Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PROSES MIGRASI PENDUDUK DALAM LINGKUP SULAWESI


SELATAN KHUSUSNYA DI KOTA MAKASSAR

NAMA : ANGGITA PRAMESWARI DANIELA

NIM : 4519042039

FAKULTAS TEKNIK

PRODI PERENCANAAN WILAYAH & KOTA

UNIVERSITAS BOSOWA

2020
DAFTAR ISI

Cover

Daftar Isi i

Kata Pengantar iii

BAB 1 Pendahuluan 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 2

1.3 Tujuan Pembahasan 2

BAB 2 PEMBAHASAN 4

2.1 Pengertian Urbanisasi dan Demografi 4

2.2 Fenomena Pembangunan Kota dan Perkotaan 8

2.3 Perbedaan Urbanisasi di Negara Maju dan Negara Berkembang 13

2.4 Masalah yang Timbul Akibat Urbanisasi 13

2.5 Ciri-ciri Wilayah Perkotaan Akibat Urbanisasi 15

2.6 Teori dan Faktor Pertumbuhan dan Perkembangan Kota 16

2.7 Unsur yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Kota


menurut Branch, 1995 19

2.8 Tipe Pemekaran Kota menurut Yunus (2000) dan Chapin (1979) 20

2.9 Gerak Sentrifugal dan Setripental Kota 21


2.10 Teori Perubahan Sosial Masyarakat 23

2.11 Kota Berkelanjutan dan berdaya saing 25

i
BAB 3 PENUTUP 27

3.1 Kesimpulan 27

3.2 Saran 28

DAFTAR PUSTAKA 29

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas
kehendaknya-Nyalah makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas dari Mata


Kuliah Urbanisasi dan Demografi. Dalam penyelesaian makalah, penulis banyak
mengalami kesulitan, terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan dan
kurangnya bahan bacaan pribadi untuk dijadikan referensi. Namun, berkat
bimbingan dari berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat diselesaikan,
walaupun masih banyak kekurangannya. Karena itu, sepantasnya jika penulis
mengucapkan terima kasih.

Penulis menyadari, sebagai seorang mahasiswa yang pengetahuannya


belum seberapa dan masih perlu banyak belajar dalam penulisan makalah, bahwa
makalah ini masih banyak memiliki kekurangan. Oleh karena tu, penulis sangat

iii
mengharapkan adanya kritik dan saran yang positif agar makalah ini menjadi
lebih baik dan berdaya guna di masa yang akan datang.

Harapan penulis, mudah-mudahan makalah yang sederhana ini benar-


benar membuktikan bahwa mahasiswa dapat lebih berperan pada pengembangan
ilmu pengetahuan, pada kenyataan sehari-sehari dan bermanfaat bagi pembaca,
rekan pelajar, serta Bapak Prof. Dr. Ir. Batara Surya, M.Si . Selaku dosen
pengampu mata kuliah.

Makassar, 30 April 2020

PENULIS

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perpindahan penduduk dari suatu tempat lain atau disebut dengan migrasi
menjadi salah satu fenomena sosial yang menarik untuk dipelajari secara
seksama. Sebagian besar para ahli mengangap meiliki aspek yag sangat luas
untuk diteliti dan pengetahuan mengenai fenomena ini sangat berguna dalam
kegiatan pembangunan yang sedang dilakasanakan oleh sebuah Negara.
Untuk membuat rencana agar tercapai pembangunan yang diharapkan perlu di
pelajari keterkaitan antara perilaku atau kecendrungan mobilitas penduduk
dan pembangunan wilayah.
Fenomena migrasi merupakan salah satu komponen dari perubahan jumlah
penduduk dunia tidak terkecuali Indonesia. Sedangkan dua komponen lainnya
adalah kelahiran dan kematian. Fenomena kelahiran akan meningkat jumlah
penduduk sementara kematian akan mengurangi jumlah penduduk di suatu
tempat. Fenomena migrasi akan dapat meningkatkan dan dapat pulah
mengurangi jumlah penduduk di suatu tempat atau wilayah karena ada
penduduk yang masuk dan keluar dari wilayah tersebut. Jika penduduk yang
masuk ke suatu tempat lebih banyak dibandingkan yang keluar maka terjadi
pertambahan penduduk di suatu tempat tersebut. Sebaliknya jika penduduk
yang masuk lebih sedikit jumlahnya daripada penduduk yang keluar dari
tempat tersebut maka akan terjadi penurunan jumlah penduduk. Dari ketiga
komponen perumahan penduduk ini, migrasi merupakan fenomena yang
paling kompleks dan paling sulit untuk dirumuskan dan diprediksi.
Migrasi dapat didefenisikan sebagai perpindahan penduduk dari suatu tempat
ke tempat yang lain, baik sifatnya permanen (bertempat tinggal di tempat

