KOTA BANDUNG
Dosen Pengampu:
Furi Sari Nurwulandari, S.T., M.T
Disusun Oleh:
Kelompok 5
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
2023
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warohmatullahiwabarokatuh,
Penulisan laporan ini tentu tidak lepas dari hambatan dan kesulitan, namun
berkat bimbingan, bantuan, nasihat, saran, dan kerjasama dari berbagai pihak,
segala hambatan tersebut dapat teratasi dengan baik. Pada kesempatan ini, izinkan
penulis untuk mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
memberikan kontribusi, baik berupa fisik maupun non fisik, yaitu kepada:
Tim penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari kesempurnaan, maka
saran dan kritik dari semua pihak sangat tim penulis harapkan demi penyempurnaan
selanjutnya. Besar harapan bahwa laporan ini dapat bermanfaat bagi masyarakat
Kecamatan Lengkong, mahasiswa, akademisi, serta seluruh pihak yang
berkepentingan dan membutuhkan.
Wassalamu’alaikum warohmatullahiwabarokatuh.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Rencana Detail Tata Ruang
(RDTR) adalah dua instrumen perencanaan yang digunakan dalam tata ruang.
Kedua kebijakan tersebut memiliki peran penting dalam mengatur penggunaan
lahan dan pengembangan wilayah. Hal ini membawa perencanaan sebagai upaya
yang berkesinambungan dalam menemukan paradigma yang lebih baik untuk
menghadapi kompleksitas lingkungan, wilayah ataupun kawasan.
1
pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. Adapun tujuan
pengaturan bentuk dan tata cara peran masyarakat dalam penataan ruang adalah
menjamin terlaksananya hak dan kewajiban masyarakat di bidang penataan ruang
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, mendorong peran
masyarakat dalam penataan ruang, menciptakan masyarakat yang ikut bertanggung
jawab dalam penataan ruang, mewujudkan pelaksanaan penataan ruang yang
transparan, efektif, akuntabel, dan berkualitas, serta meningkatkan kualitas
pelayanan dan pengambilan kebijakan penataan ruang.
Tata ruang sebagai produk hasil dari kegiatan perencanaan ruang berfungsi
untuk mengefektifkan pemanfaatan ruang dan mencegah terjadinya konflik antar
fungsi dalam proses pemanfaatan ruang, selain itu juga untuk melindungi
masyarakat sebagai pengguna ruang dari bahaya-bahaya lingkungan yang mungkin
timbul akibat pengembangan fungsi ruang pada lokasi yang tidak sesuai
peruntukan. Aspek dari tata ruang dapat berupa kebijakan yang telah ditetapkan
oleh pemerintah di setiap wilayah ataupun kawasan, selanjutnya ada evaluasi
terhadap fisik, kebencanaan, demografi, sosial ekonomi, tata guna lahan, sarana,
prasarana, dan transportasi, serta pengaruh tata ruang terhadap sistem sosial.
Ketentuan mengenai rencana tata ruang ini dibuat karena pada dasarnya ruang
memiliki keterbatasan, oleh karena itu dibutuhkan peraturan untuk mengatur dan
merencanakan ruang agar dapat dimanfaatkan secara efektif.
2
Perencanaan tata ruang menjadi hal yang penting, maka setiap negara,
wilayah seperti wilayah Provinsi, Kota/ Kabupaten, dan suatu kawasan harus
mempunyai aturan yang akan menjadi pedoman dalam penataan ruang dan menjadi
acuan dalam pelaksaanaan pembangunan. Perlu diperhatikan dan diingat dalam
penataan ruang terdapat beberapa aspek pendekatan diantaranya adalah kebijakan,
fisik kebencanaan, sosial ekonomi, tata guna lahan, infrastruktur, transportasi, dan
pengaruh tata ruang terhadap sistem sosial. Selain pemerintah memiliki peran
dalam perencanaan tata ruang, masyarakat juga menjadi acuan utama dalam
perencanaan tata ruang jika dikaitkan dengan sistem sosial terhadap
keberlangsungan kegiatan sehari-hari. Oleh karena itu, laporan ini akan membahas
tentang pendekatan perencanaan tata ruang terhadap sistem sosial masyarakat di
Kecamatan Lengkong, Kota Bandung.
3
1.3 Tujuan
4
BAB II
METODOLOGI
Survei data primer merupakan metode pencarian data dan informasi yang
dilakukan secara langsung melalui responden di lapangan. Hal ini mutlak dilakukan
agar dapat diketahui kondisi yang sesungguhnya. Metode Survei primer ini dapat
berupa observasi dan hasil kuisioner.
5
2.3 Survei Data Sekunder
Selain itu survei data sekunder juga didapat dari penelitian-penelitian yang
telah dilakukan sebelumnya yang ada di internet dan sumber literartur ilmiah lainya.
Data sekunder pada laporan ini merupakan data pendukung dan pelengkap dari data
primer sehingga kekurangan yang ada pada data primer dapat tertutupi dan
informasi yang disajikan dapat mudah dimengerti.
6
BAB III
7
Topografi Kecamatan Lengkong sebagian besar berada pada dataran dengan
ketinggian antara 680 hingga 700 meter di atas permukaan air laut. Adapun iklim
yang menyelimutinya sama seperti daerah lainnya di Indonesia, yaitu tropis yang
ditandai oleh adanya dua musim, penghujan dan kemarau. Musim penghujan
biasanya dimulai pada Oktober-Maret, sedangkan musim kemarau biasanya pada
bulan April–September. Curah hujannya rata-rata 66 milimeter perbulan yang
ditampung dalam dua buah sungai besar (Cikapundung dan Cikapundung Kolot)
serta tiga buah anak sungainya (Cikarees, Cibalong Montok, dan Anak Kali
Cikapundung).
8
Pada Kecamatan Lengkong sendiri memiliki aktivitas wilayah yang
terbilang cukup padat karena Kecamatan Lengkong termasuk kawasan bisnis dan
kawasan kuliner, serta kawasan pendidikan. Pada siang hari Kecamatan Lengkong
dipenuhi dengan masyarakat atau penduduk yang mau pergi bekerja, kuliah, dan
sekolah. Di malam hari wilayah ini dipenuhi oleh para pedangang kaki lima yang
berjualan di ruas jalan dan para masyarakat yang pergi kulineran. Dengan demikian
kondisi tersebut disebut dengan kondisi eksisting yang mengacu pada sosial
masyarakat di Kecamatan Lengkong. Eksisting diartikan suatu kondisi yang sedang
terjadi ketika diamati atau ditinjau. Eksisting mengacu pada keberadaan suatu
objek, entitas, atau fenomena pada waktu tertentu dan di tempat tertentu.
9
BAB IV
PEMBAHASAN
10
4.1 Kebijakan Pengendalian Tata Ruang
11
3. Pasal 17 Ayat (19)
Mengubah ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007
Pasal 35 tentang Penataan Ruang menjadi “Pengendalian Pemanfaatan
Ruang dilakukan melalui:
a. ketentuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang;
b. pemberian insentif dan disinsentif; dan
c. pengenaan sanksi”.
4. Pasal 62
“Setiap Orang yang tidak menaati Rencana Tata Ruang yang telah
ditetapkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6l huruf a yang
mengakibatkan perubahan fungsi Ruang dikenai sanksi administratif”.
B. Peraturan Daerah No. 2 tahun 2004 tentang RTRW Kota Bandung Pasal 8 Ayat
(5) menyatakan bahwa “pengendalian pemanfaatan ruang meliputi mekanisme
perijinan, pengawasan dan penertiban terhadap pemanfaatan ruang”.
A. Zona Lindung
Meliputi sempadan sungai, cagar budaya, taman unit lingkungan, dan rawan
bencana berupa genangan/banjir.
12
B. Zona Budidaya
Meliputi perumahan, perdagangan dan jasa, industri pergudangan, kantor
pemerintahan, sarana pelayanan umum, dan pertahanan keamanan.
13
4.5 Tata Guna Lahan
14
Berdasarkan data dari RDTR Kota Bandung tahun 2015-2035 tata guna
lahan yang terdapat di Kecamatan Lengkong yaitu sebagai berikut:
1. Zona Lindung
15
4. Zona Pemukiman
16
7. Zona Fasilitas Sosial dan Fasilitas Umum
Berikut Sarana dan Prasara yang ada di Kecamatan Lengkong Kota Bandung
Diantaranya:
17
Dalam bidang Kesehatan
no Sarana dan Prasarana Jumlah
1 Rumah sakit 4
2 Poliklinik 38
3 Puskesmas Tanpa Rawat inap 8
4 Praktik dokter 112
5 Apotik 60
6 Praktik bidan 4
7 Pos syandu 144
4.7 Transportasi
18
2. Bus
19
3. Mobilitas: Tata ruang yang baik juga dapat mempengaruhi mobilitas atau
pergerakan masyarakat. Penyediaan infrastruktur transportasi yang
memadai seperti jalan raya, jalur sepeda, trotoar, dan aksesibilitas
transportasi umum yang baik akan mempermudah mobilitas warga. Dengan
demikian, aksesibilitas yang baik dapat meningkatkan konektivitas antara
masyarakat dengan berbagai area di Kecamatan Lengkong dan juga dengan
wilayah lain di Kota Bandung.
4. Kesempatan Ekonomi: Tata ruang yang mendukung pengembangan sektor
ekonomi dapat menciptakan peluang kerja dan penghidupan yang lebih baik
bagi masyarakat. Pembangunan kawasan industri, kawasan perdagangan,
atau pusat bisnis yang terencana dengan baik di Kecamatan Lengkong dapat
menarik investasi, membuka lapangan pekerjaan, dan meningkatkan
pendapatan masyarakat. Hal ini akan berdampak pada peningkatan
kesejahteraan sosial dan perkembangan ekonomi di daerah tersebut
20
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
21
5. Aspek sosial dan ekonomi Kecamatan Lengkong cukup beragam. Salah satu
yang terkenal dan menjadi daya tarik banyak orang adalah salah satu pusat
kuliner malam Kota Bandung. Hal ini dapat dipengaruhi oleh ruas jalan
utama di daerah Kecamatan Lengkong khususnya Jalan Lengkong Kecil,
Jalan Malabar, Jalan Buah Batu yang menjadi faktor pendukung daya tarik
kuliner Kecamatan Lengkong.
6. Berdasarkan data dari RDTR Kota Bandung tahun 2015-2035 tata guna
lahan yang terdapat di Kecamatan Lengkong yaitu zona lindung, zona
terbuka hijau, zona rawan bencana banjir, zona pemukiman, zona
perdagangan dan jasa, zona pertahanan dan keamanan, zona Fasilitas sosial
dan fasilitas umum.
7. SarPras
8. Transportasi yang ada di Kecamatan Lengkong mecakup beberapa opsi
yaitu angkot untuk jarak dekat, dan bus untuk jarak menengah maupun jarak
jauh.
9. Tata ruang pada Kecmatan Lengkong memiliki pengaruh sistem sosial yang
melibatkan aspek kehidupan masyarakat seperti interaksi sosial, kualitas
hidup, mobilitas, dan kesempatan ekonomi.
5.2 Saran
22
DAFTAR PUSTAKA
Cari Tahu Kecamatan Lengkong, Bandung Disini | Pinhome. (2023). Diakses pada
29 Mei 2023, dari https://www.pinhome.id/
Sejarah, Visi, dan Misi – Kecamatan Lengkong. (2023). Diakses pada 29 Mei 2023,
dari https://multisite.bandung.go.id/
Badan Pusat Statistik Kota Bandung. (2023). Diakses pada 29 Mei 2023, dari
https://bandungkota.bps.go.id/
UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang [JDIH BPK RI]. (2023). Diakses
pada 31 Mei 2023, dari https://peraturan.bpk.go.id/
Multisite Kota Bandung. (2023). Diakses pada 31 Mei 2023, dari
https://multisite.bandung.go.id/
UU No. 6 Tahun 2023 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja menjadi Undang-Undang
[JDIH BPK RI]. (2023). Diakses pada 31 Mei, dari
https://peraturan.bpk.go.id/
PERDA Kota Bandung No. 02 Tahun 2004 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) [JDIH BPK RI]. (2023). Diakses pada 1 Juni 2023, dari
https://peraturan.bpk.go.id/
PERDA Kota Bandung No. 10 Tahun 2015 tentang Rencana Detail Tata Ruang Dan
Peraturan Zonasi Kota Bandung Tahun 2015 - 2035 [JDIH BPK RI]. (2023).
Diakses pada 1 Juni 2023, dari https://peraturan.bpk.go.id/
23
LAMPIRAN DOKUMENTASI
24