Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH KONSEP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Disusun Oleh Kelompok 1 :

Bagus Andrianto 2014301008


Khoirun Nisa Fadhila 2014301018
Mutiara Lintang 2014301021
Ning Agustina 2014301023
Ambar Sekar Ayu 2014301042

Dosen Pengampu : Ns. Sunarsih, S.Kep.,MM

Mata Kuliah : Pemberdayaan Masyarakat

REGULER 1 TINGKAT 3
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN
JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES TANJUNGKARANG
TAHUN AJAR 2022/2023

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya serta memberikan perlindungan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyusun
makalah dengan judul “Konsep Pemberdayaan Masyarakat”. Dimana makalah ini sebagai salah
satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pemberdayaan Masyarakat

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa selama penyusunan makalah ini, penulis banyak
menemukan kesulitan dikarenakan keterbatasan referensi dan keterbatasan penulis sendiri.
Dengan adanya kendala dan keterbatasan yang dimiliki penulis maka penulis berusaha
semaksimal mungkin untuk menyusun makalah dengan sebaik-baiknya.

Dalam kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi perbaikan yang lebih
baik di masa yang akan datang.

Bandar Lampung, 9 Januari 2023

Kelompok 1

3
Daftar Isi
Hal
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................3
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................4
BAB I........................................................................................................................................................5
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................5
1.1 Latar Belakang................................................................................................................................5
1.2 Tujuan.............................................................................................................................................8
BAB II.......................................................................................................................................................9
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................9
2.1 Pengertian........................................................................................................................................9
2.2 Tujuan.............................................................................................................................................9
2.3 Bentuk...........................................................................................................................................11
2.4 Prinsip...........................................................................................................................................11
BAB III...................................................................................................................................................17
PENUTUP...............................................................................................................................................17
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................................17
3.2 Latihan Soal...................................................................................................................................17
BAB IV...................................................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................21

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesejahteraan masyarakat menurut United Nations Development Program (UNDP)
diukur dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM merupakan indikator komposit
dari tiga indikator sektor pembangunan: pen- didikan, kesehatan, dan ekonomi. IPM
Indonesia tahun 2010 berada pada peringkat 108, sementara tahun 2011 turun ke peringkat
124. Fakta ini menunjukkan makin merosotnya kualitas hidup manusia Indonesia.
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Millenium Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
sepakat untuk mengadopsi Deklarasi Milenium. Tujuan Deklarasi disebut Tujuan
Pembangunan Milenium (Millennium Development Goals-MDGs), menempatkan manusia
sebagai fokus utama pembangunan.Menurut Susilo,Indonesia berkali-kali masuk kategori
negara yang lamban dalam mencapai MDGs. Sumber kelambanan ditunjukkan dari masih
tingginya angka kematian ibu dan angka kematian balita, belum teratasinya laju penularan
HIV/AIDS, rendahnya pe- menuhan air bersih dan sanitasi yang buruk, belum adanya
pengakuan inisiatif masyarakat, pemerintah RI belum pernah mendorong rasa
kepemilikan bersama MDGs kepada rakyatnya, sangat kuat kesan bahwa pencapaian
MDGs identik dengan pelaksanaan program pemerintah. Menyimak kenyataan
tersebut, sejak tahun 2006, Departemen Kesehatan RI melakukan upaya terobosan
yang memiliki daya ungkit bagi peningkatan derajat kesehatan penduduk Indonesia dan
untuk akselerasi pencapaian MDGs yaitu melalui kebijakan program Desa Siaga. Desa
Siaga adalah suatu kondisi masyarakat desa yang memiliki kesiapan sumber daya dan
kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah kesehatan, bencana
dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri.

Sementara itu, menurut pemerintah RI dan United Nations International Children’s


Emergency Funds, pemberdayaan masyarakat adalah segala upaya fasilitas yang bersifat
noninstruktif untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat agar mampu
mengidenti- fikasi masalah, merencanakan, dan melakukan pemecahannya dengan
memanfaatkan potensi setempat dan fasilitas yang ada, baik dari instansi lintas sektor
maupun LSM dan tokoh masyarakat.

