Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH TENTANG KESELARASAN DAN KESERASIAN

TRANSPORTASI DALAM
PEMERATAAN INFRASTRUKSTUR

Dosen Pengampu:
TRI SUSILA HIDAYATI, S.Pd., M.Si.

Disusun Oleh:
EREN OKTAVIANDINI
D – IV RSTJ A
20011010

D-IV REKAYASA SISTEM TRANSPORTASI JALAN

POLITEKNIK KESELAMATAN TRANSPORTASI JALAN

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha pengasih lagi Maha
penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah-Nya, sehingga saya dapat
menyelesaikan Tugas Makalah Tentang Keselarasan Dan Keserasian
Transportasi Dalam Pemerataan Infrastrukstur Semester 6 Mata Kuliah
Kapita Selekta.

Tugas ini disusun dengan maksimal berdasarkan referensi dari


berbagai sumber. Penyelesaian tugas melibatkan pihak sehingga
memperlancar pembuatan laporan ini. Untuk itu saya menyampaikan
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dan sudah
bersedia hadir dalam acara sosialisasi.

Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih


ada banyak kekurangan baik dari segi susunan kalimat atau tata
bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima segala
saran dan kritik dari pembaca supaya laporan ini bisa diperbaiki dengan
lebih sempurna Sebagai penutup saya berharap semoga dapat
memberikan ilmu yang bermanfaat bagi pembaca. Terimakasih dan
selamat membaca.

Tegal , 13 Maret 2023

Eren Oktaviandini
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...........................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN............................................................................1
I.1 Latar Belakang.....................................................................1
I.2 Rumusan Masalah................................................................1
I.3 Tujuan.................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................2
II.1 Apa itu Tinjauan Pustaka?...................................................2
II.2 Keadaan Infrastruktur Transportasi di Indonesia...................4
II.3 Kendala Dalam Pemerataan Infrastruktur Transportasi..........7
BAB III PENUTUP................................................................................12
III.1 Kesimpulan......................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Realisasi pembangunan telah menyentuh dan dinikmati oleh
hampir seluruh masyarakat, namun tidak berarti terjadi secara
demokratis. Dengan kata lain, hasil-hasil pembangunan tersebut
belum mampu menjangkau pemerataan kehidupan seluruh
masyarakat. Masih banyak terjadi ketimpangan atau kesenjangan
pembangunan maupun hasilhasilnya, baik antara pusat dan daerah
atau dalam lingkup yang luas adalah kesenjangan antara perkotaan
dan pedesaan yang terlihat dari berbagai bidang, khususnya pada
sektor transportasi. Sampai saat ini pembangunan masih
berkonsentrasi di daerah pusat khususnya di Ibukota dan
sekitarnya, keadaan seperti ini sangatlah jauh dari apa yang dicita-
citakan dalam tujuan nasional Indonesia mengenai usaha-usaha
untuk pemerataan pembangunan. Salah satu contoh
ketidakmerataan pembangunan Indonesia dengan pembangunan
masih berpusat di pulau Jawa, dimana banyak terdapat fasilitas
yang memadai. Ketimpangan pengelolaan merupakan wujud paling
nyata dari kelemahan internal kekuasaan yang diharapkan mampu
melaksanakan agenda pembangunan nasional bahkan
pembangunan di daerah. Kebijakan pemerintah harus dibuat
prorakyat supaya hal dalam kemajuan pembangunan infrastruktur
dapat lebih dirasakan langsung oleh masyarakat.
Transportasi merupakan kebutuhan turunan dari kebutuhan
utama masyarakat. Selain sebagai alat perpindahan orang dan
barang, transportasi memiliki peran menghubungkan daerah
(terpencil, tertinggal, dan perbatasan), meningkatkan
pembangunan sosial, ekonomi, pertahanan dan keamanan, serta
pemersatu Negara Kesatuan RI. Oleh karena itu, untuk dapat
meningkatkan aksesibilitas wilayah diperlukan perencanaan dari
tata ruang wilayah dan ketersediaan infrastruktur transportasi.
Sektor transportasi terdiri dari beberapa sub sektor yaitu sub sektor
transportasi darat (angkutan kereta api dan angkutan jalan), sub
sektor transportasi laut, dan sub sektor transportasi udara. Di
Indonesia, pembangunan (pengadaan dan pemeliharaan)
infrastruktur sektor transportasi dibidangi oleh Kementrian
Perhubungan dan dibantu oleh Kementrian Pekerjaan Umum
(khusus untuk penyelenggaraan jalan). Dari sisi pendanaan,
berdasarkan anggaran yang diterima oleh Kementerian
Perhubungan dan Kementerian Pekerjaan Umum, alokasi dana
untuk pembangunan sektor transportasi cenderung mengalami
kenaikan setiap tahunnya.
Salah satu tantangan terbesar pembangunan yang sedang
dihadapi Indonesia adalah masih rendahnya kualitas infrastruktur
transportasi di Indonesia. Berdasarkan data Logistic Performance
Index (LPI) pada tahun 2014, indeks infrastruktur Indonesia di
ASEAN berada pada peringkat (53) di bawah Singapura (5),
Malaysia (25), China (28), Thailand (35), dan Vietnam (48).
Rendahnya indeks infastruktur akan berdampak pada mahalnya
biaya logistik. Ditinjau dari sisi pendanaan, sampai dengan saat ini
alokasi dana untuk pembangunan infrastruktur di Indonesia
memang belum mencapai pada tingkatan yang memadai. Bahkan
pihak swasta yang tadinya diharapkan akan memainkan peran
besar dalam pembangunan infrastruktur sejauh ini ternyata belum
mampu memberikan sumbangan yang signifikan.
Pada kenyataannya pembangunan di Indonesia baik
pembangunan fisik maupun pembangunan sumberdaya manusia
belum dilakukan secara merata. Terjadi ketimpangan yang besar
antara pembangunan di kota dan desa yang salah satunya dapat
dilihat dengan membandingkan angka kemiskinan. Salah satu
faktor yang menyebabkan adanya disparitas kemiskinan kota dan
desa yang begitu besar adalah perbedaan yang signifikan
dalam ketersediaan infrastruktur dasar termasuk salah satunya
adalah infrastruktur transportasi berupa akses jalan.
Infrastruktur transportasi memfasilitasi pembangunan ekonomi,
mengurangi harga produk, memberikan akses kepada penyuplai
dan pasar global, serta menciptakan proses produksi yang efektif
dan efisien dalam pembiayaan dengan menurunkan biaya
transportasi dan meningkatkan aksesibilitas (Meersman &
Nazemzadeh, 2017).

