Kelompok 4:
UNIVERSITAS JEMBER
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Peran Pemerintah
Dalam Pembangunan Transportasi” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Pengantar Ekonomi Makro. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang peran pemerintah di bidang transportasi bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Dr. Regina Niken Wilantari, S.E.,
M.Si. selaku dosen Pengantar Ekonomi Makro yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
ii
DAFTAR ISI
2.2 Peran Pemerintah Dalam Pemulihan Sektor Transportasi Di Masa Pandemi .................. 7
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................... 12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka perumusan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kebijakan pemerintah dalam mengembangkan transportasi umum?
2. Bagaimana peran pemerintah dalam pemulihan sektor transportasi umum di masa
pandemi?
2
BAB II
ISI
Transportasi sekarang ini sudah menjadi kebutuhan penting bagi semua orang,
dikarenakan berguna untuk pendistribusian barang, tenaga kerja, serta merupakan inti
pergerakan ekonomi di kota maupun desa. Hal ini dikarenakan transportasi dapat
menunjang aktivitas sehari-hari dan keberadaannya sangat penting untuk mendukung
mobilitas masyarakat. Salah satu bagian dari transportasi di perkotaan yaitu transportasi
umum. Transportasi umum adalah alat transportasi yang digunakan oleh masyarakat umum
dengan sistem perjalanan kelompok yang biasanya disertai jadwal, operasi rute yang
ditetapkan dan adanya tarif biaya untuk perjalanan. Transportasi umum pada umumnya
kereta api, bus, dan angkot. Dengan adanya transportasi umum ini dapat mengurangi
kemacetan lalu lintas karena mempunyai daya angkut yang besar.
3
Surabaya, Ateng Aryono menjelaskan, transportasi umum di Surabaya banyak yang
kadaluarsa dan mesin mulai tidak layak pakai karena umurnya lebih dari 10 tahun
2. Buruknya kualitas pelayanan
Pelayanan yang kurang baik perlu dibenahi sehingga menumbuhkan minat masyarakat
untuk menggunakan transportasi umum. Sistem keamanan yang kurang membuat
masyarakat takut untuk menggunakan transportasi umum kota. Masih banyaknya kasus
kejahatan seperti pencopetan serta hipnotis menunjukkan bahwa sistem keamanan yang
masih jauh untuk dikatakan aman. Serta adanya jadwal yang belum teratur dan
konsisten yang disebabkan oleh penggunaan time table yang masih belum optimal. Tak
hanya itu, manajemen perusahaan yang kurang optimal serta adanya sopir yang kurang
disiplin seperti jam tidur yang kurang, menggunakan obat-obat terlarang membuat
permasalahan buruknya kualitas pelayanan semakin buruk. Kurangnya kenyamanan
yang ditawarkan pun membuat masyarakat kurang berminat menggunakan transportasi
umum ini, seperti tidak adanya AC, kursi yang sudah rusak, serta tidak adanya
pegangan tangan di atap kendaraan. Selain itu kurangnya kemudahan akses transportasi
umum ini menambah permasalahan transportasi khusunya di kota-kota besar.
4
melebihi kapasitas kendaraan. Selain itu, kurang disiplinnya pengemudi kendaraan
umum, menyebabkan tingginya angka kecelakaan. Pelanggaran yang dilakukan seperti
pelanggaran markah jalan, pemberhentian penumpang di bahu jalan yang dapat
menganggu pengemudi lain, perlengkapan dan kondisi kendaraan yang tidak layak
pakai, sopir yang ugal-ugalan, serta ketidak lengkapan surat-surat.
5. Regulator
Masih adanya tumpang tindih pengaturan angkutan umum di lapangan serta masih
adanya rute transportasi angkutan umum yang tumpeng tindih membuat kenyamanan
dari para penumpang tertanggu. Hal ini tentunya dapat memakan waktu yang
dampaknya langsung bagi para penumpang. Hal ini disebabkan oleh adanya
pengawasan dan pengaturan transportasi umum yang belum optimal.