Sepuluh model pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan diformulasikan sebagai


berikut. Pertama, model pengembangan lokal yaitupemberdayaan masyarakat sejalan

5
dengan model pengembangan lokal sebagai upaya pemecahan masalah masyarakat melalui
partisipasi masyarakat dengan pengembangan potensi dan sumber daya lokal. Kedua,
model promosi kesehatan dilakukan melalui empat pendekatan, yaitu persuasi (bujukan/
kepercayaan) kesehatan, konseling personal dalam kese- hatan, aksi legislatif, dan
pemberdayaan masyarakat. Ketiga, model promosi kesehatan perspektif multidisiplin
mempertimbangkan lima pendekatan meliputi medis, perilaku, pendidikan,
pemberdayaan, dan perubahan sosial.Keempat,model pelayanan kesehatan primer berbasis
layanan masyarakat menurut Ife, masyarakat harus bertanggung jawab dalam
mengidentifikasi kebu- tuhan dan menetapkan prioritas, merencanakan dan memberikan
layanan kesehatan, serta memantau dan mengevaluasi layanan kesehatan.Kelima, model
pem- berdayaan masyarakat meliputi partisipasi, kepemim- pinan, keterampilan,
sumber daya, nilai-nilai, sejarah, jaringan, dan pengetahuan masyarakat.Keenam, model
pengorganisasian masyarakat yaitu hubungan antara pemberdayaan, kemitraan, partisipasi,
responsitas budaya, dan kompetensi komunitas. Ketujuh, model determinan sosial ekonomi
terhadap kesehatan meliputi pendidikan, pekerjaan, pendapatan, dan modal atau kekayaan
yang berhubungan satu sama lain dengan kesehatan.Kedelapan, model kesehatan dan
ekosistem masyarakat interaksi antara masyarakat, lingkungan, dan ekonomi
dengan kesehatan.Kesembilan, model

6
determinan lingkungan kesehatan individual dan masyarakat determinan
lingkungan kesehatan individual meliputi lingkungan psikososial, lingkungan mikrofisik,
lingku- ngan ras/kelas/gender, lingkungan perilaku, dan lingku- ngan kerja.Sementara itu,
determinan lingkungan ke- sehatan masyarakat meliputi lingkungan politik/ekono- mi,
lingkungan makrofisik, tingkat keadilan sosial dan keadilan dalam masyarakat, serta
perluasan kontrol dan keeratan masyarakat. Kesembilan, model penanggulang- an
penyakit berbasis keluarga yaitu pemeliharaan kesehatan dilakukan secara swadaya dan
mandiri oleh kelu- arga melalui penumbuhan kesadaran, peningkatan pengetahuan,dan
keterampilan memelihara kesehatan.Kesepuluh,model pembangunan kesehatan masyarakat
desa (PKMD).

7
1.2 Tujuan
a. Untuk mengetahui Konsep Dasar Pemberdayaan Masyarakat
b. Untuk mengetahui indikator keberdayaan
c. Untuk mengetahui pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan
d.

8
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Pemberdayaan masyarakat adalah suatu upaya atau proses untuk
menumbuhkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat dalam
mengenali, mengatasi, memelihara, melindungi, dan meningkatkan kesejahteraan
mereka sendiri.
Menurut Mubarak, pemberdayaan masyarakat dapat diartikan sebagai
upaya untuk memulihkan atau meningkatkan kemampuan suatu komunitas untuk
mampu berbuat sesuai dengan harkat dan martabat mereka dalam melaksanakan
hak-hak dan tanggung jawabnya selaku anggota masyarakat.
Dalam bidang kesehatan, pemberdayaan masyarakat adalah suatu upaya
atau proses untuk menumbuhkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
masyarakat dalam memelihara, dan meningkatkan kesehatan.
Dalam kaitan dengan konsep pemberdayaan masyarakat, banyak pakar
yang membahas hal ini. Salah satunya adalah Payne, yang mengemukakan bahwa
pemberdayaan (empowerment) pada intinya ditujukan guna membantu klien
memperoleh daya untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan yang
akan ia lakukan yang terkait dengan diri mereka, termasuk mengurangi efek
hambatan pribadi dan sosial dalam melakukan tindakan.