I.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang diperoleh dari latar belakang
masalah di atas adalah sebagai berikut :
1. Apa itu infrastruktur transportasi?
2. Bagaimana keadaan infrastruktur sector transportasi di
Indonesia ?
3. Apa saja yang menjadi kendala dalam pemerataan infrastruktur
transportasi di Indonesia ?

I.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui dan memahami mengenai infrastruktur transportasi
2. Mengetahui dan memahami tentang keadaan infrastruktur
khususnya di sector transportasi di indonesia
3. Mengetahui mengenai kendala yang terjadi dalam pemerataan
infrastruktur transportasi di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Pengertian Infrastruktur
Infrastruktur transportasi merupakan prasarana yang
diciptakan dan dimanfaatkan dalam memindahkan orang dan
barang dari satu tempat ke tempat lainnya untukmembantu
kegiatan manusia dalam aspek ekonomi maupun aspek sosial.
Infrastruktur ekonomi ini kebanyakan bersifat publik yang berarti
dapat digunakan atau diakses orang banyak. Infastruktur
transportasi sangat membantu dalam perkembanganekonomi suatu
kawasan/wilayah, perkembangan suatu wilayah, perkembangan
teknologi, perkembangan sosial budaya, perkembangan politik, dll.

Manfaat infrastruktur diantaranya adalah sebagai berikut :

