Anda di halaman 1dari 15

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR YANG TIDAK MERATA DI

KABUPATEN KUTAI TIMUR KALIMANTAN TIMUR


Nama.......

Abstrak

Kalimantan sampai saat ini masih dibilang sebagai pulau yang aktif dalam
pembangunan dan budayanya. Tetapi pada kenyataannya pembangunan
dikalimantan masih masih jauh dari kemerataan yang diharapkan khususnya
dibidang pembangunan jalan raya ataupun jalan perhubungan antar kabupaten,
maupun antar kecamatan. Dampak dari tidak meratanya pembangunan di
Kalimantan memang tidak terlalu dirasakan oleh lapisan masyarakat yang tinggal
didaerah yang mendapat pembangunan yang cukup pesat tetapi ketidak merataan
pembangunan ini dirasakan oleh masyarakat yang tinggal didaerah terpencil
dengan fasilitas pembangunan khususnya jalan raya yang masih kurang memadai
yang dampaknya dapat menghambat aktivitas dan kelancaran lalu lintas
masyarakat. Keberadaan infrastruktur pada sebuah Negara merupakan hal yang
mutlak diperlukan. Namun, dalam membangun dan mengembangkan infrastruktur
tidaklah mudah, ada banyak masalah yang dapat menghambat. Berbagai
permasalahan pembangunan infrastruktur seperti kurangnya koordinasi dalam
membangun infrastruktur, kurangnya dana, kendala pembebasan lahan, lembaga
pembangun infrastruktur yang kurang berkompeten, dan lambatnya penyusanan
peraturan. Dengan adanya permasalahan tersebut haruslah memikirkan solusi
yang terbaik akan akar permasalahan dengan memperbaiki kerjasama antar
lembaga, merencanakan pembangunan infrastruktur secara matang, mengajak
keterlibatan masyarakat, dan memperbaiki birokrasi Indonesia.
I. PENDAHULUAN

1.1 latar Belakang


Kalimantan sampai saat ini masih dibilang sebagai pulau yang aktif dalam
pembangunan dan budayanya. Tujuan nasional dari Negara Indonesia dari
pembentukan sendiri ialah untuk memajukan kesehteraan umum bagi masyarakat,
mencerdaskan kehidupan generasi penerus bangsa dan ikut serta melaksanakan
ketertiban dunia tetapi pada kenyataannya pembangunan dikalimantan masih
masih jauh dari kemerataan yang diharapkan khususnya dibidang pembangunan
jalan raya ataupun jalan perhubungan antar kabupaten,maupun antar kecamatan.
Bahkan pembangunan di Kalimantan masih dalam tanda tanya dan masih
terkonsentrasi dipusat saja. Keadaaan ini sangat jauh dari cita-cita dalam tujuan
awal Negara Indonesia, yaitu tujuan nasional kita yang menginginkan kemerataan
dalam pembangunan yang diberikan pemerintah sama halnya dengan apa yang
telah merata yang benar-benar kelihatan diluar Kalimantan contohnya saja pulau
jawa. Dampak dari tidak meratanya pembangunan di Kalimantan memang tidak
terlalu dirasakan oleh lapisan masyarakat yang tinggal didaerah yang mendapat
pembangunan yang cukup pesat tetapi ketidak merataan pembangunan ini
dirasakan oleh masyarakat yang tinggal didaerah terpencil dengan fasilitas
pembangunan khususnya jalan raya yang masih kurang memadai yang dampaknya
dapat menghambat aktivitas dan kelancaran lalu lintas masyarakat.

1.2 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini yaitu:
1. Mengetahui permasalahan terkait pembangunan infrastruktur.
2. Bagaimana cara mengatasi permasalahan terkait pembangunan infrastruktur.

