Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PENELITIAN TUGAS BESAR ILMU

LINGKUNGAN

Analisis Aktivitas Pembangunan Daerah Kota Sorong Terhadap


Lingkungan dan Upaya Pengendalian Pengaruh Pembangunan
Pemerintah

Disusun Oleh :

Hewiranto Ari Wibowo (1615020)

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK KATOLIK SAINT PAUL SORONG


2017
Kata Pengantar

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas penyertaan-
Nyalah sehingga saya dapat menyelesaikan Tugas Besar Mata Kuliah Ilmu Lingkungan
yang berjudul Analisis Aktivitas Pembangunan Daerah Kota Sorong Terhadap
Lingkungan dan Upaya Pengendalian Pengaruh Pembangunan Pemerintah.
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan sebagai tugas akhir yang wajib dilaksanakan bagi
yang mengambil mata kuliah Ilmu Lingkungan.Adapun pelaksanaan penelitian ini
dilaksanakan sejak tugas ini mulai diberikan sampai dengan waktu Ujian Akhir Semester.
Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Vina selaku dosen
pengampu mata kuliah Ilmu Lingkungan yang telah memberikan materi perkuliahan
sehingga saya dapat terbantu untuk dapat menyelesaikan penelitian ini.
Tidak lupa juga saya ucapkan terima kasih kepada masyarakat kota Sorong yang telah
bersedia untuk diwawancarai dan diminitai keterangannya.
Akhir kata saya menyadaribahwa Tiada Gading Yang Tak Retak,begitupun dengan
penelitian ini yang masih banyak terdapat kekurangan, baik dalam pelaksanannya maupun
dalam penyusunannya.Oleh karena itu segala saran dan kritik yang membangun sangat kami
harapkan demi perbaikan ke depannya, karena bagi kami Tiada Kesempurnaan tanpa
Penyempurnaan.
Terima kasih.Tuhan memberkati kita semua.

Sorong,7 Desember 2017


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kemajuan suatu kota dapat dilihat salah satunya yaitu dengan melihat adanya
sarana-prasarana dan infrastruktur yang memadai di kota tersebut.Untuk mewujudkan hal
tersebut,tentu diperlukan suatu pembangunan fisik yang terencana dan
berkesinambungan.Pertumbuhan dan perkembangan yang pesat di kawasan perkotaan
menyebabkan meningkatnya kebutuhan prasarana dan sarana dasar perkotaan seperti
perumahan, pendidikan, transportasi, pasar, air bersih, drainase dan pengendalian banjir,
sarana persampahan, pengolahan air limbah dan sebagainya. Pertambahan penduduk kota
yang tinggi, baik yang alami maupun migrasi harus dapat diimbangi dengan
perkembangan dan pertumbuhan kota yang dinamis, yang biasanya selalu diikuti dengan
perubahan lahan .
Sorong sebagai salah satu kota yang terletak di ujung Pulau Papua dan kaya akan
sumber daya alam tentu menjadi daya tarik bagi perusahaan-perusahaan yang ingin
menanamkan investasinya di Kota Sorong. Pembangunan yang gencar dilakukan,baik itu
oleh pemerintah maupun swasta telah mengubah wajah Kota Sorong, dari yang dulunya
dipenuhi oleh rawa-rawa dan hutan-hutan menjadi kota dengan banyak infrastruktur
bangunan dan jalan. Pembangunan-pembangunan tersebut menimbulkan pro-kontra di
masyarakat. Masyarakat pro mengatakan bahwa pembangunan tersebut dapat membuka
lapangan pekerjaan bagi masyarakat,sementara yang kontra mengatakan bahwa
pembangunan tidak memperhatikan tata lingkungan.
Hal ini tentu menimbulkan dampak negatif dan dampak positif baik itu secara
sosial,lingkungan,kesehatan dan ekonomi yang berpengaruh langsung terhadap
masyarakat Kota Sorong.
Oleh karena itu saya tertarik untuk mealakukan penelitian lebih jauh tentang
dampak yang ditimbulkan akibat aktivitas pemabangunan di Kota Sorong terhadap
lingkungan,baik itu dampak positif maupun dampak negatif.
B. Batasan Masalah
Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada aktifitas pembangunan daerah yang
mempunyai dampak terhdap lingkungan, khususnya aktivitas reklamasi (penimbunan
laut) yang sedang berlangsung di pantai Dofior

C. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah berdasarkan batasan masalah di atas, adalah :
1. Bagaimana proses reklamasi di pantai Dofior?
2. Bagaimana dampak reklamasi pantai terhadap lingkungan?
3. Bagaimana sikap masyarakat terhadap reklamasi di pantai Dofior?

D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang ingin dicapai yaitu untuk mengetahui dampak yang
ditimbulkan oleh aktivitas pembangunan yang ada di Kota Sorong terhadap lingkungan
dan cara pengendaliannya.

E. Manfaat Penelitian
Bagi Peneliti
1. Mengasah kemampuan berpikir secara ilmiah,objektif dan sistematis.
2. Belajar mengambil keputusan berdasarkan fakata-fakta yang ada.
Bagi Pemerintah
1. Mendapatkan data terkait dengan kondisi di masyarakat
2. Menjadi tolak ukur keberhasilan dalam pembangunan
3. Sebagai bahan pertimbangan dalam melaksanakan suatu pembangunan
Bagi Masyarakat
1. Memperoleh hak-hak untuk mendapatkan lingkungan hidup yang nyaman,aman
dan sehat.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA .

A. Kajian Teori
1. Pembangunan
Teori pembangunan dalam ilmu sosial dapat dibagi ke dalam dua paradigma
besar, modernisasi dan ketergantungan (Lewwellen 1995, Larrin 1994, Kiely 1995
dalam Tikson, 2005). Paradigma modernisasi mencakup teori-teori makro tentang
pertumbuhan ekonomi dan perubahan sosial dan teori-teori mikro tentang nilai-nilai
individu yang menunjang proses perubahan. Paradigma ketergantungan mencakup
teori-teori keterbelakangan (under-development) ketergantungan (dependent
development) dan sistem dunia (world system theory) sesuai dengan klassifikasi
Larrain (1994). Sedangkan Tikson (2005) membaginya kedalam tiga klassifikasi teori
pembangunan, yaitu modernisasi, keterbelakangan dan ketergantungan. Dari berbagai
paradigma tersebut itulah kemudian muncul berbagai versi tentang pengertian
pembangunan.
Pengertian pembangunan mungkin menjadi hal yang paling menarik untuk
diperdebatkan. Mungkin saja tidak ada satu disiplin ilmu yang paling tepat
mengartikan kata pembangunan. Sejauh ini serangkaian pemikiran tentang
pembangunan telah ber-kembang, mulai dari perspektif sosiologi klasik (Durkheim,
Weber, dan Marx), pandangan Marxis, modernisasi oleh Rostow, strukturalisme
bersama modernisasi memperkaya ulasan pen-dahuluan pembangunan sosial, hingga
pembangunan berkelan-jutan. Namun, ada tema-tema pokok yang menjadi pesan di
dalamnya. Dalam hal ini, pembangunan dapat diartikan sebagai `suatu upaya
terkoordinasi untuk menciptakan alternatif yang lebih banyak secara sah kepada setiap
warga negara untuk me-menuhi dan mencapai aspirasinya yang paling manusiawi
(Nugroho dan Rochmin Dahuri, 2004). Tema pertama adalah koordinasi, yang
berimplikasi pada perlunya suatu kegiatan perencanaan seperti yang telah dibahas
sebelumnya. Tema kedua adalah terciptanya alternatif yang lebih banyak secara sah.
Hal ini dapat diartikan bahwa pembangunan hendaknya berorientasi kepada
keberagaman dalam seluruh aspek kehi-dupan. Ada pun mekanismenya menuntut
kepada terciptanya kelembagaan dan hukum yang terpercaya yang mampu berperan
secara efisien, transparan, dan adil. Tema ketiga mencapai aspirasi yang paling
manusiawi, yang berarti pembangunan harus berorientasi kepada pemecahan masalah
dan pembinaan nilai-nilai moral dan etika umat.
Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang
bermacam-macam seperti halnya peren-canaan. Istilah pembangunan bisa saja
diartikan berbeda oleh satu orang dengan orang lain, daerah yang satu dengan daerah
lainnya, Negara satu dengan Negara lain. Namun secara umum ada suatu kesepakatan
bahwa pemba-ngunan merupakan proses untuk melakukan perubahan (Riyadi dan
Deddy Supriyadi Bratakusumah, 2005).
Siagian (1994) memberikan pengertian tentang pembangunan sebagai Suatu
usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan per-ubahan yang berencana dan
dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah, menuju modernitas
dalam rangka pembinaan bangsa (nation building). Sedangkan Ginanjar
Kartasas-mita (1994) memberikan pengertian yang lebih sederhana, yaitu sebagai
suatu proses perubahan ke arah yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara
terencana.
Pada awal pemikiran tentang pembangunan sering ditemukan adanya
pemikiran yang mengidentikan pembangunan dengan perkembangan, pembangunan
dengan modernisasi dan industrialisasi, bahkan pembangunan dengan westernisasi.
Seluruh pemikiran ter-sebut didasarkan pada aspek perubahan, di mana
pembangunan, perkembangan, dan modernisasi serta industrialisasi, secara
kese-luruhan mengandung unsur perubahan. Namun begitu, keempat hal tersebut
mempunyai perbedaan yang cukup prinsipil, karena masing-masing mempunyai latar
belakang, azas dan hakikat yang berbeda serta prinsip kontinuitas yang berbeda pula,
meskipun semuanya merupakan bentuk yang merefleksikan perubahan (Riyadi dan
Deddy Supriyadi Bratakusumah, 2005).
Pembangunan (development) adalah proses perubahan yang mencakup seluruh
system sosial, seperti politik, ekonomi, infrastruktur, pertahanan, pendidikan dan
teknologi, kelembagaan, dan budaya (Alexander 1994). Portes (1976)
mendefenisiskan pembangunan sebagai transformasi ekonomi, sosial dan budaya.
Pembangunan adalah proses perubahan yang direncanakan untuk memperbaiki