2.2 Tujuan
Tujuan pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan yaitu:
1) Tumbuhnya kesadaran, pengetahuan, dan pemahaman akan kesehatan bagi
individu, kelompok, atau masyarakat
2) Timbulnya kemauan dan kehendak ialah sebagai bentuk lanjutan dari
kesadaran dan pemahaman terhadap objek, dalam hal ini kesehatan
3) Timbulnya kemampuan masyarakat di bidang kesehatan yang berarti
masyarakat, baik secara individu maupun kelompok telah mampu

9
mewujudkan kemauan atau niat kesehatan mereka dalam bentuk tindakan
atau perilaku sehat

Adapun menurut Mardikanto “2014:202”, terdapat enam tujuan pemberdayaan


masyarakat yaitu:
2.1 Perbaikan Kelembagaan “Better Institution”
Dengan perbaikan kegiatan/tindakan yang dilakukan, diharapkan akan
memperbaiki kelembagaan, termasuk pengembangan jejaring kemintraan
usaha.
2.2 Perbaikan Usaha “Better Business”
Perbaikan pendidikan “semangat belajar”, perbaikan aksesibisnislitas,
kegiatan dan perbaikan kelembagaan, diharapkan akan memperbaiki bisnis
yang dilakukan.
2.3 Perbaikan Pendapatan “Better Income”
Dengan terjadinya perbaikan bisnis yang dilakukan, diharapkan akan dapat
memperbaiki pendapatan yang diperolehnya, termasuk pendapatan
keluarga dan masyarakat.
2.4 Perbaikan Lingkungan “Better Environment”
Perbaikan pendapatan diharapkan dapat memperbaiki lingkungan “fisik
dan sosial” karena kerusakan lingkungan seringkali disebabkan oleh
kemiskinan atau pendapatan yang terbatas.
2.5 Perbaikan Kehidupan “Better Living”
Tingkat pendapatan dan keadaan lingkungan yang membaik, diharapkan
dapat memperbaiki keadaan kehidupan setiap keluarga dan masyarakat.
2.6 Perbaikan Masyarakat “Better Community”
Kehidupan yang lebih baik yang didukung oleh lingkungan “fisik dan
sosial” yang lebih baik, diharapkan akan terwujud ke kehidupan
masyarakat yang lebih baik pula.

1
0
2.3 Bentuk
1) Pemberdayaan Politik, yang bertujuan meningkatkan daya tawar
(bargaining position) yang diperintah terhadap pemerintah. Hal ini
dimaksudkan agar yang diperintah mendapatkan apa yang menjadi haknya
dalam bentuk barang, jasa, layanan, dan kepedulian tanpa merugikan pihak
lain.

2) Pemberdayaan sosial-budaya, bertujuan meningkatkan kemampuan


sumber daya manusia melalui investasi sumber daya manusia (human
investmen) guna meningkatkan nilai manusia, penggunaan, dan perakuan
yang adil terhadap manusia.

3) Pemberdayaan lingkungan, dimaksudkan sebagai program perawatan dan


pelestarian lingkungan agar pihak yang diperintah dan lingkungan mampu
beradaptasi secara kondusif dan saling menguntungkan.

4) Pemberdayaan ekonomi, diperuntukan sebagai upaya meningkatkan


kemampuan yang diperintah sebagai konsumen agar berfungsi sebagai
penanggung diri dampak negatif pertumbuhan, pembayaran resiko salah
urus, pemikul beban pembangunan, kegagalan program, dan akibat
kerusakan lingkungan.

2.4 Prinsip
Terdapat empat prinsip yang sering digunakan untuk suksesnya program
pemberdayaan yaitu prinsip kesetaraan, pasrtisipasi, keswadayaan atau
kemandirian dan berkelanjutan “Najiati dkk, 2005:54”, adapun penjelasan
terhadap prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat tersebut ialah sebagai berikut:

1) Prinsip Kesetaraan

1
1
Prinsip utama yang harus dipegang dalam proses pemberdayaan
masyarakat ialah adanya kesetaraan atau kesejajaran kedudukan antara
masyarakat dengan lembaga yang melakukan program-program
pemberdayaan masyarakat, baik laki-laki maupun perempuan.
Dinamika yang dibangun ialah hubungan kesetaraan dengan
mengembangkan mekanisme berbagai pengetahuan, pengalaman, serta
keahlian satu sama lain. Masing-masing saling mengakui kelebihan
dan kekurangan, sehingga terjadi proses saling belajar.