2.1 Hipotesis
Hipotesis yang dapat diambil dari penelitian ini yaitu:
1. Dalam pembangunan infrastruktur tidak terlepas dari adanya berbagai
permasalahan seperti kurangnya koordinasi dalam membangun infrastruktur,
kurangnya dana, kendala pembebasan lahan, lembaga pembangun
infrastruktur yang kurang berkompeten, dan lambatnya penyusanan peraturan..
2. Dengan adanya permasalahan haruslah memikirkan solusi yang terbaik akan
akar permasalahan dengan memperbaiki kerjasama antar lembaga,
merencanakan pembangunan infrastruktur secara matang, mengajak
keterlibatan masyarakat, dan memperbaiki birokrasi Indonesia

II. LITERATUR
II.1. Pembangunan
Istilah pembangunan dapat diartikan berbeda dari orang ke orang. Namun,
ada kesepakatan umum bahwa pembangunan adalah proses perubahan
(Riyandi dan Deddy, 2005). Menurut Lewis (1994), pembangunan adalah
proses perubahan yang mencakup seluruh sistem sosial seperti politik,
ekonomi, infrastruktur, pertahanan, pendidikan dan teknologi, institusi dan
budaya. Dengan demikian, proses pembangunan berlangsung dalam segala
aspek kehidupan masyarakat, ekonomi, sosial, budaya, dan politik, baik
secara makro maupun mikro. Makna penting pembangunan adalah
kemajuan/peningkatan, pertumbuhan dan diversifikasi.

Proses pembangunan merupakan proses sistemik, pada akhirnya akan


menghasilkan output pembangunan, kualitas dari output pembangunan
tergantung pada bahan input, kualitas dari proses pembangunan yang
dilaksanakan, serta seberapa besar pengaruh lingkungan dan faktor alam
lainnya. Bahan masukan pembangunan, salah satunya sumber daya manusia,
yang dalam bentuk konkritnya adalah manusia. Manusia dalam proses
pembangunan mengandung beberapa pengertian, yaitu manusia sebagai
pelaksana pembangunan, manusia sebagai perencana pembangunan, dan
manusia sebagai sasaran dari proses pembangunan (as object).

2.2 Paradigma Pembangunan


Paradigma pembangunan disusun oleh para teoritisi dan perencanaan
pembangunan tidak bisa dipungkiri lebih berputar kepada pendekatan
teoritis dan keilmuan daripada sebuah kajian konseptual yang lebih
mengacu kepada praktek. Pendekatan pembangunan mulai diwarnai oleh
pendekatan ekonomi pemikir klasik seperti Adam Smith yang mengajarkan
tentang pasar dengan “invisible hand”nya, David Ricardo dengan
perdagangan bebas antar negara dengan keunggulan komparatif, disusul
Karl Marx dengan “ekonomi terpimpin”, hingga John Maynard Keyness
yang mengusulkan perpaduan antara kebebasan dan pengaturan oleh
pemerintah, atau lebih dikenal kotemporer seperti teori Tarikan Besar (Big
Push) hingga Pertumbuhan Seimbang (Balanced Growth) maupun
pendekatan politik kulturalis, yakni yang percaya bahwa kemajuan bisa
diperoleh dengan injeksi 15 nilai-nilai maju (biasanya mengacu kepada nilai
di negara maju sendiri) ataupun yang strukturalis, yakni yang percaya
bahwa hanya perubahan secara struktural yang bisa membuat negara
berkembang menjadi maju.

II.2. Infrastruktur
Pengertian Infrastruktur, menurut American Public Works Association
(Stone, 1974 dalam Kodoatie, R.J., 2005) infrastruktur adalah fasilitas-
fasilitas fisik yang dikembangkan atau dibutuhkan oleh agen-agen publik
untuk fungsifungsi pemerintahan dalam penyediaan air, tenaga listrik,
pembuangan limbah, transportasi dan pelayanan-pelayanan similar untuk
memfasilitasi tujuan-tujuan sosial dan ekonomi. Berdasarkan pengertian
infrastruktur tersebut maka infrastruktur merupakan sistem fisik yang
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia dalam lingkup sosial
dan ekonomi.

