PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Untuk itu diperlukan suatu komunikasi antara pemerintah sebagai pihak yang hendak
membangun dengan masyarakat sebagai sasaran dari pembangunan tersebut, sehingga
pembangunan yang dijalankan bisa betul-betul sesuai dengan apa yang diharapkan.
Luasnya wilayah Republik Indonesia dengan jenis geografi yang berbeda disetiap
wilayahnya, serta budaya yang beragam menjadi satu masalah tersendiri dalam pembangunan
dewasa ini, sebab kadangkala suatu program yang direncanakan tidak sesuai dengan kondisi
masyarakat setempat.
Hal tersebut telah coba diselesaikan dengan dihadirkannya sistem otonomi daerah.
Dimana pemerintah daerah diberi kesempatan untuk mengelola dananya sendiri sesuai dengan
kebutuhan masyarakatnya.
Namun dengan hadirnya sistem otonomi ini tidak semerta-merta menghilangkan segala
persoalan yang ada. Ketidak mengertian pemerintah daerah tentang pentingnya komunikasi
pembangunan ditambah dengan partsipasi masyrakat dalam pembangunan yang sangat minim
membuat suatu program terkadang tidak diterima oleh masyarakat.
B. Rumusan Masalah.
Siapa, apa, dan bagaimana komunikasi pembangunan itu kaitannya dengan kesuksesan
pembangunan serta apa dampak yang ditimbulkan dengan adanya komunikasi pembangunan?
Mengetahui lebih jauh tentang Komunikasi pembangunan, siapa, apa, dan bagaimana
dampak yang ditimbulkan komunikasi pembangunan
II PENDAHULUAN
LANDASAN KONSEPTUAL KOMUNIKASI PEMBANGUNAN
Ide munculnya konsep atau istilah komunikasi pembangunan dalam masyarakat atupun dalam
lingkungan studi ilmu kommunikasi bukanlah suatu kebetulan, melalui serangkaian tahap dan kajian
mendalam baik secara teoritis, konsep ini lahir dari hasil sinteis, koreksi dan transformasi secara ilmiah
dan alamiah. Sementara secara praktis konsep ini merupakan tuntutan dan respon dari proses
pencarian model pembangunan yang menginginkan perubahan dalam masyarakat dan Negara.
Pasca berakhirnya perang dunia ke 2 muncul keprihatinan yang mendalam di kalangan ilmu
soisal, dan praktisi pembangunan terhadap kondisi Negara-negara yang menjadi korban perang.
Menurut mereka keterpurukan keterbelakangan, kemiskinan, dan ketidak berdayaan yang di akibatkan
oleh perang dunia, sejatinya harus ditanggulangi bersama antara Negara pemenang perang dan koban
perang. Pada saat itu, keterpurukan ekonomi, social budaya masyarakat Negara dunia ke 3 sangat
memprihatinkan. Masyarakat dan Negara berada dalam posisi yang termarjinalkan dalam lingkungan
pergaulan dunia. Para ahli yang notabene dari Negara maju melihat hal ini, dan kemudian mereka
memprekarsai sebuah mode pembangunan untuk mengatasi kondisi tersebut. Pemikiran ini pertama
kali diperkenalkan pada penghujung tahun 1960 an. Untuk menuju kea ah perbaikan, diperlukan upaya
dan strategi yang dapat menyelesaikan persoalan tersebut, sehingga dengan alasan tersebut untuk
pertamakalinya konsep atau istilah komunikasi pembangunan mulai diperkenalkan oleh para jurnalis
tujuannya, yaitu mendukung dan mendorong prosoes penyusunan kebijakan dan percepatan
pembangunan melalui pola peliputan dan pemberitaan yang memadai. Semenjak saat itulah konsep
atupun istilah ini popular di Negara dunia ke 3.
Meskipun studi komunikasi dan studi pembangunan memiliki objek formal dan ciri yang berbeda
secara spesifik, secara umum substansi kajian kedua studi ini tidak jauh berbeda. Jika objek formal
komunikasi adalah pernyataan antara manusia yang mengarah pada perubahan pikiran, sikap dan
perilaku, objek formal studi pembanguna adalah aspek-aspek perubahan yang berhubungan dengan
pertumbuhan dan peningkatan melalui indicator fisik dan ekonomi.