berbagai aspek kehidupan masyarakat.
Menurut Deddy T. Tikson (2005) bahwa pembangunan nasional dapat pula
diartikan sebagai transformasi ekonomi, sosial dan budaya secara sengaja melalui
kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur
ekonomi, misalnya, dapat dilihat melalui peningkatan atau pertumbuhan produksi
yang cepat di sektor industri dan jasa, sehingga kontribusinya terhadap pendapatan
nasional semakin besar. Sebaliknya, kontribusi sektor pertanian akan menjadi
semakin kecil dan berbanding terbalik dengan pertumbuhan industrialisasi dan
modernisasi ekonomi. Transformasi sosial dapat dilihat melalui pendistribusian
kemakmuran melalui pemerataan memperoleh akses terhadap sumber daya sosial-
ekonomi, seperti pendidikan, kesehatan, perumahan, air bersih,fasilitas rekreasi, dan
partisipasi dalam proses pembuatan keputusan politik. Sedangkan transformasi
budaya sering dikaitkan, antara lain, dengan bangkitnya semangat kebangsaan dan
nasionalisme, disamping adanya perubahan nilai dan norma yang dianut masyarakat,
seperti perubahan dan spiritualisme ke materialisme/sekularisme. Pergeseran dari
penilaian yang tinggi kepada penguasaan materi, dari kelembagaan tradisional
menjadi organisasi modern dan rasional.
Dengan demikian, proses pembangunan terjadi di semua aspek kehidupan
masyarakat, ekonomi, sosial, budaya, politik, yang berlangsung pada level makro
(nasional) dan mikro (commuinity/group). Makna penting dari pembangunan adalah
adanya kemajuan/perbaikan (progress), pertumbuhan dan diversifikasi.
Sebagaimana dikemukakan oleh para para ahli di atas, pembangunan adalah
sumua proses perubahan yang dilakukan melalui upaya-upaya secara sadar dan
terencana. Sedangkan perkembangan adalah proses perubahan yang terjadi secara
alami sebagai dampak dari adanya pem-bangunan (Riyadi dan Deddy Supriyadi
Bratakusumah, 2005).
Dengan semakin meningkatnya kompleksitas kehidupan ma-syarakat yang
menyangkut berbagai aspek, pemikiran tentang modernisasi pun tidak lagi hanya
mencakup bidang ekonomi dan industri, melainkan telah merambah ke seluruh aspek
yang dapat mempengaruhi kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, moderni-sasi
diartikan sebagai proses trasformasi dan perubahan dalam masya-rakat yang meliputi
segala aspeknya, baik ekonomi, industri, sosial, budaya, dan sebagainya.
Oleh karena dalam proses modernisasi itu terjadi suatu proses perubahan yang
mengarah pada perbaikan, para ahli manajemen pembangunan menganggapnya
sebagai suatu proses pembangunan di mana terjadi proses perubahan dari kehidupan
tradisional menjadi modern, yang pada awal mulanya ditandai dengan adanya
penggunaan alat-alat modern, menggantikan alat-alat yang tradisio-nal.
Selanjutnya seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, termasuk ilmu-
ilmu sosial, para Ahli manajemen pembangunan terus berupaya untuk menggali
konsep-konsep pembangunan se-cara ilmiah. Secara sederhana pembangunan sering
diartikan seba-gai suatu upaya untuk melakukan perubahan menjadi lebih baik.
Karena perubahan yang dimaksud adalah menuju arah peningkat-an dari keadaan
semula, tidak jarang pula ada yang mengasumsi-kan bahwa pembangunan adalah juga
pertumbuhan. Seiring de-ngan perkembangannya hingga saat ini belum ditemukan
adanya suatu kesepakatan yang dapat menolak asumsi tersebut. Akan tetapi untuk
dapat membedakan keduanya tanpa harus memisah-kan secara tegas batasannya,
Siagian (1983) dalam bukunya Admi-nistrasi Pembangunan mengemukakan,
Pembangunan sebagai suatu perubahan, mewujudkan suatu kondisi kehidupan
bernegara dan bermasyarakat yang lebih baik dari kondisi sekarang, sedangkan
pembangunan sebagai suatu pertumbuhan menunjukkan kemam-puan suatu kelompok
untuk terus berkembang, baik secara kuali-tatif maupun kuantitatif dan merupakan
sesuatu yang mutlak harus terjadi dalam pembangunan.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pada dasarnya pembangunan tidak
dapat dipisahkan dari pertumbuhan, dalam arti bahwa pembangunan dapat
menyebabkan terjadinya pertumbuhan dan pertumbuhan akan terjadi sebagai akibat
adanya pembangun-an. Dalam hal ini pertumbuhan dapat berupa
pengembangan/per-luasan (expansion) atau peningkatan (improvement) dari aktivitas
yang dilakukan oleh suatu komunitas masyarakat.