Secara teknik, pengertian infrastruktur dijelaskan sebagai aset fisik yang


dirancang dalam sistem sehingga memberikan pelayanan publik yang
penting. Oleh karena itu, infrastruktur merupakan bagian-bagian berupa
sarana dan prasarana (jaringan) yang tidak terpisahkan satu sama lain yang
didefinisikan dalam suatu sistem. Pengertian Infrastruktur, menurut Grigg
(1988) infrastruktur merupakan sistem fisik yang menyediakan transportasi,
pengairan, drainase, bangunan gedung dan fasilitas publik lainnya, yang
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia baik kebutuhan
sosial maupun kebutuhan ekonomi.

III. METODE
Metode yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah ini yaitu studi
pustaka atau metode kualitatif dengan penjabaran deskriptif, yaitu suatu
penelitian yang bertujuan untuk memperoleh gambaran untuk mengevaluasi
kebijakan yang ada. Penelitian Kualitatif ini bertujuan untuk mendapatkan
pemahaman yang sifatnya umum terhadap kenyataan sosial yang menjadi
fokus penelitian. Pemahaman tersebut tidak ditentukan terlebih dahulu,
tetapi didapat setelah melakukan analisis tersebut, kemudian ditarik
kesimpulan berupa pemahaman umum yang sifatnya abstrak tentang
kenyataan-kenyataan. Data diambil melalui proses wawancara, studi
pustaka, dokumentasi, dan observasi.

IV. HASIL
Visi Kabupaten Kutai Timur yaitu “Menata Kutai Timur Sejahtera untuk
Semua”. Untuk mewujudkan visi tersebut, maka diciptakanlah misi
sebagaimana yang disebutkan dibawah :
1. Mewujudkan masyarakat yang berakhlak mulia, berbudaya dan bersatu.
2. Mewujudkan daya saing ekonomi masyarakat berbasis sektor pertanian.
3. Mewujudkan pelayanan dasar bagi masyarakat secara proporsional dan
merata.
4. Mewujudkan pemerintahan yang partisipatif berbaris penegakan hokum
dan teknologi informasi.
5. Mewujudkan sinergitas pengembangan wilayah dan intergrasi
pembangunan yang berwawasan lingkungan.
Strategi pembangunan infrastruktur Kabupaten Kutai Timur terdapat pada
poin kelima misi diatas, yaitu mewujudkan sinergitas pengembangan
wilayah dan intergrasi pembangunan yang berwawasan lingkungan.
V. PEMBAHASAN
Kalimantan Timur sebagai salah satu provinsi yang sedang berkembang dan
ada beberapa kabupaten yang menjadi provinsi baru, penilaian infrastruktur
sangatlah penting. Infrastruktur yang masih ada masih terbatas, penelitian
ini diharapkan dapat membantu pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
untuk mengetahui sejauh mana kemampuan dan potensi infrastrukturnya
dalam menghadapi perkembangan dimasa mendatang. Total panjang jalan
negara yang berada di Provinsi Kalimantan Timur adalah 2.118,18 yang
mana sekitar 83% sudah beraspal, sedangkan sisanya belum. Jalan negara
dalam kondisi yang baik sekitar 42,03%. Total panjang jalan kabupaten/kota
yang berada di Provinsi Kalimantan Timur adalah 10,533,84 km yang terdiri
dari permukaan aspal sepanjang 2570,99 km atau 24,41% sedangkan
sisanya belum. Berdasarkan kondisinya, jalan kabupaten/kota dalam kondisi
baik sepanjang 4.129,21 km atau 31,20 % sedangkan sisanya dalam keadaan
sedang, rusak, dan rusak berat. Di Kalimantan Timur, terdapat 12 Pelabuhan
Udara seperti Sepinggan Balikpapan, Temindung Samarinda, bandara
bontang, Datah Dawai Mahakam Ulu, Kota 4 Bangun Kutai Kartanegara,
Long Apari Kutai Barat, Maratua Kepulauan Derawan, Melalan Merak
Barong Tongkok, Muara Wahau Kutai Timur, Paser Tanah Grogot, Tanjung
Bara Sangata, dan Kalimarau Berau. Bandar Udara Internasional
Balikpapan, pada tahun 2013 telah memberangkatkan dan menurunkan
penumpang paling banyak. Pada tahun 2013 telah memberangkatkan
sebanyak 3,33 juta lebih penumpang dan telah menurunkan sekitar 3,35 juta
penumpang.

