S DENGAN DX
ISOLASI SOSIAL
2022/2023
Kasus 3
Seorang pasien wanita 34 tahun di ruang rawat psikiatri dengan riwayat sering
mengurung diri dikamar. Hasil observasi klien banyak diam, tidak mau bicara,
menyendiri, tidak mau berinteraksi, tampak sedih, ekspresi datar dan dangkal, kontak
mata kurang. Keluarga mengatakan 1 tahun yang lalu klien bercerai dengan suami,
orang anaknya dibawa oleh suami. Keluarga juga mengatakan jika klien sering
bengong/melamun
LAPORAN PENDAHULUAN
1. Pengertian
Isolasi sosial adalah keadaan dimana individu mengalami penurunan atau
bahkan sama sekali tidak mampu berinteaksi dengan orang lain disekitarnya
(Damaiyanti, 2012). Isolasi sosial juga merupakan kesepian yang dialami individu
dan dirasakan saat didorong oleh keberadaan orang lain sebagai pernyataan
negatif atau mengancam (NANDA-I dalam Damaiyanti, 2012).
Isolasi sosial adalah keadaan dimana seseorang individu mengalami penurunan
atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya.
Pasien mungkin merasa tidak diterima dan tidak mampu membina hubungan yang
berarti dengan orang lain (Purba, dkk. 2008).
Isolasi sosial adalah keadaan ketika individu mengalami penurunan atau bahkan
sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain dan sekitarnya. Pasien
mungkin merasa ditolak,dan tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan
orang lain. ( Keliat,dkk.2009)
Isolasi sosial merupakan pertahanan diri seseorang terhadap orang lain maupun
lingkungan yang menyebabkan kecemasan pada diri sendiri dengan cara menarik
diri secara fisik maupun psikis. Isolasi sosial adalah gangguan dalam berhubungan
yang merupakan mekanisme individu terhadap sesuatu yang mengancam dirinya
dengan cara menghindari interaksi dengan orang lain dan lingkungan. Isolasi
sosial merupakan upaya mengindari komunikasi dengan orang lain karena merasa
kehilangan hubungan akrab dan tidak mempunyai kesempatan untuk berbagi rasa,
pikiran dan kegagalan (Rusdi,2013).
2. Rentang respon
Keterangan rentang respon
a. Respon adaptif adalah respon yang diterima oleh norma sosial dan
kuturaldimana individu tersebut menjelaskan masalah dalam batas normal.
Adapun respon adaptif tersebut :
1. Solitude (menyendiri) Respon yang dibutuhkan untuk menentukan apa
yang telah dilakukan dilingkungan sosialnya dan merupakan suatu cara
mengawasi diri dan menentukan langkah berikutnya.
2. Otonomi Suatu kemampuan individu untuk menentukan dan
menyampaikan ide-ide pikiran.
3. Kebersamaan Suatu keadaan dalam hubungan interpersonal dimana
individu tersebut mampu untuk memberi dan menerima.
4. Saling ketergantungan Saling ketergantungan antara individu dengan
orang lain dalam hubungan interpersonal.
b. Respon maladiptif adalah respon yang dilakukan individu dalam
menyelesaikan masalah yang menyimpang dari norma-norma sosial dan
kebudayaan suatu tempat. Karakteristik dari perilaku maladiptif tersebut
adalah
1. Menarik diri Gangguan yang terjadi apabila seseorang memutuskan untuk
tidak berhubungan dengan orang lain untuk mencari ketenangan
sementara.
2. Manipulasi Adalah hubungan sosial yang terdapat pada individu yang
menganggap orang lain sebagai objek dan berorientasi pada diri sendiri
atau pada tujuan, bukan berorientasi pada orang lain. Individu tidak dapat
membina hubungan sosial secara mendalam.
3. Ketergantungan Individu gagal mengembangkan rasa percaya diri dan
kemampuan yang dimiliki.