6. Kemacetan
Masalah ini tentunya sudah tidak asing lagi terdengar, dengan pertambahan penduduk
yang pesat di kota-kota besar berkisar antara 3% -5% per tahunnya, tingginya jumlah
penggunaan kendaraan pribadi, serta kualitas dan jumlah kendaraan transportasi umum
yang belum memadai menambah permasalahan transportasi di Indonesia. Dimana
permasalahan itu tidak di imbangi dengan pembangunan infrastruktur yang memadai
seperti pelebaran jalan, dan pengaturan lalu lintas yang lebih baik lagi akan menambah
kemacetan di kota-kota. Banyaknya kendaraan yang berhenti atau parkir di bahu jalan,
juga menjadi factor pendorong kemacetan. Hal ini tentunya membuat arus kendaraan
menjadi tersendat dan kecepatan berkendara pun menurun. Di khawatirkan dengan
adanya kemacetan ini membuat masyarakat kurang tertarik menggunakan transportasi
umum karena membuat kerugian waktu, pemborosan energi, serta meningkatkan polusi
udara.
5
Oleh karena itu, kebijakan pemerintah terkait pengembangan moda transportasi harus bisa
memainkan peranannya dalam sistem moda transportasi yang berkelanjutan. Dengan
pengembangan transportasi yang berkelanjutan, diharapkan krusial untuk menangani
permasalahan pembangunan secara berkelanjutan. Hal ini bertujuan agar negara lebih siap
dalam menghadapi segala kondisi yang relevan dengan dinamika lingkungan seperti
globalisasi ekonomi, permintaan jasa transportasi, serta perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
6
Penumpang Tipe A; Kegiatan BLUE (Bukti Lulus Uji Elektronik); Dukungan transportasi
darat di KSPN wakatobi, Morotai, dan Likupang; Pembangunan 12 pelabuhan di Sumatera
Utara; Pembangunan terminal barang internasional di 6 lokasi; Pembangunan sejumlah
transportasi darat, seperti kapal penyebrangan, bus air 4 unit, dan bus sekolah sebanyak
280 unit.
Penyebaran virus corona (COVID19) pada tahun 2019 di seluruh negara di dunia,
termasuk di Indonesia, menghadapi kesulitan. Pandemi COVID19 berdampak pada semua
sektor, termasuk transportasi. Salah satu dampaknya adalah penurunan pergerakan
transportasi akibat pembatasan yang diberlakukan oleh kebijakan pemerintah. Transportasi
penumpang, barang dan logistik ke lalu lintas sewa atau charter terpengaruh secara
langsung. Selain itu, akan mengalami penurunan setelah pemberlakuan Pembatasan Sosial
Besar (PSBB) yang secara resmi dapat berdampak pada penggunaan angkutan umum,
karena kebebasan aktivitas masyarakay telah dibatasi.
7
terjadi pada sektor pengangkutan dan penyimpanan yang memberikan kontribusi sebesar
3,57% terhadap PDB. Hal ini menyebabkan penurunan yang sangat drastis pada seluruh
sistem transportasi nasional sehingga merugikan banyak perusahaan di sektor transportasi.
1. Transportasi Darat
Pandemi Covid19 berdampak pada banyak sektor, termasuk sektor transportasi online.
Aktivitas masyarakat akibat kebijakan pembatasan sosial pemerintah dinilai cukup
merugikan transportasi online, khususnya ojek online. Pekerja ojek online mengalami
penurunan ekonomi yang sangat parah bahkan kesulitan keuangan, yang berdampak
pada kesejahteraan dan keadaan psikologis ojek online itu sendiri.
2. Transportasi Udara
Salah satu jenis transportasi yang mengalami resesi adalah transportasi udara. Dampak
Covid-19 di berbagai sektor akibat pembatasan kebebasan bergerak orang, termasuk
penurunan jumlah penumpang model perjalanan udara seperti pesawat terbang, baik
untuk penumpang domestik maupun internasional. Sektor penerbangan global
terdampak parah akibat pandemi Covid-19, termasuk Indonesia, di mana jumlah
penumpang turun drastis sejak kuartal I-2020. Pada Juli 2020, kinerjanya mulai
menanjak dengan peningkatan 42%. Penerapan kebijakan pembatasan sosial berskala
besar (PSBB) pemerintah untuk mencegah penyebaran virus corona berdampak pada
penghentian sementara layanan transportasi massal, termasuk layanan udara seperti PT.
Garuda Indonesia. Adanya kebijakan PSBB mengakibatkan penurunan penjualan tiket
yang sangat mencolok, karena banyak penumpang yang membatalkan rencana
perjalanannya karena terlalu banyak aturan yang harus dipatuhi sebelum berangkat
menggunakan pesawat, sehingga mengakibatkan turunnya pendapatan sebagian besar
perusahaan yang terlibat industri penerbangan.