1
2

yang baru paling seikit 340 hari) atau semi permanen (hanya tinggal selama
15 hari dihitung dari awal kepindahan ke tempat tersebut), yang melewati
batas administratif atau batas bagian dalam suatu Negara atau daerah atau juga
melampaui batas politis atau batas Negara.

1.2 Rumusan Masalah


1. Pengertian Urbanisasi dan Demografi
2. Apa saja fenomena pembangunan kota dan perkotaan?
3. Perbedaan urbanisasi di Negara Maju dan Negara Berkembang
4. Sebutkan masalah yang timbul akibat urbanisasi
5. Sebutkan ciri-ciri wilayah perkotaan akibat urbanisasi
6. Jelaskan teori dan faktor pertumbuhan dan perkembangan kota
7. Jelaskan unsur yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan kota
menurut Branch, 1995
8. Jelaskan tipe pemekaran kota menurut Yunus (2000) dan Chapin (1979)
9. Jelaskan yang dimaksud gerak sentrifugal dan setripental kota
10. Jelaskan teori perubahan sosial masyarakat
11. Jelaskan yang dimaksud kota berkelanjutan dan berdaya saing

1.3 Tujuan Pembahasan


Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dalam penulisan makalah
ini sebagai berikut
1. Untuk mengetahui pengertian Pengertian Urbanisasi dan Demografi
2. Untuk mengetahui fenomena pembangunan kota dan perkotaan?
3. Untuk mengetahui perbedaan urbanisasi di Negara Maju dan Negara
Berkembang
4. Untuk mengetahui masalah yang timbul akibat urbanisasi
5. Untuk mengetahui ciri-ciri wilayah perkotaan akibat urbanisasi
3

6. Untuk mengetahui teori dan faktor pertumbuhan dan perkembangan


kota
7. Untuk mengetahui unsur yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan kota menurut Branch, 1995
8. Untuk mengetahui tipe pemekaran kota menurut Yunus (2000) dan
Chapin (1979)
9. Untuk Mengetahui gerak sentrifugal dan setripental kota
10. Untuk Mengetahui teori perubahan sosial masyarakat
11. Untuk Mengetahui yang dimaksud kota berkelanjutan dan berdaya
saing
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Dampak Positif Bekerja ke Kota terhadap dari Asal


Perencanaan strategic (strategic planning) adalah proses pemilihan tujuan-
tujuan organisasi, penentuan strategi, program-program strategi, dan
penetapan metoda-metoda yang diperlukan untuk menjamin bahwa
strategi dan kebijaksanaan telah diimplementasikan. Perencanaan strategi
juga merupakan proses perencanaan jangka panjang yang disusun untuk
mencapai tujuan organisasi Ada tiga alasan yang menunjukkan pentingnya
perencanaan strategis :
1. Perencanaan strategis memberikan kerangka dasar bagi
perencanaan-   perencanaan lainnya.
2. Pemahaman terhadap perencanaan strategis akan mempermudah
pemahaman bentuk perencanaan lainnya.
3. Perencanaan strategis merupakan titik permulaan bagi penilaian
kegiatan manajer dan organisasi.

Perencanaan strategis adalah proses yang dilakukan suatu organisasi untuk


menentukan strategi atau arahan, serta mengambil keputusan untuk
mengalokasikan sumber dayanya (termasuk modal dan sumber daya
manusia) untuk mencapai strategi ini. Perencanaan Strategis ( Strategic
Planning ) adalah sebuah alat manajemen yang digunakan untuk
mengelola kondisi saat ini untuk melakukan proyeksi kondisi di masa
depan, sehingga rencana strategis adalah sebuah petunjuk yang dapat
digunakan organisasi dari kondisi saat ini untuk mereka bekerja menuju 5
sampai 10 tahun ke depan ( Kerzner , 2001).

4
5

2.2 Proses Perencanaan secara Komprehensif


Komponen utama dalam proses perencanaan secara komprehensif
adalah sebagai berikut :
1. Diagnosis masalah (pengumpulan data-identifikasi masalah)
Perencanaan dimulai dengan mengidentifikasi terhadap masalah-
masalah yang muncul. Diagnosis permasalahan yang kompleks dapat
melalui tahap pengumpulan data masa lalu, analisis dan identifikasi
persoalan. Paradigma ideologis perencana dan peranan perencana
mempengaruhi bagaiman definisi dari masalah tersebut. Berikut
adalah diagram tahapan diagnosis masalah dan kedudukannya dalam
perencanaan
2. Artikulasi tujuan (penyusunan tujuan – sasaran)
Perencanaan berorientasi pada pengembangan kondisi masa kini
menuju kondisi akhir yang diinginkan dengan pencapaian tujuan
tertentu. Tujuan dari perencanaan itu sendiri sangat sulit dterjemahkan
dan sering tidak menyatu dengan tujuan operasional. Hal ini
mengakibatkan adanya disfungsi yang sering diidentfikasi sebagai
pengembangan sarana teknis untuk artikulasi tujuan. Tujuan yang jelas
perlu melaksanakan tahapan berikut ini: Ketiga faktor tersebut
menentukan apakah perencanaan, kebijakan, atau progam dapat
diimplementasikan dengan sukses. Sebaliknya, terdapat banyak situasi
dimana tujuan-tujuan harus diartikulasikan melalui interaksi dengan
kelompok dan individu yang dipengaruhi atau dengan analisis
dokumen yang relevan. Artikulasi tujuan hanya dapat dicapai melalui
negoisasi yang insentif dan tawar menawar, dan bahkan konflik.
3. Prediksi dan Proyeksi
Pengembangan solusi alternatif memerlukan proyeksi masa depan
untuk memperkirakan/prediksi kondisi, kebutuhan dan hambatan.
6

Keberhasilan prediksi bergantung pada jumlah informasi yang tersedia


dan kontinuitas fenomena yang dianalisa.
Metode yang digunakan dalam proyeksi dasarnya adalah pengamatan
kuantitatif terhadap kecenderungan masa lalu dan kemudan
memperhitungkannya. Metode yang dapat digunakan berupa analisis shift
share dan penyesuaian kurva. Sedangkan metode yang didasarkan pada
pengamatan kualitatif melibatkan proses historis seperti analisis faktor
laten dan teknik konsultasi Delphi. Dalam perencanaan, prediksi dan
proyeksi memiliki dua aspek utama yaitu:
 Prediksi masa depan untuk memperkirakan permintaan fasilitas
dan pelayanan serta menilai kapasitas untuk memenuhi kebutuhan
yang diperhitungkan. 
 Peramalan hasil dan dampak dari alternatif yang dapat dilakukan
dengan metode ekstrapolasi dan model interaksi. 
4. “Desain” Alternatif (pengembangan alternatif)
Desain diperlukan untuk abstraksi pemberian bentuk respon terhadap
kebutuhan atau permasalahan sebagai sarana memahami ide dan
mempersiapkan diskripsi sistem yang diusulkan atau artifak. Abstraksi ini
merupakan tahapan proses pembuatan keputusan yang bertujuan
melakukan perubahan situasi yang ada kedalam situasi yang diinginkan.
Desain alternatif penting dalam perencanaan karena merupakan bagian
integral dari pembuatab keputusan. 
5. Uji Perencanaan (seleksi alternatif)
Uji perencanaan dilakukan untuk menganalisi apakah alternatif tersebut
dapat diimplementasikan berdasarkan hambatan dan potensi yang telah
diperhitungkan. Hambatan tersebut dapat berupa hambatan ekonomi dan
fisik, kekuasaan hukum dan politik, serta kepentingan pribadi tertentu.
7