 Berperan Dalam Pemerataan di Desa


Banyak desa yang tidak dapat berkembang atau tidak
mendapatkan fasilitas
dan pelayanan dari pemerintah karena tidak adanya infrastruktur tr
ansportasi yang memadai. Yaitu tidak adanya akses jalan menuju
desa ke kota maupun sebaliknya.Dengan dibangunnya infrastruktur
transportasi, masyarakat desa dapat
merasakan pelayanan dari pemerintah seperti kesehatan, pendidika
n, maupun kebutuhan sehari - hari yang bisa dibeli sendiri.
 Berperan Dalam Keberlangsungan Aktivitas Ekonomi
Adanya infrastruktur transportasi, dapat membuka gerbang
dalam kegiatanekonomi. Infrastruktur transportasi juga berperan
penting dalam pendistribusian barang-
barang, menjaga ketersediaan barang/bahan, dan pemerataan eko
nomi. Akses untuk berkegiatan ekonomi yang jauh, dengan
dibangunnya infrastruktur transportasi dapat dilakukan dengan
mudah, waktu yang singkat, dan jarak nyayang menjadi dekat.
Dalam perkembangan ekonomi negara pun, berpengaruh besar
terhadap perekonomian dalam negeri maupun inetnasional. Selain
itu, denganadanya infrastruktur trasnportasi, banyak masyarakat
yang tertarik untuk datang/berkunjung ke suatu daerah untuk
memenuhi kebutuhannya dan itu memengaruhi pendapatan para
penjual.
 Mempermudah Masyarakat Dalam Beraktivitas atau Bepergian

Saat ini, infrastruktur transportasi yang ada di Indonesia


sudah banyak
mengalami perubahan yang signifikan. Pemerintah semakin gencar 
dalammembangun infrastruktur transportasi, yang tidak hanya
bertujuan untuk pengembangan ekonomi namun juga dapat
dimanfaatkan untuk pelayanan terhadap kesejahteraanmasyarakat.
infrastruktur transportasi yang dapat digunakan untuk
bepergiandiantaranya adalah bandara, terminal, pelabuhan, halte,
dll. Dengan adanya infrastruktur transportasi yang memadai,
masyarakat tidak perlu khawatir dan dengan mudah untuk
bepergian ke daerah yang jauh bahkan ke luar negeri sekalipun.

