KELOMPOK 4
DOSEN PENGAMPU:
Yussie Ater Merry, S.ST.M.Kes
Puji syukur kehadirat allah swt yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah “Metode Pra Dan Membangun Kerja Untuk
Kelancaran Asuhan Kebidanan” pada mata kuliah Asuhan kebidanan komunitas. Adapun tujuan
dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Dosen pengajar.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang materi yang
dibahas bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu
Yussie Ater Merry,S.ST.,M.keb selaku dosen pengajar yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan penulis nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
BAB II.............................................................................................................................................4
PEMBAHASAN.............................................................................................................................5
1. Metode PRA..........................................................................................................................6
A.Sejarah Desa..........................................................................................................................7
B.Pembuatan Peta Desa.............................................................................................................8
C.Pembuatan Kalender Musim...............................................................................................11
D.Pembuatan Perubahan Dan Kecendrungan.........................................................................12
E.Pengkajian Hubungan Lembaga Desa Dengan Diagram Venn...........................................13
2. Membangun Kerja Untuk Kelancaran Asuhan Kebidanan.................................................14
BAB III..........................................................................................................................................16
PENUTUP.....................................................................................................................................16
A. Kesimpulan.........................................................................................................................16
B. Saran...................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dalam penjelasan Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa, dijelaskan
bahwa Pemerintah Desa dan masyarakat desa bersama-sama melaksakan pendekatan
untuk ‘membangun desa’ dan ‘desa membangun’ dengan semangat gotong royong serta
memanfaatkan kearifan lokal dan sumber daya alam desa yang ada demi tercapainya
peningkatan kesejahteraan masyarakat desa dan kualitas hidup manusia serta
penanggulangan kemiskinan melalui penyediaan pemenuhan kebutuhan dasar,
pembangunan sarana dan prasarana, pengembangan potensi ekonomi lokal, serta
pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan. (Muhsin Ahmad,
dkk, 2018)
Pada sisi lain cepatnya laju pembangunan global yang tidak seimbang dengan
kesigapan para aktor pembangunan di negeri ini menyebabkan tertinggalnya Indonesia
dalam berbagai aspek, meskipun sumber daya yang ada jumlahnya cukup melimpah.
Disamping itu, masyarakat yang semakin kritis dan semakin kompleks permasalahannya
membutuhkan pelayanan yang semakin baik, terarah, terpadu dan yang terpenting adalah
bagaimana memberdayakan masyarakat dengan segala potensi dan permasalahan yang
dihadapinya. (Muhsin Ahmad, dkk, 2018)
Menyikapi hal tersebut, unsur pemerintahan termasuk di dalamnya para agen
perubahan memiliki peran yang strategis dalam melakukan terobosan-terobosan yang
mengarah pada perbaikan kondisi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Salah satu
cara yang cukup relevan untuk mengkaji kondisi lingkungan pedesaan adalah dengan
penerapan pendekatan Participatory Rural Appraisal (PRA), dengan harapan akan tercipta
suasana kerja yang kondusif, kolaburatif, adaptif dan partisipatif dalam proses
perencanaan pembangunan dan pengelolaan sumber daya yang ada khususnya di wilayah
pedesaan. PRA bisa dikatakan sebagai pendekatan, metode atau teknik, karena di
dalamnya memang terdapat unsur-unsur tersebut. Di dalamnya terdapat beberapa teknik-
teknik identifikasi, pengukuran dan pelibatan partisipatif masyarakat. (Muhsin Ahmad,
dkk, 2018)
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan Metode PRA?
