Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh :
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT Tuhan yang Maha Esa, karena atas
petunjuk dan hidayah-nyalah makalah Kebijakan Pembangunan Perkotaan berjudul
‘Perencanaan Pembangunan Perkotaan Dan Pengaturan Transportasi’ dapat selesai dengan cukup
baik serta tepat waktu.
Perencanaan merupakan pedoman, garis besar, atau petunjuk yang harus dituruti jika
menginginkan hasil yang baik. Dalam menyusun sebuah rencana, hal pertama yang harus
dilakukan adalah, kita harus memusatkan pikiran kepada apa yang ingin di kerjakan, tujuan
jangka pendek dan tujuan jangka panjang untuk organisasi serta memutuskan alat apa yang akan
digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Kita harus meramalkan sejauh mana kemungkinan
tersebut dapat dicapai, baik dilihat dari aspek ekonomi, sosial, maupun lingkungan politik tempat
organisasi berorganisasi serta dihubungkan dengan sumber-sumber yang ada untuk mewujudkan
rencana tersebut.
Dalam pembuatan makalah ini penulis mencoba menguraikan mengenai teori-teori serta
memaparkan beberapa penjelasan terkait tentang ‘Perencanaan Pembangunan Perkotaan Dan
Pengaturan Transportasi’. Penulis dengan semaksimal mungkin memberikan penyajian yang
komprehensif, namun seperti kata pepatah ‘tak ada gading yang tak retak’ sehingga penulis
menyadari tidak ada manusia yang sempurna sehingga dalam tulisan ini masih terdapat banyak
kekurangan mulai dari sistematika penulisan maupun materi dari penulisan ini, maka dari itu
saran dan kritik demi penyempurnaan makalah ini sangat diharapkan oleh penulis.
Tim Penyusun
2
DAFTAR ISI
Bab I Pendahuluan 4
A. Latar Belakang 4
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………………………………………………………………5
C. Tujuan Penulisan 5
Bab II Pembahasan 6
1. Pengertian Perencanaan……………………………………………………………………………………………………………6
2. Pengertian Pembangunan…………………………………………………………………………………………………………7
3. Pengertian Perkotaan……………………………………………………………………………………………………………….8
A. Kesimpulan……………………………………………………………………………………………………………………………….14
B. Daftar Pustaka 15
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kota merupakan benteng budaya yang ditumbuhkan oleh unsur-unsur alami dengan
gejala pemusatan kehidupan yang cukup besar dan corak kehidupan yang cukup heterogen dan
materialistis jika dibandingkan dengan daerah dibelakangnya (Bintarto, 1997). Suatu kota akan
mengalami perkembangan dari waktu ke waktu di berbagai aspek fisik dan non fisiknya. Dilihat
dari kualitatif perkembangan kota lebih mengarah pada sektor non agraris seperti tempat pusat
usaha, pemerintahan, jasa dan hiburan dengan tingkat mobilitas penduduk yang tinggi.
Perencanaan Perkotaan adalah perencanaan tata ruang kota yang mencakup segala aspek
kehidupan dala masyarakat. Pendekatan yang digunakan dalam perencanaan kota yaitu
pembuatan gambaran pola lingkungan fisik yang ada dan hubungan ruang kota dengan fungsi
yang saling berkaitan. Penyelenggaraan perencanaan kota dapat mendukung pembangunan
berkelanjutan dalam bidang sosial, ekonomi, dan lingkungan hidup.
Perencanaan kota dan wilayah dapat didefinisikan sebagai proses pengambilan keputusan
untuk mewujudkan tujuan-tujuan ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan hidup melalui
pengembangan visi tata ruang, strategi dan rencana, dan penerapan seperangkat prinsip-prinsip
kebijakan, alat-alat, mekanisme partisipatif kelembagaan, dan prosedur pengaturan. Perencanaan
kota dan wilayah tidak terpisahkan dari fungsi ekonomi yang mendasar. Hal ini adalah
mekanisme yang ampuh untuk menyusun kembali bentuk dan fungsi kota-kota dan wilayah
untuk menghasilkan pertumbuhan ekonomi secara endogen, membuka lapangan kerja dan
membangun kemakmuran, sekaligus memenuhi kebutuhan kelompok yang paling
rentan,terpinggirkan atau yang kurang terlayani.
Keberhasilan Pembangunan sangat dipengaruhi oleh peran transportasi sebagai urat nadi
kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan. Pembangunan sektor
transportasi diarahkan pada terwujudnya sistem transportasi nasional yang handal,
berkemampuan tinggi dan diselenggarakan secara efektif dan efesien dalam menunjang dan
sekaligus menggerakkan dinamika pembangunan, mendukung mobilitas manusia, barang serta
4
jasa, mendukung pola distribusi nasional serta mendukung pengembangan wilayah dan
peningkatan hubungan internasional yang lebih memantapkan perkembangan kehidupan
berbangsa dan bernegara dalam rangka perwujudan wawasan nusantara.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Perencanaan Pembangunan Perkotaan ?
2. Apa yang dimaksud dengan Pengaturan Transportasi ?
3. Bagaimana Peranan Pengaturan Transportasi terhadap Perencanaan Pembangunan
Perkotaan ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui maksud dan pengertian dari Perencanaan Pembangunan Perkotaan.
2. Untuk mengetahui maksud dan pengertian dari Pengaturan Transportasi.
3. Untuk mengetahui Peranan Pengaturan Transportasi terhadap Perencanaan Pembangunan
Perkotaan.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Perencanaan merupakan suatu cara rasional untuk mempersiapkan masa depan, Becker
(2000) dalam Rustiadi (2008:339). Sedangkan menurut Alder (1999) dalam Rustiadi
(2008:339) menyatakan bahwa : Perencanaan adalah suatu proses menentukan apa yang ingin
dicapai pada masa yang akan datang serta menetapkan tahapan-tahapan yang dibutuhkan untuk
mencapainya. Sebagian kalangan berpendapat bahwa perencanaan adalah suatu aktivitas yang
dibatasi oleh lingkup waktu tertentu, sehingga perencanaan lebih jauh diartikan sebagai kegiatan
terkoordinasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu dalam waktu tertentu.
Artinya perencanaan adalah suatu proses menentukan apa yang ingin dicapai pada masa yang
akan datang serta menetapkan tahapan-tahapan yang dibutuhkan untuk mencapainya. Dengan
demikian, proses perencanaan dilakukan dengan menguji berbagai arah pencapaian serta
mengkaji berbagai ketidakpastian yang ada, mengukur kemampuan (kapasitas) kita untuk
mencapainya kemudian memilih arah-arah dan langkah-langkah terbaik untuk mencapainya.
Rencana dapat berupa rencana informal dan formal.
Menurut Georoge R. Terry Perencanaan adalah : “Planning is the selecting and relating of
fact and the making and using of assumption regarding the future in the visualization and
formulating of proposed activities believed necessary to achieve desired result”. Menurut
Wilson, perencanaan merupakan salah satu proses lain, atau merubah suatu keadaan untuk
mencapai maksud yang dituju oleh perencanaan atau oleh badan/orang yang di wakili oleh
perencanaan itu. Perencanaan itu meliputi analisis, kebijakan dan rancangan. Ciri-ciri pokok dari
6
perencanaan umum mencakup serangkaian tindakan berurutan yang ditujukan pada pemecahan
persoalan-persoalan pada masa datang dan semua perencanaan mencakup suatu proses yang
berurutan yang dapat diwujudkan sebagai konsep dalam sejumlah tahapan.
Albert Silalahi (1987:167) menjelaskan bahwa tujuan perencanaan adalah sebagai berikut :
a) Perencanaan adalah jalan atau cara untuk mengantifikasi dan merekam perubahan (a way
to anticipate and offset change).
b) Perencanaan memberikan pengarahan (direction) pada administrator-administrator
maupun non-administrator.
c) Perencanaan juga dapat menghindari atau setidak-tidaknya memperkecil tumpang-tindih
dan pemborosan (wasteful) pelaksanaan aktivitas-aktivitas.
d) Perencanaan menetapkan tujuan-tujuan dan standar-standar yang akan digunakan untuk
memudahkan pengawasan.
2. Pengertian Pembangunan
Pembangunan mempunyai pengertian dinamis, maka tidak boleh dilihat dari konsep yang
statis. Pembangunan juga mengandung orientasi dan kegiatan yang tanpa akhir. Proses
pembangunan merupakan suatu perubahan sosial budaya. Pembangunan menunjukkan terjadinya
suatu proses maju berdasarkan kekuatan sendiri, tergantung kepada manusia dan struktur
sosialnya. Pembangunan tidak bersifat top-down, tetapi tergantung dengan ‘innerwill’, proses
emansipasi diri. Dengan demikian partisipasi aktif dan kreatif dalam proses pembangunan hanya
mungkin bila terjadi karena proses pendewasaan.
Siagian (1994) memberikan pengertian tentang pembangunan sebagai “Suatu usaha atau
rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana dan dilakukan secara sadar oleh
suatu bangsa, Negara dan pemerintah, menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa
7
(nation building)”. Sedangkan Ginanjar Kartasasmita (1994) memberikan pengertian yang
lebih sederhana yaitu sebagai “Suatu proses perubahan ke arah yang lebih baik melalui upaya
yang dilakukan secara terencana”.
Pembangunan (development) adalah proses perubahan yang mencakup seluruh sistem sosial,
seperti politik, ekonomi, infastruktur, pertahanan, pendidikan dan teknomogi, kelembagaan dan
budaya (Alexander 1994). Portes (1976) mendefinisikan pembangunan sebagai transformasi
ekonomi, sosial dan budaya. Pembangunan adalah proses perubahan yang direncanakan untuk
memperbaiki berbagai aspek kehidupan masyarakat.
3. Pengertian Perkotaan
Pengertian mengenai kota (city) yang kemudian lebih sering dijadikan acuan di Indonesia
adalah tempat di mana konsentrasi penduduk lebih padat dari wilayah sekitarnya karena
terjadinya pemusatan kegiatan fungsional yang berkaitan degan kegiatan atau aktivitas
penduduknya. Dengan ungkapan yang berbeda definisi kota yang lain adalah permukiman yang
berpenduduk relative besar, luas area terbatas, pada umumnya bersifat non-agraris, kepadatan
penduduk relative tinggi, tempat sekelompok orang-orang dalam jumlah tertentu dan bertempat
tinggal dalam suatu wilayah geografis tertentu, cinderung berpola hubungan rasional, ekonomis
dan individualistis.
Perkotaan/kawasan perkotaan adalah permukiman yang meliputi kota induk dan daerah
pengaruh di luar batas administratifnya yang berupa daerah pinggiran sekitarnya/kawasan
suburban. UU No.24/1992 mendefinisikan Kawasan Perkotaan adalah kawasan yang mempunyai
kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai pemerintahan,
pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.
Mengacu pada pengertian di atas, kawasan perkotaan boleh jadi merupakan aglomerasi kota
(otonom) dengan kota-kota fungsional di wilayah sekitarnya yang memiliki sifat kekotaan, dapat
melebihi batas wilayah administrasi dari kota yang bersangkutan. Sebagai contoh adalah
kawasan perkotaan metropolitan Bandung mencakup Kota Bandung, Kota Cimahi, serta kawasan
sekitarnya yang mempunyai ciri/karakteristik perkotaan yang sebenarnya termasuk dalam batas
administrasi Kabupaten Bandung.
8
4. Perencanaan Pembangunan Perkotaan
Perencanaan perkotaan merupakan upaya untuk mengoptimalkan tata ruang kota, meliputi
penggunaan lahan, perizinan pengembangan kawasan, dan desain kawasan perkotaan dalam
rangka menciptakan pembangunan berkelanjutan. Adanya perencanaan kota yang baik akan
meningkatkan potensi ekonomi, memudahkan kolaborasi antar pemangku kepentingan, serta
mengefektifkan anggaran.
Perencanaan perkotaan berperan dalam megendalikan perubahan di dalam kota yang terjadi
secara terus menerus. Kota selalu mengalami perubahan sosial, perubahan politik, perubahan
budaya dan perubahan ekonomi. Perubahan-perubahan yang terjadi selalu berkaitan dengan
unsur ruang, kepentingan public dan keputusan dalam menanggapi perubahan. Karenanya
perencanaan kota dapat menjadi penentu dalam perkembangan dan pertumbuhan suatu kota.
Perencanaan kota juga dapat menciptakan taraf hidup yang layak bagi masyarakat melalui
kondisi kerja yang merata untuk semua lapisan masyarakat. Pemerataan biaya hidup akan
membentuk keberagaman sosial yang memiliki kesatuan sosial. Perencanaan kota juga dapat
membentuk proses globalisasi yang tetap mempertahankan warisan budaya yang beragam. Selain
itu, perencanaan kota juga mampu mewujudkan pemenuhan kebutuhan yang berbeda dari
berbagai kelompok.
Pengertian Transportasi secara harfiah adalah pemindahan manusia atau barang dari suatu
tempat ke tempat lain secara fisik dalam waktu yang tertentu dengan menggunakan atau
digerakkan oleh manusia, hewan atau mesin. Secara umum transportasi dibagi menjadi tiga yaitu
transportasi darat, tranasportasi laut dan transportasi udara.
9
Menurut Kamaludin (1986) dalam Musa dan Setiono (2012) transportasi adalah
mengangkut atau membawa suatu barang dari suatu tempat ke tempat lainnya atau dengan kata
lain yaitu merupakan suatu gerakan pemindahan barang-barang atau orang dari suatu tempat ke
tempat yang lain.
Transportasi dapat diklasifikasikan menurut macam, moda dan jenisnya yang dapat ditinjau
dari segi barang yang diangkut, dari segi geografis transportasi itu berlangsung, dari sudut teknis
serta alat angkutnya. Transportasi diperlukan karena sumber kebutuhan manusia tidak terdapat
disembarang tempat. Selain itu, sumber yang berupa bahan baku harus melalui tahapan
transportasi yang lokasinya juga tidak selalu dilokasi manusia sebagai konsumen. Kesenjangan
jarak antara lokasi sumber, lokasi produksi, dan lokasi konsumen itulah yang melahirkan
transportasi.
Sistem transportasi adalah sarana dan prasarana yang selalu berkaitan dengan faktor teknis
yang mempunyai arti sarana adalah wahana, yaitu alat untuk mencapai tujuan dan prasarana
adalah infastruktur, benda yang membantu agar sarana ini dapat berfungsi dengan baik sehingga
sampai ditempat tujuan (Sani,2010).
10
2) Sebagai alat untuk melancarkan proses perpindahan manusia dan atau barang keperluan
manusia.
3) Sebagai media yang dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan pembangunan di
daerah tertentu.
4) Sebagai media yang dapat menunjang pertumbuhan dan perkembangan ekonomi nasional
melalui bisnis jasa transportasi.
Transportasi dalam kehidupan sekarang ini telah menjadi kebutuhan mendasar yang sangat
penting untuk masyarakat perkotaan. Fungsi transportasi dalam aktivitas di perkotaan memiliki
peranan penting yang berpengaruh di dalam segala aspek atau sektor kehidupan. Masalah
transpotasi merupakan masalah yang selalu dihadapi oleh Negara-negara maju maupun yang
sedang berkembang seperti di Indonesia, baik di perkotaan ataupun regional antar kota.
Indonesia yang berbentuk kepulauan, sangat dirasakan kebutuhan akan sistem transportasi yang
efektif dalam arti murah, lancer, cepat, mudah, teratur dan nyaman untuk pergerakan manusia
dan barang.
Sektor transportasi merupakan salah satu sektor yang sangat berperan dalam pembangunan
ekonomi yang menyeluruh. Perkembangan sektor transportasi akan secara langsung
mencerminkan pertumbuhan pembangunan ekonomi yang berjalan. Namun demikian sektor ini
dikenal pula sebagai salah satu sektor yang dapat memberikan dampak terhadap lingkungan
11
dalam cakupan spasial dan temporal yang besar. Transportasi sebagai salah satu sektor kegiatan
perkotaan, merupakan kegiatan yang potensial mengubah kualitas udara perkotaan.
Perkembangan perkotaan berjalan secara dinamik, mengikuti perkembangan sosial-ekonomi
perkotaan itu sendiri. Dengan semakin berkembangnya perkotaan dalam hal wilayah spasial
(ruang) dan aktivitas ekonominya, akan semakin besar pula beban pencemaran udara yang di
keluarkan ke atmosfer perkotaan. Dampak ini akan semakin terasa di daerah-daerah pusat
kegiatan kota. Transportasi yang berwawasan lingkungan perlu memikirkan implikasi terhadap
lingkungan yang mungkin timbul, terutama pencemaran udara dan kebisingan.
Sistem transportasi di perkotaan adalah faktor utama yang menentukan pola ruang (spatial
pattern) dan tingkat pertumbuhan ekonomi dari suatu daerah perkotaan. Menurut Miller (1985)
ada tiga jenis utama transportasi yang digunakan orang di perkotaan yakni :
a) Angkutan pribadi (individual transit) seperti mobil pribadi, sepeda motor, sepeda atau
berjalan kaki.
b) Angkutan massal (mass transit) seperti kereta api, bis, opelet dan sebagainya.
c) Angkutan sewaan (para transit) seperti mobil sewaan, taksi yang menjalani rute tetap atau
yang disewa untuk sekali jalan, dan sebagainya.
Setiap jenis angkutan mempunyai keuntungan dan kerugian tersendiri. Sistem transportasi
perkotaan yang berhasil, memerlukan gabungan dari cara angkutan pribadi, massal dan sewaan,
yang dirancang memenuhi kebutuhan daerah perkotaan tertentu.
Adanya kepadatan penduduk yang tinggi pada suatu kota akan menyebabkan berbagai
masalah perkotaan seperti penumpukkan berbagai jenis kegiatan fungsional perkotaan di dalam
kawasan perkotaan. Hal ini membawa konsekuensi terhadap penumpukkan gerakan lalu lintas
kota dikawasan tersebut.
Setiap pergerakan yang dilakukan penduduk pada dasarnya pencerminan motivasi mereka.
Selain itu, pola jaringan jalanperkotaan menyebabkan pergerakan penduduk dan transportasi
perkotaan cenderung membentuk pola pergerakan sesuai dengan jumlah yang telah ada. adnya
motivasi tersebut menunjukkan bahwa tujuan pergerakkannya adalah tempat berlokasinya
kegiatan fungsional perkotaan seperti kawasan perdagangan, perkantoran, rekreasi dan lain-lain.
12
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan perkotaan dan perkembangannya
dapat berakibat pada semakin besarnya jumlah pergerakan dan kegiatan penduduk perkotaan
yang berarti bahwa semakin meningkat pula jumlah pemakai dan pemakaian jalan serta angkutan
umum.
Angkutan umum sebagai bagian dari sistem transportasi perkotaan merupakan salah satu
kebutuhan pokok masyarakat kota dan merupakan bagian yang idak dapat dipisahkan dengan
kebutuhan kota pada umumnya. Angkutan umum mempunyai peranan penting dalam melayani
transportasi perkotaan dan memberi kemudahan bagi masyarakat untuk melaksanakan
aktifitasnya di semua lokasi yang berbeda dari tersebar di wilayah perkotaan. Keberadaan
angkutan umum sangat dibutuhkan, terutama bagi masyarakat yang tidak mempunyai kendaraan
pribadi (Ellyta, 2010).
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengertian perencanaan secara umum adalah proses kontinyu, yang menyangkut pengambilan
keputusan atau pilihan mengenai bagaimana memanfaatkan sumberdaya yang ada semaksimal
mungkin guna mencapai tujuan-tujuan tertentu di masa depan, atau suatu proses untuk
menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan
sumber daya yang tersedia. Ditinjau dari unsurnya, terdapat 4 unsur dasar dalam perencanaan,
yakni : merencanakan bererti memilih, alokasi sumberdaya, tujuan dan masa datang. Dalam
domain public, perencanaan mempunyai karakteristik mengarah ke pencapaian tujuan, mengarah
ke perubahan, merupakan pernyataan pilihan, mengacu pada rasionalitas dan tindakan kolektif
sebagai dasar.
Pengertian kota secara demografis, kota merupakan suatu tempat di mana terdapat pemusatan
atau konsentrasi penduduk yang sangat tinggi dibandingkan dengan wilayah sekitarnya. Secara
sosial budaya, kota merupakan suatu lingkungan dengan pola sosial budaya yang sangat beragam
dengan berbagai pergeseran dan perubahan. Bentuk kota adalah pola atau wujud yang terbangun
dari sebaran kawasan non pertanian/perkotaan (atau disebut sebagai kawasan terbangun). Bentuk
kota dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu : pola jaringan jalan, daya dukung lahan, sebaran
sumberdaya alam dan kebijakan pemerintah.
Transportasi adalah perpindahan barang atau manusia dari suatu tempat ke tempat lainnya
dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan oleh manusia. hewan (kuda, sap,
kerbau) atau mesin. Transportasi diciptakan untuk memudahkan aktivitas manusia sehari-hari.
Ruang lingkup transportasi terbagi menjadi 3 yakni : Transportasi darat ( segala bentuk
transportasi menggunakan jalan untuk mengangkut penumpang atau barang), Transportasi laut
( merupakan kendaraan yang dapat beroperasi di laut atau air ), dan Transportasi udara
( merupakan kendaraan yang beroperasi di udara seperti pesawat terbang. Pesawat terbang
mampu terbang di udara atau di atmosfir dan umumnya digunakan untuk mengangkut manusia
maupun barang ).
14
B. Daftar Pustaka
Https://www.ajarekonomi.com/2016/06/.pembangunan-wilayah-perkotaan-urban.html?m=1
https://dishub.bulelengkab.go.id.
15