Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

DINAMIKA KOTA: EKSPLORASI BENTUK DAN STRUKTUR INTERNAL KOTA

Disusun oleh:

KELOMPOK 6

1. Muh. Akbar (D101231019)


2. Hanum Humaira Azzahra (D101231023)
3. Fahira Az-Zahra (D101231031)
4. Andi Isdihar Zuhdiah (D101231037)
5. Geovannie Nadylla Putri Benyamin (D101231043)
6. Nadya Wisafitri (D101231045)
7. Muh. Putra Ramadhan Djohan (D101231073)
8. Muh. Akbar (D101231075)

Dosen Mata Kuliah:


Dr. Wiwik Wahidah Osman, ST., MT.

FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji marilah kita panjatkan atas kehadirat tuhan yang maha esa, yang
telah melimpahkan rahmat dan inayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas makalah ini. Sungguh penulis menyadari bahwa sejak awal hingga selesainya
penulisan tugas makalah ini, cukup banyak kesulitan, hambatan yang dialami. Akan
tetapi berkat dorongan jiwa, kesungguhan, dan ketekunan yang dimiliki penulis serta
bantuan dari berbagai pihak, maka kesulitan dan hambatan itupun dapat teratasi untuk
mewujudkan tugas makalah ini.

Oleh karena itu, sepatutnya penulis menyampaikan ucapan terimakasih


sebanyak-banyaknya, dan penghargaan setinggi-tingginya terutama kepada :

1. Ibu Dr. Wiwik Wahidah Osman, ST., MT., yang telah memberikan bimbingan
dan pengarahan yang intensif sejak persiapan hingga terwujudnya tugas
makalah ini.

Penulis menyadari bahwa tugas makalah ini masih banyak kekurangan. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor, diluar kemampuan dan jangkauan pemikiran penulis.
Oleh karena itu, kritikan dan saran-saran dari berbagai pihak sangat penulis harapkan.
Semoga tugas makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Semoga tuhan
yang maha esa memberkati kita semua.

Gowa, 07 September 2023

Tim Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan kota-kota besar di Indonesia tergolong cepat. Hal ini karena


diikuti dengan semakin berkembangnya zaman, ilmu pengetahuan, teknologi, sehingga
dalam hal ini kota sebagai pusat kegiatan penduduk, ingin menyediakan berbagai
macam fasilitas bagi setiap lapisan masyarakat, misalnya dalam lingkungan pendidikan,
kesehatan, industri, perkantoran, maupun kawasan komersil. Selain itu pertumbuhan
penduduk juga mengakibatkan perubahan struktur dan bentuk suatu kota karena
semakin terbatas ketersediaan lahan sehingga dilakukan perubahan fungsi lahan. Hal
ini membuat perancangan pembangunan pada wilayah perkotaan semakin banyak
dilakukan, hal ini tentunya dapat mempengaruhi perkembangan bentuk fisik dari
wilayah tersebut. Karena setiap wilayah yang terdapat penduduk atau manusia semakin
lama akan mengalami perubahan.

Setiap kota dalam suatu wilayah memiliki bentuk, struktur, dan juga pengelolaan
lahan yang berbeda. meskipun terkadang terdapat beberapa kemiripan dalam beberapa
aspek penataan dan pola keruangannya. Selain itu juga dalam pengembangan dan
perancangan suatu wilayah terdapat beberapa teori mengenai lokasi.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan jabaran latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan rumusan
masalah dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :
1. Apa saja bentuk dan struktur Internal kota?
2. Apa sajakah teori lokasi ?

1.3 Tujuan
Berdasarkan dari rumusan masalah diatas, sehingga tujuan penulisan makalah
ini sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui unsur bentuk dan juga stuktur internal kota.
2. Untuk menambah wawasan mengenai apa saja teori lokasi.
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Struktur dan Bentuk Kota

Menurut Amos Rapoport, kota termasuk dalam suatu pemukiman yang relatif
besar, padat dan permanen, terdiri dari kelompok individu yang heterogen dari segi
sosial. Kota merupakan tempat bergabungnya berbagai strata masyarakat, bergabung
dalam satu tempat dan kegiatan ekonomi saling melengkapi dan saling bergantung.
Kota juga merupakan simbol dari kesejahteraan, kesempatan berusaha dan dominasi
terhadap wilayah sekitarnya. Namun kota juga merupakan sumber polusi, kemiskinan
dan perjuangan untuk berhasil (Zahnd, 2006).