 Membuka Lowongan PekerjaanDalam infrastruktur ekonomi,


membutuhkan peran manusia untuk bisa menjalankan pelayanan
jasa yang disediakan. Hal ini tentunya bisa memberikan
kesempatan kepada masyarakat untuk dapat melamar dan
medapatkan pekerjaan. Contohnya dalam infrastruktur transportasi
udara yaitu bandara, terdapat
beberapa pekerjaan/profesi yang dibutuhkan. Yaitu pilot/kopilot, pr
amugari, marshaller (pemandu pilot untuk memarkirkan
pesawat), petugas ATC, ground staff, Dan lain – lain.
II.2 Keadaan Infrastruktur Transportasi di Indonesia
Infrastruktur transportasi adalah teknik dan praktek
konstruksi untuk menciptakan sistem yang memindahkan orang
dan barang dari satu tempat ke tempat lainnya.
Infrastruktur transportasi meliputi: jalan raya, rel kereta api,
landasan pesawat, saluran air, kanal, jaringan pipa dan terminal
seperti bandara, stasiun kereta api, halte bus dan pelabuhan.
Ketersediaan infrastruktur menjadi modal Indonesia meningkat
menjadi negara maju, dan tidak terperangkap sebagai negara
berkembang saja atau “middle income trap”. Infrastruktur penting
karena merupakan salah satu penggerak roda pembangunan dan
pertumbuhan ekonomi. Sehingga keadaan infrastruktur yang
memadai sangat diperlukan disuatu negara. Infrastruktur akan
memudahkan bangsa ini bersaing dengan bangsa lain ditengah
kompetisi yang kian ketat. Pembangunan infrastruktur adalah
upaya membangun keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pembangunan yang hanya terkonsentrasi di Jawa dalam beberapa
dekade ini telah menimbulkan ketimpangan pembangunan.
Infrastruktur membuat Indonesia terhubung satu sama lain, terjadi
konektivitas antar wilayah dan kota, dan membuat masyarakat
bersatu. Pembangunan sektor infrastruktur, dimaksudkan untuk
meningkatkan konektivitas dan merangsang pertumbuhan ekonomi
di berbagai wilayah di tanah air. Dengan terjadinya konektivitas
antar daerah, diharapkan dapat memacu pertumbuhan ekonomi.
Selain itu juga untuk memudahkan mobilitas manusia dan
barang, serta membuat harga bahan pokok semakin terjangkau
dan disparitas harga makin mudah dikendalikan. Penyediaan
infrastruktur di Indonesia berjalan lambat karena adanya kendala di
berbagai tahapan proyek, mulai dari penyiapan sampai
implementasi. Secara keseluruhan, lemahnya koordinasi antar
pemangku kepentingan seringkali mengakibatkan mundurnya
pengambilan keputusan. Pada tahap penyiapan, terdapat masalah
akibat lemahnya kualitas penyiapan proyek dan keterbatasan
alokasi pendanaan. Selanjutnya, proyek sering terkendala masalah
pengadaan lahan yang berakibat pada tertundanya
pencapaian financial close untuk proyek KPBU. Selain itu, dari sisi
pendanaan sering muncul masalah terkait tidak tersedianya
dukungan fiskal dari Pemerintah akibat ketidaksesuaian atau
ketidaksepakatan atas pembagian risiko antara Pemerintah dan
Badan Usaha. Selain dukungan fiskal, keterbatasan jaminan
Pemerintah yang dapat diberikan pada proyek infrastruktur juga
menurunkan minat investasi di Indonesia.
Kondisi infrastruktur Indonesia saat ini diklasifikasikan
sebagai kondisi yang belum tercukupi dan tertinggal dari negara
lain. Fakta yang ditemukan ialah kondisi jalan nasional yang kurang
layak sebesar 10,64%, akses masyarakat terhadap air bersih
18,31% (Kementerian Pu-Pera, 2015), rasio elektrifikasi 88,30%
(Kementerian ESDM, 2015). Kondisi ini semakin dipertegas dalam
Global Competitiveness Index (GCI) yang menempatkan Indonesia
pada rangking ke-61 mengenai infrastrukturnya (World Economic
Forum, 2013). Pembangunan yang berkeadilan dan demokrasi serta
dilaksanakan dengan cara yang bertahap, berkesinambungan, dan
merata. Tetapi pada kenyataannya pembangunan di Indonesia
masih jauh dari kemerataan yang diharapkan. Keadaan inilah yang
dibilang masih jauh dari apa yang dicita -- citakan dalam tujuan
awal, yaitu tujuan nasional kita yang menginginkan kemerataan
dalam pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah.
Pembangunan yang kurang merata di indonesia tentu sudah
banyak terjadi contoh saja di desa yang masih tertinggal yang jauh
dari perkotaan, tentu saja hal ini memberi ketidaknyamanan bagi
masyarakat ditempat tersebut, dan tentu akan menghambat
aktivitas masyarakat. Indonesia juga belum dapat memanfaatkan
wilayah -- wilayah daerah pedesaan yang memiliki potensi yang
cukup besar untuk membantu membangun perekonomian negara
yang dikarenakan pembangunan yang tidak merata itu dan