Kabupaten Kutai Timur merupakan salah satu wilayah hasil pemekaran dari
Kabupaten Kutai yang di bentuk berdasarkan UU. 47 Tahun 1999, tentang
pemekaran wilayah Provinsi dan Kabupaten yang diresmikan oleh Mendagri
pada tanggal 12 Oktober 1999. Ibukota Kabupaten ini terletak di Sangattha
Utara. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 35.747,50 km2 atau 17% dari
luas Provinsi Kalimantan Timur dan berpenduduk sebanyak 424.334 jiwa
(hasil Sensus Penduduk Indonesia 2020) dengan kepadatan 12 jiwa/km2.

Secara geografis Kabupaten Kutai Timur terletak antara 115°56’26”-


118°58’19” Bujur Timur, 1°17’1” Lintang Selatan dan 1°52’39” Lintang
Utara. Kutai Timur memiliki keadaan topografi yang bervariasi, mulai dari
daerah dataran seluas 536.200 ha, lereng bergelombang (1,42 juta ha),
hingga pegunungan (1,6 juta ha), tersimpan potensi batu bara 5,35 miliar
ton. Kabupaten Kutai Timur terdiri dari 18 Kecamatan, 2 Kelurahan, dan
139 Desa. Secara administratif, batas wilayah Kabupaten Kutai Timur yaitu:
Utara : Kabupaten Berau
Timur : Selat Makassar
Selatan : Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kota Bontang
Barat : Kabupaten Kutai Kartanegara

Kabupaten Kutai Timur awalnya merupakan kecamatan yang terpisah jauh


satu sama lain, namun setiap kecamatan memiliki basis ekonominya sendiri
masing yang memungkinkan perkembangan secara mandiri dari sumberdaya
pertanian maupun pertambangan. Selain itu, Kabupaten Kutai Timur
sebelumnya merupakan wilayah yang luas namun memiliki kepadatan
penduduk yang rendah. Jaringan prasarana fisik antar kecamatan masih
dalam bentuk jalan yang diperkeras dengan batu dan hanya sebagian kecil
saja yang sudah teraspal. Prasarana fisik jalan antar kecamatan yang dimiliki
Kabupaten Kutai Timur kurang baik tetapi berpotensi untuk tumbuh dan
berkembang secara mandiri karena memiliki area pertanian yang luas.
Menyadari betapa pentingnya pembangunan di wilayah Kabupaten Kutai
Timur maka sebagai daerah hasil pemekaran akan semakin giat dalam
membangun terutama pembangunan sarana dan prasarana agar tidak
ketertinggalan dengan daerah lain.

Pembangunan sarana infrastruktur mempunyai peranan yang sangat amat


penting dalam menunjang berbagai kegiatan dari masyarakat, sehingga
apabila pembangunan fisik kurang memadai akan menghambat sektor
lainnya, dan menghambat perkembangan masyarakat dalam upaya
meningkatkan perekonomian, sosial dan budaya.

Fadjar Suryanto dari Puslitbang Iptekhan Balitbang Dephan, menyatakan


bahwa infrastruktur merupakan suatu rangkaian yang terdiri atas beberapa
bangunan fisik yang saling mengkait dan saling ketergantungan satu sama
lainnya. Misalnya jaringan jalan, dimana jalan merupakan sarana yang salah
satu fungsinya dapat dipengaruhi dan mempengaruhi beberapa sektor
lainnya seperti pemukiman, perdagangan, kawasan industri, wilayah pusat
pemerintahan dan lain sebagainya, sehingga setiap kali terjadi
pembangunan. Infrastruktur seyogyanya diperlukan koordinasi secara
mendalam dan antisipatif antar institusi terkait agar kemanfaatannya dapat
berfungsi secara maksimal dan berdaya guna tinggi serta pengelolaan.