2. Pembangunan Daerah
Pembangunan Daerah merupakan suatu usaha yang sistematik dari berbagai
pelaku, baik umum, pemerintah, swasta, maupun kelompok masyarakat lainnya pada
tingkatan yang berbeda untuk menghadapi saling ketergantungan dan keterkaitan
aspek fisik, sosial ekonomi dan aspek lingkungan lainnya sehingga peluang baru
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat daerah dapat ditangkap secara
berkelanjutan. Hal ini dapat ditempuh dengan cara:
Secara terus menerus menganalisis kondisi dan pelaksanaan pembangunan
daerah.
Merumuskan tujuan dan kebijakan pembangunan daerah.
Menyusun konsep strategi bagi pemecahan masalah (solusi).
Melaksanakannya dengan menggunakan sumber daya yang tesedia.

Tujuan Pembangunan Daerah


Mengurangi disparsi atau ketimpangan pembangunan antara daerah dan sub
daerah serta antara warga masyarakat (pemerataan dan keadilan).
Memberdayakan masyarakat dan mengentaskan kemiskinan.
Menciptakan lapangan kerja.
Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat daerah.
Mempertahankan atau menjaga kelestarian sumber daya alam agar bermanfaat
bagi generasi sekarang dan generasi berkelanjutan.

3. Reklamasi
Pengertian umum reklamasi banyak dikemukakan oleh para ahli, Chapman
(1982, dalam Asballah 2003:10) bahwa pada umumnya reklamasi sebagai proses
untuk membuat lahan agar cocok untuk pemanfaatan tertentu. Bila dilihat dari
penggunaan lahan kota yang sudah sangat mendesak, tindakan ini positif lebih
strategis bila kawasan tersebut telah, sedang atau akan dikembangkan untuk
menunjang ekonomi kota atau daerah.
Di satu pihak, pemerintah kota sering memandang reklamasi pantai sebagai
satu-satunya jalan untuk mengembangkan sumberdaya lahan bagi pemenuhan
kebutuhan ekonomi dan industri khususnya dalam konteks pertumbuhan kota. Di
pihak lain muncul suatu kekuatiran baik dari sudut pandang lingkungan misalnya
bahaya banjir, polusi, dan sampah dari sudut pandang hidrologi misalnya penurunan
kualitas air tanah dangkal, perubahan pola arus; dan dari sudut pandang ekonomi
misalnya tingginya harga lahan di sekitar pantai, perubahan mata pencaharian.
Wilayah kepesisiran atau kawasan kepesisiran dan ada yang menyebutkan
sebagai daerah pesisir merupakan padanan dari istilah coastal area. Sunarto 2001:85)
memberikan batasan sebagai daerah yang membentang dari minakat gelombang pecah
(breaker zone) di laut hingga mencapai batas akhir dataran alluvial pesisir (coastal
alluvial plain) di darat.
Masih dalam Sunarto (2000:88) sifat dasar daerah pesisir selalu mengalami
dinamika, karena ada berbagai faktor sehingga daerah pesisir selalu bersifat poligenik.
Perubahan-perubahan atau dinamika daerah pesisir secara alami akan bersifat ritmik
dan siklik, kecuali telah dipengaruhi oleh dinamika manusia (antropodinamic). Faktor
antropodinamik yang banyak pengaruhnya terhadap perubahan daerah pesisir ini
dikendalikan dengan dengan strategi yang menyeluruh untuk keterpaduan aktivitas
sektoral. Jika strategi ini tidak dapat berjalan sesuai dengan rencananya, maka
perubahan daerah pesisir yang sifatnya ritmik dan siklik akan rusak, sehingga terjadi
degradasi ekosistem pesisir atau daerah pesisir.
Sejalan dengan itu Bengen (2001:56) pengelolaan kawasan pesisir dan pantai
memiliki pengertian bahwa pengelolaan sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkungan
pesisir melalui penilaian secara menyeluruh (comprehensive assesment),
merencanakan serta mengelola segenap kegiatan pemanfaatannya guna mencapai
pembangunan yang optimal dan berkelanjutan. Dengan demikian keterpaduan dalam
perencanaan dalam pengeloaan kawasan pesisir dan pantai mencakup empat aspek,
yaitu (1) keterpaduan ekologis; (2) keterpaduan sektor; (3) keterpaduan disiplin ilmu;
dan (4) keterpaduan stakeholder.

4. Lingkungan
Lingkungan adalah kombinasi
antara kondisi fisik yang mencakup
keadaan sumber daya alam seperti
tanah, air, energi surya, mineral, serta
flora dan fauna yang tumbuh di atas
tanah maupun di dalam lautan,
dengan kelembagaan yang meliputi
ciptaan manusia seperti keputusan
bagaimana menggunakan lingkungan
fisik tersebut. Lingkungan juga dapat
diartikan menjadi segala sesuatu
yang ada di sekitar manusia dan
mempengaruhi perkembangan
kehidupan manusia.
Lingkungan terdiri dari komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik
adalah segala yang tidak bernyawa seperti tanah, udara, air, iklim, kelembaban,
cahaya, bunyi. Sedangkan komponen biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa
seperti tumbuhan, hewan, manusia dan mikro-organisme (virus dan bakteri).
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dan semua benda, daya, keadaan dan
mahluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan prilakunya, yang mempengaruhi
kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainnya.
Menurut undang-undang No 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
adalah kesatuan ruang semua benda, daya, keadaan dan mahluk hidup, termasuk
manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan
kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lain.

5. Dampak Pembangunan Daerah terhadap Lingkungan


Pembangunan menimbulkan suatu dampak, baik terhadap makhluk hidup
maupun terhadap lingkungan. Dampak terhadap lingkungan antara lain adalah
terjadinya bencana banjir, kekeringan, erosi tanah, pencemaran lingkungan, matinya
beberapa jenis tumbuhan danhewan.
Pembangunan tersebut erat kaitannya dengan perubahan penggunaan lahan.
Apabila terjadi perubahan penggunaan lahan, misalnya di daerah hulu/atas berupa
hutan lindung digunakan untuk permukiman atau perumahan sedangkan daerah hilir
digunakan untuk industry dan permukiman, maka akan berdampak besar untuk daerah
itu sendiri maupun daerah di bawahnya. Terjadi erosi atau longsor di bagian atas/hulu
karena terjadi penggundulan hutan yang dialihfungsikan untuk perumahan. Selain itu
karena terjadi perubahan penggunaan lahan, juga terjadi kerusakan suatu ekosistem
yang menyebabkan
habitat tanaman atau
binatang rusak. Hal
tersebut sangat
berdampak kepada
beberapa tumbuhan
atau hewan yang
punya karakter
khusus, yaitu hanya
dapat bertahan hidup pada daerah dengan keadaan tertentu. Dibagian hilir dapat
terjadi banjir karena di bagian hulu telah terjadi alih fungsi lahan dari hutan lindung
menjadi permukiman, sehingga daerah diatas akan mengirimkan limpasan sedangkan
daerah hilir. Karena daerah hilir juga mengalami perubahan penggunaan lahan, dari
kebun menjadi industry maupun permukiman untuk kegiatan ekonomi, sehingga
daerah resapan air semakin sedikit.Potensi banjir juga semakin besar.
Kekeringan juga mungkin dapat terjadi akibat pembangunan, dengan
penggunaan airtanah yang berlebihan karena pembangunan besar-besaran maka
persediaan airtanah semakin sedikit, sementara air hujan yang masuk kedalam tanah
lebih lambat dari air yang digunakan/dipompa.