4. Impulsif Ketidakmampuan merencanakan sesuatu, tidak mampu belajar
dari pengalaman, tidak dapat diandalkan, mempunyai penilaian yang
buruk dan cenderung memaksakan kehendak.
5. Narkisisme Harga diri yang rapuh,secara terus menerus berusaha
mendapatkan penghargaan dan pujian, memiliki sikap egosentris,
pencemburu dan marah jika orang lain tidak mendukung.
4. Tanda gejala
Tanda dan gejala Menurut Pusdiklatnakes (2012) tanda dan gejala isolasi sosial
dapat dinilai dari ungkapan klien yang menunjukkan penilaian negatif tentang
hubungan sosial dan didukung dengan data observasi :
a. Data subjektif Pasien mengungkapkan tentang :
1. Perasaan sepi
2. Perasaan tidak aman
3. Perasaan bosan dan waktu terasa lambat
4. Ketidakmampuan berkonsentrasi
5. Perasan ditolak
b. Data objektif
1. Banyak diam
2. Tidak mau bicara
3. Menyendiri
4. Tidak mau berinteraksi
5. Tampak sedih
6. Kontak mata kurang
7. Muka datar
5. Mekanisme koping
Individu yang mengalami respon sosial maladiptif menggunakan berbagai
mekanisme dalam upaya untuk mengatasi ansietas. Mekanisme tersebut
berkaitan dengan dua jenis masalah hubungan yang spesifik (gall,W Stuart
2006).
Koping yang berhubungan dengan gangguan kepribadian antisosial antara lain
proyeksi, spliting dan merendahkan orang lain, koping yang berhubungan
dengan gangguan kepribadian ambang spliting, formasi reaksi, proyeksi, isolasi,
idealisasi orang lain, merendahkan orang lain dan identifikasi proyektif. Menurut
Gall W. Stuart (2006).
6. Sumber Koping
Contoh sumber koping yang berhungan dengan respon maladaptif menurut
Stuart, (2006) meliputi :
a. Keterlibatan dalam hubungan keluarga yang luas dan teman.
b. Hubungan dengan hewan peliharaan.
c. Penggunaan kreativitas untuk mengekspresikan stres interpersonal
(misalkan: kesenian, musik atau tulisan)..
Data Masala
Subjektif : Isolasi sosial
1. Keluarga klien mengatakan 1 taun
yang lalu klien bercerai dengan
suaminya
2. Keluarga mengatakan seorang
anaknya dibawa ole suaminya
3. Keluarga klien mengatakan klien
sering bengong dan melamun
4. Keluarga klien mengatakan klien
sering mengurung diri di kamar
Objek : Isolasi sosial
1. Klien tampak banyak diam
2. Klien terliat tidak mau berbicara dan
tidak mau berinteraksi
3. Klien tampak sedi ekspresi datar
dan kontak mata kurang
IV. Pohon Masalah
V. Diagnosa Keperawatan
1. Isolasi sosial
3. Halusinasi
1. Isolasi sosial
a. Tujuan umum : klien dapat berinteraksi dengan orang lain
b. Tujuan kusus :
Klien dapat membina ubungan saling percaya
Klien dapat mengetaui keuntungan dan kerugian berhubungan
dengan orang lain
Klien dapat mengidentifikasi penyebab isolasi sosial
Klien dapat berkenalan dengan orang lain
Klien dapat menentukan topik pembicaraan
Klien dapat berinteraksi dengan orang lain secara bertahap.
c. Intervensi :
Beri salam terapeutik dan panggil nama klien
Sebutkan nama perawat dan sambil berjabat tangan
Jelaskan tujuan interaksi
Jelaskan kontrak yang akan dibuat
Beri rasa aman dan tunjukan sikap empati
Beri kesempatan klien mengungkapkan perasaannya
Bantu klien mengungkapkan alasan klien dibawa kerumah sakit
Utamakan memberikan pujian realistik kepada klien
Beri kesempatan klien mengungkapkan keuntungan berinteraksi
dengan orang lain.