Fadjar Suryanto menyatakan infrastruktur dapat digolongkan kedalam


beberapa kategori antara lain:
1. Obyek Rahasia, meliputi gedung pusat pemerintahan, pusat penelitian,
instansi militer, instansi polisi, BIN.
2. Obyek vital, meliputi pusat dan jaringan listrik, pusat dan jaringan
komunikasi, pusat perdagangan, pusat eksplorasi, pusat konsentrasi
masyarakat, bendungan, sarana dan prasarana transportasi, sentra
sembilan bahan pokok, kawasan industri.
3. Obyek strategis, meliputi pabrik alat tempur militer, pabrik obatobatan,
radar pengamat, garis perbatasan.
4. Obyek umum, meliputi bangunan fasilitas social dan fasilitas umum
seperti infrastruktur untuk pendidikan, peribadatan, tempat hiburan,
taman, jalur hijau.

Perencanaan suatu program adalah proses yang sangat vital bagi


pembangunan dikarenakan dalam melaksanakan sebuah pembangunan yang
baik tentu saja pemerintah Kabupaten Kutai Timur harus memiliki sebuah
perencanaan yang sangat matang. Perencanaan pembangunan jalan sangat
penting dikarenakan jalan adalah akses dalam melaksanakan semua kegiatan
sosio-ekonomi yang mana sebagian besar masyarakat Kabupaten Kutai
Timur bekerja di bidang pertanian, perkebunan dan pertambangan yang
sangat membutuhkan akses jalan yang memadai. Pemenuhan kapasistas
infrastruktur mengacu pada tata ruang wilayah sehingga terwujud
keterpaduan dalam unsur penunjang utama dalam mendukung terciptanya
pembangunan Kabupaten Kutai Timur. Ketersediaan infrastruktur akan
mempengaruhi kesejahteraan masyarakat dalam hal pemerataan ekonomi
daerah (daya beli masyarakat), tingkat pendidikan, kesehatan dan daya saing
daerah terutama pada keberlangsungan pergerakan barang dan jasa berserta
akses antar wilayah. Ketersediaan infrastruktur menjadi katalisator
pencapaian pembangunan pada bidang lainnya. Dalam perencanaan
pembangunan RPJPD dan RPJMD Kabupaten Kutai Timur dilakukan
berdasarkan kebutuhan dasar masyarakat yang mengacu pada visi dan misi
daerah, kebijakan pembangunan daerah telah ditetapkan pada dokumen
perencanaan RPJPD dan RPJMD.

Di Kalimantan Timur masih terdapat sekiat 102 desa yang belum tersentuh
infrastruktur yang memadai seperti listrik bahkan jalan. Memang sebagian
besar desa di Kalimantan Timur sudah berlistrik. Hasil survey Potensi Desa
BPS menunjukkan sebanyak 1.319 desa sudah tersentuh layanan tersebut.
Namun, tak seluruhnya diusahakan oleh PT. PLN, sebagian penduduk
menggunakan fasilitas listrik yang dibangun perusahaan tambang. Carita ini
sebenenrnya ironis sebab Kalimantan Timur ditenggarai memiliki sumber
daya mineral dan energy minyak sebanyak 1,17 million metric stock tank
barrel (MMSTB), gas bumi 48.680 billion standard cubic feet (BSCF), batu
bara 21 miliar ton, dan emas 60,5 juta ton. Data tersebut diambil dari bahan
presentasi mantan Wali Kota Tarakan Yusuf SK terkait rencana pemekaran
Kalimantan Utara di Komisi II DPR. Kalimantan Timur kaya sumber alam
dan sumber energy. Penghasilan di sector tambang batu bara yang telah
dikeruk seharusnya cukup memadai untuk menerangi seluruh Kalimantan
Timur. Namun, faktanya penduduk Kalimantan Timur di daerah yang
menjadi sentra pengerukan, seperti Kutai Timur, Paser, Kutai Kartanegara,
Kutai Barat, dan Samarinda, masih kesulitan sumber energi.