2. Jelaskan Pembuatan Peta Desa?
3. Jelaskan Pembuatan Kalender Musim?
4. Jelaskan Pembuatan Perubahan Dan Kecendrungan?
4
5
C. Tujuan Masalah
1. Apa itu Metode PRA?
2. Mengetahui Pembuatan Peta Desa?
3. Mengetahui Kalender Musim?
4. Mengetahui Pembuatan Perubahan Dan Kecendrungan?
5. Mengetahui Pengkajian Hubungan Lembaga Desa Dengan Diagram Venn?
6. Apa itu Membangun Kerja Untuk Kelancaran Asuhan Kebidanan?
BAB II
PEMBAHASAN
1. Metode PRA
Pengertian
Pra diterjemahkan Penilaian/pengkajian/penelitian keadaan pedesaan secara partisipatif
PRA juga bisa didefinisikan sebagai “sekumpulan teknik dan alat yang mendorong masyarakat
pedesaan untuk turut serta meningkatkan kemampuan dalam menganalisa keadaan mereka
terhadap kehidupan dan kondisinya, agar mereka dapat membuat rencana dan tindakan sendiri”
Istilah PRA sebenarnya sudah cukup lama diterapkan di Indonesia, namun bagi beberapa
kalangan tampaknya masih belum familiar. Mungkin karena banyaknya model pendekatan
pengkajian perencanaan yang digunakan. Kalimat Participatory Rural Appraisal sama saja artinya
dengan “Pemahaman Kondisi Pedesaan Secara Partisipatif”, yakni merupakan pendekatan dalam
merumuskan perencanaan dan kebijakan di wilayah pedesaan dengan cara melibatkan masyarakat
seefektif mungkin. (Putri Aulia, dkk, 2022)
Faktor penentu (impact point) keberhasilan dalam proses pembangunan tergantung pada
unsur manusianya, dalam arti manusia terlibat aktif dalam proses perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan hingga menikmati hasil pembangunan tersebut. Dengan pendekatan PRA ini,
diharapkan sebagian besar penduduk Indonesia yang sebagian besar berada di wilayah pedesaan,
mampui menjadikan pendekatan ini sebagai peluang untuk melibatkan masyarakat, serta dapat
dicapainya kesesuaian dan ketepatgunaan program bagi masyarakat sehingga keberlanjutan
program lebih terjamin. Pada intinya PRA adalah merupakan pendekatan yang memungkinkan
masyarakat desa untuk saling berbagi, meningkatkan, dan menganalisis pengetahuan mereka
tentang kondisi dan kehidupan desa, serta membuat rencana dan tindakan secara partisipatif
Tujuan Penerapan PRA
1. Tujuan Praktis (jangka pendek)
Menyelenggarakan kegiatan bersama masyarakat untuk mengupayakan pemenuhan kebutuha
praktis dan peningkatan kesejahteraan
2. Tujuan strategis:
a. Pemberdayaan masyarakat
Menguatkan masyarakat dengan cara memberikan dorongan kepada masyarakat
agar menggali potensi dirinya dan berani bertindak memperbaiki kualitas hidupnya.
Caranya melalui pembelajaran yang terus menerus selama kita mengembangakan
program.
b. Perubahan social
Perubahan cara-cara hidup dalam masyarakat, baik karena sebab-sebab dari dalam
masyarakatnya sendiri maupun sebab-sebab dari luar (sistem, struktur, dan culture).
Perubahan sosial merupakan tujuan mendasar metode PRA.
6
7
Adapun tahapan-tahapan pelaksanaan PRA yang disarikan dari berbagai sumber bacaan dan
berdasarkan pengalaman penulis sendiri secara ringkas adalah sebagai berikut :
A. SEJARAH DESA
8
Desa berasal dari istilah dalam bahasa Sansekerta yang berarti tanah tumpah darah. menurut definisi
universal, desa adalah kumpulan dari beberapa permukiman di area pedesaan atau rural area. Istilah desa di
Indonesia merujuk kepada pembagian wilayah administratif yang berada di bawah kecamatan dan dipimpin
oleh seorang Kepala Desa. Awal sejarah terbentuknya desa diawali dengan terbentuknya kelompok
masyarakat akibat sifat manusia sebagai makhluk sosial yang memiliki dorongan kodrat atau kepentingan
yang sama dari bahaya luar. Kapan awal pembentukan desa hingga sekarang sulit diketahui secara pasti.