menyebabkan kurang adanya pemanfaatan yang maksimal pada
sumber - sumber daya dari daerah yang memiliki potensi ekonomi
yang baik untuk jangka waktu kedepan. Dengan infrastruktur yang
masih kurang memadai tentu hal ini sangat mempengaruhi tingkat
ekonomi di Indonesia. System ekonomi yang tidak jelas.
Infrastruktur yang tidak memadai.  
Pembangunan infrastruktur transportasi berkelanjutan
merupakan upaya yang komprehensif dari berbagai dimensi
sektoral, wilayah, keterlibatan para aktor, dan substansinya.
Pembangunan infrastruktur transportasi merupakan bagian integral
dalam setiap elemen perwujudan langkah-langkah yang diperlukan
tersebut karena hal ini akan sangat menentukan efisiensi dan
efektivitas pemanfaatan sistem yang ada. Penataan yang
menyangkut aspek teknologi, regulasi, dan perilaku pengguna perlu
diberi prioritas. Strategi implementasi perlu dirumuskan untuk
mencapai kondisi yang lebih berkelanjutan dalam hal operasional,
ketersediaan sistem yang lebih ramah lingkungan, serta
penggunaan sumber daya. Pendidikan bagi publik perlu digalakkan
untuk untuk meningkatkan partisipasi publik ke arah yang
diinginkan. Kota-kota Indonesia yang relatif berkembang cepat
dibanding kota-kota di negara maju, terutama dalam hal
pertumbuhan populasi dan urbanisasi yang memicu pertumbuhan
kebutuhan aktivitas sosial ekonomi, tidak mempunyai pilihan lain
dalam memandang masa depannya, kecuali segera merespons
tuntutan global mengenai keberlanjutan perkotaan yang layak
hidup. Sejumlah kebijakan dasar harus dirumuskan agar arah yang
diambil dapat secara tepat dan efektif menjawab permasalahan.
II.3 Kendala Dalam Pemerataan Infrastruktur Transportasi
Keterkaitan antara transportasi dengan lingkungan meliputi
spektrum yang sangat lebar. Dampak yang timbul bisa akibat
keberadaan dari infrastruktur transportasi yang secara fisik
mempengaruhi lingkungan sekitarnya atau akibat pengoperasian
fasilitas tersebut. Faktor –faktor yang terkait dengan pengoperasian
moda-moda transportasi bersifat sangat dinamis karena tingkat
gangguannya tergantung dari volume penggunaan, jenis moda,
dan teknologi yang digunakan. Dampak lingkungan yang dirasakan
akibat pengoperasian transportasi ini yang umumnya menjadi isu-
isu yang berkepanjangan karena terus berkembang seiring dengan
perkembangan aktivitas manusia. Pada lingkup makroskopis,
tingkat dan skala gangguan terhadap lingkungan akibat
transportasi dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan,
yaitu kondisi perekonomian global dan nasional, kebijakan
transportasi (sistem pengadaan, standar lingkungan, dsb), struktur
sektor transportasi (moda-moda yang dioperasikan, kelembagaan,
keterlibatan swasta dan pemerintah, karakteristik pasar, dsb), serta
aspek-aspek operasional dari kegiatan transportasi (sistem
manajemen, tingkat penggunaan, penerapan teknologi, dan
sebagainya). Bagi transportasi perkotaan, polusi udara akibat
transportasi jalan merupakan dampak yang boleh dikatakan paling
problematis, terutama di negara-negara berkembang di mana
perkembangan infrastruktur sangat tertinggal dibanding
perkembangan kebutuhan yang mengakibatkan kemacetan yang
sangat ekstensif. Disamping itu, faktor lalulintas lainnya
(kebisingan, vibrasi, kerusakan fisik, perasaan tak aman/nyaman)
dan faktor badan jalan (intrusi visual/estetika, pemisahan lahan,
konsumsi lahan, perubahan akses, nilai lahan, pengaruh terhadap
kehidupan alam, situs budaya, sejarah) masing-masing
memberikan dampak tertentu pada lingkungan sekitarnya.
Tantangan yang belum terselesaikan mencakup, pertama,
peningkatan akses dan keterjangkauan. Hal ini terutama berkaitan
dengan negara berkembang di mana akses dari perdesaan yang
masih terbelakang terhadap pasar dan fasilitas lain yang perlu
peningkatan. Yang perlu mendapat fokus perhatian menyangkut
jaringan transportasi perdesaan dan pelayanan angkutan umum
sehingga biaya transportasi secara umum, baik untuk barang
maupun orang, bisa ditekan. Ke-dua adalah penanganan krisis
pemeliharaan. Praktek pemeliharaan yang tidak memadai terhadap
infrastruktur jalan menyebabkan biaya yang sangat besar dalam
bentuk penurunanan nilai aset dan dalam jangka panjang juga
menyebabkan kenaikan biaya pengelolaan secara menyeluruh.
Setiap rupiah penundaan pemeliharaan diperkirakan dapat
menyebabkan kenaikan biaya operasi kendaraan sebesar tiga
rupiah. Sedangkan tantangan baru mencakup aspek-aspek berikut :