Semua faktor tersebut harus dinilai dalam pengujian alternatif apakah


realistis atau tidak.
6. Evaluasi (monitoring-pengendalian)
Evaluasi merupakan tahap memilih pilihan alternatif yang akan diambil
melalui estimasi dampak dari alternatif tersebut. Kriteria evaluasi
menentukan alternatif yang akan diambil. Kriteria tersebut berupa efisiensi
alternatif jika diterapkan. Metode yang dilakukan berupa analisis untung
rugi, analisis efektifitas, dan analisis dampak.
Analisis untung dikaitkan antara output dengan nilai uang. Sedangkan
analisis efektifitas mengaitkan biaya dalam evaluasi progam alternatif
antara output progam dengan output progam yang serupa. Serta analisis
dampak menggunakan matrik dan beberapa sistem penilaian untuk
mengindikasi nilai relatif, manfaat, atau kerugian dari setiap output dan
dampak tertentu dalam konteks evaluasi khusus. Metode yang
mengkombinasikan penilaian dari motede diatas adalah neraca
perencanaan. Dimana dalam metode ini mempertimbangkan distribusi dan
non moneter. Selain itu terdapat metode matrik tujuan prestasi yang
menggambarkan dampak perencanaan terhadap tujuan dan kelompok
kepentingan yang berbeda dengan prioritas tujuan yang berbeda pula.
Yang terpenting adalah pendekatan evaluasi tersebut berhubungan dengan
tujuan yang inklusif atau tujuan yang sebanding dengan kepentingan klien
agar perencanaan dapat diterima.
7. Implementasi
Implementasi merupakan pelaksanaan kebijakan dasar/perencanaan.
Tahapan implementasi adalah sebagai berikut: Dapat disimpulkan
mengenai proses perencanaan, bahwa proses perencanaan terdiri dari
beberapa komponen yaitu diagnosis masalah, artikulasi tujuan, “desain”
alternatif, prediksi dan proyeksi, uji perencanaan, evaluasi dan
8

implementasi tersebut adalah saling berhubungan membentuk suatu siklus


yang tidak pernah berhenti.

2.3 Proses Perencanaan menurut Lartz


Tahapan rinci proses perencanaan secara umum dapat diuraikan sebagai
berikut:
1. Pengumpulan Data
Merupakan suatu proses yang penting, karena dalam perencanaan
pengambilan keputusan yang tidak dapat dilakukan tanpa didukung
oleh informasi yang memadai.
2. Perumusan Tujuan dan Sasaran.
Tujuan dan sasaran dalam pengertian umum merupakan ekspresi
prioritas yang ingin dicapai dari kegiatan perencanaan yang
dilakukan, yang formulasinya dilakukan pada tahap awal dari siklus
perencanaan. Kegiatan perumusan tujuan diarahkan untuk
menghasilkan suatu pernyataan yang bersifat kualitatif berkenaan
dengan pencapaian yang diinginkan dari hasil
perencanaan/kebijaksanaan dan/atau keputusan, yang dapat menjadi
pedoman nyata dalam menentukan tindakan yang sesuai untuk
mencapainya. Kegiatan perumusan sasaran dalam perencanaan
wilayah dan kota dihaarpkan akan menghasilkan suatu pernyataan
spesifik yang menyangkut pencapaian tujuan yang bersifat terukur
dan mempunyai kerangka waktu dalam pencapaiannya.
3. Pendefinisian Persoalan
Merupakan titik mula dari siklus dalam proses perencanaan.
Berdasarkan pendefinisian persoalan secara benarlah kemudian tujuan
dan sasaran dapat dirumuskan. Persoalan adalah suatu kebutuhan yang
dipilih untuk dipenuhi atau kesenjangan yang akan ditiadakan. Dalam
9

perumusan persoalan setidaknya ada empat hal yang perlu


diperhatikan, yaitu: latar belakang, identifikasi, pembatasan dan
perumusan persoalan.
4. Analisis Data
Merupakan pendekatan, metode prosedur atau teknik yang dilakukan
untuk menelusuri kondisi historis dan kondisi sekarang dari wilayah
perencanaan. Kegiatan analisis mencakup analisis data dasar, analisis
prakiraan, dan analisis penyusunan skenario. Analisis data dasar,
bertujuan untuk mendeskripsikan dan menilai keadaan atau kondisi
masa lalu dan masa sekarang sehingga persoalan yang ditemukan
didukung oleh data informasi yang relevan. Analisis prakiraan,
dimaksudkan pada tujuan prediktif (memperkirakan perubahan yang
akan terjadi) dengan menggunakan data time-series (minimal 5
tahun). Analisis penyusunan skenario di masa datang, untum menilai
alternatif yang dapat dilakukan atau prediksi terhadap hasil yang
mungkin terjadi di masa depan.
5. Identifikasi dan Evaluasi Alternatif
Manakala terdapat serangkaian tindakan yang mungkin dapat
diidentifikasi, tugas perencana selanjutnya adalah membandingkan
secara rinci kekurangan dan kelebihan antar alternatif sehingga dapat
memberikan informasi kepada pengambil keputusan untuk memilih
alternatif terbaik. Identifikasi alternatif, pada tahap ini dikemukakan
berbagai alternatif rencana, kebijakan atau pemecahan persoalan yang
mungkin beserta variasi dan kombinasi antara alternatif
utamanya. Evaluasi alternatif, proses menganalisis sejumlah alternatif
dengan maksud untuk menunjukkan keuntungan dan kerugian secara
komparatif serta meletakkannya dalam suatu kerangka yang logis.
Dalam tahapan evaluasi ini perlu dilakukan penentuan kriteria
10

evaluasi. Kriteria pada dasarnya adalah pernyataan spesifik, aturan


atau standar tentang dimensi-dimensi sasaran yang akan dipergunakan
untuk mengambil keputusan. Kriteria ini misalnya saja menyangkut
biaya dan manfaat, efektifitas, efisiensi, pemerataan, kemudahan
administratif, dan legalitas atau akseptabilitas secara politis
6. Implementasi atau tahapan pelaksanaan,
Merupakan suatu proses penerjemahan atau perwujudan tujuan dan
sasaran kebijaksanaan dalam bentuk program, atau proyek spesifik
7. Pemantauan dan Evaluasi
Merupakan dua tahap terakhir dari proses perencanaan sebelum
memulai siklus proses perencanaan yang baru. Pemantauan pada
dasarnya mengacu pada aktivitas untuk mengukur pencapaian dalam
suatu rencana. Pemantauan memberikan masukan bagi sistem
pelaporan internal, yang dimaksudkan untuk meningkatkan
koordinasi, mengantisipasi persoalan atau mendiagnosanya secara
lebih dini sehingga tindakan koreksi jika diperlukan dapat dilakukan.
Evaluasi adalah penilaian terhadap kinerja pelaksanaan rencana yang
dilakukan dalam jangka waktu tertentu (pada akhir atau pada tahap
tertentu di dari pelaksanaan rencana). Evaluasi dimaksudkan untuk
belajar dari pengalaman masa lalu, sehingga hal-hal yang
direncanakan untuk masa depan adalah sesuatu yang lebih baik.
Seteleah dilakukan evaluasi kembali lagi ke tahapan pertama untuk
menyelesaikan masalah yang ditemui dalam perencanaan dan sebitu
seterusnya.

Jadi proses perencanaan menurut Larz itu mempunyai 7 tahapan yang


membentuk suatu siklus yang terus  terjadi dan berkesinambungan.
11

2.4 Tahapan Dasar Perencanaan


Tahap 1 :
Menentukan tujuan atau serangkaian tujuan.Perencanaan dimulai dengan
keputusan-keputusan tentang keingin tidak efektif.
Tahap 2 :
Merumuskan keadaan saat ini.Pemahaman akan kondisi sekarang dan
tujuan yang hendak dicapai atau sumber daya-sumber daya yang tersedia
untuk pencapaian tujuan, adalah sangat penting. Karena tujuan dan
rencana menyangkut waktu akan datang. Hanya setelah keadaan saat ini
dianalisa, rencana dapat dirumuskan untuk menggambarkan kegiatan lebih
lanjut. 
Tahap 3 :
Mengindentifikasikan segala kemudahan dan hambatan.Segala kekuatan
dan kelemahan serta kemudahan dan hambatan perlu di identifikasikan,
untuk mengukur kemampuan organisasi dalam mencapai tujuan. 
Tahap 4 :
Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian
tujuan.Tahap akhir dalam proses perencanaan meliputi pengembangan
berbagai pilihan kegiatan untuk pencapaian tujuan, penilaian pilihan
kegiatan terbaik (paling memuaskan) di antara pilihan yang ada.

2.5 Faktor Waktu dan Perencanaan


Faktor waktu mempunyai pengaruh sangat besar terhadap perencanaan dalam
tiga hal yaitu :
1. Waktu sangat diperlukan untuk melaksanaakan perencanaan efektif
2. Waktu sering di perlukan setiap langkah perencanaan tanpa informasi
lengkap tentang variabel-variabel dan alternatif-alternatif,karena
12

waktu diperlukan untuk mendapatkan data dan memperhitungkan


semua kemungkinan.
3. Jumlah waktu yang akan dicakup dalam rencan harus
dipertimbangkan. Faktor waktu lainnya yang mempengaruhi
perencanaan adalah seberapa sering rencana-rencana harus ditinjau
kembali dan diperbaiki..ini tergantung sumber daya yang tersedia dan
drajat ketetapan perencanaan manajemen. Waktu perkiraan akan
menjadi masukan penting sebagai teknik lainnya digunakan untuk
mengatur struktur dan semua proyek. Menggunakan teknik estimasi
waktu yang baik dapat mengurangi proyek-proyek besar ke sejumlah
proyek-proyek kecil.

2.6 Prinsip Dasar Penyusunan Konsep dan Program Pembangunan


Prinsip dasar penyusunan konsep dan program pembangunan meliputi :
1. Harus yang masuk akal atau logis dapat dilaksanakan dan memang
diperlukan atau penting untuk dibangun.
2. Kebutuhan atau kepentingan program pembangunan di dasarkan pada
pertimbangan skala prioritas.
3. Penyusunan program pembangunan harus sistimatis.
4. Mudah dimengerti oleh pelaksana.
5. Sesuai kemampuan anggaran pembangunan yang tersedia.
6. Periode waktu pelaksanaan harus wajar.
7. Tim monitoring dan pengawasan menguasai apa yang diprogramkan
serta tujuan dan sasaran pembangunan yang harus dicapai. Khususnya
tim pengawasan diperlukan tanggung jawab moral yang tinggi dalam
melaksanakan fungsi pengawasannya.
8. Mengantisipasi dampak pembangunan yang muncul setelah
pembangunan, yang dapat bersifat positif atau negatif. Dampak
13

pembangunan selain bersifat positif atau negatif dapat pula berpengaruh


terhadap wilayah lain atau terkait dengan sektor pembangunan lainnya.
9. Pengantisipasi adanya pengaruh dan keterkaitan wilayah, fungsi dan
sektor.

2.7 Tujuan dan Sasaran Penyusunan RTRW


Tujuan dan sasaran penyusunan rencana tata ruang wilayah dapat meliputi :
1. Mengoptimalkan pemanfaatan setiap ruang wilayah

2. Menghindari tumpang tindih peruntukan ruang wilayah

3. Mengarahkan fungsi peruntukan ruang wilayah agar dapat


mempercepat pembangunan setiap bagian wilayah untuk mendorong
pembangunan wilayah secara keseluruhan
4. Memudahkan pengaturan pembangunan fasilitas
pendukung di setiap bagian wilayah sesuai fungsi dan peruntukannya,
agar setiap bagain wilayah tidak mendapatkan fasilitas pendukung yang
sama secara merata.
5. Mengefektifkan dan mengefisiensikan penggunaan
anggaran dana pembangunan yang terbatas.
6. Kemudahan pengaturan administrasi pemerintahan
mengenai kependudukan dan aktivitasnya.
7. Skala prioritas pembangunan bagian wilayah dapat diatur
sesuai kebutuhan.
14

BAB 3

PENUTUP

1.1 Kesimpulan

1.2 Saran
Demikian makalah yang saya buat, semoga dapat bermanfaat bagi
pembaca. Apabila ada saran dan kritik yang ingin di sampaikan, silahkan
sampaikan kepada kami. Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat
memafkan dan memakluminya, karena saya tak luput dari salah khilaf,
alfa dan lupa.
15

DAFTAR PUSTAKA

http://samsirzainuddin.blogspot.com/2015/11/proses-dalam-perencanaan-wilayah-
dan.html

https://www.scribd.com/doc/46122293/Empat-Tahap-Dasar-an

http://www.radarplanologi.com/2011/08/proses-perencanaan-kota-dan-wilayah-
secara-komprehensif.html

https://catatanplanner.blog.uns.ac.id/2016/01/27/proses-perencanaan/

https://eqyrock.wordpress.com/2009/08/28/perencanaan-dan-pengembangan-
wilayah/

Anda mungkin juga menyukai