3. Transportasi Laut
Dalam angkutan laut, otoritas pelayanan angkutan telah membatasi waktu operasi lalu
lintas penyeberangan untuk angkutan barang dengan kendaraan. Hal ini menyebabkan
penurunan permintaan yang drastis, yang berdampak pada produktivitas dan kinerja
lalu lintas penyeberangan. Penutupan pelabuhan yang dilakukan perseroan bertujuan
untuk mencegah penyebaran virus Covid-19. Keputusan penutupan dilakukan untuk
8
membantu pemerintah mencegah penyebaran virus dan mendukung program
pemerintah.
Dalam hal ini peran pemerintah sangat penting dalam memulihkan keadaan dalam
sektor transportasi yang mengalami krisis, baik dalam sektor transportasi darat, udara,
maupun laut. Seperti yang sudah diungkapkan oleh Menteri Perhubungan Budi Karya
Sumadi pada saat acara diskusi virtual “Transportasi Umum dan Pembangunan Ekonomi
Selama Pandemi”, bahwa pemerintah terus berupaya memulihkan sektor transportasi yang
sempat tertekan selama pandemi Covid-19. Sebagai contoh, misal yang terjadi pada
angkutan perkotaan seperti KRL Jabodetabek, orang-orang masih memiliki minat yang
tinggi untuk menaiki KRL Jabodetabek walaupun telah diberlakukan pengendalian
angkutan sesuai dengan protokol kesehatan, seperti: pembatasan kapasitas maksimum
penumpang dalam suatu angkutan, dan lain sebaginya. Upaya-upaya yang lain juga telah
dilaksanakan, misalnya adanya penyediaan kendaraan alternatif salah satu contohnya yaitu
bus, kemudian upaya dalam hal pemberlakuan jam kerja yang dibedakan jadwalnya antar
perusahaan guna meminimalisasi kemacetan.
9
menuju masyarakat yang produktif dan aman dari covid-19. Hal ini diedarkan oleh Gugus
Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 pada tanggal 6 Juni 2020. Dalam surat edaran ini
berisikan kriteria dan persyaratan apa saja yang harus dilakukan oleh masyarakat sesuai
dengan protokol kesehatan. Perjalanan penumpang yang dimaksud dalam surat edaran ini
adalah perpindahan orang dari suatu daerah ke daerah lain berdasarkan batasan pemerintah
provinsi/kabupaten/kota dan kedatangan orang dari luar negeri yang masuk ke wilayah
negara kesatuan Republik. Indonesia. dengan kendaraan pribadi atau angkutan umum
darat, kereta api, laut dan udara.
Adapun kriteria dan persyaratan yang tertulis di surat edaran ini antara lain sebagai berikut:
1. Semua warga yang melakukan perjalanan wajib melaksanakan dan taat terhadap
protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan
sebagai kriteria perjalanan orang.
2. Persyaratan perjalanan orang dalam negeri:
a) Semua warga yang melakukan perjalanan dengan menggunakan kendaraan
milik sendiri atau pribadi harus bertanggung jawab atas kesehatannya masing
masing, dan juga harus taat dan patuh terhadap syarat dan ketentuan yang telah
diberlakukan;
b) Semua warga yang melaksanakan perjalanan dengan menggunakan transportasi
umum baik darat, perkeretaapian, laut dan udara wajib melaksanakan semua
persyaratan, sebagai berikut:
1) Memperlihatkan identitas diri (KTP atau tanda pengenal lain yang sah);
2) Memperlihatkan sertifikat tes PCR negatif yang berlaku selama 7 hari atau
sertifikat test Rapid-Test non-reaktif yang berlaku selama 3 hari pada saat
keberangkatan;
3) Memperlihatkan surat keterangan bebas gejala misalnyaminfluensa
(influenza-like illness) dari Dokter RumahmSakit/Puskesmas. Hal ini
berlaku untuk daerah yang tidak memiliki fasilitas pengujian PCR dan/atau
Rapid-Test;
c) Perjalanan domestik dikecualikan untuk perjalanan komuter dan penumpang
dalam wilayah aglomerasi/wilayah metropolitan.
10
d) Download aplikasi Peduli Lindungi kemudian aktifkan melalui seluler masing-
masing.