2) Partisipasi
Program pemberdayaan yang dapat menstimulasi kemandirian
masyarakat ialah program yang sifatnya partisipatif, direncanakan,
dilaksanakan, diawasi dan dievaluasi oleh masyarakat. Namun untuk
sampai pada tingkat tersebut perlu waktu dan proses pendampingan
yang melibatkan pendamping yang berkomitmen tinggi terhadap
pemberdayaan masyarakat.

3) Keswadayaan Atau Kemandirian


Prinsip keswadayaan ialah menghargai dan mengedepankan
kemampuan masyarakat dari pada bantuan pihak lain. Konsep ini tidak
memandang orang miskin sebagai objek yang tidak berkemampuan
“the have not”, melainkan sebagai subjek yang memiliki kemampuan
sedikit “the have little”.

Mereka memiliki kemampuan untuk menabung pengetahuan yang


mendalam tentang kendala-kendala usahanya, mengetahui kondisi
lingkungannya, memiliki tenaga kerja dan kemauan serta memiliki
norma-norma bermasyarakat yang sudah lama dipatuhi. Semua itu
harus digali dan dijadikan modal dasar bagi proses pemberdayaan.
Bantuan dari orang lain yang bersifat materiil harus dipandang sebagai

1
2
penunjang sehingga pemberian bantuan tidak justru melemahkan
tingkat keswadayaannya.

4) Berkelanjutan
Program pemberdayaan perlu dirancang untuk berkelanjutan, sekalipun
pada awalnya peran pendamping lebih dominan dibanding masyarakat
sendiri. Tapi secara perlahan dan pasti, peran pendamping akan makin
berkurang, bahkan akhirnya dihapus, karena masyarakat sudah mampu
mengelola kegiatannya sendiri.

2.1 Proses Pemberdayaan Masyarakat


Miley and DuBois (shera dan wells,1993:3) menjelaskan bahwa “through
dialogue,woker develop collaborative partnership with clients,articulate
the aspects of challenging situation and define the purposes to locate
resources on which to construct plans for change. For
development,workers and clients activate interpersonal and institutional
resources,forge connections with other persons and system and create new
opportunities to distribute the resources of just society”.
Dalam upaya agar masyarakat berdaya maka memerlukan intervensi. Ada
beberapa tahapan intervensi yang direncanakan agar tercapai keberhasilan
pemberdayaan tersebut. Tahapan yang dilakukan lebih dekat sebagai
upaya pengembagan masyarakat. Pengembangan masyarakat yang
dilakukan dengan harapan berujung pada terealisasinya proses
pemberdayaan masyarakat (Zubaedi,2007). Menurut Adi (2013) tahapan
dalam proses pengembangan masyarakat, yaitu:

1) Tahapan Persiapan (Engagement)


Tahap persiapan dalam kegiatan pengembangan masyarakat terdiri dari 2
hal yaitu,persiapan petugas dan persiapan lapangan. Persiapa petugas
diperlukan untuk menyamakan persepsi antar anggota tim sebagai pelaku
perubahan mengenai pendekatan apa yang akan dipilih dalam melakukan

1
3
pengembangan masyarakat. Sementara,persiapan lapangan dilakukan
melalui studi kelayakan terhadap daerah yang akan dijadikan sasaran,baik
dilakukan secara formal maupun nonformal. Jika sudah ditemukan daerah
yang ingin dikembangkan,petugas harus mencoba menerobos jalur formal
untuk mendapatkan perijinan dari pihak terkait. Disamping itu,petugas
juga harus menjalin kontak dengan tokoh-tokoh informal agar hubungan
dengan masyarakat dapat terjalin dengan baik.

2) Tahapan Pengkajian (Assessment)


Proses pengkajian yang dilakukan dengan mengidentifikasi masalah atau
kebutuhan yang diekspresikan dan sumber daya yang dimiliki komunitas
sasaran. Masyarakat dilibatkan secara aktif agar permasalahan yang keluar
adalah dari pandangan mereka sendiri,dan petugas memfasilitasi warga
untuk menyusun prioritas dari permasalahan yang mereka sampaikan.
Hasil pengkajian ini akan ditindaklanjuti pada tahap berikutnya,yaitu tahap
perencanaan.

3) Tahapan Perencanaan Alternatif Kegiatan (Planning)


Pada tahap ini petugas secara partisipatif mencoba melibatkan warga untuk
berpikir tentang masalah yang mereka hadapi,bagaimana cara
mengatasinya serta memikirkan beberapa alternative program dan kegiatan
yang dapat dilakukan.

4) Tahapan Formulasi Rencana Aksi (action Plan Formulation)


Pada tahap ini petugas membantu masing-masing kelompok untuk
merumuskan dan menentukan program dan kegiatan yang akan mereka
lakukan guna mengadaptasi permasalahan yang ada.
Pada tahapan ini diharapkan petugas dan masyarakat sudah dapat
membayangkan dan menulis tujuan jangka pendek tentang apa yang akan
dicapai dan bagaimana mencapai tujuan tersebut.

1
4
5) Tahapan Implementasi Kegiatan (Implementation)
Tahap pelaksanaan ini merupakan salah satu tahap yang paling penting
dalam proses pengembangan masyarakat,karena sesuatu yang sudah
direncanakan dengan baik dapat melenceng dalam pelaksanaan dilapangan
bila tidak ada kerjasama antara pelaku perubahan dan warga masyarakat
maupun kerjasama antar warga.

6) Tahapan Evaluasi (Evaluation)


Evaluasi sebagai proses pengawasan dari warga dan petugas terhadap
program yang sedang berjalan. Pada tahap ini sebaiknya melibatkan warga
untuk melakukan pengawasan secara internal agar dalam jangka panjang
diharapkan membentuk suatu system dalam masyarakat yang lebih
mandiri dengan memanfaatkan sumber daya yang ada. Evaluasi
dimaksudkan untuk memberikan umpan balik bagi perbaikan kegiatan.

7) Tahapan Terminasi (Termination)


Tahapan ini merupakan tahapan perpisahan hubungan secara formal
dengan komunitas sasaran. Teriminasi dilakukan seringkali bukan karena
masyarakat sudah dianggap mandiri,tetapi karena proyek sudah harus
dihentikan karena sudah melebihi jangka waktu yang telah ditetapkan
sebelumnya atau karena anggaran sudah selesai dan tidak ada penyandang
dana yang dapat dan mau meneruskan program tersebut.

2.1 Indikator Hasil Pemberdayaan Masyarakat


Untuk mengukur keberhasilan pemberdayaan masyarakat di bidang
kesehatan masyarakat, dapat menggunakan indikator sebagai berikut :
1) Input

 Sumber daya manusia, yakni tokoh atau pemimpin masyarakat baik


tokoh formal maupun informal

1
5
 Besarnya dana yang digunakan, baik dana yang berasal dari kontribusi
masyarakat setempat maupun dana yang diperoleh dari bantuan di luar
masyarakat tersebut.
 Bahan-bahan, alat-alat atau materi lain yang digunakan untuk
menyokong kegiatan pemberdayaan masyarakat tersebut.

2) Proses

 Jumlah penyuluhan kesehatan dilaksanakan


 Frekuensi dan jenis pelatihan dilaksanakan
 Jumlah tokoh masyarakat atau kader kesehatan yang dilatih sebagai
motivator
 Pertemuan- pertemuan masyarakat dalam rangka perencanaan dan
pengambilan keputusan

3) Output

 Jumlah dan jenis UKBM (upaya kesehatan yang bersumber daya


masyarakat), missal : Posyandu, Polindes, Pos Obat Desa, dana Sehat,
dan sebagainya.
 Jumlah orang atau anggota masyarakat yang telah meningkat
pengetahuan dan perilakunya tentang kesehatan.
 Jumlah anggota keluarga yang mempunyai usaha untuk meningkatkan
pendapatan keluarga
 Meningkatkan fasilitas-fasilitas umum di masyarakat

4) Outcome

 Menurunnya angka kesakitan dalam masyarakat


 Menurunnya angka kematian umum dalam masyarakat
 Menurunnya angka kelahiran dalam masyarakat
 Meningkatnya status gizi anak balita dalam masyarakat

1
6
2.2 Pemberdayaan Masyarakat Di Bidang Kesehatan
Pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan diantaranya :
1) Pos Pelayanan Terpadu (POSYANDU)
Lima program prioritas: KB, KIA, Imunisasi, dan penanggulangan diare,
perbaikanGizi. Kegiatan posyandu lebih dikenal dengan sistem lima meja:
 Meja satu: pendaftaran
 Meja dua: penimbangan
 Meja tiga: pengisian kartu menuju sehat
 Meja empat: penyuluhan kesehatan, pemberian oralit, vit A,
danTablet Fe
 Meja lima: pelayanan kesehatan yang meliputi imunisasi,
pemeriksaan kesehatan dan pengobatan serta pelayanan keluarga
berencana.

2) Pondok Bersalin Desa (POLINDES)


Kegiatan POLINDES antara lain:
melakukan pemeriksaan (ibu hamil, ibu nifas, ibumenyusui, bayi dan
balita), memberikan imunisasi, penyuluhan kesehatan masyarakatterutama
kesehatan ibu dan anak, serta pelatihan dan pembinaan kepada kader
danmasyarakat.

3) Pos Obat Desa (POD) atau Warung Obat Desa (WOD) POD merupakan
perwujudan peran serta masyarakat dalam pengobatan sederhana terutama
penyakit yang sering terjadi pada masyarakat setempat (penyakit rakyat
atau penyakit endemik).

4) Dana Sehat
yaitu berupa Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), Pembangunan Kesehatan
Masyarakat Desa (PKMD), Organisasi atau Kelompok lainnya (seperti
tukang becak, supir angkutan kota,dll.).

1
7
5) Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Kebijakan LSM :
 Meningkatkan peran serta masyarakat termasuk swasta pada semua
tingkatan
 Membina kepemimpinan yang berorientasi kesehatan dalam setiap
organisasi kemasyarakatan
 Memberi kemampuan, kekuatan, dan kesempatan yang lebih besar
kepada organisasi kemasyarakatan untuk berkiprah dalam
pembangunan kesehatan dengan kemampuan sendiri
 Meningkatkan kepedulian LSM terhadap upaya pemerataan
pelayanan kesehatan
 Masih merupakan tugas berat untuk melibatkan semua LSM untuk
berkiprah dalam bidang kesehatan

6) Upaya Kesehatan Tradisional Tanaman Obat Keluarga (TOGA) adalah


sebidang tanah dihalaman atau ladang yang dimanfaatkan untuk menanam
yang berkhasiat sebagai obat. TOGA merupakan wujud partisipasi
masyarakat dalam bidang peningkatan kesehatan dan pengobatan
sederhana dengan memanfaatkan obat tradisional. Fungsi utama TOGA
adalah menghasilkan tanaman yang dapat dipergunakan antara lain untuk
menjaga meningkatkan kesehatan dan mengobati gejala (keluhan) dari
beberapa penyakit yang ringan, serta untuk perbaikan gizi masyarakat,
upaya pelestarian alam, dan memper indah tanam dan pemandangan.

7) Pos Gizi (pos timbangan)


8) Pos KB desa (RW)
9) Pos Kesehatan Pesantren (POSKESTREN)
10) Saka Bhakti Husada (SBH)
11) Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK)
12) Kelompok Masyarakat Pemakai Air (POKMAIR)
13) Karang Taruna Husada
14) Pelayanan Puskesmas dan Puskesmas Pembantu

1
8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam pemberdayaan masyarakat peran masyarakat sangat vital, karena
masyarakat yang menjadi pemeran utamanya, namun peran petugas kesehatan
juga tidak bisa dihilangkan. Dalam pemberdayaan masyarakat, petugas kesehatan
memiliki peran penting juga, yaitu memfasilitasi masyarakat melalui kegiatan-
kegiatan maupun program-program pemberdayaan masyarakat meliputi
pertemuan dan pengorganisasian masyarakat, memberikan motivasi kepada
masyarakat untuk bekerjasama dalam melaksanakan kegiatan pemberdayaan agar
masyarakat mau berkonstribusi terhadap program tersebut, melakukan pelatihan-
pelatihan yang bersifat vocational. Jenis-jenis pemberdayaan masyarakat di
bidang kesehatan adalah posyandu, Pos Obat Desa, Polindes, dana sehat, LSM,
upaya kesehatan tradisional, pos gizi, pos KB desa, pos kesehatan pesantren,
Sakabhakti Husada, Pos Upaya Kesehatan Kerja, Kelompok pemakai Air, Karang
taruna husada, pelayanan puskesmas,dan pelayanan puskesmas pembantu (Pustu)
dsb.