B. Hipotesis Penelitian

H0 : Pembangunan daerah Kota Sorong,khususnya reklamasi Pantai Dofior tidak


memberi dampak negatif bagi lingkungan.
H1 : Pembangunan daerah Kota Sorong,khususnya reklamasi Pantai Dofior
memberi dampak negatif bagi lingkungan.

H0 adalah hipotesis yang benar untuk sementara waktu,sampai peneliti bisa


membuktikan kebenaran hipotesis H1. Untuk membuktikan kebenaran hipotesis H1
peneliti melakukan serangkaian observasi dan wawancara.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Prosedur Penelitian

Minggu Pertama Minggu kedua Minggu Ketiga Minggu Keempat


Melakukan studi Melakukan Melakukan analisis Menguji hipotesis
pustaka wawancara dengan data
narasumber terkait
Melakukan Mengumpulkan Membandingkan Melakukan
observasi data-data dengan hasil kajian penarikan
pendukung dari lainnya kesimpulan
internet
Menyusun laporan - - Menyusun laporan
awal akhir

B. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini berpusat di daerah-daerah yang terkena dampak lokasi reklamasi Pantai
Dofior.
4 November 2017 : Melakukan observasi di daerah sekitar Pantai Dofior
dan pesisir pantai Boswezen.
5 November 2017 : Melakukan observasi di Pulau Dom
11 November 2017 : Melakukan wawancara dengan masyarakat sekitar
Pantai Dofior
12 November 2017 : Melakukan wawancara dengan masyarakat sekitar
pesisir pantai Boswezen

C. Populasi dan Sampel


Populasi data adalah penduduk yang secara langsung terkena dampak aktifitas
reklamasi Pantai Dofior
Pengambilan sampel dan penentuan titik pengecekan di lapangan dengan cara
purposive sampling,yaitu pengambilan sampel secara non-random dengan
menggunakan kriteria-kriteria tertentu.kriteria-kriteria tertentu tersebut berdasarkan :
Umur : Umur lebih dari 20 tahun
Pekerjaan : Pedagang atau Nelayan

D. Materi Penelitian
Materi penelitian yang digunakan adalah:
a. data primer, dikummpulkan dengan melakukan pengamatan fenomenologis dan
pengukuran di lapangan, selain itu juga dilakukan wawancara.
b. data sekunder, dikumpulkan dengan teknik dokumentasi.

E. Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan berbagai metode di antaranya
adalah
1) Melakukan observasi di daerah pantai Dofior dan sekitarnya
2) Wawancara tatap muka
3) Data pendukung dari internet

F. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data adalah suatu metode atau cara untuk mengolah sebuah
data menjadi informasi sehingga karakteristik data tersebut menjadi mudah untuk
dipahami dan juga bermanfaat untuk menemukan solusi permasalahan, yang terutama
adalah masalah penelitian.
Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data kualitatif.
Teknik ini digunakan pada kondisi objek yang alamiah (sebagai lawannya
eksperimen),seperti laut,hutan,hujan,air dll.
Teknik analisis kualitatif yang digunakan lebih spesifik lagi adalah teknik
analisis deskriptif kualitatif. Metode penelitian kualitatif pada tahap awalnya peneliti
melakukan penjelajahan,kemudian dilakukan pengumpulan data sampai
mendalam,mulai dari observasi hingga penyusunan laporan.
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Pembangunan Kota Sorong

Pengembangan Kota Sorong menuju kota yang maju dalam segala bidang harus
ditunjang dengan pembangunan-pembangunan infrastruktur yang memadai yang akan
menopang pertumbuhan ekonomi masyarakat Kota Sorong. Adapun pembangunan
infrastruktur yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Sorong diantaranya :

1. Pasar termodern dan termegah ditanah Papua yang berlokasi di kelurahan Rufei
Distrik Sorong Barat;
2. Pembangunan 2 jalur jalan dari km.12 Klasaman sd 18 perbatasan Kabupaten
Sorong;
3. Pembangunan 2 jalur jalan Kampung Baru sampai dengan pasar baru Rufei;
4. Pengembangan landasan pacu/runway dan terminal penumpang Bandara DEO;
5. Pembuatan Trotoar sepanjang jalan utama Kota Sorong;
6. Pembangunan Drainase dan Tanggul kali Remu dan
7. Rencana pembangunan pasar Sentral Remu yang merupakan kerjasama Pemerintah
Pusat dan Kota Sorong sesuai kesepakatan Walikota Sorong Drs. Ec.Lamberth
Jitmau,MM dan Presiden-RI Joko Widodo pada saat beliau kunjungan kerja ke Kota
Sorong pada bulan Desember lalu;
8. Pengembangan Pelabuhan Laut Sorong sebagai salah satu Pelabuhan tol laut di
kawasan Timur Indonesia yang telah dikerjakan tahap awalnya pada tahun 2014 lalu
dan tinggal pekerjaan lanjutannya;
9. Kementerian Perhubungan Laut lewat Direktur Utama Angkutan Sungai Danau dan
Pulau (ASDP) Pusat bekerjasama dengan Pemerintah Kota Sorong akan membangun
Pelabuhan Penyeberangan Ferri yang didukung dengan fasilitas lengkap, termasuk
jalan layang dari jalan utama Soedirman menuju ke Pelabuhan Ferri Kelurahan
Klademak Pantai Distrik Sorong Manoi;
10. Rencana pembangunan Reklamasi Pantai Dofior untuk dijadikan sebagai Akon Kota
Sorong sekaligus pemenuhan kebutuhan masyarakat Kota Sorong dan peningkatan
sentra ekonomi didaerah ini.