Daya tarik wisata di Kutai Timur sangat beragam, diantaranya keindahan


Pantai Sekerat di Kecamatan Bengalon yang memiliki potensi strategis
sebagai destinasi wisata di Kabupaten Kutai Timur. Namun, akses atau
infrastruktur di lokasi ini masih perlu ditingkatkan. Hal itu disampaikan
Kepala Desa Sekerat Sunan Dhika saat membuka acara Festival Nusantara
yang dibuka Ardiansyah Sulaiman pada Minggu, 18 Juli 2022 di Pantai
Sekerat, Kecamatan Bengalon.

Sunan Dhika menjelaskan, sulitnya akses menuju pantai karena infrastuktur


jalan yang masih berbentuk tanah merah serta medan yang merupakan
pegunungan yang ketika hujan menjadi hambatan akses masyarakat menuju
pantai. Ditempat yang sama, Bupati Kutai Timur Ardiansyah menanggapi
permintaan Kades serta warga Sekerat, ia berjanji dan berkomitmen agar
pembangunan infrastruktur jalan menuju Pantai Sekerat segera diperbaiki.
Dan beliau menjelaskan terkait mekanismenya akan berkolaborasi dengan
perusahaan yang ada. Selain akses jalan yang belum memadai, kecamatan
Bengalon juga memerlukan fasilitas dan infrastruktur yang baik. Seperti
pembangunan dan pengelolaan pasar karena pengelolaan pasar yang
representative di setiap kecamatan bisa menggerakkan UMKM sekaligus
meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi di setiap kecamatan. Sebenernya
pembangunna pasar ini akan dimulai 2020 lalu, tapi karena Covid-19 tidak
terealisasikan. Kami dapat informasi dsri Disperindag Kalimantan Timur,
untuk pasar akan dibangun tahun ini. Dari dana DAK dan ditargetkan
selesai pada 2023. Untuk lokasinya sudah clear, disiapkan 1,2 hektare terang
Camat Bengalon.

Keberadaan infrastruktur pada sebuah Negara merupakan hal yang mutlak


diperlukan. Namun, dalam membangun dan mengembangkan infrastruktur
tidaklah mudah, ada banyak masalah yang dapat menghambat. Infrastruktur
pada sebuah Negara dapat diartikan sebagai struktur dan fasilitas dasar entah
itu dalam bentuk fisik maupun social. Contoh dari infrastruktur ini adalah
seperti kontruksi bangunan, jalan tol, jembatan, pasokan listrik/air, serta
berbagai hal yang dibutuhkan dalam operasional kegiatan masyarakat
maupun pelayana publik.