3. Persyaratan perjalanan orang kedatangan dari luar negeri:
a) Semua warga yang berasal dari internasional atau luar negeri wajib untuk taat
dan mematuhi syarat dan ketentuan yang berlaku:
1) Semua warga yang bukan WNI atau berasal dari luar negeri wajib
melaksanakan PCR Test saat telah tiba di Indonesia, apabila belum
melakukan PCR Test dan tidak mendapat ijin untuk menunjukan surat hasil
PCR Test dari negara dia berangkat;
2) Test pemeriksaan PCR untuk perjalanan orang yang berasal dari luar negeri
kecuali PLBN (Pos Lintas Batas Negara) karena tidak mempunyai peralatan
PCR, dengan melakukan rapid test dan memperlihatkan surat keterangan
bebas gejala misalnya influensa (influenza-like illness), dan juga ada
pengecualian mudik bagi pemudik yang melewati PLBN jika menunjukkan
surat keterangan bebas gejala influenza (flu-like illness) dari dokter/rumah
sakit otoritas kesehatan.
b) Sambil menunggu hasil tes PCR , setiap orang harus dikarantina dan mereka di
fasilitas karantina khusus yang disediakan oleh pemerintah; atau
c) Penggunaan akomodasi karantina (hotel/penginapan) yang telah mendapat
sertifikasi dari Kementerian Kesehatan untuk penyelenggaraan akomodasi
karantina COVID-19;
d) Download aplikasi Peduli Lindungi kemudian aktifkan melalui seluler masing-
masing.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Transportasi sekarang ini sudah menjadi kebutuhan penting bagi semua orang
karena merupakan penunjang aktivitas sehari-hari dan keberadaannya sangat penting untuk
mendukung mobilitas masyarakat. Tetapi transportasi umum yang ada di perkotaan masih
perlu dilakukan berbagai pembenahan di berbagai sektor. Permasalahan itu terkait armada,
buruknya kualitas pelayanan, faktor kedisiplinan penumpang, operator kendaraan maupun
pengguna jalan, serta infrastruktur. Dalam hal ini, kebijakan dari pemerintah berperan
sangat penting guna mempercepat pengembangan.
Di era pandemi saat ini, sektor yang paling terdampak pandemi Covid-19 adalah
sektor transportasi. Peran pemerintah sangat penting dalam memulihkan keadaan pada
sektor transportasi yang mengalami krisis, baik dalam sektor transportasi darat, udara,
maupun laut. Dengan itu, pemerintah menata ulang operasional transportasi melalui
visibilitas yang terukur dan perhitungan operasional dengan mempertimbangkan prinsip-
prinsip kesehatan dalam transportasi. Untuk mengatur pergerakan masyarakat dengan
menerapkan protokol kesehatan, pemerintah menerapkan adanya kriteria dan persyaratan
tertentu yang harus dipenuhi oleh masyarakat seperti wajib menggunakan masker,
melaksanakan uji PCR, dan melakukan karantina.
12
DAFTAR PUSTAKA
Biro Komunikasi dan Informasi Publik. 2020. Pemerintah Terus Berupaya Pulihkan Sektor
Transportasi di Masa Pandemi. http://dephub.go.id/post/read/pemerintah-terus-berupaya-
pulihkan-sektor-transportasi-di-masa-pandemi. [Diakses pada 19 Oktober 2021]
Gitiyarko, Vincentius. 2020. Upaya dan Kebijakan Pemerintah Indonesia Menangani Pandemi
Covid-19. https://kompaspedia.kompas.id/baca/paparan-topik/upaya-dan-kebijakan-
pemerintah-indonesia-menangani-pandemi-covid-19. [Diakses pada 19 Oktober 2021]
Kementerian Perhubungan Republik Indonesia. 2020. Sepanjang Tahun 2020, Kemenhub Garap
Proyek Strategis Transpostasi Darat. http://dephub.go.id/post/read/sepanjang-tahun-
2020,-kemenhub-garap-proyek-strategis-transportasi-darat. [Diakses pada tanggal 20
okober 2021]
Surat Edaran No.7 Tahun 2020. Kriteria dan Persyaratan Perjalanan Orang dalam Masa
Adaptasi Kebiasaan Baru Menuju Masyarakat Produktif dan Aman Corona Virus Disease
2019 (COVID-19). 6 Juni 2020. Jakarta. Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19
13
Ulumuddin, Mohammad Ilya. 2021. Kebijakan Ekonomi Kelembagaan Pemerintah Dalam
Pengembangan Moda Transportasi.
https://www.kompasiana.com/moh97919/6146bb3501019014e7607dd3/kebijakan-
ekonomi-kelembagaan-pemerintah-dalam-pengembangan-moda-transportasi. [Diakses
pada tanggal 19 Oktober 2021]
14