 Peningkatan respon terhadap kebutuhan pelanggan.


Peningkatan pendapatan masyarakat dan perubahan
karakteristik pasar akan membangkitkan tuntutan
yang lebih bervariasi dan kualitas pelayanan yang
lebih baik.
 Penyesuaian terhadap pola perdagangan global.
Liberalisasi perdagangan membawa kecenderungan
volume barang dan jarak pengiriman menjadi lebih
tinggi. Negara berkembang sangat mengandalkan
pertumbuhan ekonominya melalui ekspor barang-
barang manufaktur.
 Mengatasi tingkat motorisasi yang sangat cepat. Kota
menjadi motor perkembangan ekonomi, terutama di
negara berkembang, dan populasi urban meningkat
dengan cepat. Dipacu oleh peningkatan pendapatan,
pemilikan kendaraan di kotakota negara berkembang
meningkat lebih cepat dari pada proporsi ruang
perkotaan yang digunakan menjadi jalan.

Suatu upaya peningkatan pelayanan transportasi angkutan


umum adalah dengan melakukan reformasi transportasi angkutan
umum. Prinsip yang terus dikembangkan dalam reformasi
transportasi umum adalah memperbaiki sistem manajemen
transportasi umum dan meningkatkan penggunaan angkutan
umum. Yang menyebabkan pembangunan di Indonesia yang belum
merata yaitu dikarenakan pemerintah yang hanya menyediakan
fasilitas yang sifatnya kompleks untuk daerah perkotaan, sehingga
bagi masyarakat yang letaknya di daerah pedesaan atau terpencil
butuh waktu yang lama untuk menikmati dan mengakses fasilitas --
fasilitas tersebut. Sedangkan salah satu cara untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi adalah pembangunan infrastruktur yang
merata baik di kota besar maupun di pelosok desa. Jika
pembangunan sudah merata di seluruh daerah seperti transportasi
tentu aktivitas perekonomian di suatu desa tersebut dapat berjalan
dengan baik. Ketika keadaan infrastruktur di sebuah negeri lemah,
itu berarti perekonomian di negara itu berjalan sangat tidak efisien.
Belum meratanya pertumbuhan ekonomi yang hanya terfokus di
Jawa dan sekitarnya karena adanya ketimpangan belum meratanya
pembangunan infrastruktur ketimpangan kualitas SDM. Biaya
logistik yang sangat tinggi, berujung pada perusahaan dan bisnis
yang kekurangan daya saing. Belum lagi dengan munculnya
ketidakadilan sosial, misalnya sulit bagi Sebagian penduduk untuk
mendapattkan fasilitas Kesehatan, atau susahnya anak-anak pergi
ke sekolah karena perjalanannya terlalu susah dan mahal.  

Di Negara kita sendiri Indonesia, bukanlah hal yang mudah


dalam membangun maupun mengembangkan infrastruktur. Ada
banyak masalah yang menghambatnya,  berikut adalah beberapa
masalah yang menghambat infrastruktur saat ini :

o Kurangnya koordinasi dalam membangun infrastruktur


Kurangnya koordinasi menjadi masalah utama yang sudah
sejak lama dialami Indonesia dalam membangun dan
mengembangkan infrastruktur.  Pembangunan infrastruktur
seringkali berjalan lambat dari perencanaan karena bentuk
keputusan antar lembaga yang kurang terkoordinasi.
o Kurangnya dana
Masalah biaya menjadi masalah selanjutnya yang kita
hadapi, kurangnya dana yang dimiliki pemerintah menjadi
hambatan yang sudah lama dialami.
o Kendala pembebasan lahan
Selain menghambat dalam proses pembangunan
infrastruktur di Indonesia, pembebasan lahan juga sering
menimbulkan konflik sosial di tengah masyarakat.
o Lembaga pembangun infrastruktur yang kurang
berkompeten
Lembaga pembangun infrastruktur yang kurang
berkompetensi juga kerap menjadikan pembangunan dan
pengembangan infrastruktur di Indonesia terhambat.
o Lambatnya penyusunan peraturan
Indonesia sendiri terkenal dengan birokrasinya yang
panjang sehingga menghambat dalam penyusunan peraturan
pembangunan. Hal ini harus menjadi konsen pemerintah dalam
memangkas birokrasi yang ada.
o Kesadaran keselamatan kerja dalam pembangunan
infrastruktur
Rendahnya kesadaran keselamatan kerja yang memadai
dalam membangun infrastruktur juga dapat menjadi
penghambat. Kecelakaan kerja yang terjadi dalam
pembangunan dan pengembangan infrastruktur tentu akan
menghambatnya.
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Infrastruktur adalah fasilitas dasar (fisik atau sosial) yang
digunakan untuk kegiatanatau aktivitas manusia maupun
perusahaan. Infrastruktur keras adalah prasarana
yang berbentuk secara fisik dan terlihat secara jelas dan mendukun
g kegiatan manusia. Infrastruktur keras non-fisik adalah prasarana
yang tidak berbentuk secara fisik namun tetap mendukung dan
bermanfaat bagi manusia.

 Komponen yang memberi input kepada penduduk.


 Komponen yang mengambil output dari penduduk. 
 Komponen yang dapat dipakai untuk memberi input maupun
mengambil output.