Kota tumbuh dan berkembang terjadi tidak secara serentak, melainkan bertahap
pada tempat-tempat tertentu dengan intensitas yang berbeda (Francis Perroux, 1955).

Menurut Nia K. Pontoh & Iwan Setiawan (2008), unsur pembentuk struktur tata
ruang kota terdiri dari pusat kegiatan, kawasan fungsional, dan jaringan jalan.

Northam (1979) dalam Yunus (2000) menjelaskan ada tiga bentuk kota
berdasarkan kesesuaian batas fisik dan administrasinya, yaitu :

1) Under Bounded City, yaitu kota dengan kondisi dimana batas fisikalnya
melebihi batas adminitrasi atau jauh dari batas administrasi dari kota tersebut.

2) Over Bounded City, yaitu kota dengan sebagian besar batas fisik kekotaannya
berada dalam batas administrasi kota.

3) True Bounded City, yaitu kota dengan batas fisikal koinsiden dengan batas
administrasi kota, atau dapat disebut jika batas adminitrasi dan kenampakan fisik kota
tersebut sama.
2.2 Pengertian Teori Lokasi

Teori lokasi adalah ilmu yang menyelidiki tata ruang (Spatial Order) kegiatan
ekonomi, atau ilmu yang menyelidiki alokasi geografis dari sumber- sumber yang
langka, serta hubungannya dengan atau pengaruhnya terhadap lokasi berbagai macam
usaha/kegiatan lain baik ekonomi maupun sosial (Tarigan, 2006:77).
Teori lokasi memiliki landasan, yaitu ruang. Tanpa ruang maka tidak mungkin
ada sebuah lokasi. Dalam studi tentang wilayah, yang dimaksud dengan ruang adalah
permukaan bumi. Baik yang ada diatas maupun yang dibawah, selagi manusia dapat
menjangkaunya. Lokasi menunjukkan posisi pada ruang tersebut (dapat ditentukan
bujur dan lintangnya).
Teori lokasi merupakan suatu teori yang dikembangkan untuk melihat dan
merencanakan pola pengembangan suatu lokasi dengan mempertimbangkan berbagai
aspek agar setiap sektor dapat tertata dengan baik, penggunaan lahan dapat efisien,
dan bagaimana agar dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
BAB III

PEMBAHASAN

2.1 Analisis Bentuk dan Struktur Internal Kota

Beberapa aspek dalam internal kota, antara lain :

1. Tata Letak Fisik

Tata letak fisik kota merupakan perancangan mengenai tata letak suatu sektor
dalam suatu wilayah, tata letak fisik sangat dipengaruhi oleh faktor geografis dan
lingkungan sekitar. Misalnya beberapa kota terletak di tepi sungai, sementara yang
lainnya terletak di dataran tinggi atau pesisir pantai. Hal ini memengaruhi pola
pertumbuhan dan distribusi kota tersebut. Kota yang terletak di daerah pegunungan
mungkin memiliki bentuk kota yang lebih kompak, sedangkan yang terletak di dataran
rendah lebih luas.

2. Pemukiman

Pemukiman di dalam kota dapat sangat beragam. Ada kawasan perumahan,


pusat bisnis, zona industri, dan area rekreasi. Struktur pemukiman mencerminkan
ketidaksetaraan sosial dan ekonomi di dalam masyarakat. Misalnya perumahan kelas
atas yang sering terletak di pusat kota, sementara daerah perumahan kumuh berada di
pinggiran.

3. Jaringan Transportasi

Jaringan transportasi kota adalah tulang punggung mobilitas penduduk dan


pendistribusian barang. Sistem jalan raya, kereta api, pelabuhan, dan bandara
semuanya memainkan peran penting dalam membentuk tata letak dan pertumbuhan
kota. Penempatan lokasi jaringan transportasi merupkan hal yang harus diperhtikan
karena dapat mempengaruhi perkembangan suatu kota kedepannya, serta bagaimana
kelancaran aktifitas msyarakat. Pola transportasi juga memengaruhi kemudahan akses
ke berbagai bagian kota.

4. Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan yang efisien adalah kunci dalam perencanaan perkotaan
yang berkelanjutan. Zonasi lahan yang tepat, seperti kawasan hijau, komersial, dan
industri, harus dipertimbangkan dengan baik agar kota dapat berfungsi dengan baik,
tidak adanya yang saling ‘mengganggu’. Misalnya pembangunan kawasan industri
dibangun berdekatan dengan kwasan pemukiman, dan akses untuk layanan kesehatan
juga diatur berdekatan dengan kawasan pemukiman supaya mudah di jangkau. Namun
misalnya untuk tempat pembuangan sampah diatur untuk tidak dekat atau berjarak
dengan kawasan pemukiman agar tidak ada yang terganggu.

2.2 Berbagai Teori Lokasi

1. Teori Lokasi Weber


Teori Weber, dikemukakan oleh Alfred Weber yang merupakan seorang ahli
ekonomi Jerman, menganalisis mengenai lokasi kegiatan industri. Alfred Weber dalam
teorinya menekankan peran biaya produksi dalam menentukan lokasi industri. Faktor-
faktor seperti biaya tenaga kerja, biaya transportasi, dan ketersediaan bahan baku
memainkan peran penting dalam menentukan di mana industri akan berlokasi . Dimana
penjumlahan biaya industri dan tenaga kerja keduanya harus minimum. Karena
pemilihan lokasi dimana total biaya transportasi dan tenaga kerja yang minimum, identik
dengan tingkat keuntungan yang maksimal.

2. Teori Lokasi Christaller


teori ini menunjukkan bagaimana susunan besaran kota, jumlah kota, dan
distribusinya dalam suatu wilayah. Teori ini menggambarkan pola distribusi pusat-pusat
permukiman dalam bentuk jaringan heksagonal. Walter Christaller berargumen bahwa
faktor-faktor seperti aksesibilitas dan efisiensi mempengaruhi lokasi pusat-pusat
tersebut.

3. Teori Sektor Harris-Ullman


Teori ini menganggap bahwa kota memiliki sektor-sektor yang berbeda dengan
karakteristik yang berbeda pula, seperti pusat bisnis, pusat industri, dan pusat
perumahan. Teori ini mencerminkan cara kota berkembang seiring waktu.
4. Teori Lokasi Bid Rent
Teori ini menjelaskan bagaimana harga tanah di dalam kota dipengaruhi oleh
aksesibilitas ke pusat bisnis. Semakin dekat ke pusat bisnis, semakin tinggi harga
tanahnya.

.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dinamika kota melibatkan sejumlah faktor yang kompleks, termasuk bentuk fisik,
struktur internal, dan teori lokasi. Untuk mencapai perkotaan yang berkelanjutan dan
efisien, penting untuk memahami bagaimana faktor-faktor ini berinteraksi dalam
perkembangan kota. Perencanaan perkotaan yang bijaksana dan penelitian lebih lanjut
dalam teori lokasi dapat membantu memandu perkembangan kota-kota masa depan
menuju masa depan yang lebih baik.

4.2 Saran

………………

…………………….
DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Naufal Hadyan, Wiwik Wahidah Osman, Abdul Rachman Rasyid. (2022).
Arahan Pencegahan Bahaya Kebakaran di Kawasan Permukiman Penduduk Kelurahan
Banta-Bantaeng, Kota Makassar. Diakses 10 September 2023,

https://cot.unhas.ac.id

Khairul Fahmi, FT UI. (2009). Pengembangan Kawasan Sudirman… Diakses 10


September 2023, https://lib.ui.ac.id

La Ode Sir Muhammad Iqbal, Batara Surya, Syafri. (2020). Kutub Pertumbuhan Dan
Gratifikasi Pada Kawasan Pinggiran Kota Makassar. Diakses 10 September 2023,
https:// journal.unibos.ac.id

Ardian Ravi. (2020). TEORI LOKASI. Diakses 10 September 2023,

https://www.academia.edu

Anda mungkin juga menyukai