2. Harga rendah
a. Tujuan umum : klien dapat meningkatkan harga dirinya dengan latihan
berpikir positif dan kemampuan bersyukur untuk mengenal dirinya sendiri
b. Tujuan khusus :
Klien mampu membina ubungan saling percaya
Klien dapat mengidentifikasi kemampuan positif yang dimiliki
Klien dapat menilai kemampuan positif yang digunakan
Klien dapat mengidentifikasi kemampuan bersyukur dengan latian
berikir positif untuk mengenal dirinya sendiri
Klien dapat mengidentifikasi penerimaan dirinya
Klienn dapat merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan
yang dimiliki
Klien dapat melakukan kegiatan
c. Intervensi
Bina ubunngan terapeutik klien dan perawat
Beri salam terapeutik dan panggilan nama klien
Sebutkan nama perawat dan sambil jabat tangan
Diskusikan kemampuan daan aspek positif yang masi dimiliki klien
Berikanb kesempatan klien untuk mencoba aspek positif dan
kemampuan bersykur mengenai dirinya sendiri
Setiap bertemu klien indarkan bersifat agresif dan negative
Utamakan pemberian ujian trealistik pada klien
3. Halusinasi
a. Tujuan umum : klien dapat mengontrol alusinasi
b. Tujuan khusus :
Klien dapat membina ubungan saling percaya
Klien dapat mengenal alusinasi
Klien dapat megontrol alusinasi
Klien memili cara mengatasi seperti yang tela didiskusikan
Klien dapat dukungan dari keluarga dapat mengontrol alusinasi
Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik
c. Intervensi :
Bina ubunghan saling percaya dengan menggunakan prinsip
komunikasi terapeutik
Sapa klien dengan nama panggilan dengan rama
Tanya nama lengkap klien
Jelaskan tujuan pertemuan interaksi
Berikan peratian pada klien
Observasi tingka laku klien
Bantu klien mengenal alusinasi yang muncul
Diskusikan dengan klien yang menimbulkan alusinasi
Mengidentifikasi bersama klien cara mengatasi jika rasa alusinasi
terjadi
Ade Herman Surya.2011. Buku Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika.
Riset Kesehatan Dasar (2007). Laporan Nasional. Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Departemen RI
Riset Kesehatan Dasar (2013). Laporan Nasional. Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Departemen RI
Riyadi, Sujono, 2009, Asuhan Keperawatan Jiwa, Edisi 1,Yogyakarta : Graha Ilmu.
Stuart, Gail W. (2006). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta: EGC
STRATEGI PELAKSANAAN
I. INDIVIDU
Pertemuan ke : 1 (satu)
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Data subjektif :
Keluarga mengatakan 1 taun yang lalu klien bercerai dengan suaminya
Keluarga mengatakan seorang anaknya dibawa ole suaminya
Keluarga klien mengatakan klien sering bengong atau melamun
Data objektif :
Klien tampak banyak diam
Klien terlihat tidak mau berbicara dan tidak mau berinteraksi
Klien tampak menyendiri
Klien tampak sedi, ekspresi datar, dangkal dan kontak mata kurang
2. Diagnosa Keperawatan : Isolasi Sosial
3. Tujuan:
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
b. Klien dapat menyebutkan penyebab isolasi sosial.
c. Klien mampu menyebutkan keuntungan dan kerugian hubungan dengan
orang lain.
d. Klien dapat melaksanakan hubungan social secara bertahap.
e. Klien mampu menjelaskan perasaan setelah berhubungan dengan orang
lain.
f. Klien mendapat dukungan keluarga dalam memperluas hubungan sosial.
g. Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik.
4. Rencana Keperawatan:
a. Membina hubungan saling percaya.
b. Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial pasien.
c. Berdiskusi dengan pasien tentang keuntungan berinteraksi dengan
orang lain.
d. Berdiskusi dengan pasien tentang kerugian berinteraksi dengan orang
lain
e. Mengajarkan pasien cara berkenalan dengan satu orang
f. Menganjurkan pasien memasukkan kegiatan latihan berbincang-bincang
dengan orang lain dalam kegiatan harian.
2. Fase Kerja
Dengan siapa ibu tinggal serumah?
Siapa yang paling dekat dengan ibu?
Apa yang menyebabkan ibu dekat dengan orang tersebut?
Siapa anggota keluarga dan teman ibu yang tidak dekat dengan ibu?
Apa yang membuat ibu tidak dekat dengan orang lain?
Apa saja kegiatan yang biasa ibu lakukan saat bersama keluarga?
Bagaimana dengan teman-teman yang lain?
Apakah ada pengalaman yang tidak menyenangkan ketika bergaul dengan
orang lain? Apa yang menghambat ibu dalam berteman atau bercakap-cakap
dengan orang lain?
Menurut ibu apa keuntungan kita kalau mempunyai teman?
Wah benar, kita mempunyai teman untuk bercakap-bercakap.
Apa lagi ibu? (sampai pasien dapat menyebutkan beberapa)
Nah kalau kerugian kita tidak mempunyai teman apa ibu? ya apa lagi?
(sampai menyebutkan beberapa) jadi banyak juga ruginya tidak punya teman
ya.
Kalau begitu Ibu ingin belajar berteman dengan orang lain?
Nah untuk memulainya sekarang ibu latihan berkenalan dengan saya terlebih
dahulu. Begini ibu, untuk berkenalan dengan orang lain dengan kita sebutkan
dahulu nama kita dan nama panggilan yang kita sukai.
Contohnya: nama saya Okta Dwi Puja Wati, senang dipanggil Okta.
Selanjutnya ibu menanyakan nama orang yang diajak berkenalan. Contohnya
nama Bapak siapa ? senangnya dipanggil apa?
Ayo bu coba dipraktekkan! Misalnya saya belum kenal dengan ibu. Coba ibu
berkenalan dengan saya.
Ya bagus sekali ibu, coba sekali lagi ibu. Bagus sekali ibu!
Setelah berkenalan dengan ibu, orang tersebut diajak ngobrol tentang hal-hal
yang menyenangkan. Misalnya tentang keluarga, tentang hobi, pekerjaan dan
sebagainya,
Nah bagaimana kalau sekarang kita latihan bercakap-cakap dengan teman
ibu. (dampingi pasien bercakap-cakap).
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi subjektif dan objektif :
Bagaimana perasaan ibu setelah kita latihan berkenalan?
Nah sekarang coba ulangi dan peragakan kembali cara berkenalan
dengan orang lain.
b. Rencana tindak lanjut
Baiklah ibu, dalam satu hari mau berapa kali ibu latihan bercakap-cakap
dengan teman? Dua kali ya ibu? Baiklah jam berapa ibu akan latihan? Ini
ada jadwal kegiatan, kita isi jam 11:00 dan 15:00 kegiatan ibu adalah
bercakap-cakap dengan teman sekamar. Jika ibu melakukanya secara
mandiri makan ibu menuliskan M, jika ibu melakukannya dibantu atau
diingatkan oleh keluarga atau teman maka ibu menuliskan B, Jika ibu tidak
melakukanya maka ibu tulis T. Apakah ibu mengerti? Coba ibu ulangi?
Nah bagus ibu.
c. Kontrak yang akan datang :
Topik :
Baik lah ibu bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang tentang
pengalaman ibu bercakap-cakap dengan teman-teman baru dan
latihan bercakap-cakap dengan topik tertentu. Apakah ibu bersedia?
Waktu :
Ibu mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 11:00?