3.2 Latihan Soal


1) Upaya mempersiapkan masyarakat seiring dengan upaya memperkuat
kelembagaanmasyarakat, agar mampu mewujudkan kemajuan,
kemandirian dan kesejahteraan. Inimerupakan pengertian mengenai
a. Pemberdayaan masyarakat
b. Ilmu Sosial
c. Modal Sosial
d. Pengabdian masyarakat

Jawaban A

1
9
2) Untuk memberdayakan masyarakat, ditinjau dari lingkup dan obyek
pemberdayaannya, maka mencakup beberapa aspek, diantaranya ...
a. Peningkatan kepemilikan asset (sumber daya fisik dan financial)
serta kemampuan untuk memanfaatkan asset tersebut.
b. Pemberdayaan dan reformasi kelembagaan.
c. Hubungan antara individu dan kelompok, kaitannya dengan
kepemilikan asset dan pemanfaatannya.
d. Pengembangan jaringan kemitraan-kerja, baik di tingkat local,
regional maupun global.

jawaban C

3) Secara bertahap, tujuan dari pemberdayan masyarakat, diantaranya …


a. Masyarakat mampu mengenali masalah kesehatan dan faktor-faktor
yang mempengaruhinya.
b. Masyarakat mampu memelihara dan melindungi diri mereka dari
berbagai macam ancaman kesehatan.
c. Masyarakat mampu mengatasi masalah kesehatan secara mandiri
dengan menggali potensi masyarakat setempat.
d. Masyarakat mengikuti opini public agar untuk mendukung perilaku
hidup bersih dan sehat.

jawaban C

4) Setalah menetapkan tujuan yang dinginkan dalam langkah pemerdayaan


hal selanjutnya yang harus dilakukan sebagai tenaga keehatan adalah ?
a. Merancang keseluruhan program
b. Perencanaan program
c. Memilih strategi pemberdayaan
d. Implementasi strategi dan manajemen.

2
0
JawabanB

5) Yang tidak termasuk dalam prinsip pemberdayaan masyarakat adalah


a. Mengembangkan potensi masyarakat
b. Menggali konstribusi masyarakat
c. Menjalin kemitraan
d. Desentralisas
e. partisipasi dan pengambilan keputusan menyangkut kepentingan
individu

Jawaban : E

6) Dalam pelaksanaan pemberdayaan masyarakat diperlukan....agar tepat


sasaran
a. Uang
b. Strategi
c. Visi
d. Kepentingan
e. Misi

Jawaban : B

7) Gerakan pemberdayaan yang dapat mengubah perilaku masyarakat dari


tidak tahu menjadi tahu disebut dengan istilah..
a. Bereavement
b. Skrinning
c. Government
d. Empowerment
e. Opennes

2
1
Jawaban : D

8) Pemberdayaan yang bertujuan sebagai upaya meningkatkan kemampuan


yang diperintah sebagai konsumen agar berfungsi sebagai penanggung
diri dampak negatif pertumbuhan, pembayaran resiko salah urus, pemikul
beban pembangunan, kegagalan program, dan akibat kerusakan
lingkungan adalah bentuk pemberdayaan...
a. Pemberdayaan ekonomi
b. Pemberdayaan lingkungan
c. Pemberdayaan politik
d. Pemberdayaan sosial-budaya
e. Pemberdayaan kesehatan

Jawaban : A

2
2
BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

Malinae, Lenie dan Dr. Husaini. 2016, Buku Ajar Pemberdayaan Masyarakat
Bidang Kesehatan. Banjarbaru

Nurbeti, M. 2009.Pemberdayaan masyarakat dalam konsep “kepemimpinan yang


mampu menjembatani”. Rineka Cipta, Jakarta

Ndraha Taliziduhu, Kronologi Ilmu Pemerintahan Baru, (Jakarta: Direksi Cipta,


2003)

Mami Suciati, Pemberdayaan Masyarakat Melalui Sekolah Perempuan: Studi


terhadap PNPM Peduli-Lakpesdam NU Bantul, (Yogyakarta : UIN Sunan
Kalijaga, 2014),

2
3

Anda mungkin juga menyukai