Dari beberapa rencana pemmbangunan di atas,ada beberapa proyek pembangunan


yang telah berjalan dan ada pula yang sedang dikerjakan,bahkan ada yang telah
selesai.Salah satu proyek pembangunan yang sedang dikerjakan oleh pemerintah Kota
Sorong adalah proyek reklamasi Pantai Dofior.
Untuk Anggarannya sendiri,menurut keterangan dari pemerintah Kota Sorong
reklamasi Pantai Dofior sepenuhnya menggunakan dana dari pihak ketiga dalam hal ini
invesator.30 persen dari 25 hektar lahan hasil reklamasi tersebut nantinya menjadi bagian
pemerintah daerah Kota Sorong dan akan dimanfaatkan sebagai ruang terbuka hijau dan
fasilitas publik.

B. Proses Reklamasi di Pantai Dofior


1. Konsultasi Publik Terkait Rencana Kegiatan Reklamasi
Konsultasi public terkait rencana kegiatan reklamasi ini telah secara resmi
dimulai pada17 Maret 2015.Konsultasi public ini dilaksanakan sesuai dengan
aturan tahapannya yaitu selama 10 hari.
Pada konsultasi publik ini masyarakat dihimbau agar terlibat secara aktif untuk
memberikan saran, masukan dan tanggapan terkait rencana reklamasi pantai
Dofior ini.

2. Pengajuan Kerangka Acuan Amdal untuk Dibawa ke Sidang Komisi Amdal


Sesuai Peraturan Mengeri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2015, pekerjaan
reklamasi pantai dengan luasan lebih besar atau sama dengan 25 Hektar, maka
kegiatan reklamasi tersebut wajib amdal, jika luasnya dibawah 25 hektar namun
ditarik dari bibir pantai menuju laut melebihi 50 meter, maka pekerjaan tersebut
juga wajib amdal.
Karena itu, rencana reklamasi pantai Dofior ini termasuk pekerjaan yang wajib
amdal. Proses menimbun laut sehingga arah arus dan gelombang laut berubah,
maka semuanya harus dipertimbangkan dalam kajian amdalnya. Karena itu
perhatian dari seluruh stakeholder sangat penting sehingga rekomendasi amdalnya
nanti apa saja yang perlu diperhatikan menjadi cacatan penting bagi pihak
pengembang selaku penggarap reklamasi tersebut.
Untuk prosesnya,mulai dari pengajuan kerangka acuan amdal, argometer
hitungan harinya sudah mulai jalan sampai 105 ke depan. 30 hari untuk kerangka
acuan amdal, dipresentasikan, diperbaiki, diseminarkan, dan 75 hari untuk kajian
analisis dampak lingkungan yang melibatkan para pakar seperti pakar oseanografi,
pakar gelombang laut, pakar social budaya, dan sebagainya.
Kajian ilmiahnya dilakukan secara matang, dan ini dilakukan oleh Lembaga
Penyediaan Jasa Kajian Amdal, kemudian hasilnya dibawa dalam sidang komisi
penilai Amdal.

3. Groundbreaking
Proses Ground breaking Reklamasi Pantai Dofior Kota Sorong, diawali
dengan upacara adat suku Moi selaku pemilik tanah ulayat Kota Sorong pada
tanggal 18 Oktober 2016.

4. Pelaku Reklamasi di Pantai Dofior


Pelaku reklamasi yang terdiri atas PT Pelindo IV Sorong dan PT Modern
Multi Graha.Reklamasi pantai Dofior seluas 25 hektar dengan batas reklamasi
mulai dari pesisir pantai depan Hotel Marina Mamberamo hingga pesisir pantai
depan Sun Shine Beach Resto., dan kawasan hasil reklamasi nantinya diharapkan
menjadi primadona dan magnet untuk menarik investor bisnis dan jasa masuk ke
Kota Sorong.
Hal ini dianggap sebagai pintu gerbang pengembangan dan penataan Kota
Sorong, maka kawasan pesisir ini perlu ditata dan dikembangkan sehingga dapat
mendatangkan manfaat yang besar.

5. Teknik Reklamasi
Reklamasi pantai di Dofior bila dilihat dari teknik dasar sistem reklamasi
maka pada umumnya menggunakan sistem urugan, yaitu tanggul/talud dibuat
terlebih dahulu untuk melindungi lahan reklamasi dari hempasan ombak.
Sikap Masyarakat terhadap Pembangunan di Kota Sorong
6. Material Reklamasi Pantai
Material reklamasi yang digunakan berbeda dari masing-masing pelaku
reklamasi.PT Pelindo IV menggunakan material batu utama yang diambil dari
Manado atau Ternate, semua bahan utamanya seperti batu, itu diambil dari luar
Kota Sorong.Sedangkan PT Modern materialnya diambil dari Kota Sorong dan
sekitarnya. Tetapi, sesuai kesepakatan yang tertuang dalam amdal, material untuk
bangunan talut reklamasi pantai Dofior diambil dari luar Papua.

B. Hasil Observasi dan Wawancara


Selama observasi selama kurang lebih dua hari,saya mendapatkan kondisi perairan laut
di sekitar pantai Dofior terlebih di dekat reklamasi sebagai berikut :
1. Garis tepi pantai yang semakin dekat dekat dengan daratan.
Hal ini bisa saja menyebabkan dampak negatif karena nantinya
potensi abrasi yang ditimbulkan akibat air laut juga semakin besar.
Abrasi adalah proses pengikisan pantai oleh tenaga gelombang
laut dan arus laut yang bersifat merusak. Abrasi biasanya disebut juga
erosi pantai. Kerusakan garis pantai akibat abrasi ini dipacu oleh
terganggunya keseimbangan alam daerah pantai tersebut. Walaupun
abrasi bisa disebabkan oleh gejala alami, namun manusia sering
disebut sebagai penyebab utama abrasi. Salah satu cara untuk
mencegah terjadinya abrasi adalah dengan penanaman hutan
mangrove.
2. Hilangnya beberapa daratan (tanah timbul) akibat tertutup air laut
Kondisi ini menandakan bahwa ada kenaikan permukaan air
laut,sehingga tanah timbul yang dulunya kelihatan sekarang sudah tak
terlihat lagi.Hal ini bisa saja dipandang dari sudut pandang positif dan
negatif.
Positif
Hilanngnya tanah timbul memudahkan nelayan (dan juga yang
lainnya) untuk berlabuh di pantai atau sebaliknya
Kenaikan permukaan air laut juga bisa dipandang sebagai
bertambahnya luas wilayah perairan Indonesia karena selama
ini kita mengenal Indonesia sebagai negara maritim

Negatif
Hilangnya tanah timbul berarti hilangnya potensi wisata di
sekitar Pantai Dofior
Hilangnya tanah timbul menyebabkan ekosistem hayati yang
ada di tanah timbul tersebut terganggu.
Secara umum, kenaikan muka air laut akan mengakibatkan
dampak di wilayah pesisir sebagai berikut: meningkatnya
frekuensi dan intensitas banjir, perubahan arus laut dan
meluasnya kerusakan mangrove, meluasnya intrusi air laut.
Dampak lain adalah meningkatnya abrasi pantai, menurunnya
kualitas air permukaan, berkurangnya lahan-lahan produktif di
sektor pertanian, bekunya aktifitas-aktifitas industri dan bisnis
yang diakibatkan oleh kerusakan/terganggunya infrastruktur.
Disamping itu dampak serius lainnya adalah berkurangnya
atau hilangnya pulau-pulau kecil. Terkait dengan hal ini,
negara-negara maju yang kaya akan menghabiskan dana yang
sangat besar untuk melindungi daerah pantainya, sedangkan
negara-negara miskin mungkin hanya dapat melakukan
evakuasi dari daerah pantai.
3. Berubahnya warna air laut menjadi agak kekunung-kuningan.
Kondisi ini tentu harus dianalisis dulu apakah akibat aktifitas
rekalamasi atau akibat lainnya,seperti pembuangan limbah yang
dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.Kondisi air
yang menguning juga dibenarkan oleh pihak dari pengembang,dalam
hal ini PT Modern Multi Graha.Akan tetapi mereka membantah jika
reklamasi adalah penyebab air laut menguning,melainkan dari limbah
yang bermuara di laut.
Lain pula pengakuan dari warga yang mengatakan bahwa
penyebab kuningnya air laut di sekitar Pantai Dofior adalah akibat dari
penggunaan material tanah reklamasi yang tidak sesuai.
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, tidak ditemukan adanya
aliran limbah yang mengalir ke sekitar Pantai Dofior,karena tidak ada
sungai yang bermuara di laut tersebut.Selain itu peneliti juga melihat
dari kejauhan bahwa material yang digunakan adalah tanah yang
berwarna kekuningan.
4. Penurunan jumlah ikan akibat kerusakan ekosistem laut
Hal ini dinyatakan langsung oleh narasumber (seorang nelayan)
yang peneliti temui,bahwa reklamasi telah menyebabkan tangkapan
ikan mereka berkurang.Laut yang tadinya sebagai habitat beberapa
spesies makhluk hidup (termasuk ikan) rusak karena aktifitas
penimbunan tanah.
Memang lahan laut yang direklamasi baru sedikit sehingga
nelayan tidak terlalu merasakan dampaknya.Akan tetapi,jika nanti
lahan reklamasi sudah jadi 100% maka dampak penurunan tangakapan
ikan akan sangat dirasakan oleh nelayan
5. Kenaikan jumlah tumpukan sampah
Selama melakukan obseravasi,peneliti disuguhkan
pemandangan yang sangat memprihatinkan.pantai yang harusnya jadi
tempat rekreasi sehingga bebas dari sampah,malah terjadi sebaliknya.
Naiknya jumlah tumpukan sampah disebabkan oleh beberapa
faktor :
Kesadaran masyarakat yang rendah dalam membuang sampah.
Para pedagang yang berada di sekitar Pantai Dofior sering
membuang sisa/limbah dagangannya ke pinggir pantai.Hal ini
sering peneliti jumpai jika sedang duduk-duduk di daerah
tersebut.
Perubahan arus laut yang disebabkan oleh aktifitas reklamasi
menyebabkan jumlah kenaikan sampah meningkat.Sampah
yang berada di tengah lautan kemudia terbawa ombak dan
menumpuk di pinggiran pantai.
C. Pengujian Hipotesis
Hipotesis nol (H0) benar Hipotesis alternatif (H1) benar
Menerima
hipotesis nol Keputusan yang benar Keputusan yang salah
(H0)
Menolak
hipotesis nol Keputusan yang salah Keputusan yang benar
(H0)
Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data deskriptif
kualitatif,sehingga pengujian hipotesis tidak menggunakan uji statistika.
Dari hasil observasi dan wawancara ditermukan bahwa :