Infrastruktur transportasi merupakan prasarana yang


diciptakan dan dimanfaatkandalam memindahkan orang dan barang
dari satu tempat ke tempat lainnya untuk membantukegiatan
manusia dalam aspek ekonomi maupun aspek sosial. Infrastruktur
ekonomi inikebanyakan bersifat publik yang berarti dapat
digunakan atau diakses orang banyak.Disamping manfaatnya dalam
kehidupan manusia, adanya infrastruktur transportasi juga
menimbulkan masalah atau dampak terhadap kehidupan maupun
lingkungan.

1. Memberikan sarana dan prasarana transportasi umum, agar


masyarakat menggunakan fasilitas umum itu dibandingkan
dengan kendaraan pribadi. Membangun prasarana
transportasi seperti halte,terminal yang nyaman dan aman
agar masyarakat merasa betah untuk
menggunakaninfrastruktur transportasi umum.
2. Sebelum membangun suatu infrastruktur transportasi,harus
ada survey yang tepat dan akurat mengenai biaya
pembangunan.
3. Pelayanan dalaminfrastruktur transportasi yang baik, akan
berdampak baik dalam keberlangsungan infrastruktur
transportasi tersebut

Ide pengembangan transportasi berkelanjutan merupakan


esensial dari masalah pembangunan berkelanjutan. Untuk itu,
agar pembangunan dapat berkelanjutan, perlu dilakukan
pengkajian tidak hanya dari infrastrukturnya namun juga
dampaknya terhadap lingkungan, seperti kebiasaan penumpang
transportasi umum di beberapa kota. Pasalnya, masing-masing
kota memiliki problem yang  berbeda dan spesifik sesuai dengan
budaya dan lingkungan sekitarnya.

Kebijakan dalam menangani permasalahan transportasi


perkotaan perlu didekati baik dari sisi penyediaan (supply) maupun
dari sisi kebutuhan (demand). Tidak ada “obat mujarab” yang
dengan satu tindakan tertentu akan bisa menyelesaikan semua
persoalan transportasi, melainkan perlu tindakan-tindakan yang
terpadu dan berkelanjutan. Manajemen Kebutuhan Transportasi
merupakan praktek yang perlu diupayakan lebih intensif dalam
rangka mengoptimumkan pemanfaatan sumber daya. Isu-isu
mengenai pembangunan berkelanjutan (sustainable development)
dan khususnya transportasi berkelanjutan (sustainable
transportation) telah menjadi isu global yang setiap negara dituntut
menunjukkan tanggung jawabnya sesuai dengan permasalahan dan
kebutuhan lokal.
DAFTAR PUSTAKA
 
Berawi, B. S. (2012). Perkembangan Kebijakan Pembiayaan Infrastruktur
Transportasi Berbasis Kerjasama Pemerintah Swasta Di Indonesia.
Jurnal Transportasi, 12, 93-102.

Hadi, dkk. (2021). PENGARUH INDEKS INFRASTRUKTUR JALAN


TERHADAP INDIKATOR EKONOMI DI INDONESIA. Jurnal Himpunan
Pengembangan Jalan Indonesia, 7(2), 143 – 152.

Novitasari, A. Z. (2018). Kebijakan Pembangunan Desa


MelaluiPembangunan InfrastrukturTransportasi Dalam Upaya
Pemerataan Pembangunan. Jurnal Manajemen Dan Kebijakan Publik,
3, 86-91.

Pu.go.id. (2006, 29 Juli). Pembangunan Infrastruktur Harus Sejalan. Diakses


pada 15 Maret 2023 dari https://pu.go.id/berita/pembangunan-
infrastruktur-harus-sejalan

Rahman, A. Z., & Novitasari, D. (2018). KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DESA


MELALUI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI DALAM UPAYA
PEMERATAAN PEMBANGUNAN DI DESA PLESUNGAN KECAATAN KAPAS
KABUPATEN BOJONEGORO. GEMA PUBLICA : Jurnal Manajemen dan
Kebijakan Publik, 3(2), 85-91. https://doi.org/10.14710/gp.3.2.2018.85-91

Sitorus, Budi. & N, Cristina. (2016). PENGEMBANGAN SEKTOR


TRANSPORTASI UNTUK MENINGKATKAN AKSESIBILITAS
KABUPATEN PULANG PISAU. Jurnal Manajemen Bisnis Transportasi
dan Logistik, 3(2), 353 – 371.

Anda mungkin juga menyukai