Semula ilmu komunikasi belum dianggap sebagai saah satu variable bebas dalam pembangunan,
dan belum memberikan kontribusi pada usaha pemenuhan kebutuhan dan perbaikan kesejateraan
masyarakat pada kenyataannya, baik studi komunikasi baik pembangunan, secara teoritis bergerak
sendiri-sendiri tidak saling beradaptasi, menopangm dan melengkapi. Namun, semenjak capaian
prestasi pembangunan belum memperlihatkan perkembangan yang menggembirakan bagi semua pihak,
mau tidak mau keadaan ini harus bisa di jelaskan dan diatasi dengan pendekatan praktis yang
menyeluruh
Komunikasi penunjang pembangunan (KPP) lahir dari birokrasi PBB melalui proyek UNDP. KPP
dirancang oleh Erskine Childers untuk menunjang berbagai proyek pembangunan melalui program
UNDP. Dengan demikian, KPP bertitik tolak pada proyek-proyek pembangunan. Berdasarkan asal usul
istilah, menurut Gercelea (1982) komunikasi penunjang pembangunan (development support
communication) disebut juga komunikasi penyuluhan atau komunikasi pertanian, yaitu komunikasi yang
ditujukan untuk menunjang pembangunan nasional dan local, khususnya di Negara-negara berkembang
dalam (UNDP, 2001). Secara umum, komunikasi menunjang pembangunan adalah suatu pengunaan
yang berencana sumber-sumber (resources) informasi dan komunkasi (tenaga, biaya, fasilitas, perelatan,
dan media) oleh suatu organisasi untuk mencapai tujuan.
2. TEORI FUNGSIONALISME
Berbeda dengan pandangan penganut teori evolusi,tradisi pemikiran teori fungsionalime banyak
dipengaruhi pemikiran Talcott Parsons. Menurut asumsi teori ini, masyrakat manusia tak ubah nya sperti
sistem fungsi pada organ tubuh manusia. Karena itu, memahami masyrakat manusia dapat dipelari
seperti mempelajari fungsi-fungsi tubuh manusia yang teratur bahwa fungsi yang satu mempengaruhi
fungsi lainnya,sebaliknya disfungsi pada satu sistem mengakibatkan dsifungsi pada sistem yang lain.
Analogi dengan tubuh manusia mengakibatkan parsons merumuskan konsep keseimbangan dinamis-
statis. Jika satu bagian tubuh manusia berubah,bagian lain akan mengikutinya. Perubahan yang terjadi
pada satu lembaga akan berakibat pada perubahan dilembaga lain. Untuk mencapai keseimbangan
baru.
Demikian pula halnya masyarakat memiliki fungsi sosisal yang secara teratur mengalami
perubahan. Dengan demikian,masyarakat bukan sesuatu yg statis,melainkan dinamis sekalipun
perubahan itu amat teratur dan selalu menuju pada keseimbangan baru. Pada sisi lain, teori
fungsionalisme parsons sering disebut sebagain konservatif karna menganggap bahwa masyarakat akan
selalu berada pada situasi harmonis,stabil,seimbang dan mapan. sealnjutnya,untuk kepentingan
pembngunan masyrakat,perumusan acuann-acuan pokok dalam teori fungsionalisme meminjam asumsi
dasar teori modernisasi. Hal ini dapat dilihat dari kajian Daniel lerner, marion levy,Neil smelser dan
Gabriel Almond (dalam budiman 2000) yang akhirnya banyak mengilhami praktik pembangunan di
berabagai Negara.
Perkembangan teori-teori pembngunan ini kemudian dapat dikelompokan menjadi tiga bagian
yang saling menujang pada masanya. Teori-teori tersebut, yaitu: teori modernisasi, teori ketergantungan
(dependence theory), dan teori sistem dunia (the word system theori),yang akan dijelaskan pada bab
berikutnya
a. Aliran pemikiran ekonom klasik dan neoklasik yang menganggap komunikasi sebagai suatu
prasarana (infrastructure) dalam proses pembangunan. Komunikasi dipanang sebagai suatu
prakondisiuntuk pertumbuhan ekonomi. Model-model pertumbuhan ekonomi klasik dan
neoklasik menganggap arus informasi yang bebas dan komunikasidi antara penjual dan
pembeli sebagai suatu syarat mutlak bagi persaingan yang sempurna. Model ini
menganggap penting mekanisme harga sebagai bagian keunggulan (part excellence) dalam
suatu system informasi. Demikian pula sarana transportasi dan komunikasi kemudian
dianggap sebagai prasarana mobilitas factor-faktor produksi, sekaligus dengan alokasi
transaksi dalam system harga antara permintaan dan penawaran (spply and demand)
b. Aliran pemikiran nonekonom yang memandang komunikasi sebagai suatu factor penting
dan integral dalam proses perubahan social dan modernisasi. Peranan komunikasi dalam
aliran ini sebagai suatu bagian penting atau integral dari pembangunan dengan posisi
teoretis yang berbeda. Pemikiran aliran ini menganut model pembangunan yang bersifat
marxis, sebagai antithesis terhadap model-model pembangunan klasik dan neoklasik. Kaum
marxis pada umumnya merasa yakin bahwa peran komunikasi tidak menentukan dalam
pembangunan meskipun sebagai bagian yang integral. Hal ini membua jalan bagi peran
komunikasi, terutama bagi pembentukkan ideologi yang mengikuti pola-pola produksi
materi dalam masyarakat. Menurut mereka, ideologi berfungsi sebagai pemberi legitimasi
kepentingan kelas-kelas social yang berkonflik mengikuti proses evolusi historis.
c. Aliran pemikiran ini didominasi oleh para peneliti teritama psikolog social, yang
memfokuskan penelitiannya pada sistem-sistem mikro dan efek media. Mereka
berkesimpulan bahwa komunikasi sebagai factor yang tidak begitu penting (residual) dalam
proses perubahan social untuk diikuti secara tersendiri, dan tanpa praasumsi dalam proses
pembangunan. Paradigma teorotis yang dikembangkan dalam aliran ini menempatkan
peran komunikasi sebagai proses yang integral dalam proses perubahan social, melalui
teori-teori mobilisasi, difusi Mc Luhanis, dan sistem informasi.
Selain beberapa konsep dan istilah yang telah dijelaskan sebelumnya, termminologi lain yang
berkembang dan berkaitan dengan istilah komunikasi pembangunan dapat disebutkan sebagai kegiatan
komunikasi pembangunan, antara lain : penyuluhan pembangunan, pengembangan masyarakat,
Pendidikan luar sekolah, rekayasa social, social engineering (memperbaiki keadaan social), dan lain-lain.
Namun, yang akan dijelaskan berikut ini, hanya penyuluhan pembangunan dan pengembangan
masyarakat.
a. Penyuluhan pembangunan
Secara harfiah, penyuluhan bersumber dari kata suluh yang berarti obor, dalam arti kata mampu
memberi penerangan, dari keadaan yang gelap menjadi terang. Mengenai rumusan baku,
penyuluhan dapat dilihat dari penjelasan Claart et al. Penyuluhan merupakan jenis khusus
Pendidikan pemecahan masalah(problem solving) yang berorientasi pada tindakan,
mengajarakan, mendemonstrasikan, dan memotivasi sesuatu. Demikian juga samsudin (1994)
yang menyebut penyuluhan sebagai usaha Pendidikan nonformal untuk mengajak orang mau
melaksanakan ide-ide baru. Jadi, penyuluhan yang dimaksudkandi sini adalah fungsi
pemerintahan dengan memperluas (extending) palayanan kepada petani sekaligus
melaksanakan atutran dan kebijakan yang berlaku. Atau den
gan kata lain, fungsi penyuluhan dimaksudkan untuk menjebatani kesenjangan antara praktik
yang biasa dijalnkan oleh petani dengan pengetahuan umum dan teknologi yuang bermbang
secara 2 arah antara pemerintah dan masyarakat. Dengn demikian, melalui penyuluhan
pertanian, mengajak, dan membimbing, memotivasi para petani untuk melaksanakan cara-cara
baru (suatu inovasi) lebih mudah.