Berdasarkan data pelaksanaan program pembangunan jalan di Kabupaten


Kutai Timur periode 2011-2015 masih memiliki beberapa kendala seperti:
1. Luas wilayah Kutai Timur.
Kondisi wilayah Kutai Timur yang luas menjadi kendala dikarenakan
kondisi yang luas memerlukan akses jalan yang banyak dan tentu saja
dana yang tidak sedikit. Dengan wilayah yang luas dan penyebaran
penduduk yang tidak merata membuat Dinas Pekerjaan Umum harus
melakukan pembangunan sesuai dengan efektivitas dan efisiensi di
daerah mana saja yang akan dilaksanakan pembangunan.
2. Kesadaran masyarakat.
Pembebasan lahan untuk dijadikan lokasi yang akan digunakan
pembangunan jalan menjadi masalah besar. Hal tersebut dikarenakan
masyarakat masih belum bisa merelakan tanah milik mereka untuk
dijadikan lokasi pembangunan. Permasalahan pembebasan lahan,
masyarakat masih banyak yang tidak menerima tentang biaya ganti rugi
dari Pemerintah Daerah Kutai Timur. Untuk tanah tanpa tanam tumbuh
Pemerintah Daerah menyediakan dana 50 juta per hektar. Sementara
untuk tanaman yang sudah ada tanam tumbuh, Pemerintah Daerah
menyediakan dana sebesar 130 juta per hektar. Masyarakat merasa
sangat dirugikan dengan besarnya biaya ganti rugi yang disediakan oleh
masyarakat.
3. Dana.
Sumber pendapatan Kabupaten Kutai Timur sebagian besar berasal dari
pertanian, perkebunan dan pertambangan. Dana dalam Pembangunan
Infrastruktur jalan berasal dari APBD Kutai Timur setiap tahun. Dana
sendiri juga menjadi masalah dikarenakan dana dalam pembangunan
jalan terbatas sehingga tidak dapat melakukan pembangunan secara
menyeluruh tetapi bertahap sesuai dengan kebutuhan masyarakat,
efisiensi dan efektivitas. Dana untuk pembangunan jalan per tahun
hanya dialokasikan sekitar 100 miliar setiap tahunnya. Melihat luasnya
daerah Kutai Timur dana sebesar itu masih sangat kurang bahkan ada
beberapa proyek yang bersifat multi years dikarenakan dana setiap tahun
yang kurang sehingga harus diselesaikan dalam lebih dari 1 tahun
anggaran. Dinas Pekerjaan Umum sudah melaksanakan pembangunan
jalan dengan maksimal sesuai dengan dana yang tersedia dengan melihat
aspek efesiensi, efektivitas dan kebutuhan daerah.

Pemekaran daerah yang terus menerus dilakukan oleh pemerintah guna


melakukan pembangunan jalan demi lancarnya kegiatan sosial dan
ekonomi Kabupaten Kutai Timur. Dampak dari pembangunan jalan
tersebut yang dilakukan oleh pemerintah sangatlah berdampak positif
bagi masyarakat. Masyarakat menjadi lebih mudah untuk bertransportasi
dalam melakukan kegiatan dari satu kecamatan ke kecamatan lainnya.
Perlu diketahui jarak antar kecamatan ke kecamatan lain sangatlah jauh.
Untuk menempuh jalan darat memerlukan waktu 2-4 jam sebelum
pemekaran. Tetapi pada saat ini akses jalan yang telah dibangun dan
ditingkatkan kualitasnya membuat jarak yang ditempuh berkurang. Ini
merupakan sebuah hasil yang positif dari kerja keras Pemerintah
Kabupaten Kutai Timur dengan bekerja sama dengan masyarakat
setempat.

Beberapa proyek pembangunan yang telah digencarkan pemerintah yang


dirasa berdampak positif menurut Bapak Aswandini melalui wawancara
adalah sebagai berikut:
1. Jalan Simpang Kabo.
Jalan yang mengarah ke kecamatan Rantau Pulung dan jalan ini
ditingkatkan untuk mempermudah akses ke kecamatan Rantau
Pulung serta mempermudah akses warga sekitar. Di Jalan Kabo
diketahui ada 4 Sekolah, yaitu Sekolah St. Fransiskus Tingkat TK,
SD, SLTP, dan SLTA.
2. Pembangunan jalan dan peningkatan jalan Poros Kecamatan Rantau
Pulung menuju beberapa daerah seperti daerah Tepian Indah, Sei
Benu serta jalan dalam Kecamatan Rantau Pulung sendiri.
3. Pemeliharaan Jalan Bukit Pelangi.
Jalan Bukit Pelangi adalah sarana jalan berdampak positif bagi
masyarakat karena banyak masyarakat Kutai Timur yang setiap hari
melalui jalan ini. Diketahui bahwa jalan ini menuju daerah
perkantoran Pemerintah Daerah Kutai Timur. Meskipun daerah
perkantoran tetapi masyarakat sering melalui jalan ini untuk
keperluan rekreasi seperti jalan-jalan sore, jogging, bersantai di
taman sekitar daerah Bukit Pelangi. Ada beberapa taman yang dapat
ditemui di daerah Bukit Pelangi dan Pemerintah Daerah Kutai Timur
juga menyediakan beberapa sarana di sekitar taman salah satunya
adalah kursi untuk bersantai.
4. Peningkatan dan Pemeliharaan jalan dalam kota Sangatta. Jalan
dalam kota Sangatta yang sebelumnya berjenis aspal ditingkatkan
menjadi jalan yang sudah disemenisasi.

