Anda di halaman 1dari 17

UPAYA PENINGKATAN DAYA SAING INDONESIA MELALUI PEMBANGUNAN

INFRASTRUKTUR SEBAGAI PONDASI MENUJU INDONESIA MAJU

Oleh:
1
Ailansi Rambu Sedu Oyi
2
Maria Aprilia Neolaka
1
Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi & Bisnis, Universitas Widyagama Malang,Indonesia
ailansirambusedu@gmail.com
2
Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi & Bisnis, Universitas Widyagama Malang,Indonesia
mariaaprilianeolaka@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis upaya peningkatan daya saing indonesia melalui
pembangunan infrastruktur berkelanjutan sebagai pondasi menuju indonesia maju dengan
menggunakan data sekunder yaitu data dari jurnal publikasi Menteri Keuangan RI dan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa upaya peningkatan daya saing indonesia melalui pembangunan infrastruktur
berkelanjutan sudah dilakukan dengan baik dilihat dengan beberapa target pembangunan
infrastruktur yang sudah terrealisasi.

Kata Kunci: Infrastruktur, Indonesia, Menteri Keuangan RI, Kementerian Pekerjaan Umum
Dan Perumahan Rakyat

1
Abstract
This study aims to analyze efforts to increase Indonesia's competitiveness through sustainable
infrastructure development as a foundation towards advanced Indonesia by using secondary
data, namely data from published journals of the Minister of Finance of the Republic of
Indonesia and the Ministry of Public Works and Public Housing. The results of this study
indicate that efforts to increase Indonesia's competitiveness through sustainable infrastructure
development have been carried out well in view of the several infrastructure development
targets that have been realized.

Kata Kunci: Infrastructure, Indonesia, Indonesian Minister of Finance, Ministry of Public


Works and Public Housing

2
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan salah suatu negara berkembang yang harus semakin giat
melakukan pembangunan. Pada beberapa tahun terakhir pemerintah berfokus pada
pembangunan infrastruktur. Pembangunan infrastruktur yang dilakukan pemerintah
Indonesia dibanyak wilayah sedang menjadi perbincangan hangat masyarakat. Pemerintah
Indonesia menempatkan pembangunan infrastruktur fsik sebagai suatu sektor vital dalam
mencapai pemerataan dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi.Pembangunan infrastruktur
di Indonesia yang merupakan wilayah kepulauan mempunyai peranan penting,
pembangunan harus dikelola dan dikembangkan secara serius dn berkelanjutan untuk
mewujudkan perekonomian nasional yang berkeadilan, berkesejahteraan dan
berkeseimbangan.
Pembangunan Infrastruktur sangat penting bagi suatu negara karena bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan pertumbuhan perekonomian
negara. Infrastruktur akan menjadi investasi jangka panjang bagi suatu negara.Sifat dan
jenis infrastruktur yang diperlukan suatu daerah dipengaruhi oleh karakteristik alam dan
pola persebaran penduduk yang khas pada daerah tersebut. Infrastruktur bukan hanya
diperlukan untuk meningkatkan daya saing demi mendorong lebih banyak kegiatan
investasi, produksi dan perdagangan, tetapi juga untuk mempercepat pemerataan
pembangunan sehingga tingkat kemiskinan dan pengangguran dapat diturunkan. Selain itu,
keberadaan infrastruktur juga sangat diperlukan agar proses pembangunan sumber daya
manusia di suatu daerah dapat berjalan dengan baik.
Proses pembangunan yang disertai dengan perkembangan teknologi yang cepat
mengharuskan adanya pendekatan yang benar-benar tepat dalam program pengembangan
SDM. Infrastruktur juga dapat dijadikan mobil penggerak pembangunan nasional dan
menjadi konektivitas antar wilayah yang ada di Indonesia. Perbaikan pada sektor
infrastruktur tentunya dapat mendorong minat investasi asing dan domestik.
Tujuan pembangunan jangka panjang Indonesia yang telah disepakati bersama adalah
membangun Indonesia yang maju, mandiri, adil dan makmur. Pemerintah telah
berkomitmen untuk mengangkat Indonesia menjadi negara maju dan merupakan kekuatan
12 besar dunia tahun 2025 dan delapan besar dunia pada tahun 2045 melalui pertumbuhan
ekonomi tinggi yang inklusif dan berkelanjutan. Pada saat itu, Pendapatan Domestik Bruto
(PDB) Indonesia diharapkan akan mencapai USD 4,5 trilyun dengan Pendapatan per kapita
penduduknya mencapai USD 15.500.  Memang bukan pekerjaan yang mudah untuk
3
mencapai tujuan besar tersebut, tetapi juga bukan merupakan sesuatu yang mustahil untuk
dapat diraih.
Kemampuan bangsa untuk berdaya saing tinggi merupakan kunci dalam menempatkan
Indonesia sebagai negara maju sekaligus mewujudkan kemakmuran bangsa. Daya saing
yang tinggi, akan menjadikan Indonesia siap menghadapi tantangan-tantangan globalisasi
dan mampu memanfaatkan peluang yang ada. Untuk memperkuat daya saing bangsa, maka
pembangunan nasional dalam jangka panjang salah satunya diarahkan untuk membangun
infrastruktur yang mendorong konektivitas antar wilayah sehingga dapat mempercepat dan
memperluas pembangunan ekonomi Indonesia.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka peneliti tertarik untuk mengambil judul
tentang “Upaya Peningkatan Daya Saing Indonesia Melalui Pembangunan
Infrastruktur Berkelanjutan Sebagai Pondasi Menuju Indonesia Maju”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut:

1. Bagaimana upaya peningkatandaya saing Indonesia dengan Negara ASEAN ?

2. Bagaimana perbandingan Besaran Biaya Logistik terhadap Produk Domenstik Bruto


(PDB) Indonesia dengan Negara di Asia tahun 2015-2022?

3. Apa saja target pembangunan infrastruktur Indonesia tahun 2022?

4. Apa saja capaian target pemerintah dalam pembangunan infrastruktur sebagai


pondasi Indonesia Maju?

4
2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

Infrastruktur merupakan kebutuhan dasar fsik yang diperlukan seperti jalan, jalur kereta
api, jembatan, kelistrikan, telekomunikasi, pengairan/irigasi dan bandar udara yang
bertujuan untuk pengorganisasian sistem struktur yang diperlukan agar ekonomi dapat
berjalan. Dengan tersedianya infrastruktur fsik secara memadai, akan mendukung
kelancaran aktivitas ekonomi masyarakat, distribusi aliran produksi barang dan jasa.
Fungsi dari pembangunan infrastruktur adalah untuk kelancaran arus barang dan jasa,
infrastruktur transportasi akan memberikan dampak yang besar untuk biaya pokok
produksi. Infrastruktur merupakan peningkatan aksesibilitas yang mampu untuk
memfasilitasi mobilitas barang dan jasa yang lebih efsien.

Menurut Macmillan Dictionary of Modern Economics (1996), infrastruktur merupakan


elemen struktural ekonomi yang memfasilitasi arus barang dan jasa antara pembeli dan
penjual. Sedangkan The Routledge Dictionary of Ecomics (1995) memberikan pengertian
yang lebih luas yaitu bahwa infrastruktur juga merupakan pelayanan utama dari suatu
negara yang membantu kegiatan ekonomi dan kegiatan masyarakat sehingga dapat
berlangsung melalui penyediaan transportasi dan fasilitas pendukung lainnya. Larimer
(1994) menyatakan bahwa infrastruktur merupakan pondasi atau rancangan kerja yang
mendasari pelayanan pokok, fasilitas dan institusi dimana bergantung pada pertumbuhan
dan pembangunan dari suatu area, komunitas dan sistem.Infrastruktur meliputi variasi yang
luas dari jasa, institusi dan fasilitas yang mencakup sistem transportasi dan sarana umum
untuk membiayai sistem, hukum dan penegakan hukum pendidikan dan penelitian.

Banyak definisi dari bacaan mengenai infrastruktur menunjukkan adanya beberapa


kesamaan unsur (Slootweg dan Verhoef 1999) seperti: (1) Infrastruktur adalah suatu sistem
yang besar, (2) Infrastruktur memiliki dimensi teknologi yang kuat, (3) Infrastruktur terdiri
dari komponen fisik yang tidak dapat dipindah-pindah, (4) Infrastruktur memberikan jasa
yang penting (necessary) dan sulit tergantikan (hardly replaceable).

Pemerintah melalui PP No.42/2005 tentang KPPI, menjelaskan beberapa jenis


infrastruktur yang penyediaannya diatur pemerintah, yaitu:infrastruktur transportasi, jalan,
pengairan, air minum dan sanitasi, telematika, listrik, dan pengangkutan migas.
Penggolongan tersebut diatas dapat dikategorikan sebagai infrastruktur dasar karena
sifatnya yang merupakan kepentingan umum dan dibutuhkan masyarakat luas sehingga
5
perlu diatur oleh pemerintah. Pengertian diatur tidak sama dengan dibangun oleh
pemerintah, karena penyediaan infrastruktur tersebut dapat bekerja sama dengan badan
usaha, seperti yang diatur dalam PP RI N0.67/2005 tentang kerjasama pemerintah dengan
badan usaha dalam penyediaan infrastruktur.

The World Bank (1994) membagi infrastruktur menjadi tiga, yaitu:

1. Infrastruktur ekonomi, merupakan infrastruktur fsik yang diperlukan untuk menunjang


aktivitas ekonomi, meliputi public utilities (tenaga, telekomunikasi, air, sanitasi, gas),
public work (jalan, bendungan, kanal, irigasi dan drainase) dan sektor transportasi
(jalan, rel, pelabuhan, lapangan terbang dan sebagainya).

2. Infrastruktur sosial, meliputi pendidikan, kesehatan, perumahan dan rekreasi.

3. Infrastruktur administrasi, meliputi penegakan hukum, kontrol administrasi dan


koordinasi.

Peran infrastruktur penting guna menghubungkan berbagai pusat kegiatan ekonomi


dengan daerah penyangganya. Di daerah-daerah terpencil yang sulit dijangkau, seperti di
lereng- lereng gunung atau lembah, biasanya penduduknya hidup dalam kemiskinan dan
terisolasi dari gerak maju pembanguan di pusat pertumbuhan terdekat sekalipun. Dengan
kendala kondisi geograf yang sedemikian itu, kaum petani di daerah-daerah terpencil sulit
memasarkan hasil pertaniannya. Kalaupun bisa, kaum petani yang penghasilannya tidak
seberapa tersebut harus membayar dengan biaya yang mahal. Kendala tersebut
menghalangi kaum miskin untuk ikut dalam proses pembanguan, baik untuk mendapatkan
pekerjaan yang lebih baik atau meningkatkan produktivitas kerjanya.

Disinilah pembangunan infrastruktur dapat berperan dalam penanggulangan


kemiskinan, yakni dengan meningkatkan akses bagi kaum miskin dan akses bagi intervensi
pemerintah untuk lebih efektif dalam menanggulangi kemiskinan. Akses yang lebih baik
akan mampu mengurangi biaya hidup, meningkatkan pendapatan, dan membuka
kesempatan bagi kaum miskin untuk mendapatkan manfaat dari pertumbuhan ekonomi.

6
3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Pengumpulan Data
Metode studi literatur adalah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode
pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat, serta mengelolah bahan penelitian
(Zed, 2008:3).
Studi kepustakaan merupakan kegiatan yang diwajibkan dalam penelitian, khususnya
penelitian akademik yang tujuan utamanya adalah mengembangkan aspek teoritis maupun
aspek manfaat praktis. Studi kepustakaan dilakukan oleh setiap peneliti dengan tujuan
utama yaitu mencari dasar pijakan / fondasi utnuk memperoleh dan membangun landasan
teori, kerangka berpikir, dan menentukandugaan sementara atau disebut juga dengan
hipotesis penelitian. Sehingga para penelitidapat menggelompokkan, mengalokasikan
mengorganisasikan, dan menggunakan variasi pustaka dalam bidangnya. Dengan
melakukan studi kepustakaan, para peneliti mempunyai pendalaman yang lebih luas dan
mendalam terhadap masalah yang hendak diteliti.
Melakukan studi literatur ini dilakukan oleh peneliti antara setelah mereka menentukan
topik penelitian dan ditetapkannya rumusan permasalahan, sebelum mereka terjun ke
lapangan untuk mengumpulkan data yang diperlukan (Darmadi, 2011)
Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu studi literatur dengan
pencarian data pustaka berupa jurnal ilmiah atau jurnal publikasi yang bersumber dari
internet terkait dengan Upaya Indonesia dalam meningkatkan daya saing melalui
pembangunan infrastruktur.

7
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Daya Saing Indonesia dengan Negara ASEAN

Kemampuan bangsa untuk berdaya saing tinggi merupakan kunci dalam menempatkan
Indonesia sebagai negara maju sekaligus mewujudkan kemakmuran bangsa. Daya saing
yang tinggi, akan menjadikan Indonesia siap menghadapi tantangan-tantangan globalisasi
dan mampu memanfaatkan peluang yang ada. Untuk memperkuat daya saing bangsa, maka
pembangunan nasional dalam jangka panjang salah satunya diarahkan untuk membangun
infrastruktur yang mendorong konektivitas antar wilayah sehingga dapat mempercepat dan
memperluas pembangunan ekonomi Indonesia.

Salah satu parameter yang telah secara umum digunakan dalam melihat daya saing suatu
Negara di kancah global adalah melalui Global Competitiveness Index (GCI) yang dirilis
berkala oleh World Economic Forum (WEF). GCI merupakan indeks yang mengukur
progres suatu negara dalam perkembangan semua faktor-faktor yang memengaruhi
produktivitasnya. Secara implisit, indeks ini mengukur seberapa efisien suatu negara
memanfaatkan faktor-faktor produksinya yang kemudian akan berujung pada upaya
memaksimalkan produktivitas faktor total/total factor productivity (TFP) dan mencapai
pertumbuhan ekonomi jangka panjang, sehingga bermanfaat bagi pembuat kebijakan untuk
melakukan intervensi kebijakan yang efektif.

Sumber : Kemenkeu Tahun 2022 (diolah)

Berdasarkan The Global Competitiveness Report 2019 yang dirilis oleh WEF dimaksud,
peringkat daya saing Indonesia menduduki peringkat 50 dunia dari 141 negara yang
disurvei. Apabila dibandingkan Negara-negara tetangga, maka Indonesia menempati
urutan ke-4 di ASEAN setelah Singapura (1), Malaysia (27) dan Thailand (40). Menurut
8
WEF, makroekonomi yang stabil dan ukuran ekonomi yang besar merupakan kekuatan
bagi daya saing Indonesia di tingkat global. Selain itu WEF juga mencatat bahwa
Indonesia termasuk salah satu negara yang mengalami kemajuan signifikan dalam hal
infrastruktur transportasi. Khusus terkait aspek infrastruktur, Indonesia memperoleh
hasil penilaian yang sama dengan Thailand dan India, serta lebih tinggi dibandingkan
dengan Filipina, Vietnam, dan Brazil, namun masih lebih rendah dari Rusia, Malaysia,
China, dan Singapura.

4.2 Perbandingan Besaran Biaya Logistik terhadap Produk Domenstik Bruto (PDB)
Indonesia dengan Negara di Asia

Infrastruktur adalah salah satu harapan penggerak ekonomi melalui terbukanya lapangan
kerja dan peningkatan konsumsi. Sementara itu, infrastruktur juga berkontribusi dalam
peningkatan kapasitas produksi, perbaikan arus barang dan jasa, serta penurunan biaya
logistik yang tentunya akan bermuara pada terciptanya efisiensi ekonomi.

Sumber : Kemenkeu Tahun 2022 (diolah)

Dapat dilihat bahwa biaya logistik Indonesia saat ini masih sangat tinggi apabila
dibandingkan dengan negara-negara di kawasan Asia. Berdasarkan data yang dirilis oleh
Bank Dunia (The World Bank) biaya logistik di indonesia terhitung mencapai 24% dari
PDB, dimana angka ini jauh lebih tinggi dari negara maju seperti Jepang, Korea Selatan
bahkan Singapura yang biaya logistiknya tidak sampai 10% dari PDB. Mahalnya biaya
logistik ini tentunya turut dirasakan masyarakat Indonesia yang tinggal jauh dari pusat
perekonomian seperti daerah perbatasan. Alhasil kondisi ini lagi-lagi menciptakan
kesenjangan antar wilayah yang berdampak pada kesejahteraan rakyat. Pembangunan
infrastruktur yang tidak merata dapat menimbulkan ketimpangan sosial. Untuk itu,

9
upaya pemerintah dalam mengurangi masalah tersebut perlu didukung dengan
infrastruktur publik yang maju dan berkualitas agar tentunya Indonesia dapat keluar
zona middle income trap.

4.3 Anggaran Infrastruktur Indonesia Tahun 2015-2022


Untuk dapat keluar dari middle income trap dan menjadi negara maju di tahun 2045,
pembangunan infrastruktur menjadi salah satu pilar utama pemerintah dalam prioritas
pembangunan nasional beberapa tahun terakhir. Pemerintah memiliki lima program
prioritas pembangunan infrastruktur dalam kurun waktu 2020-2024. Kelima program itu
adalah pengembangan infrastruktur pelayanan dasar, penguatan konektivitas,
pembangunan infrastruktur perkotaan, energi dan ketenagalistrikan, serta transformasi
digital.  Selain itu, melalui Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan
Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2020, Pemerintah menargetkan
pembangunan Proyek Strategis Nasional yang terdiri dari 201 proyek dan 10 program
dengan estimasi kebutuhan pendanaan mencapai Rp4.817 trilyun.

Dapat kita cermati bersama bahwa selama periode 2015-2022, anggaran infrastruktur
tumbuh rata-rata 12,7% tiap tahunnya. Kebijakan dalam penganggaran tersebut rupanya
memberikan hasil yang cukup baik, yang ditunjukkan oleh peningkatan stok infrastruktur.
Stok infrastruktur adalah adalah nilai total investasi yang telah dikeluarkan oleh
pemerintah dan pihak swasta dalam membangun infrastruktur, dikurangi depresiasi. Meski
stok infrastruktur indonesia masih di bawah target standar global yaitu 75% dari PDB,
namun di tahun 2019 stok infrastruktur Indonesia berhasil meningkat menjadi 43% dari
sebelumnya 35% pada tahun 2015 silam.

Sumber : Kemenkeu Tahun 2022 (diolah)


10
Pada tahun 2022, pembangunan infrastruktur tetap menjadi salah satu prioritas
pembangunan, terutama dalam mendukung pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19.
Pembangunan infrastruktur memiliki peranan penting untuk mengaktifkan kembali aktivitas
ekonomi yang lesu akibat dampak pandemi Covid-19. Untuk itu pemerintah telah
mengalokasikan anggaran infrastruktur dalam APBN tahun anggaran 2022 sebesar Rp
365.778,1 miliar yang terdiri atas:

a. Belanja Pemerintah Pusat sebesar Rp168.348,3 miliar, meliputi belanja K/L


Rp162.249,4 miliar dan belanja non K/L Rp6.098,9 miliar;
b. Transfer Ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) sebesar Rp102.193,9 miliar; dan
c. Pembiayaan Anggaran sebesar Rp95.235,9 miliar.

4.4 Target Pembangunan Infrastruktur Indonesia tahun 2022

Sesungguhnya sebagai negara berkembang Indonesia ke depannya dihadapkan pada


berbagai tantangan dalam menuntaskan banyak target guna mewujudkan infrastruktur yang
tangguh. Infrastruktur yang merupakan Kekayaan Negara dan dibangun
menggunakan Uang Kita ini tentu tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan ekonomi dan
daya saing semata. Pembangunan infrastruktur juga diharapkan dapat menjadi komponen
dasar untuk mempererat persatuan demi mewujudkan keadilan sosial yang dicita-citakan
pendiri bangsa.

Sumber : Kemenkeu Tahun 2022 (diolah)


Dengan dukungan anggaran infrastruktur, maka target pembangunan infrastruktur dalam
APBN tahun anggaran 2022 Indonesia meliputi antara lain:

11
a. Bidang pelayanan dasar, berupa pembangunan rumah susun 5.141 unit dan rumah
khusus 1.823 unit, pengadaan akses sanitasi dan persampahan bagi 111.543 KK,
pembangunan 44 unit bendungan (39 unit lanjutan dan 5 unit baru), serta pembangunan
jaringan irigasi seluas 5.000 ha dan rehabilitasi jaringan irigasi seluas 100.000 ha;
b. Bidang konektivitas, berupa pembangunan jalan sepanjang 295 km, pembangunan
jembatan sepanjang 6.253 m, pembangunan jalur kereta api sepanjang 6.624 km’sp, dan
pembangunan bandar udara  baru pada 6 lokasi;
c. Bidang energi dan ketenagalistrikan dalam bentuk penyediaan jaringan gas bumi untuk
rumah tangga sebanyak 40.000 SR dan pembangunan PLTS Rooftop dengan total
kapasitas 2,3 MWp;
d. Bidang teknologi informasi, dalam bentuk pembangunan 2.344 BTS baru dan
penyediaan akses internet sebanyak 9.463 titik (existing) khususnya di daerah 3T,
penyediaan kapasitas satelit sebesar 25 Gbps, dan Utilisasi Palapa Ring dengan target
rata-rata 41,6% (Barat 45%, Tengah 40%, Timur 40%)

4.5 Capaian Target Pembangunan Infrastruktur sebagai Pondasi Menuju Indonesia


Maju

Komitmen pembangunan infrastruktur seperti jalan dan jembatan, jalan tol, bendungan,
irigasi, sanitasi, hingga perumahan dituangkan dalam Rencana Strategis (Renstra)
Kementerian PUPR.

Berikut dipaparkan beberapa capaian pemerintah dalam membangunan infrastruktur


sebagai pondasi menuju Indonesia Maju selama masa jabatan presiden Jokowi hingga
2022, yaitu:

a. Infrastruktur Air untuk Ketahanan Pangan Negeri

Global Food Security Index (GFSI) atau Indeks Ketahanan Pangan Global yang dirilis
The Economist dan Corteva perusahaan sains bidang pangan, menempatkan Indonesia
dalam kategori moderat dengan skor 60,2 poin dan berada di peringkat ke-63 dari 113
negara, Berdasarkan laporan Economist Impact, skor GFSI milik Indonesia mengalami
peningkatan 1,7% dibandingkan pada 2021 yang sebesar 59,2 poin. .Hal ini menjadi
prestasi yang terbilang menggembirakan. Lantaran skor ketahanan pangan Indonesia
berdasar laporan yang sama terus menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun.

12
Sumber: Economist Impact tahun 2022

Meski laporan ini menunjukan prestasi yang membanggakan, namun pemerintah tidak
berpuas diri dan akan terus berbenah demi menjawab tantangan kebutuhan pangan di
masa depan.

Pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi merupakan komitmen pemerintah dalam


mendukung terwujudnya ketahanan air dan pangan nasional. Beberapa jaringan irigasi
yang telah dibangun diantaranya (1) Daerah Irigasi (DI) Leuwigoong seluas 5.313
hektar di Kabupaten Garut, yang merupakan salah satu lumbung spadi di Provinsi Jawa
Barat. (2) Daerah Irigasi (DI) Jambo Aye Kanan di Kabupaten Aceh Utara dan Aceh
Timur seluas 3.028 hektar. Pembangunan jaringan DI Jambo Aye Kanan telah dimulai
sejak akhir 2016 lalu telah rampung tahap 1 pada akhir 2022 yaitu di sebelah kanan
seluas 3.028 hektar, sedangkan sisanya yang sebelah kiri pemerintah menargetkan
selesai pada 2024 seluas 3.028 hektar.

Selain jaringan irigasi pemerintah juga telah membangun sejumlah bendungan di


beberapa daerah capaian infrastruktur sumber daya air yang telah berhasil terbangun
diantaranya 48 bendungan dimana sebanyak 15 bendungan telah diselesaikan dan
diresmikan, sementara 32 bendungan lainnya masih dalam tahap konstruksi dan
ditambah 1 bendungan baru.

Dalam konteks ketahanan pangan, pembangunan bendungan dan saluran irigasi itu
memungkinkan petani tetap mendapat pasokan air yang cukup di musim kemarau,
sehingga kebutuhan konsumsi masyarakat tetap terpenuhi, bahkan panen bisa
ditingkatkan hingga 3 kali lipat dalam setahun. Selain pembangunan infrastruktur, upaya
meningkatkan ketahanan pangan juga dilakukan dengan modernisasi irigasi yang saat
ini masih terus disosialisasikan kepada para petani.

13
b. Infrastruktur Jalan dan Jembatan

Langkah nyata dari rencana strategis, pemerintah telah banyak mencanangkan


program pembangunan mulai dari Aceh hingga ke Papua. Mulai dari konstruksi jalan
seperti Jalan Tol Trans Jawa dan Jalan Tol Trans Sumatera, jalan nasional seperti Trans
Papua, Jalan Paralel Perbatasan di Kalimantan dan di Papua, konstruksi bendungan dan
embung, hingga pembangunan perumahan lewat Program Sejuta Rumah.

 Proyek Tol Trans Jawa

Proyek Tol Trans Jawa sendiri merupakan jalur bebas hambatan di pesisir utara
Jawa dan tersambung dari Merak hingga Banyuwangi. Tol Pasuruan -
Probolinggo sepanjang 43,75 km terdiri dari 4 seksi, yakni Seksi 1 Grati
Pasuruan-Tongas sepanjang 13,5 km, Seksi 2 Tongas-Probolinggo Barat
sepanjang 6,9 km, Seksi 3 Probolinggo Barat-Probolinggo Timur sepanjang
10,9 km, Seksi 4A Probolinggo Timur-Gending sepanjang 8,5 km dan Seksi 4B
sepanjang 3,8 km.

 Proyek Tol Trans Sumatera

Pada tol Trans Sumatera panjang ruas yang telah rampung dan bisa
dioperasikan yakni ada 5 ruas tol yang sudah beroperasi antara lain Medan-
Binjai sepanjang 17 km, Pekanbaru-Dumai sepanjang 131 km, Palembang-
Indralaya sepanjang 22 km, Terbanggi Besar-Kayu Agung sepanjang 189 km,
dan Bakauheni-Terbanggi Besar sepanjang 141 km. Tersisa beberapa ruas tol
yang masih berwarna biru atau masih konstruksi. Salah satu di antaranya yaitu
Tol Indralaya-Muara yang pembebasan lahan sudah mencapai 96% dan
konstruksi sekitar 85%, Tol Pekanbaru-Pangkalan sepanjang 64 km dengan
progres lahan 75% dan konstruksi 80%, Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Siantar
sepanjang 93 km dan progres lahan 93% serta konstruksi 70%, dan Kisaran-
Indrapura sepanjang 48 km dengan progres lahan 40% dan konstruksi 64%
Wakil Menteri BUMN II, Kartika Wirjoatmodjo menargetkan proyek
pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) ini selesai pada akhir 2024.

 Jalan Paralel Perbatasan Kalimantan

Di luar jalan tol, Kementerian PUPR juga turut membangun jalan nasional
hingga ke titik terluar negara. Seperti Jalan Paralel Perbatasan di Kalimantan
yang membentang melewati Kalimantan Barat (Kalbar), Kalimantan Timur
14
(Kaltim) dan Kalimantan Utara (Kaltara). Di Kaltim, secara keseluruhan jalan
perbatasan sepanjang 406 km telah tembus dengan kondisi tanah 155 km,
agregat 165 km, dan aspal 86 km. Ditargetkan pada 2024, jalan perbatasan di
Kaltim dapat diselesaikan dalam kondisi aspal 295 km, agregat 63 km, adapun
sisanya berupa tanah sepanjang 48,5 km. Sementara di Kaltara, secara
keseluruhan jalan perbatasan sepanjang 614 km. Kondisinya saat ini masih
tersisa sepanjang 36 km yang belum tembus, yakni berada di sekitar Metulang,
Kabupaten Malinau, hingga batas Provinsi Kaltim. Sementara untuk jalan yang
sudah tembus sepanjang 578 km, kondisinya berupa tanah 452 km, agregat 118
km, dan aspal 9 km. 

 Konstruksi Jalan Nasional Papua

Konstruksi Jalan Nasional Papua juga turut menyambangi tanah Papua dengan
adanya proyek Jalan Trans Papua dan Jalan Perbatasan Papua. Untuk Trans
Papua, pengerjaan proyek ini terbagi dalam dua provinsi, yakni di Papua Barat
sepanjang 1.070,62 km, dan di Papua dengan panjang total 3.259,46 km.
Sedangkan untuk Jalan Perbatasan Papua yang berdampingan dengan Papua
Nugini akan menghubungkan Jayapura hingga Merauke. Pengerjaannya dibagi
dalam tiga segmen, yakni Segmen I Jayapura-Yarso-Waris-Yetti sepanjang
128,18 km, Segmen II YettiUbrub-Oksibil sejauh 301,74 km, serta Segmen III
Oksibil-Tanah Metah-Muting-Merauke sepanjang 668,32 km.

c. Infrastruktur Perumahan

Dalam sepanjang masa pemerintahan Presiden Jokowi, Program Sejuta Rumah bisa
dibilang program sukses yang dicanangkan pemerintah. Selain mempermudah rakyat
Indonesia, khususnya kalangan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), memiliki
rumah, Program Sejuta Rumah juga memberikan dampak berganda bagi industri
turunan yang terkait dengan sektor perumahan. Jadi hal yang wajar jika ada yang
bilang, Program Sejuta Rumah telah membuat Indonesia maju.

Pada Peringatan Hari Perumahan Nasional (Hapernas) tanggal 25 agustus tahun 2022
lalu, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengumumkan
pembangunan infrastruktur dan perumahan dalam Program Sejuta Rumah di Indonesia
telah mencapai angka 544.845 unit.

15
5. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan sebelumnya maka peneliti menarik
kesimpulan sebagai berikut:

1. Peringkat daya saing Indonesia dengan Negara Asia menduduki peringkat 50


dunia dari 141 negara yang disurvei berdasarkan The Global Competitiveness
Report 2019 yang dirilis oleh WEF. Didasarkan pada makroekonomi yang stabil
dan ukuran ekonomi yang besar merupakan kekuatan bagi daya saing Indonesia
di tingkat global.

2. Berdasarkan capaian pemerintah dalam membangunan infrastruktur selama masa


jabatan presiden Jokowi hingga 2022, Pembangunan infrastruktur secara masif
dan merata di seluruh pelosok tanah air selama beberapa tahun terakhir menjadi
pondasi untuk kemajuan Indonesia di masa depan.

5.2 Rekomendasi
Berikut beberapa saran yang ingin penulis sampaikan antara lain:
1. Kedepanya diharapkan pemerintah perlu melakukan skema baru agar pembangunan
infrastruktur tidak terlalu membebankan keuangan negara

16
DAFTAR PUSTAKA

"CAPAIAN DAN KEBERHASILAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR." Kementerian


Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2019: Vol.101 th XIX Edisi November.

"Infrastruktur Penting untuk Meningkatkan Daya Saing Bangsa." KEMENTERIAN KOORDINATOR


BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA, 2022.

kominfo. "Presiden Ungkap Tiga Hal yang Akan Dongkrak Daya Saing Indonesia." KEMENTERIAN
KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, 2022: 05 Agustus, Kategori
Berita pemerintah.

Rakyat., KIPRAH Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan. "INFRASTRUKTUR PONDASI


INDONESIA MENUJU NEGARA MAJU." KIPRAH, 2022.

Suryadi, Didik. "Upaya Peningkatan Daya Saing Indonesia Melalui Pembangunan Infrastruktur
Berkelanjutan." KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, 2022: Rabu, 16
Maret .

17

Anda mungkin juga menyukai