b. Pengembangan Masyarakat
Dalam berbagai literatur, istilah community developmentatau pengembangan masyarakat
sering dikaitkan dengan usaha memperbaiki kualitas hidup masyarakat melalui pengembangan
dan pendayaguanaan sumber-sumber yang ada pada mereka dengan menekankan pada prinsip
partisipasi social. Perdebatan panjang seputar definisi pengembangan masyarakat akhirnya
mendorong twelvestrees (1991) merumuskan konsepnya “… is the process of assisting ordinary
people to improve their own communities by undertaking collective action”. Maksudnya,
pengembangan masyarakat berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan orang yang tidak
beruntung atau tertindas, baik yang disebabkan oleh kemiskinan maupun diskriminasi
berdasarkan kelas social, suku, gender, jenis kelamin, usia, maupun kecacatan. Dengan
demikian, konsep pengembangan masyarakat memiliki focus pada upaya menolong anggota
masyarakat yang memiliki kesamaan minat untuk bekerja sama mengidentifikasi kebutuhan
Bersama dan kemudian melakukan kegiatan Bersama untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Meskipun kegiatan-kegiatan tersebut memunyai bentuk dan jenis yang berbeda pada tingkat
prastisnya, jika dilihat lebih jauh, kegiatan-kegiatan tersebut memunyai tujuan yang sama, yakni:
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan anggota masyarakat. Apalagi metode dan tekhnik yang
digunakannya pun sama, yaitu komunikasi. Masing-masing terminology digunakan secara bergantia
untuk menyebut kegiatan komunikasi pembangunan. Disetiap negara istilah tersebut ada dan hidup
dalam masyarakatnya. Untuk menjelaskan mengenai hal ini, mari kita lihat komentar berikut:
“Kegiatan komunikasi pembangunan sebagai sebuah lapangan studi kata Quebral dapat saja
berbeda-beda permulaannya. Di Filipina misalnya, tepatnya di Los Banos disiplin ini bermula dari
komunikasi pertanian yang berkaitan dengan penyuluhan pertanian”
C. ASPEK TEORETIS YANG BERPENGARUH
Untuk memenuhi kebutuhan ilmiah pada pembahasan kali ini, kita akan membahas beberapa aspek
teoretis yang dominan dan membumi sebagai landasan konseotual komunikasi pembangunan yang
mewarnai praktik komunikasi pembangunan diberbagai negara. Beberapa teori besar tersebut,
diantaranya : teori evolusi, dan teori fungsionalisme. Berdasarkan penjelasan dibagian awal, secara
ilmiah aspek teoretis komunikasi pembangunan dapat ditelusuri malalui sumbangan pemikiran dari
teori-teori besar sebagai cikal bakal lahirnya embrio komunikasi pembangunan dan teori-teori
perubahan social dalam masyarakat.
1. Teori Evolusi
Teori evolusi lahir awal abad ke-19 sesudah revolusi industry dan revolusi prancis, dua revolusi yang
tidak sekadar menghancurkan tatanan lama, tetapi juga membentuk acuan dasar baru dalam
pembangunan. Secara garis besarnya menurut A. Comte 1964, Teori evolusi menggambarkan
perkembangan masyarakat sebagai berikut :
“Teori evolusi menganggap bahwa perubahan social merupakan gerakan searah seperti garis
lurus. Masyarakat berkembang dari masyarakat primitive menuju masyarakat maju. Teori evolusi
membaurkan antara pandangan subjektifnya tentang nilai dan tujuan akhir perubvahan social.
Perubahan menuju bentuk masyarakat modern merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari.”
2. TEORI FUNGSIONALISME
Berbeda dengan pandangan penganut teori evolusi,tradisi pemikiran teori fungsionalime banyak
dipengaruhi pemikiran Talcott Parsons. Menurut asumsi teori ini, masyrakat manusia tak ubah nya sperti
sistem fungsi pada organ tubuh manusia. Karena itu, memahami masyrakat manusia dapat dipelari seperti
mempelajari fungsi-fungsi tubuh manusia yang teratur bahwa fungsi yang satu mempengaruhi fungsi
lainnya,sebaliknya disfungsi pada satu sistem mengakibatkan dsifungsi pada sistem yang lain. Analogi
dengan tubuh manusia mengakibatkan parsons merumuskan konsep keseimbangan dinamis-statis. Jika
satu bagian tubuh manusia berubah,bagian lain akan mengikutinya. Perubahan yang terjadi pada satu
lembaga akan berakibat pada perubahan dilembaga lain. Untuk mencapai keseimbangan baru. Demikian
pula halnya masyarakat memiliki fungsi sosisal yang secara teratur mengalami perubahan. Dengan
demikian,masyarakat bukan sesuatu yg statis,melainkan dinamis sekalipun perubahan itu amat teratur dan
selalu menuju pada keseimbangan baru. Pada sisi lain, teori fungsionalisme parsons sering disebut
sebagain konservatif karna menganggap bahwa masyarakat akan selalu berada pada situasi
harmonis,stabil,seimbang dan mapan. sealnjutnya,untuk kepentingan pembngunan masyrakat,perumusan
acuann-acuan pokok dalam teori fungsionalisme meminjam asumsi dasar teori modernisasi. Hal ini dapat
dilihat dari kajian Daniel lerner, marion levy,Neil smelser dan Gabriel Almond (dalam budiman 2000)
yang akhirnya banyak mengilhami praktik pembangunan di berabagai Negara. Perkembangan teori-teori
pembngunan ini kemudian dapat dikelompokan menjadi tiga bagian yang saling menujang pada masanya.
Teori-teori tersebut, yaitu: teori modernisasi, teori ketergantungan (dependence theory), dan teori sistem
dunia (the word sistem theori),yang akan dijelaskan pada bab berikutnya
Rogers dan Andhikarya menyarankan perlunya dirumuskan suatu pendekatan baru dalam
proses komunikasi antarmanusia yaitu suatu pendekatan konvergensi yang didasarkan pada
model komunikasi yang sirkuler, menggantikan model linear yang umumnya dianut selama ini.
Selain itu, diketengahkan pula perlunya ditingkatkan partisipasi semua pihak yang ikut serta
dalam proses komunikasi, demi tercapainya suatu fokus bersama dalam memandang
permasalahan yang dihadapi. Dengan kata lain, pendekatan ini bertolak dari dialog antarsemua
pihak, dan bukan seperti selama ini hanya atau lebih banyak ditentukan oleh salah satu pihak
saja.
1.Penggunaan pesan yang dirancang khusus (tailored messages) untuk khalayak yang spesifik.
Misalnya bila hendak menjangkau khalayak miskin, pada perumusan pesan, tingkat bahasa, gaya
penyajian dan sebagainya disusun sedemikian rupa agar dapat dimengerti dan serasi dengan
kondisi mereka.
2.Pendekatan ceiling effect yaitu dengan mengkomunikasikan pesan – pesan yang bagi golongan
yang tidak setuju, katakanlah golongan atas, merupakan redundansi (tidak lagi begitu berguna
karena sudah dilampaui mereka) atau kecil manfaatnya, namun tetap berfaedah bagi golongan
khalayak yang hendak dijangkau. Dengan cara ini, dimaksudkan agar golongan khalayak yang
benar – benar berkepentingan tersebut mempunyai kesempatan untuk mengejar
ketertinggalannya, dan dengan demikian diharapkan dapat mempersempit jarak efek komunikasi.
3.Penggunaan pendekatan narrow casting atau melokalisasi pesan bagi kepentingan khalayak.
Lokalisasi di sini berarti disesuaikannya penyampaian informasi yang dimaksud dengan situasi
kesempatan di mana khalayak yang berada.
4.Pemanfaatan saluran tradisional yaitu berbagai bentuk pertunjukan rakyat yang sejak lama
memang berfungsi sebagai saluran pesan yang akrab dengan masyarakat setempat.
6.Mengaktifkan keikutsertaan agen – agen perubahan yang berasal dari kalangan masyarakat
sendiri sebagai petugas lembaga pembangunan yang beroperasi di kalangan rekan sejawat
mereka sendiri.
7.Diciptakan dan dibina cara – cara atau mekanisme bagi keikutsertaan khalayak sebagai pelaku
– pelaku pembangunan itu sendiri, dalam proses pembangunan yaitu sejak tahap perencanaan
sampai evaluasinya.
Pemilihan strategi komunikasi merupakan hal yang utama dan penting dalam
perencanaan pembangunan. Setiap strategi yang berbeda memerlukan penekanan yang berbeda
pada proses utamanya, dan pendekatannya pun bisa berbeda bergantung pada situasi dan kondisi.
Menurut Rogers (1976) fungsi komunikasi pada konteks ini dianggap sebagai mekanisme untuk
mendapatkan dukungan dan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan rencana pembangunan.
Karena itu pemerintah senantiasa perlu memperhatikan strategi apa yang dapat digunakan untuk
menyampaikan pesan sehingga efeknya sesuai dengan harapan (Dilla, 2007:131).
Menurut AED ada empat strategi komunikasi pembangunan yang telah digunakan selama
ini yaitu (Harun dan Ardianto, 2011:164-166):
Menggunakan strategi ini pada umumnya adalah para pendidik. Mereka memfokuskan
strateginya pada pembelajaran individu – individu yang dituju sebagai suatu sasaran yang
fundamental. Strategi kelompok ini, mendasarkan diri pada teori – teori belajar formal dan
berfokus pada pendekatan sistem untuk pengembangan bahan – bahan belajar. Berkat
keikutsertaan kalangan pendidik tersebut di lapangan kegiatan ini, banyak pemahaman yang
diperoleh mengenai evaluasi formatif, uji coba, desain program berjenjang dan sebaginya.
3. Strategi partisipatori
Dalam strategi partisipasi ini, prinsip – prinsip penting dalam mengorganisasi kegiatan
adalah kerja sama komunitas dan pertumbuhan pribadi. Yang dipentingkan dalam strategi ini
bukan pada berapa banyak informasi yang dipelajari seseorang melalui program komunikasi
pembangunan, tetapi lebih kepada pengalaman keikutsertaan sebagai seseorang yang sederajat
dalam proses berbagai pengetahuan atau keterampilan.
4. Strategi pemasaran
Strategi ini tumbuh sebagai suatu strategi komunikasi yang sifatnya paling langsung dan
terasa biasa. Contohnya seperti, “kalau anda dapat menjual pasta gigi, mengapa tidak dapat
menjual kesehatan, pertanian, dan keluarga berencana ? ”. Itulah prinsip social marketing yang
menjadi pegangan strategi ini.
BAB III
PENUTUP
Dalam pembangunan ini, ada banyak peran yang dapat dilakukan komunikasi dalam
pembangunan, diantaranya :
1. Komunikasi dapat menciptakan iklim bagi perubahan dengan membujukkan nilai-nilai, sikap
mental, dan bentuk prilaku yang menunjang modernisasi.
5. Komunikasi dapat meningkatkan aspirasi yang merupakan perangsang untuk bertindak nyata.
8. Komunikasi dapat mengubah struktur kekuasaan pada masyarakat yang bercirikan tradisional,
dengan membawa pengetahuan kepada massa. Mereka yang memberi informasi akan menjadi
orang berarti, dan para pemimpin tradisional akan tertantang oleh kenyataan bahwa ada orang
lain yang yang juga mempunyai kelebihan dalam hal memiliki informasi.
11. Komunikasi dapat membuat pembangunan ekonomi, social, dan politik menjadi suatu proses
yang berlangsung sendiri.
Pembangunan harus didukung oleh partisipasi masyarakat, dimana tingkat keterlibatan
masyarakatdalam paket program pembangunan sangat dibutuhkan, untuk itu dibutuhkan upaya-
upaya agar masyarakat bisa turut serta dalam pembangunan. Untuk itu pada setiap tahapan-
tahapan pembanguan keterlibatan masyarakat adalah mutlak.
Daftar pustaka