Perkembangan infrastruktur di Kalimantan Timur sudah sangat cukup


menggembirakan. Percepatan pembangunan infrastruktur menjadi
kesepakatan lima gubernur provinsi di Kalimantan pada Forum Kerja
Sama Revitalisasi Percepatan Pembangunan Regional Kalimantan
(FKRP2RK), terutama jalan dan jembatan, mulai dari dalam provinsi
masing-masing maupun yang menghubungkan kelima provinsi.
Ketersediaan infrastruktur yang baik dipercaya akan mempercepat
pertumbuhan ekonomi dan kemudian menyejahterakan rakyat agar
kehidupannya lebih baik lagi. Saat ini hampir seluruh jalan yang
menghubungkan kelima provinsi di Kalimantan, yaitu Kalimantan
Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan
Kalimantan Utara, sudah dibangun walau dengan kualitas dan kondisi
yang tidak sama.

Dalam pembangunan infrastruktur tidak terlepas dari adanya berbagai


permasalahan seperti kurangnya koordinasi dalam membangun
infrastruktur, kurangnya dana, kendala pembebasan lahan, lembaga
pembangun infrastruktur yang kurang berkompeten, dan lambatnya
penyusanan peraturan. Dengan adanya permasalahan tersebut haruslah
memikirkan solusi yang terbaik akan akar permasalahan dengan
memperbaiki kerjasama antar lembaga, merencanakan pembangunan
infrastruktur secara matang, mengajak keterlibatan masyarakat, dan
memperbaiki birokrasi Indonesia.

VI. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan diatas, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut : Perencanaan pembangunan jalan sudah
dilakukan sesuai prosedur. Kendala-kendala yang dihadapi Dinas Pekerjaan
Umum dalam Proses Pelaksanaan Pembangunan tidak membuat proyek
pembangunan jalan terbengkalai dan tetap diselesaikan sesuai dengan
jadwal dan waktu yang telah ditentukan Dalam pembangunan infrastruktur
tidak terlepas dari adanya berbagai permasalahan dengan adanya
permasalahan tersebut haruslah memikirkan solusi yang terbaik akan akar
permasalahan seperti memperbaiki kerjasama antar lembaga, merencanakan
pembangunan infrastruktur secara matang, mengajak keterlibatan
masyarakat, dan memperbaiki birokrasi Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Berita3.net. (7 Juli 2019). Ini Bengalon. Diakses 16 Desember 2022, dari


http://berita3.net/ini-bengalon/?amp=1

Brith., R. S. 2017. Evaluasi pembangunan di bidang infrastruktur di Kabupaten


Kutai Timur pasca pemekaran daerah. Jurnal Administrative Reform. 5
(3):128-137.

Digdowiseiso., K. 2019. Teori Pembangunan. Lembaga Penerbitan Universitas


Nasional. Jakarta.

KPPOD. (30 September 2010). Infrastruktur yang Timpang. Diakses 16


Desember 2022, dari http://www.kppod.org/berita/view?id=112

Lewis., W., A. 1994. Perencanaan Pembangunan. Rineka Cipta. Jakarta.

Riyandi dan Deddy., S., B. 2005. Perencanaan Pembangunan Daerah. Gramedia


Pustaka Umum. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai