Anda di halaman 1dari 14

1

PERENCANAAN WILAYAH

TUGAS MAKALAH

Dosen pengampuh: La Ode Rahman Daud, S.Pd., M.Pd

Disusun Oleh:

Nur Fadillah Jumadi (02202101009)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUSLIM BUTON

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya

sehingga makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami

mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi

dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah

pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh

lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan

dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman

kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun

dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Baubau, April 2023

Penulis

z
ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar belakang...........................................................................................1

1.2 Rumusan masalah......................................................................................1

1.3 Tujuan masalah..........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3

2.1 Perencanaan kota............................................................................................3

2.2 Perancangan kota............................................................................................5

2.3 Perencanaan wilayah......................................................................................5

2.4 Pemukiman.....................................................................................................6

2.5 Infrastruktur dalam perencanaan wilayah......................................................7

2.6 Perencanaan desa............................................................................................8

BAB III PENUTUP.............................................................................................10

3.1 Kesimpulan..............................................................................................10

3.2 Saran........................................................................................................10

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Perencanaan wilayah adalah suatu proses perencanaan pembangunan yang

dimaksudkan untuk melakukan perubahan menuju arah perkembangan yang lebih

baik bagi suatu komunitas masyarakat, pemerintah, dan lingkungannya dalam

wilayah tertentu, dengan memanfaatkan atau mendayagunakan berbagai sumber

daya yang ada, dan harus memiliki orientasi yang bersifat menyeluruh, lengkap,

tetap berpegang pada azas prioritas. Pelaksanaan perencanaan ruang wilayah ini

disinonimkan dengan hasil akhir yang hendak dicapai, yaitu tata ruang.

Penyelenggaraan penataan ruang bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah

nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan. Selain itu, penataan

ruang diharapkan dapat mengefisiensikan pembangunan dan meminimalisasi

konflik kepentingan dalam pemanfaatan ruang serta meminimalisasi dampak

bencana yang akan muncul seperti banjir, tanah longsor, dan penurunan kualitas

lingkungan penduduk terutama di perkotaan akibat ketidaksesuaian penggunaan

lahan dengan rencana tata ruang.

1.2 Rumusan masalah

1. Apa yang dimaksud dengan perencanaan kota?

2. Apa yang dimaksud dengan perancangan kota?

3. Apa yang dimaksud dengan pemukiman?

4. Bagaimana infrastruktur dalam perencanaan wilayah?

z
2

5. Apa yang dimaksud dengan perencanaan desa?

1.3 Tujuan masalah

1. Untuk mengetahui pengertian perencanaan kota.

2. Untuk mengetahui pengertian perancangan kota.

3. Untuk mengetahui pengertian dari perencanaan wilayah.

4. Untuk mengetahui pengertian pemukiman.

5. Untuk mengetahui bagaimana infrastruktur dalam perencanaan wilayah.

6. Untuk mengetahui bagaimana perencanaan desa.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Perencanaan kota

Perencanaan tata ruang kota yang mencakup segala aspek kehidupan

dalam masyarakat. Pendekatan yang digunakan dalam perencanaan kota yaitu

pembuatan gambaran pola lingkungan fisik yang ada dan hubungan ruang kota

dengan fungsi yang saling berkaitan. Penyelenggaraan perencanaan kota dapat

mendukung pembangunan berkelanjutan dalam bidang sosial, ekonomi, dan

lingkungan hidup.

Perencanaan kota dan wilayah dapat didefinisikan sebagai proses

pengambilan keputusan untuk mewujudkan tujuan-tujuan ekonomi, sosial, budaya

dan lingkungan hidup melalui pengembangan visi tata ruang, strategi dan rencana,

dan penerapan seperangkat prinsip-prinsip kebijakan, alat-alat mekanisme

partisipatif kelembagaan dan prosedur pengaturan.

1. Persyaratan perencanaan kota

Perencanaan perkotaan dilakukan sebagai suatu produk pembangunan

sehingga proses tata ruang kota dilakukan secara terpadu. Perencanaan tata ruang

terpadu meliputi perencanaan fisik, perencanaan spasial, kemitraan, dan

kelengkapan sumber daya. Selain itu, perencanaan perkotaan dilandasi pada

pemenuhan kepentingan masyarakat. Pertimbangan utama dalam perencanaan

z
2

perkotaan adalah ketersediaan sumber daya dan tingkat keberhasilan dari

perencanaan.

2. Lingkup perencanaan kota

Lingkup utama dari perencanaan perkotaan adalah perencanaan tata ruang

dan kota. Penerapan perencanaan perkotaan memerlukan pemahaman tentang

bentuk dan struktur kota sebagai landasan pengaplikasian teori. Bentuk kota

merupakan pola bangunan dan sebaran kawasan yang tidak digunakan untuk

pertanian. Kota dapat berbentuk linier, jaring, bintang, menjalar, menyebar, dan

melingkar. Sedangkan struktur kota adalah pola yang terbentuk dari sebaran

kegiatan perkotaan. Struktur kota dapat berbentuk melingkar, bersektor, atau

memusat .

3. Peran perencanaan kota

Perencanaan perkotaan berperan dalam mengendalikan perubahan di

dalam kota yang terjadi secara terus menerus. Kota selalu mengalami perubahan

sosial, perubahan politik, perubahan budaya dan perubahan ekonomi. Perubahan-

perubahan yang terjadi selalu berkaitan dengan unsur ruang, kepentingan publik,

dan keputusan dalam menanggapi perubahan. Karenanya, perencanaan kota dapat

menjadi penentu dalam perkembangan dan pertumbuhan suatu kota.

Perencanaan kota juga dapat menciptakan taraf hidup yang layak bagi

masyarakat melalui kondisi kerja yang merata untuk semua lapisan masyarakat.

Pemerataan biaya hidup akan membentuk keberagaman sosial yang memiliki


3

kesatuan sosial. Perencanaan kota juga dapat membantu proses globalisasi yang

tetap mempertahankan warisan budaya yang beragam. Selain itu, perencanaan

kota juga mampu mewujudkan pemenuhan kebutuhan yang berbeda dari berbagai

kelompok.

2.2 Perancangan kota

Perancangan kota merupakan dasar yang seharusnya menjadi dasar yang

seharusnya menjadi panduan (guidenlines) bagi perancang bangunan (arsitek).

Dalam suatu proses perancanaan (Planning) bila data kondisi lokasi (input) sama

kemudian dilakukan dengan model atau alat analisis yang sama maka akan

diperolah hasil perencanaan yang relatif lama.

Karena kita sudah berada di bidang arsitektur, maka lebih mudah bila kita

lihat “Perancangan Kota” dari kacamata arsitektur. Perancangan kota dapat di

lihat sebagai perluasan bidang arsitektur. Mengapa demikian? Dari satu sisi, skala

atau cakupan area, arsitektur merancang bangunan dalam satu persil (berskala

mikro), sedangkan cakupan perancangan kota meluas tidak hanya satu persil tapi

suatu kawasan yang biasanya terdiri dari banyak persil atau disebut juga berskala

mezo.

2.3 Perencanaan wilayah

Perencanaan wilayah adalah proses untuk mengetahui dan menganalisis

kondisi saat ini, meramalkan perkembangan berbagai faktor, memperkirakan

faktor-faktor pembatas, menetapkan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai,


4

menetapkan langkah-langkah untuk mencapai tujuan serta menetapkan lokasi dan

berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan.

2.4 Pemukiman

Pemukiman adalah bagian dari lingkungan hidup luar kawasan hutan

lindung, baik berupa kawasan perkotaan atau pedesaan. Pemukiman berfungsi

sebagai lingkungan tempat tinggal atau hunian dan tempat kegiatan yang

mendukung peri kehidupan dan penghidupan (UU RI No.4/1992). Perumaahan

adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau

hunian yang dilengkapi dengan prasarana lingkungan yaitu kelengkapan dasar

fisik lingkungan, misalnya penyediaan air minum, pembuangan sampah, listrik,

telepon, jalan, yang memungkinkan lingkungan pemukiman berfungsi

sebagaimana mestinya. Dan sarana lingkungan yaitu fasilitas penunjang yang

berfungsi untuk penyelenggaraan serta pengembangan kehidupan ekonomi, sosial

dan budaya, seperti fasilitas taman bermain, olahraga, pendidikan, pertokoan,

sarana perhubungan, keamanan, serta fasilitas umum lainnya.

Kawasan pemukiman di dominasi oleh lingkungan hunian dengan fungsi

utama sebagai tempat tinggal yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana

lingkungan, tempat bekerja yang memberi pelayanan dan kesempatan kerja

terbatas yang mendukung perikehidupan dan penghidupan. Satuan lingkungan

adalah kawasan perumahan dalam berbagai bentuk ukuran dengan penataan tanah

dan ruang, sarana dan prasarana lingkungan terstruktur yang memungkinkan

pelayanan dan pengelolaan yang optimal.


5

Prasarana lingkungan pemukiman adalah kelengkapan dasa fisik

lingkungan yang memungkinkan lingkungan pemukiman dapat berfungsi sebagai

mana mestinya. Prasaran utama meliputi jaringan jalan, jaringan pembuangan air

limbah dan sampah, jaringan peatusan air hujan, jaringan pengadaan air bersih,

jaringan listrik, telepon, gas, dan sebagainya. Contoh sarana lingkungan

pemukiman adalah fasilitas pusat perbelanjaan, pelayanan umum, pendidikan dan

kesehatan, tempat peribadatan, rekreasi dan olahraga, pertamanan, dan

pemakaman.

2.5 Infrastruktur dalam perencanaan wilayah

1. Sistem infrastruktur wilayah

Faktor-faktor yang mempengaruhi sistem infrastruktur wilayah antara lain:

1. Faktor sosial/kependudukan

Meliputi jumlah penduduk vs jumlah infrastruktur, jumlah penduduk per

satuan infrastruktur, tingkat pelayanan infrastruktur, indeks infrastruktur,

kualitas infrastruktur.

2. Faktor ekonomi (makro & mikro)

Meliputi income per kapita, tingkat pertumbuhan ekonomi, pdrb, anggaran

pembangunan (APBD/APBN), nilai tukar rupiah, indeks kemudahan

investasi, indeks daya saing infrastruktur.

3. Faktor lokasi
6

Meliputi indeks kedekatan lokasi(indeks jarak), indeks kemudahan,

pencapaian lokasi(aksesibilitas), wilayah pekayanan, hierarkhi(tingkat

pelayanan), indeks sentralisasi, pola interaksi sosial.

4. Faktor distribusi dan penyebaran

Meliputi tingkat kelengkapan infrastruktur, tingkat penyebaran

infrastruktur, pola penyebaran infrastruktur, hierarkhi pelayanan distribusi.

5. Faktor kebijakan

Meliputi kebijakan sistem pengembangan, kebijakan penetapan prioritas,

kebijakan penetapan wilayah pengembangan, kebijakan tingkat pelayanan,

kebijakan standar kualitas, kebijakan penetapan anggaran, kebijkan

kelembagaan, kebijakan peraturan.

6. Kebijakan peraturan

Meliputi sumber daya vs infrastruktur, eksporasi sumber daya dan

pemanfaatan sumber daya.

7. Faktor teknologi

Meliputi pemahaman teknologi infrastruktur, pengenalan dan pemahaman

wilayah serta pemanfaatan infrastruktur dan wilayah.

2.6 Perencanaan desa

Perencanaan Desa merupakan suatu kegiatan yang diperlukan dalam

rangka mewujudkan kesejahteraan penduduk desa. Perencanaan perdesaan (Rural

Planning) merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk menciptakan suatu

lingkungan kehidupan desa yang aman, menyenangkan, sehat dan ekonomis.

Perencanaan perdesaan penting dilakukan karena sebagian besar penduduk


7

Indonesia tinggal di perdesaan sedangkan perhatian terhadap pembangunan

perdesaan relatif sangat kurang dibandingkan dengan pembangunan di perkotaan.

Perencanaan desa mempunyai dasar usaha untuk menunjukan penduduk

dalam kehidupan sosial ekonomi. Dalam merencanakan suatu desa, diperlukan

adanya rencana regional yang mengkoordinir seluruh rencana-rencana lokal

(rencana-rencana desa dan rencana-rencana kota). Sedangkan rencana regional

tersebut dikoo Untuk dapat menjalankan aktifitas sehari-hari penduduk perdesaan

membutuhkan sarana prasarana yang menunjang seperti beribadah, bersekolah,

berekreasi, menjaga kesehatan dan aktifitas lainnya rdinir oleh suatu rencana

nasional.
8

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perencanaan pembangunan merupakan proses yang sangat penting dalam

pelaksanaan pembangunan, salah satu kunci dari keberhasilan tujuan

pembangunan adalah sejauh mana perencanaan pembangunan suatu wilayah dan

infrastruktur dilakukan. Perencanaan daerah juga kiranya dapat memperhatikan

masalah-masalah yang berada di daera tersebut dan juga dapat melengkapi

fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan oleh wilayah tersebut. Selain itu, perencanaan

juga sebagai upaya singkronisasi perencanaan pembangunan antara perencanaan

pembangunan wilayah desa dan perencanaan pembangunan kabupaten/kota.

3.2 Saran

Pemerintah harus memberi perhatian lebih terhadap perencanaan dan

pembangunan wilayah atau daerah pedesaan maupun kota, karena masih banyak

terdapat penyelewengan dalam proses pendanaan terutama dalam pembangunan

daerah pedesaan. Hal ini bertujuan untuk dapat menciptakan pembangunan yang

ideal dan sesuai dengan standar negara yang bertujuan memberikan kehidupan

yang memadai.
DAFTAR ISI

Bendavid-Val, Avrom. (1991). Wilayah and Local ecoomic Analysis for


Practitioners. 4 th Edition. Praeger Publishers.

Blakely, Edward J. (1989). Planning Local economic Development Theory and


Practice. Sage Publications.

Isard, Walter, at all. (1960). Methods of Regional Analysis: an Introduction to


Regional Science. The Massachusetts Institute of Technology.

McCann, Philip. (2001). Urban and Regional Economics. Oxford University

Press.

Muljarijadi, Bagdja (1999). Diktat Ekonomi Perencanaan. Fakultas Ekonomi


Universitas Padjadjaran.

Muljarijadi, Bagdja (2000). Diktat Ekonomi Wilayah. Fakultas Ekonomi


Universitas Padjadjaran.

Nugroho, Iwan & Dahuri, Rokhmin. (2004). Pembangunan Wilayah Perspektif


ekonomi, Sosial dan Lingkungan. LP3ES.

Sutriah, Siti (1984). Diktat Pengantar Pengembangan Wilayah. Departemen


Planologi ITB.

Anda mungkin juga menyukai