FAKTA : Pembangunan daerah Kota Sorong,khususnya reklamasi Pantai Dofior memberi


dampak negatif bagi lingkungan

Hipotesis H0 DITOLAK DAN Hipotesis H1 DITERIMA

D. Opini Peneliti
Pembangunan dan lingkungan ibarat dua buah sisi koin yang saling berlawanan.Di
mana ada pembangunan di situ ada permasalahan lingkungan yang menjadi polemik.
Lingkungan sejatinya menjadi suatu hal yang menjadi prioritas bagi para pihak yang ingin
melaksanakan pembangunan.Akan tetapi,sering kita jumpai kenyataaan di lapangan bahwa
hal tersebut tidak demikian adanya.
Pihak pengembang/pemerintah seringkali acuh tak acuh terhadap lingkungan dengan
alasan bahwa tidak mau keluar biaya tambahan,tidak mau repot hingga alasan tidak masuk
akal seperti tidak ada tempat pembuangan.Memang pembangunan khsusunya reklamasi
pasti mempunyai dampak negatif terhadap lingkungan,akan tetapi bagaimana cara
meminimalkan dampaknya menjadi kewajiban pemerintah selaku pihak yang bertanggung
jawab sehingga ke depannya anak cucu kita tidak merasakan akibatnya.
Peneliti tidak menolak adanya pembangunan karena pembangunan merupakan
indikator kemajuan suatu kota.Akan tetapi sebaiknya pihak pemerintah dan pengembang
mulailah memikirkan bagaimana memperlakukan alam dan lingkungan dengan
baik,karena jika alam sudah marah maka tidak ada manusia yang tidak dapat menghindari
amukannya.Berlaku baiklah pada alam dan alampun akan memperlakukanmu juga
demikian.
Bagaimanapun juga reklamasi telah berjalan.Perhatian pemerintah sangat dinantikan
dalam mengatasi tantangan-tantangan dan masalah-masalah yang timbul sebagai akibat
reklamasi.Sehingga dengan demikian masyarakat tidak merasakan dampak-dampak
negatif yang timbul dari rekalamsi tersebut.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
Kegiatan reklamasi dapat menimbulkan keuntungan maupun dampak secara sosial,
ekonomi dan lingkungan.
Kegiatan reklamasi dapat dilaksanakan jika manfaat sosial dan ekonomi yang
diperoleh lebih besar dari biaya sosial dan biaya ekonominya, serta memperhatikan
dan menjaga kehidupan masyarakat serta kelestarian lingkungan.
Beberapa kasus yang terjadi menunjukkan bahwa implementasi kegiatan reklamasi
di lapangan seringkali tidak sesuai dengan perencanaannya sehingga mengakibatkan
kerusakan secara sosial, ekonomi maupun lingkungan, sehingga menimbulkan
resistensi dari masyarakat.
Diperlukan koordinasi dan komunikasi yang sinergis dari segenap stakeholders
dalam kegiatan reklamasi sehingga prinsip-prinsip reklamasi dapat berjalan dengan
baik.

B. Saran
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa narasumber,ada saran yang ingin
disampaikan kepada pemerintah Kota Sorong.
1. Pemerintah menyediakan lahan jualan bagi para pedagang di sekitar tembok
berlin,terutama mama-mama papua yang berjualan kelapa.
2. Pengembang agar memperhatikan material tanah yang digunakan dalam reklamasi.
3. Pemerintah menyediakan subsidi solar bagi nelayan yang terkena imbas reklamasi.
4. Pemerintah menyiapakan orang yang bertugas untuk menjaga kebersihan Pantai
Dofior.
5. Membuka lapangan kerja yang seluas-luasnya apabila lahan reklamasi telah jadi
seluruhnya.
Daftar Pustaka

Abrasi.Diambil dari : https://id.wikipedia.org/wiki/Abrasi ( 20 November 2017)

Asballah, Raja., 2003, Hubungan Reklamasi Pantai dengan Komponen Perkembangan


Kawasan, Tesis, Program Studi MPKD, Program Pasca Sarjana UGM, Yogyakarta

Bengen G, Dietriech., 2001, Ekosistem dan Sumberdaya Alam Pesisir dan Laut, Sinopsis,
Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan IPB, Bogor

Lingkungan.Diambil dari : https://id.wikipedia.org/wiki/Lingkungan (18 November 2017)

Pattiasina, Thomas F. Kenaikan Permukaan Air Laut Akibat Pemanasan Global : Ancaman
Serius Bagi Wilayah Pesisir Kita.Diambil dari :
http://tabloidjubi.com/arch/2009/04/08/kenaikan-permukaan-air-laut-akibat-pemanasan-
global-ancaman-serius-bagi-wilayah-pesisir-kita/ (20 November 2017)

Risky.Teknik Analisis Data Kualitatif, Kuantitatif, Menurut Para Ahli [Lengkap].Diambil


dari : https://pastiguna.com/teknik-analisis-data/ (20 November 2017).

Sunarto, 2000, Kausalitas dan Equilibirium Dinamik sebagai Paradigma Pengelolaan


Ekosistem Pesisir, dalam Prosiding Makalah Penunjang dalan Seminar Nasional Pengelolaan
Ekosistem Pantai dan Pulau-Pulau Kecil dalam Konteks Negara kepulauan, 2 September
2000, Badan Penerbit Fak. Geografi UGM, Yogyakarta
Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai