Anda di halaman 1dari 14

Nama : Renita Asmaroh

NIM :113.18.006
Mata Kuliah : PWK-4143 Teori Perencanaan
Dosen : Dr. Putu Oktavia, ST.,MA., ME

UJIAN AKHIR SEMESTER 2021/2022

1. Para pelopor teori dan praktik perencanaan (misalnya Lewis Mumford, Le Corbusier,
Ebenezer Howard, dll) menulis konsep mereka di tengah fenomena urbanisasi,
industrialisasi, imigrasi, dan modernisasi (termasuk perubahan budaya desa menjadi
budaya perkotaan) yang terjadi saat itu. Lebih dari satu abad kemudian, menurut
Anda, apakah teori atau konsep tersebut masih berlaku? Apakah ada perbedaan
mendasar antara kondisi saat teori tersebut ditulis dengan kondisi saat ini?
Ataukah ada persamaan antara kondisi saat ini dengan kondisi masa lalu? Anda
dapat memilih satu atau beberapa teori/konsep untuk dijadikan sebagai dasar
penulisan jawaban Anda.

Jawaban :

Perencanaan cenderung selalu dikaitkan dengan berbagai aspek seperti halnya aspek
sosial-ekonomi-budaya, hal ini juga disebabkan dengan adanya kebutuhan manusia
yang seiring dengan waktu semakin bertambah sehingga kebutuhan tersebut menjadi
penyebab berkembangnya perencanaan. Oleh karena itu, menurut (Healey 1997)
perencanaan menjadi salah satu ilmu yang tergolong memiliki sifat multidimensi yang
memiliki berbagai kajian yang berbeda-beda. Di negara maju perencanaan mulai
dikembangkan dengan 3 perencanaan yaitu perencanaan ekonomi, manajemen
pembangunan fisik, dan manajemen administrasi publik serta analisis kebijakan.

Dari penjelasan tersebut dapat dikatakan perencanaan kota saat ini masih banyak
menggunakan pendekatan fisik dalam prosesnya, karena fokus perhatian perencanaan
masih pada penyediaan dan penataan prasarana yang bersifat fisik, tetapi aspek sosial
dan ekonomi masih kurang mendapatkan perhatian sehingga menyebabkan beberapa
masalah sosial dan budaya dalam lingkup kota yang belum dapat diselesaikan secara
utuh. Orientasi pada aspek fisik saja menyebabkan pergeseran ruang sosial, khususnya
terhadap kepekaan masyarakat pada perkembangan pembangunan kota.

Perkembangan kota dapat pula disebabkan oleh area perkotaan yang bisa dikatakan
sebagai pemukiman manusia dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan memiliki
karakteristik fisik atau infrastruktur yang baik. Atas alasan inilah area perkotaan
diciptakan melalui urbanisasi dan dikategorikan oleh morfologi perkotaan sebagai
Nama : Renita Asmaroh
NIM :113.18.006
Mata Kuliah : PWK-4143 Teori Perencanaan
Dosen : Dr. Putu Oktavia, ST.,MA., ME

kota, kota kecil, konurbasi atau pinggiran kota. Dalam proses terjadinya urbanisme
tersebutlah hadir itilah.

Menurut (Abram, 2011) Suatu konsep yang dapat membantu dalam menata atau
membuat sistem dalam sebuah wilayah geografi serta dapat memberikan berdampak
langsung pada masyarakat disebut sebagai Perencanaan tata ruang. Sehingga ketika
bersinggungan langsung dengan masyarakat, budaya masyarakat akan mengikuti
sistem yang telah dibuat. Sistem tersebut akan menentukan entnografi masyarakat
menjadi tetap atau berubah dan di akhir akan membuat pola-pola tertentu dalam
kehidupan perkotaan (Stevenson, 2003:26).

Salah satu tahap perkembangan kota juga dikemukakan oleh Lewis Mumford,
menurutnya kota tumbuh dalam enam tahap dengan indikator utama yaitu tatanan
sosial di dalamnya. Lewis mengusulkan enam tipe kota sesuai dengan tahapan
perkembangan kawasan pemukiman perkotaa jenis-jeniskota tersebut meliputi:

a) Eopolis, merupakan tahap pertama sebuah kota yaitu desa yang kehidupannya
berbasis pada sektor agraris.
b) Polis, tahap ini menandakan sudah berkembangnya pola hidup masyarakat
diantaranya munculnya spesialisasi mata pencaharian dan mekanisasi
pertanian.
c) Metropolis, merupakan sebuah kota yang berfungsi sebagai ibukota negara
atau wilayah kekuasaan. Fase ini menjadi puncak perkembangan kota sebagai
tempat kehidupan.
d) Megalopolis, pada fase ini kota sudah menunjukkan tahap pertama dari
penurunan fungsi kota karena adanya berbagai masalah sosial maupun
lingkungan.
e) Tyranopolis, pada tahap ini kota menunjukkan memburuknya situasi politik,
dengan kekacauan dimana-mana.
f) Necropolis, tahap ini adalah tahap akhir atau kematian sebuah kota. Warga
mulai mengungsi dan meninggalkan kota karena sudah tidak ada pengharapan
lagi di sana.
Nama : Renita Asmaroh
NIM :113.18.006
Mata Kuliah : PWK-4143 Teori Perencanaan
Dosen : Dr. Putu Oktavia, ST.,MA., ME

Dari teori tersebut dapat dilihat ada beberapa sedikit perbedaan antara kondisi teori
masa lalu dengan kondisi saat ini. Karena pada tahap akhir tyranopolis dan necropolis
jarang sekali terjadi.

Kemudian tidak bisa dipungkiri bahwa sebuah kota pasti berkembang dari waktu ke
waktu. Kebanyakan kota tumbuh dari sebuah area pemukiman kecil atau pedesaan.
Perkembangan kota tersebut akan terjadi di daerah pusat atau pinggiran. Ada banyak
kota di dunia ini dan mereka memiliki sejarah perkembangan masing-masing. Ada
yang berkembang pesat dan maju, namun adapula yang tertinggal dan hancur.
Perencanaan tidak jauh dari kata pedesaan atau kota, dan tidak dapat dipungkiri
bahwa kota harus berkembang seiring berjalannya waktu. Sebagian besar kota telah
berkembang dari daerah pemukiman kecil atau pedesaan menjadi suatu wilayah
perkotaan. Perkembangan perkotaan juga akan terjadi di wilayah tengah atau
pinggiran kota. Hal ini disebabkan oleh adanya Urbanisasi dari perkembangan
perkotaan.

Dan faktor utama yang menjadi penyebab urbanisasi terjadi secara signifikan dan
besar-besaran pada saat ini yaitu dikarenakan adanya industrilisasi yang merupakan
proses perubahan struktur ekonomi dimana terdapat kenaikan kontribusi sektor
industri dalam permintaan konsumen, PDB, ekspor dan kesempatan kerja atau proses
modernisasi ekonomi yang mencakup seluruk sektor ekonomi yang mempunyai kaitan
satu sama lain dengan industri pengolahan untuk meningkatkan nilai tambah. Dan
karena hal yang lebih menjanjikan tersebut dengan upah yang lebih banyak, lapangan
pekerjaan yang banyak serta aktivitas social yang sangat menarik minat masyarakat
pedesaan untuk pindah ke kota. Hal ini menyebabkan kualitas kehidupan penduduk
yang semakin parah sehingga desa cenderung ditinggalkan penduduknya. Seperti
penjelasan dalam teori Le Cobusier, mengenai revolusi industri yang dapat
menyebabkan kemunduran kota yang mengakibatkan penduduk berpindah dari
kawasan pertanian ke kawasan industry.

Hal ini merupakan salah satu dampak dari perencanaan urban yang kurang merata dan
lebih mementingkat aspek fisik pada Kawasan tertentu saja, dalam penjelasan
sebelumnya dijelaskan bahwa aspek fisik kurang memberikan pengaruh terhadap
perubahan ekonomi dan sosial. Namun, berbeda halnya dengan kondisi saat ini yang
Nama : Renita Asmaroh
NIM :113.18.006
Mata Kuliah : PWK-4143 Teori Perencanaan
Dosen : Dr. Putu Oktavia, ST.,MA., ME

dimana aspek fisik dapat menjadi pengaruh pada perkembangan sektor perekonomian
dan juga sosial, karena apabila fisik kota nya baik maka akses ataupun daya
dukungnya juga dapat meningkat. Seperti halnya aspek fisik sirkulasi, yang menurut
(H Sirvani, 1985) elemen sirkulasi adalah salah satu aspek pendukung yang kuat
dalam membentuk struktur lingkungan perkotaan

Daftar Pustaka
Ainurrohmah, D. (2020). Tahap Perkembangan Kota Menurut Lewis Mumford. Retrieved
from https://dosengeografi.com/perkembangan-kota-menurut-lewis-mumford/

Alimah, A. N., Wahyu, S., Anggelica, Anggraini, & Ilham. (2019). Teori Perencanaan
Equity Dalam Pembangunan Daerah. Retrieved from https://fisipol.ugm.ac.id/wp-
content/uploads/sites/1056/2020/03/Buku-Aplikasi-Teori-Perencanaan-dikompresi-
2.pdf

Medan, P. K. (2016). Teori-teori Perkembangan Kota. Retrieved from


http://perkimtaru.pemkomedan.go.id/artikel-746-teoriteori-perkembangan-kota.html

Yogyakarta, U. A. (n.d.). Industrialisasi. Retrieved from


http://e-journal.uajy.ac.id/2584/3/2EP14851.pdf
Nama : Renita Asmaroh
NIM :113.18.006
Mata Kuliah : PWK-4143 Teori Perencanaan
Dosen : Dr. Putu Oktavia, ST.,MA., ME

2. Perencanaan Wilayah dan Kota sebagai suatu disiplin ilmu memiliki tradisi yang kuat
dalam hal desain (perancangan), teknik analisis, dan proses pengambilan
keputusan. Perencana dianggap memiliki pengetahuan tentang rencana pembangunan
fisik yang “baik dan benar”; bagaimana melakukan analisis sosial-ekonomi dan
analisis fisik (misalnya terkait lingkungan dan kondisi fisik alam) dengan “valid dan
dapat dipercaya”; serta bagaimana mendorong terjadinya proses pengambilan
keputusan yang “mengakomodasi kepentingan semua pihak” (baik melalui proses
komprehensif-rasional maupun proses kolaboratif/komunikatif). Sebagai mahasiswa
PWK, Anda diharapkan memiliki dasar yang kuat dalam ketiga hal tersebut. Untuk
ujian ini, Anda diminta untuk membandingkan dan mengkritisi proses analisis dan
proses pengambilan keputusan dari sudut pandang komprehensif-rasional dan
sudut pandang kolaboratif/komunikatif dengan menggunakan kasus sesuai
lokasi studio Anda.

Jawaban :

Keputusan merupakan suatu pemecahan masalah sebagai suatu hukum situasi yang
dilakukan melalui pemilihan alternatif dari beberapa alternatif. Pengambilan
keputusan merupakan suatu proses pemilihan alternatif terbuka dari beberapa
alternatif secara sistematis untuk di tindak lanjuti sebagai satu cara pemecahan
masalah. Salah satu proses analisis dan pengambilah keputusan perencanaan
didasarkan pada analisis rasional dan komprehensif dimana teori rasional dan
komprehensif ini banyak digunakan dan diterima banyak ornag karena mengandung
unsur pembuatan keputusan di hadapkan dalam suatu masalah, tujuan dan sasaran
yang jelas dan keputusan akhir akan memilih alternatif terbaik. Hal ini diseseuaikan
dengan situasi saat ini di Kabupaten Lampung Selatan dan kondisi masa depan yang
diinginkan Kabupaten Lampung Selatan. Biasanya proses tersebut terdiri atas
langkah-langkah berikut:
Nama : Renita Asmaroh
NIM :113.18.006
Mata Kuliah : PWK-4143 Teori Perencanaan
Dosen : Dr. Putu Oktavia, ST.,MA., ME

 Survey kondisi eksisting, sama halnya dengan yang dilakukan pada lokasi
Studio Wilayah yang berlokasi di Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi
Lampung, sebelum melakukan penelitian dan analisis serta keputusan lebih
lanjut, perlu dilakukannya Survey mengenai kondisi eksisting di Kabupaten
Lampung Selatan terleih dahulu sebagai upaya pengenalan awal wilayah yang
akan di jadikan objek penelitian. Serta melakukan survey untuk melihit
bagaimana kondisi saat ini dan seperti apa perkembangannya. Sehingga, dari
survey tersebut juga dapat dilakukan proyeksi pertumbuhan yang akan terjadi
beberapa tahun mendatang, serta apakah perlu adanya penambahan ataupun
pembangunan sarana dan prasarana lagi atau tidak, hal tersebut disesuaikan
dengan hasil penelitiannya.
 Identifikasi tujuan/masa depan yang diinginkan, setelah melakukan
pengenalan awal pada survey kondisi eksisting di Kabupaten Lampung Selatan
dan mengkaji bagaimana kebijakan dari perencanaan wilayah disana, maka
bisa dilanjutkan dengan mengidentifikasi tujuan penelitian di Kabupaten
Lampung Selatan.
 Identifikasi semua tindakan yang dianggap mungkin untuk mencapai tujuan
yang diinginkan, dari tujuan yang telah ditentukan maka diperlukan sasaran-
sasaran untuk mencapai tujuan tersebut, dimana sasaran dari penelitian di
Kabupaten Lampung Selatan ini yaitu, Mengoptimalkan perkembangan sektor
pariwisata, pertanian serta industry, Mengidentifikasi kemampuan lahan dan
kesesuaian guna lahan di Kabupaten Lampung Selatan, Meningkatkan kualitas
Sumberdaya Manusia, Terciptanya pembangunan sarana dan prasarana serta
infrastruktur yang dapat mendorong perkembangan wilayah dan perekonomian
di sektor pertanian, industri dan pariwisata serta Mengoptimalkan peran
stakeholder pada masing-masing sektor untuk mempermudah koordinasi dan
kolaborasi dalam upaya mendorong potensi wilayah Kabupaten Lampung
Selatan. Dan untuk melakukan sasaran tersebut barulah dlakukan analisis,
fisik, ekonomi, budaya dan lainnya, yang kemudian dapat menghasilkan
sebuah rencana dari analisis tersebut.
Nama : Renita Asmaroh
NIM :113.18.006
Mata Kuliah : PWK-4143 Teori Perencanaan
Dosen : Dr. Putu Oktavia, ST.,MA., ME

 Identifikasi dan evaluasi outcomes, kemudian mengevaluasi hasil penelitian


agar menghasilkan recana dan keputusan apasaja yang dapat diterapkan
sebagai solusi untuk mengembangkan Kabupaten Lmapung Selatan.
 Identifikasi outcome yang paling mendekati kondisi akhir yang diinginkan dan
memilih tindakan yang sesuai dengan outcome, terakhir maka akan dipilih lah
alternative yang terbaik yang akan digunakan dalam perkembangan Kabupaten
Lampung Selatan.

Namun pada teori rasional komprehensif ini tidak melibatkan masyarakat dalam
pengambilan keputusannya yang menyebabkan cukup sulit dalam menyatukan
kebiasaan manusia yang seringkali bersikap irasional serta kesulitan dalam
pengimplementasiannya dalam dunia nyata yang sangat kompleks dan bermacam-
macam ini, serta cenderung menghasilkan solusi atau keputusan yang standar yang
dirasa merupakan rencana atau keputusan terbaik. Padahal rencana terbaik yang
dibuat juga belum tentu akan menjadi yang terbaik bagi Kabupaten Lampung
Selatan dan juga penduduknya.
Sedangkan dari sudut pandang teori kolaboratif/komunikatif dalam menganalisis
dan mengambil keputusan perencana kolaboratif dapat memperoleh keuntungan
dan saling bertergantungan dengan kepentingan yang lain namun perencanaan ini
lebih memanfaatkkan kecerdasan kolektif dan memerlukan lokakarya sebagai
monitoring perencanaan sedangkan dalam tahapan proses perencanaan tidak harus
membutuhkan lokakarya namun dapat disesuaikan menurut kondisi Kawasan,
stakeholders serta permasalahannya. Pada pendekatan ini Kabupaten Lampung
Selatan dalam menyelesaikan masalah serta mengatur kegiatan dan penggunaan
lahan yang ada agar teratur dan sesuai dengan tujuannya untu mengembangkan
daerahnya, menyusun Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten (RTRW Kab)
sebagai pedoman penggunaan dan pembangunan wilayahnya. Penyusunan RTRW
Kabupaten Lampung Selatan ini tentu saja akan memerlukan waktu yang cukup
panjang serta memastikan pihak mana saja yang berpartisipasi dan ikut dalam
diskusi pengambilan keputusannya. Dikarenakan banyaknya pihak yang ikut
berpartisipasi mulai dari masyarakat, pemerintah, swata serta perencana, maka
terkadang perlu bertahun-tahun untuk menghasilkan keputusan yang akan
dirumuskan di dalam RTRW tersebut, mengingat banyaknya pihak yang terlibat
Nama : Renita Asmaroh
NIM :113.18.006
Mata Kuliah : PWK-4143 Teori Perencanaan
Dosen : Dr. Putu Oktavia, ST.,MA., ME

dalam proses penyusunannya. Di sisi lain, penyusunan rencana menghadapi


kendala keterbatasan waktu. Akibatnya, seringkali pengambilan keputusan dan
penyusunan rencana dilakukan di luar proses diskusi dan kadang dilakukan oleh
pihak yang tidak mengikuti diskusi penyusunan. Sehingga keputusan yang
dihasilkan pun berbagai ragam. Oleh karena itu, kebijakan atau keputusan RTRW
Kabupaten Lampung Selatan dan RTRW lainnya selalu melakukan peninjauan
setiap 5 tahun sekali untuk mengupdate dan mengevaluasi perubahan yang terjadi.

Daftar Pustaka

Oktavia, P. (2021). Catatan Materi Kuliah Comunicative Planning. Retrieved from


https://itsb.ecampuz.com/gtakademik_portal/index.php?
pModule=xsKaoqmnoQ==&pSub=xdKroaOhlco=&pAct=0dWjppyl&file=pcynnqyln
cViZ5lwapNjlmpqYmVjaJGbZ5pm1piY
Oktavia, P. (2021). Materi Kuliah Rational Planning Theory. Retrieved from
https://itsb.ecampuz.com/gtakademik_portal/index.php?
pModule=xsKhlKuXps8=&pSub=xdKroaOhlco=&pAct=0dWjppyl&file=rrd9kmhiZJ
ZhaJdwZ5NimGpqYmVja5SaaZRm1piY
Oktavia, P. (2021). Materi Teori Perencanaan. Retrieved from
https://drive.google.com/file/d/1an7LZmTVG3dDK__4i4bDQuPXxoBAUjHL/view?
usp=sharing
Nama : Renita Asmaroh
NIM :113.18.006
Mata Kuliah : PWK-4143 Teori Perencanaan
Dosen : Dr. Putu Oktavia, ST.,MA., ME

3. Keadilan dan perencanaan. Ada dua hal yang menjadi pertanyaan besar bagi profesi
perencana saat ini, yaitu “Apakah kita harus menyusun rencana?” dan
“Bagaimana rencana tersebut harus kita susun?” Prinsip perencanaan pada
dasarnya adalah untuk mencapai keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan manusia
(yang dicerminkan dalam ukuran seperti peningkatan kesejahteraan) dan
keberlanjutan lingkungan. Namun demikian, lingkungan bumi kita semakin lama
semakin rusak akibat praktik-praktik ekonomi linier (linear economy) yang dijalankan
umat manusia sejak dimulainya revolusi industri. Jelaskan hubungan antara kedua
pertanyaan tersebut, terutama terkait dengan masalah keadilan lingkungan
(environmental justice) dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan!

Jawaban :

Dalam melakukan sesuatu atau mencapai suatu tujuan maka kita perlu menyusun
Rencana sebagai suatu tahapan pemilihan langkah apa yang akan kita gunakan dan
bagaimana cara kita mncapai suatu tujuan tertentu. Sama halnya dengan menyusun
rencana pada pembangunan dan perkembangan suatu wilayah, rencana ataupun
perencanaan sanga di butuhkan dalam hal ini karena populasi manusia semakin
meningkat dan kebutuhan ruang pun semakin bertambah namun sperti yang kita
ketahui bahwa kuantitas ruang tidak akan pernah bertambah, untuk itu ruang perlu
ditata dan kelola dengan baik agar tetap mencukupi kebutuhan manusia saat ini dan
generasi mendatang yang tinggal merasa tetap merasa nyaman dan tetap dapat
merasakan sumber daya alam yang baik.

Rencana merupakan produk hasil dari kegiatan perencanaan berupa rencana


kebijakan, rencana program dan produk rencana lainnya. Dan rencana dapat dikatakan
Nama : Renita Asmaroh
NIM :113.18.006
Mata Kuliah : PWK-4143 Teori Perencanaan
Dosen : Dr. Putu Oktavia, ST.,MA., ME

tidak selalu bersifat netral melainkan lebih bersifat fleksibel, karena hasil produk
rencana disesuaikan dengan kebutuhan serta urgensi dari hasil kegiatan perencanaan
yang telah dilakukan. Apabila urgensi nya lebih tinggi mungkin rencana disini bisa
dikatakan harus bersifat netral dan dituntut untuk menentukan skala prioritasnya.
Tujuan perencana yaitu dapat membatu dalam megambil keputusan secara baik dan
benar dengan kreatifitas dan berbagai inovasi, mengarahkan dan menentukan sumber
daya yang dibutuhkan dalam mencapai targetnya, Menetapkan isu-isu strategis yang
akan diprioritaskan serta menetapkan standar fasilitas dan pengawasan kualitas.
Rencana atau perencanaan memiliki nilai strategi dan berbagai pendekatan proses
perencanaan, memiliki nilai efisiensi perkiraan waktu dan sumberdaya, adil tidak
memihak organisasi atau lembaga tertentu, memiliki kemampuan berkomunikasi yang
baik dengan menyesuaikan siapa narasumber atau lawan bicaranya, memiliki nilai
yang saling menguntungkan tanpa merugikan pihak tertentu.

Dalam prosesnya perencana berperan sebagai pihak yang dapat menganalisis potensi
dan masalah suatu kejadian ataupun fenomena dimasa sekarang maupun masa
mendatang, sebagai mediator perantara dan pendamping yang bertindak secara adil
memastikan semua pihak dapat menyampaikan pendapatnya secara bebas dan terbuka
dalam proses pengambilan keputusan serta menyampaikan dan dapat saling berbagi
informasi kepada public maupun lembaga tertentu. Perencanaan biasanya dibangun
secara berkelanjutan dan terus-menerus hingga masa yang akan dating. Pembagunan
Berkelanjutan adalah upaya sadar dan terencana yang memadukan aspek lingkungan
hidup, sosial dan ekonomi ke dalam strategi pembangunan untuk menjamin keutuhan
lingkungan hidup serta keselamatan, kemampuan, kesejahteraan dan mutu hidup
generasi masa kini dan generasi masa depan. Seperti halnya perencanaan pada
lingkungan hidup atau keadilan lingkungan (environmental justice) dan kesejahteraan
masyarakat.

Akhir-akhir ini isu lingkungan hidup sedang marak dibicarakan, hal ini dikarenakan
banyaknya pengrusakan yang terjadi terhadap lingkungan baik itu lingkungan daratan,
perairan dan bahkan udara. Ketidakadilan lingkungan dapat terjadi dalam skala global,
yaitu berupa ketidakadilan terhadap negara miskin atau berkembang. Misalnya,
negara berkembang sering kali dijadikan tujuan sebagai tempat pembuangan limbah
Nama : Renita Asmaroh
NIM :113.18.006
Mata Kuliah : PWK-4143 Teori Perencanaan
Dosen : Dr. Putu Oktavia, ST.,MA., ME

atau berpindahnya indsustri kotor dari negara maju. Kondisi ketidakadilan lingkungan
biasanya dicirikan dengan pada pembagian sumber daya alam dan pemanfaatan yang
tidak merata, ataupun pada pembagian resiko kerusakan lingkungan yang juga tidak
seimbang. Dimana bagi mereka yang menerima porsi terbesar dari manfaat
pembangunan dan berkontribusi paling besar adalah mereka yang tidak terlalu
menanggung dampak dari kerusakan lingkungan. Sebaliknya, mereka yang lebih
sering merasakan dampak buruk dari kerusakan lingkungan, adalah mereka yang
memiliki kontribusi kecil bagi munculnya kerusakan tersebut.

Salah satu contoh ketidakadilan perencanaan yaitu seperti halnya perpindahan Ibu
Kota Negara ke Kalimantan Timur, walaupun tujuan dari perencanaan ini sebagai
salah satu upaya untuk menghindari tenggelamnya Ibu Kota Negara saat ini yaitu
Jakarta, namun hal ini tentu saja tetap menumbulkan pro dan kontra megenai
perencanaan tersebut. Karena dengan adanya perbindahan Ibu Kota Negara ke
Kalimantan Timur dapat menyebabkan potensi kerusakan lingkungan di Kalimantan
Timur, seperti yang kita ketahui bahwa Kalimantan Timur merupakan salah satu
wilayah yang lingkungan dan daerahnya masih asri dan hijau. Dan apabila
perencanaan tersebut dijalankan maka akan sangat berdampak bagi lingkungan,
kebudayaan, social, ekonomi serta kesejahteraan masyarakat di Kalimantan Timur
tersebut.

Pembangunan seharusnya memperhatikan kepentingan dan keterlibatan masyarakat


untuk berperan serta, baik langsung atau pun tidak langsung guna meningkatkan
kesejahteraan hidupnya, bukan menyingkirkan mereka dalam proses pembangunan
tersebut. Perubahan sosial dalam masyarakat sudah bisa dipastikan akan terjadi akibat
dari pembangunan dan perencanaan di wilayah tersebut, kesempatan baru dalam
meningkatkan kesejahteraan perekonomian masyarakat setempat berjalan seiring
dengan segala akibat positif dan negatif dari pembangunan tersebut. Hal ini berarti
pembangunan tidak hanya mampu memberikan kerugian ataupun perubahan yang
buruk, namun dapat memberikan keuntungan ekonomi juga secara signifikan, tetapi
juga menimbulkan perubahan sosial dan budaya terhadap masyarakatnya, baik pola
hidup maupun masalah-masalah social lainnya. Sebagai rangkaian untuk
Nama : Renita Asmaroh
NIM :113.18.006
Mata Kuliah : PWK-4143 Teori Perencanaan
Dosen : Dr. Putu Oktavia, ST.,MA., ME

meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pembangunan harus dilakukan secara terus


menerus dengan melibatkan masyarakat sebagai objek sekaligus subjek

Untuk memajukan pembangunan serta mensejahterakan masyarakat, perencanaan


yang matang serta komprehensif sangat dibutuhkan dalam menentukan masa depan di
wilayah tersebut. Pentingnya bagi jajaran Pemerintah Daerah dalam mempersiapkan
perencanaan yang bermutu tinggi, karena perencanaan yang baik akan menentukan
implementasi program dan kegiatan yang memiliki manfaat serta hasil nyata bagi
masyarakat.

Daftar Pustaka

Ar, A. Y. (2011). Pengertian Perencanaan dan Rencana.


Denpasar, P. K. (2014). Pembangunan Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat. Retrieved
from https://www.denpasarkota.go.id/berita/baca/9251
Sari, I. (2015). Penegakkan Hukum Lingkungan Menuju Tercapainya Keadilan Lingkungan.
Nama : Renita Asmaroh
NIM :113.18.006
Mata Kuliah : PWK-4143 Teori Perencanaan
Dosen : Dr. Putu Oktavia, ST.,MA., ME

4. Pro dan Kontra Perencanaan. Argumentasi mendukung dan menentang perencanaan


yang dilaksanakan oleh pemerintah (sektor publik) terutama terkait dengan asumsi
menyangkut pasar bebas (free market) (terkait dinamika; kekuatan dan kelemahan;
kegagalan pasar; kestabilan; dampak terhadap pemerataan; kebutuhan untuk
intervensi pemerintah; dll). Diskusikan hubungan antara perencanaan dan
ekonomi pasar, serta bagaimana hubungan tersebut mendorong terjadinya pro
dan kontra terhadap perencanaan yang dilakukan oleh pemerintah, jika Anda
adalah perencana yang menganut paradigma advocacy planning.

Jawaban :

Advocacy Planning muncul pertama kali di Amerika. Advocacy Planning


menekankan hal-hal yang bersifat umum, perbedaan individu dan daerah diabaikan.
Dasar perencanaan tidak bertitik tolak dari pengamatan secara empiris, tetapi atas
dasar argumentasi yang rasional, logis dan bernilai (advocacy= mempertahankan
dengan argumentasi atau anjuran). Advocacy Planning (Perencanaan Advokasi)
berisikan program pembelaan terhadap masyarakat yang termarjinalkan dalam proses
pembangunan kota dalam hal ini adalah masyarakat miskin kota. Pada perencanaan
advokasi akan memberikan perhatian khusus terhadap melalui program khusus guna
meningkatkan taraf hidup masyarakat miskin. Perencanaan advokasi meragukan
bahwa ada satu saja “kepentingan umum” bersama. Paul Davidoff mengkiritik bahwa
perencanaan yang mengaku mampu merumuskan satu versi kepentingan umum berarti
Nama : Renita Asmaroh
NIM :113.18.006
Mata Kuliah : PWK-4143 Teori Perencanaan
Dosen : Dr. Putu Oktavia, ST.,MA., ME

memonopoli kekuatan atau kewenangan perencanaan dan tidak mendorong adanya


partisipasi. Kebaikan teori ini adalah untuk kepentingan umum secara nasional.
Karena ia meningkatkan kerja sama secara nasional, toleransi, kemanusiaan,
perlindungan terhadap minoritas, menekankan hak sama, dan meningkatkan
kesejahteraan umum. Perencanaan yang memakai teori ini tepat dilaksanakan oleh
pemerintah atau badan pusat. Dalam perekembangan teori pendekatan perencanaan
yang ada, ternyata masih terdapat perdebatan yang diwarnai oleh dua dikotomi
pendekatan yang ideal, yaitu pendekatan perencanaan yang rasional dengan
pendekatan yang berbasis partisipatif. Dalam menghadapi permasalahan
pembangunan yang semakin kompleks, pencapaian pengetahuan yang sempurna
dimanapun hampir tidak pernah dicapai. Akibatnya terjadi kegagalan dalam
mengidentifikasi masalah yang ada. Kegagalan dalam mengidentifikasi masalah
tersebut disebabkan cara berfikir yang top down, dimana para perencana dan para
pengambil keputusan melakukan interpretasi secara satu arah, tidak melalui proses
dialogis yang interaktif bersama seluruh stakeholder. Olehkarenanya perencanaan
yang partisipatif semakin banyak dikembangkan. Isi rencana berupa kritik dan
pengajuan alternatif atas rencana yang telah dibuat oleh pemerintah. Perencanaan
advocacy cenderung menggunakan pendekatan hokum dan obyek yang mereka ambil
dalam perencanaan adalah golongan yang lemah. Perencanaan ini bersifat sosialis
dengan lebih mengedepankan konsep kesamaan dan hal keadilan sosial.

Teori Advocacy menekankan hal-hal yang bersifat umum, perbedaan individu dan
daerah diabaikan. Dasar perencanaan tidak bertitik tolak dari pengamatan secara
empiris, tetapi atas dasar argumentasi yang rasional, logis dan bernilai. Kebaikan teori
ini adalah meningkatkan kerja sama secara nasional, toleransi, kemanusiaan,
perlindungan terhadap minoritas, menekankan hak sama, dan meningkatkan
kesejahteraan umum.

Anda mungkin juga menyukai