(Muhsin Ahmad, dkk, 2018)
Dalam penjelasan Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa, dijelaskan bahwa
Pemerintah Desa dan masyarakat desa bersama-sama melaksakan pendekatan untuk ‘membangun
desa’ dan ‘desa membangun’ dengan semangat gotong royong serta memanfaatkan kearifan lokal
dan sumber daya alam desa yang ada demi tercapainya peningkatan kesejahteraan masyarakat
desa dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan melalui penyediaan
pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana, pengembangan potensi
ekonomi lokal, serta pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan.
Pada sisi lain cepatnya laju pembangunan global yang tidak seimbang dengan kesigapan
para aktor pembangunan di negeri ini menyebabkan tertinggalnya Indonesia dalam berbagai
aspek, meskipun sumber daya yang ada jumlahnya cukup melimpah. Disamping itu, masyarakat
yang semakin kritis dan semakin kompleks permasalahannya membutuhkan pelayanan yang
semakin baik, terarah, terpadu dan yang terpenting adalah bagaimana memberdayakan
masyarakat dengan segala potensi dan permasalahan yang dihadapinya.
Menyikapi hal tersebut, unsur pemerintahan termasuk di dalamnya para agen perubahan
memiliki peran yang strategis dalam melakukan terobosan-terobosan yang mengarah pada
perbaikan kondisi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Salah satu cara yang cukup relevan
untuk mengkaji kondisi lingkungan pedesaan adalah dengan penerapan pendekatan Participatory
Rural Appraisal (PRA), dengan harapan akan tercipta suasana kerja yang kondusif, kolaburatif,
adaptif dan partisipatif dalam proses perencanaan pembangunan dan pengelolaan sumber daya
yang ada khususnya di wilayah pedesaan. PRA bisa dikatakan sebagai pendekatan, metode atau
teknik, karena di dalamnya memang terdapat unsur-unsur tersebut. Di dalamnya terdapat
beberapa teknik-teknik identifikasi, pengukuran dan pelibatan partisipatif masyarakat.
C. PEMBUATAN PETA DESA
Pemetaan desa merupakan salah satu Teknik PRA yang memberikan sudut pandang baru bagi
masyarakat. Masyarakat difasilitasi untuk melihat potensi yang dapat dimanfaatkan untuk
perubahan. Pembuatan peta desa juga bermanfaat bagi orang luar, yakni memberikan gambaran
suatu wilayah yang memiliki masalah. Perlu adanya kajian informasi agar informasi yang
didapatkan akurat dan menggambarkaan keadaan yang nyata, yaitu peta sumber desa, peta sumber
daya alam desa, dan peta khusus. Pemetaan desa pada esensinya bertujuan untuk memfasilitasi
masyarakat dengan melakukan pengkajian (Muhsin et al., 2018)
Pembuatan pemetaan desa dalam program PRA pada esensinya bertujuan untuk
memfasilitasi masyarakat dengan melakukan pengkajian. Bentuk pengkajian di sini berupa
9
pengkajian kondisi desa, mengkaji SDM dan SDA serta mengkaji sebab akibat masalah yang
terjadi di desa tersebut. Secara tidak langsung, pemetaan desa juga dapat menjadi ajang untuk
memfasilitasi masyarakat dalam mengungkap batas wilayah, menggali potensi sumber daya desa
dan mengungkapkan lokasi sumber daya desa. (Muhsin Ahmad, dkk, 2018)
Peta desa menjadi salah satu sumber informasi untuk membuat program PRA. Peta desa
akan diperoleh di kantor kelurahan desa, umumnya di pasang di dinding kelurahan. Peta yang
digunakan dalam PRA adalah peta yang dibuat oleh masyarakat. Masyarakat yang membuat peta
tersebut berdasarkan informasi dan kondisi permasalahan yang ada di sana. Bentuk peta desa
dapat berbentuk peta hidrologi, topografi dan peta rencana kawasan. Tidak hanya itu, ada juga
peta sosial yang menunjukkan penyebaran penduduk. Peta sosial ini sering digunakan untuk
menunjukkan penyebaran macam-macam suku dan bahasa.
Teknik pembuatan peta desa sengaja dibuat oleh masyarakat sebagai media untuk
mengambarkan kondisi suatu wilayah lingkungan. Misalnya menggambarkan hasil panen
pertanian, menggambarkan jenis tanah dan sebagainya. Pembuatan peta ini pun dapat dibuat
dalam bentuk sketsa.
Tujuan
1. Diketahuinya kondisi, potensi lingkungan dan masalah yang ada dalam wilayah desa;
2. Menjadi bahan pertimbangan dalam menyusun program dan tata ruang pembangunan.
Data yang diambil : Sumberdaya Alam, Batas Wilayah, Perumahan, Tata Letak Lahan, Tata
Letak Sarana dan Prasarana.
Tahapan Pembuatan Peta
1. Sepakatilah tentang topik peta
2. Sepakatilah tentang simbol-simbol yang akan digunakan
3. Menyiapkan bahan yang dibutuhkan
4. Gambarlah batas-batasan wilayah dan beberapa titik tertentu (misalnya jalan, sungai,
rumah ibadah, sekolah, pasar, kantor desa)
5. Melengkapi peta dengan detail-detail sesuai topik peta
6. Diskusilah lebih lanjut tentang keadaan, masalah-masalah, sebabnya serta akibatnya
7. Menyimpulkan apa yang dibahas dalam diskus
8. Pencatat mendokumentasi semua hasil diskusi
Peta di atas tanah merupakan peta yang banyak digunakan oleh banyak orang. Peta di
atas tanah banyak digunakan karena mudah diterapkan. Sayangnya, peta jenis ini tidak
tepat digunakan dalam bentuk forum diskusi, dikarenakan tidak memungkinkan
karena perlu menggambar ulang di kertas untuk dibawa ke forum diskusi.
b) Pemetaan di Atas Kertas
Pemetaan yang digambar di atas kertas. Bahan yang diperlukan cukup menggunakan
pensil. Sedangkan untuk penggunaan simbol atau tanda peta bisa menggunakan
kacang-kacangan, kerikil, dedaunan dan masih banyak lagi yang bisa dimanfaatkan.
Kemudian simbol dari hasil Sumber Daya Alam (SDA) tersebut dapat jiplak di atas
kertas, kemudian hasil jiplakan tersebut warnai menggunakan pensil warna. Bisa juga
selama pembuatan langsung menggambar tanpa menggunakan hasil SDA.
Kelebihan pembuatan peta di atas kertas dapat dibawa kemanamana. Terutama dapat
dibawa untuk diskusi ke mana pun. Sayangnya, proses pembuatan peta di atas kertas
harus digambar dengan sangat detail. Karena di dalam peta tersebut kita akan
membuat keterangan dari simbol-simbol yang kita tulis.
c) Membuat Maket (Model)
Cara membuat peta bisa juga dengan memuat maket atau model. Dari segi penampilan,
cara ini dianggap lebih menarik karena dapat menyerupai bentuk yang sebenarnya.
11
Hanya saja, selama proses pembuatan memakan waktu yang lama dan membutuhkan
persiapan yang sangat matang.
Indonesia sebagai negara tropis yang hanya mengenal 2 musim, yaitu musim kemarau dan
musim hujan. Musim inilah yang akan mempengaruhi musim tanam petani. Perubahan dua
musim yang tidak tentu juga akan memengaruhi hasil panen. Kabar paling buruk dari perubahan
musim adala gagal panen dan paceklik. Dinamika semacam inilah yang akan mempengaruhi
kalender musim masyarakat yang berprofesi sebagai petani.
Tujuan
Diketahuinya kegiatan, peristiwa, masalah dan peluang dalam suatu siklus waktu.
