya, meskipun dari
fungsi pencapaian, transportasi udara mampu bergerak melalui batasan Negara dengan
cepat. Transportasi udara memerlukan Bandar udara yang biasanya terletak jauh dari
daerah pemukiman, dan letak Bandar udara yang tidak setiap lokasi atau daerah ada.
Dengan demikian, transportasi udara memerlukan kelengkapan moda yang terlibat di
dalamnya, khususnya untuk akses darat menuju ke tempat tujuan yang lebih spesifik.
3. Ketergantungan Transportasi udara dalam operasinya sangat bergantung dengan
kondisi cuaca. Asap, kabut dan awan biasanya dapat menyebabkan tertunda atau
berhenti sementara pengoperasian penerbangan. Meskipun terdapat sistem navigasi
yang canggih dan pengawas lalu lintas udara, pada kondisi cuaca tertentu tetap dapat
menyebabkan terhentinya penerbangan.
4. Kapasitas Pesawat udara memiliki kapasitas berat untuk terbang dan ukuran fisik
terbatas, sehingga kapasitas angkut pesawat sangat dibatasi. Selain berat, ukuran dan
jenis barang yang dimuat pun sangat terbatas.

 Karakteristik Jalan Rel


a. Kehandalan keselamatan perjalanan lebih baik dibandingkan dengan moda lain. Hal
ini karena kereta api mempunyai jalur tersendiri yaitu berupa jalan rel, dan fasilitas
terminal yang tersendiri pula sehingga tidak terpengaruh oleh kegiatan lalulintas
transportasi non-kereta api, dengan demikian terjadinya konflik dengan moda lain
sangat kecil
b. Mempunyai kehandalan dalam ketepatan waktu. Hal ini karena kereta api mempunyai
jalur sendiri sehingga memungkinkan kecepatan relatif konstan, sehingga
memudahkan dalam pengaturan waktu perjalanan.
c. Ekonomis dalam hal penggunaan ruang untuk jalurnya dibandingkan dengan moda
transportasi darat lainnya.
d. Polusi, getaran dan kebisingan relatif kecil. Hal ini didukung dengan perkembangan
teknologi sarana dan prasarana kereta api. Polusi udara, baik oleh gas buang maupun
partikel dan kebisingan serta getaran oleh kereta api dibandingkan dengan moda
transportasi kendaraan bermotor darat lainnya relatif kecil, apalagi untuk jenis kereta
listrik.
e. Kecepatan perjalanan dapat bervariasi dari yang lambat (kereta api barang) sampai
cepat.
f. Mempunyai aksesibilitas yang lebih baik dibandingkan dengan transportasi air dan
udara

2.3 Pengertian Tarikan Dan Bangkitan


Sistem adalah beberapa komponen atau objek yang saling berkaitan (Tamin,
Perencanaan dan Permodelan Transportasi, 2000). Sedangkan sistem transportasi
merupakan sistem pergerakan orang dan/ barang dari suatu zona asal ke zona tujuan
dalam wilayah yang bersangkutan. Pergerakan yang dimaksud dapat dilakukan dengan
menggunakan berbagai sumber tenaga, dan dilakukan untuk suatu keperluan tertentu
(Dasar-dasar Rekayasa Transportasi, 2002). Untuk mendalami dan mendapatkan
pemecahan atas berbagai masalah yang terkait perlu dilakukan pendekatan secara
sistem. Sistem transportasi secara menyeluruh (makro) dapat dipecahkan menjadi
beberapa sistem yang lebih kecil (mikro).
Tarikan pergerakan adalah jumlah pergerakan yang tertarik ke suatu tata guna
lahan atau zona tarikan pergerakan (Tamin, Perencanaan dan Permodelan Transportasi,
2000). Pergerakan lalu lintas merupakan fungsi tata guna lahan yang menghasilkan
arus lalu lintas. Hasil dari perhitungan tarikan lalu lintas berupa jumlah kendaraan,
orang atau angkutan barang per satuan waktu.
Adanya pembangunan disuatu wilayah akan menimbulkan potensi bangkian
dan tarikan. Bangkitan dan tarikan adalah tahapan permodelan yang memperkirakan
jumlah pergerakan yang berasal dari suatu zona atau tata guna lahan dan jumlah
pergerakan yang tertarik ke suatu tata guna lahan atau zona,Oleh karena itu
pembangunan, penambahan, perbaikan sarana dan prasaran serta fasilitas transfortasi
harus sejalan dengan tuntutan perkembangan wilayah atau daerah.
Bangkitan dan tarikan lalu lintas tergantung pada dua aspek tata guna lahan :
a) Jenis tata guna lahan (jenis penggunaan lahan)
b) Jumlah aktivitas dan intensitas pada tata guna lahan tersebut.
Bangkitan pergerakan (Trip Generation) adalah tahapan pemodelan yang
memperkirakan jumlah pergerakan yang berasal dari suatu zona atau tata guna lahan
atau jumlah pergerakan yang tertarik ke suatu tata guna lahan atau zona (Tamin, 1997).
Bangkitan pergerakan (Trip Generation) adalah jumlah perjalanan yang terjadi dalam
satuan waktu pada zona tata guna lahan (Hobbs, 1995).
Bangkitan pergerakan adalah tahapan pemodelan yang memperkirakan jumlah
pergerakan yang berasal dari suatu zona atau tata guna lahan dan jumlah pergerakan
yang tertarik ke suatu tata guna lahan atau zona.
Menurut Tamin (2000) beberapa definisi mengenai model bangkitan
pergerakan sebagai berikut :
a. Perjalanan Pergerakan satu arah dari zona asal ke zona tujuan, termasuk
pergerakan berjalan kaki. Berhenti secara kebetulan tidak dianggap sebagai
tujuan perjalanan, meskipun perubahan rute terpaksa dilakukan.
b. Tarikan perjalanan Suatu perjalanan berbasis rumah yang tempat asal
dan/tujuan adalah rumah atau pergerakan yang dibangkitkan oleh pergerakan
berbasis bukan rumah.
c. Pergerakan berbasis rumah Pergerakan yang salah satu atau kedua zona
(asal dan/atau tujuan) perjalan tersebut adalah rumah.
d. Pergerakan berbasisi bukan rumah Pergerakan yang baik asal maupun
tujuan pergerakan adalah bukan rumah.
e. Tahapan bangkitan pergerakan Menetapkan besarnya bangkitan perjalanan
yang dihasilkan oleh rumah tangga (baik untuk perjalanan berbasis bukan
rumah) pada selang waktu tertentu (perjam perhari).
Dalam konteks perjalanan antar kegiatan yang dilakukan oleh penduduk dalam
sebuah kota dikenal fenomena bangkitan perjalanan (trip generation). Bangkitan
perjalanan sebenarnya memiliki pengertian sebagai jumlah perjalanan yang
dibangkitkan oleh zona pemukiman (baik sebagai asal maupan tujuan perjalanan), atau
jumlah perjalanan yang dibangkitkan aktifitas pada akhir perjalanan di zona bukan
pemukiman (pusat perdagangan, pusar pertokoan, pusat pendidikan, industri, dan
sebagainya).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perencanaan pembangunan transportasi merupakan strategi untuk menyeimbangkan
sistem lalu lintas yang padat. Penyeimbangan sistem lalu lintas tersebut bisa terwujud jika
dilakukannya pembatasan kendaraan pribadi, pengembangan transportasi umum, dan
perencanaan guna lahan. Karena selama ini yang terjadi yaitu ketidakseimbangan guna lahan
dengan jumlah kendaraan yang beroperasi. Sehingga dibutuhkannya solusi untuk mengurangi
kendaraan pribadi yang beroperasi dan meningkatkan transportasi umum yang beroperasi
dengan suatu sistem perencanaan transportasi yang terintegrasi.
Karena tranportasi merupakan kekuatan untuk menunjukkan wajah dan
perkembangan dari suatu daerah tersebut dalam jangka panjang (Adisasmita, 2011). Maka,
kondisi suatu kota yang maju atau tidak bisa dilihat dari segi pembangunan transportasi yang
disediakan oleh pihak pemerintah setempat. Tetapi yang seringkali terjadi di suatu kota adalah
kegagalan infrastruktur transportasi yang di sediakan oleh pemerintah daerah (Baedeker,
Susanne Bohler, Christhoper Kost, 2014). Kegagalan infrastruktur transportasi tersebut
mengakibatkan tingginya pengguna kendaraan pribadi daripada transportasi umum, sehingga
menimbulkan permasalahan kemacetan lalu lintas. Kemacetan merupakan suatu keadaan yang
disebabkan karena terhentinya lalu lintas karena kapasitas kendaraan melebihi kapasitas atau
ruas jalan tersebut (Nur, Dyah, Wulan, & Fadil, 2020).
Pelaksanaan perencanaan transportasi di kota Surabaya diharapkan mampu bersinergi
dengan Bhabinkamtibnas, dan perguruan tinggi agar terwujudnya konsep berkesinambungan
dan lebih efektif. Dalam proses sinergi tersebut pemerintah kota dengan bhabinkamtibnas, dan
perguruan tinggi dinilai dari berbagai sudut pandang merupakan solusi terbaik untuk dapat
menyelesaikan masalah transportasi yang begitu kompleks. Harus dilakukan beberapa
Koordinasi, Integrasi, Sinkronisasi diantara pemerintah kota, bhabinkamibnas, dan perguruan
tinggi secara bersinergi dan terarah untuk menunjang keberhasilan perencana transportasi
trem dan monorel di kota Surabaya.
Berbagai jenis fenomena dan permasalahan yang meliputi angkutan umum di
Indonesia pada umumnya masih seperti benang kusut. Kompleksitas permasalahan angkutan
umum sudah bersifat sistemik. Solusi yang harus dilakukan oleh otoritas pembuat dan
penyelenggara bersinergi dan tindakan komprehensif. Beberapa permasalahan yang masih
berlangsung misalnya terkait dengan “Trayek yang dikeluarkan tidak mempertimbangkan
load Factor, Tarif tidak berdasarkan ketentuan yang berlaku, pelayanan rendah seperti
pengusaha angkutan umum sering mengeluh merugi sehingga di paksakan kepada sopir
dengan system setoran serta keselataman penumpang kurang di perhatikan seperti sopir yang
ugal-ugalan menyebabkan kecelakaan sering terjadi dan membawa korban yang cukup
banyak. Permasalahan tersebut diatas dihadapi secara umum di berbagai daerah di Indonesia
baik angkutan umum dalam kota maupun angkutan umum antar propinsi. Menghadapi
permasalahan tersebut diatas pemerintah telah berupaya dengan beberapa solusi antara lain
dengan kebijakan pengelolaan angkutan umum tidak boleh dimiliki secara pribadi tapi harus
berbentuk badan usaha.
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/15032/f.%20BAB%20II.pdf?
sequence=6&isAllowed=y
file:///C:/Users/Suri%20Ayudia%20Pratini/Downloads/Kajian_Administrasi_Perencan
aan_Transportasi_Perko%20(1).pdf
http://digilib.ptdisttd.net/932/1/KARAKTERISTIK%20ANGKUTAN%20UMUM%2
0TRANSPORTASI%20JALAN%20DI%20INDONESIA%20Revisi%202017.pdf
http://ejournal.uika-
bogor.ac.id/index.php/ASTONJADRO/article/view/2267#:~:text=Bangkitan%20dan%20tarik
an%20adalah%20tahapan,serta%20fasilitas%20transfortasi%20harus%20sejalan
http://eprints.undip.ac.id/34386/5/2139_chapter_II.pdf
https://eprints.umm.ac.id/86220/2/BAB%20I.pdf

Anda mungkin juga menyukai