Data yang diambil
1. Iklim,
12
2. Pola tanam
3. Hama penyakit
4. Musim ikan,
5. Harga, dan
6. Pergantian usaha.
Kegiatan-kegiatan dalam daur kehidupan masyarakat desa sangat dipengaruhi siklus musim.
Kalender musim menunjukkan perubahan dan perulangan keadaan-keadaan seperti cuaca, musim
ikan, pembagian tenaga kerja, keberadaan hama dan penyakit dan lain-lain, dalam satu kurun
waktu tertentu (musiman). Hasilnya, yang digambar dalam suatu ‘kalender’ dengan bentuk
matriks, merupakan informasi penting sebagai dasar pengembangan rencana program. Kalender
musim dapat dibuat di atas kertas atau di tanah. Sering kali dipakai simbol-simbol. Untuk simbol
tersebut dapat dimanfaatkan biji-bijian, daun-daunan, batu-batuan dan lain-lain. Kalau digambar di
tanah, hasilnya harus digambar kembali di atas kertas. Tahapan dalam pelaksanaan meliputi:
1. Gambarlah (masyarakat) sebuah kalender dengan 12 bulan (atau 18 bulan) sesuai kebutuhan.
Tidak perlu mengikuti kalender tahunan, bisa mulai pada bulan lain, misalnya sesuai musim
tanam.
2. Diskusi umum tentang jenis-jenis kegiatan serta keadaan apa yang paling sering terjadi pada
bulan-bulan tertentu dan apakah kegiatan itu selalu terulang dari tahun ke tahun.
3. Gambarlah kegiatan-kegiatan utama serta keadaan-keadaan kritis yang berakibat besar bagi
masyarakat dalam kalender (menyepakati tentang simbol-simbol dulu).
4. Mendiskusikan lebih lanjut tentang keadaan, masalah-masalah, sebabnya serta akibatnya.
5. Menyesuaikan gambaran dengan hasil diskusi.
6. Menyimpulkan apa yang dibahas dalam diskusi.
7. Pencatat mendokumentasi semua hasil diskusi dan kalau pembuatan kalender dan diskusi
sudah selesai, kalender digambar kembali di atas kertas (secara lengkap dan sesuai gambar
masyarakat). (niputuDk, 2016)
Perubahan di desa berasal dari dua arah, yaitu dari dalam desa itu sendiri dan dari luar
desa. Sudah menjadi hukum alam, bahwa setiap masyarakat akan mengalami perubahan-
perubahan keadaan dengan sendirinya, baik itu kearah kemajuan dtau kemunduran
(kemerosotan). Hal tersebut disebabkan oleh dinamika hidup masyarakat, seperti: berkembang
biak; berlangsungnya perang antar kelompok, antar suku, atau antar bangsa; menghabiskan
sumberdaya alam; membudidayakan tanaman dan hewan; penemuan teknologi baru yang bersifat
lokal, dan sebagainya. Sejalan dengan perkembangan teknologi moderen, serta perkembangan
jaringan transportasi dan komunikasi, semakin hari perubahan yang terjadi di desa akan datang
lebih cepat akibat pengaruh dari luar (terutama dari kota). Arah perubahan tersebut juga dapat
berakibat terjadinya kemajuan atau kemunduran (kemerosotan) keadaan masyarakat suatu desa.
Memahami perubahan-perubahan yang terjadi di desa dan memahami kecenderungan
perubahan tersebut sangat berharga bagi perencanaan dan pelaksanaan kegiatan program
pembangunan desa dalam jangka panjang. Teknik pembuatan bagan kecenderungan dan dan
perubahan adalah teknik PRA yang dapat menggambarkan perubahan-perubahan berbagai
keadaan, kejadian, serta kegiatan masyarakat dari waktu ke waktu. Dari besarnya perubahan hal-
hal yang diamati, yang dapat berarti berkurang, tetap, atau bertambah, kita dapat memperoleh
gambaran adanya kecenderungan umum perubahan yang akan berlanjut di masa depan.
Langkah-langkah penerapan :
1. Terangkan maksud dan proses pelaksanaan kegiatan.
2. Mulailah diskusi dengan topik yang ringan, misalnya tentang tanaman padi yang menjadi
perhatian utama bagi petani.
3. Bahas sebuah topik hingga selesai kemudian lanjutkan dg topik yg lai
4. Ajak masyarakat utk mendiskusikan
a. Perubahan-perubahan penting yg terjadi di desa
b. Apa sebab-sebab terjadinya peru-bahan-perubahan tsb.
5. 5. Setelah cukup tergambarkan, sepakati dengan peserta :
a. Topik-topik utama (perubahan-perubahan penting)
b. Simbol topik-topik bahasan yang di cantumkan dalam bagan
c. Selang waktu yang akan di cantumkan
6. 6. Mintalah masyarakat untuk membuat bagan di atas kertas besar yang di tempelkan di
dinding beserta hasil topik –topik informasi sesuai hasil diskusi.
7. Lakukan diskusi bagan perubahan lebih lanjut :
a. Apa akibat dari perubahan-perubahan (yg sudah dan akan terjadi )
b. Apakah ada hubungannya sebab akibat diantara perubahan
c. Apakah perubahan itu akn berlanjut terus diwaktu yg akan dating
8. Catatlah seluruh masalah, potensi, informasi yang muncul dalam diskusi
9. Cantumkan nama-nama peserta diskusi ( jml l/p, latar belakang peserta ).
kegiatan masyarakat dari waktu ke waktu. Hasilnya digambar dalam suatu matriks. Dari
besarnya perubahan hal-hal yang diamati dapat diperoleh gambaran adanya kecenderungan
umum perubahan yang akan berlanjut di masa depan. Demikian Bagan Perubahan memfasilitasi
masyarakat untuk memperkirakan arah kecenderungan umum dalam jangka panjang serta
mengantisipasi kecenderungan tersebut. Hasilnya adalah bagan/matriks perubahan dan
kecenderungan yang umum desa atau yang berkaitan dengan topik tertentu, misalnya hasil
panen, jumlah penebaran ikan, cuaca dan lain-lain. Hasil Bagan Perubahan dan Kecenderungan
digambar atas kertas, papan tulis atau di tanah. Tahapan pembuatan Bagan Perubahan meliputi:
a. Pengaruh lembaga tokoh masyarakat yang ada di wilayah terhadap kehidupan dan
persoalan warga masyarakat, baik laki-laki maupun perempuan.
b. Tingkat kepedulian dan frekwensi lembaga/tokoh masyarakat dalam membantu
memecahkan persoalan yang dihadapi oleh warga masyarakat
1. Penyusunan Rencana
2. Analisis Situasi
3. Komunikasi Awal
4. Membangun Kerja Sama
5. Komunikasi Terbuka
6. Pemahaman Bersama
7. Negosiasi yang Konstruktif
8. Pembagian Peran dan Tanggung Jawab
9. Pembangunan Hubungan
10. Dengan menerapkan teknik-teknik ini secara efektif
PENUTUP
KESIMPULAN
Untuk mendukung implementasi Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa, yang
di dalamnya mengangkat tentang semangat gotong royong dalam rangka pemanfaatan sumber daya
alam demi tercapainya peningkatan kesejahteraan masyarakat desa secara berkelanjutan, maka
salah satu pendekatan yang cukup relevan dalam melakukan pengkajian kondisi wilayah pedesaan
adalah pendekatan Participatory Rural Appraisal (PRA) karena cukup ampuh untuk
mengidentifikasi potensi, mengidentifikasi permasalahan serta merumuskan alternatif solusi yang
tepat secara partisipatif.
SARAN
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah
ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dapat memberikan kritik dan saran
yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di
kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya
juga para pembaca yang budiman pada umumnya
18
DAFTAR PUSTAKA
19