Tempat :
Ibu maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau
diruang tamu saja? Baiklah bu besok saya akan kesini jam 11:00
sampai jumpa besok ibu. Saya permisi Assalamualaikum.
Pertemuan ke : 2 (dua)
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Data subjektif :
• Keluarga mengatakan 1 taun yang lalu klien bercerai dengan suaminya
• Keluarga mengatakan seorang anaknya dibawa ole suaminya
• Keluarga klien mengatakan klien sering bengong atau melamun
Data objektif :
• Klien tampak banyak diam
• Klien terlihat tidak mau berbicara dan tidak mau berinteraksi
• Klien tampak menyendiri
• Klien tampak sedi, ekspresi datar, dangkal dan kontak mata kurang
2. Diagnosa Keperawatan: Isolasi Sosial.
3. Tujuan:
a. Klien dapat mempraktekkan cara berkenalan dengan orang lain.
b. Klien memiliki keinginan untuk melakukan kegiatan berbincang-bincang
dengan orang lain.
4. Tindakan Keperawatan.
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.
b. Memberikan kesempatan kepada pasien mempraktekkan cara berkenalan
dengan satu orang.
c. Membanatu pasien memasukkan kegiatan berbincang-bincang dengan
orang lain sebagai salah satu kegiatan harian.
b. Evaluasi/ Validasi :
Bagaimana dengan perasaan ibu hari ini? Apakah masih ada perasaan
kesepian, bagaimana semangatnya untuk bercakap-cakap dengan teman?
Apakah ibu sudah mulai berkenalan dengan orang lain? Bagaimana
perasaan ibu setelah mulai berkenalan?
c. Kontrak
Topik :
Baiklah sesuai dengan janji kita kemarin hari ini kita akan latihan
bagaimana berkenalan dan bercakap-cakap dengan 2 orang lain agar
ibu semakin banyak teman. Apakah ibu bersedia?
Waktu :
Berapa lama ibu mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit?
Tempat :
Ibu mau berbincang-bincang dimana? Bagaimana kalau diteras depan
saja?
2. Fase Kerja
Baiklah hari ini saya datang bersama dua teman saya, perawat yang juga
dinas di ruangan ini, ibu bisa memulai berkenalan.
Apakah ibu masih ingat bagaimana cara berkenalan? (beri pujian jika pasien
masih ingat, jika pasien lupa, bantu pasien mengingat kembali cara
berkenalan).
Nah, silahkan ibu mulai (fasilitasi perkenalan antara pasien dengan perawat
lain) wah bagus sekali ibu, selain nama, alamat, hobby apakah ada yang ingin
ibu ketahui tentang perawat B dan C? (bantu pasien mengembangkkan topik
pembicaraan) wah bagus sekali, Nah, ibu apa kegiatan yang biasa ibu
lakukan pada jam ini?
Bagaimana kalau kita menemani teman ibu yang sedang menyiapkan makan
siang di ruang makan sambil menolong teman, ibu bisa bercakap-cakap
dengan teman yang lain. Mari bu (dampingi pasien ke ruang makan) apa
yang ingin ibu bincangkan dengan teman ibu. ooh tentang cara menyusun
piring diatas meja silahkan ibu (jika pasien diam dapat dibantu oleh perawat)
coba ibu tanyakan bagaimana cara menyusun piring di atas meja kepada
teman ibu? apakah harus rapi atau tidak? Silahkan bu, apalagi yang ingin bu
bincangkan Silahkan.
Oke sekarang piringnya sudah rapi, bagai mana kalau ibu dengan teman ibu
melakukan menyusun gelas diatas meja bersama. Silahkan bercakap-cakap
ibu.
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi subjektif dan objektif :
Bagaimana perasaan ibu setelah kita berkenalan dengan perawat B dan C
dan bercakap-cakap dengan teman ibu saat menyiapkan makan siang di
ruang makan? Coba ibu sebutkan kembali bagaimana caranya
berkenalan?
b. Rencana Tindak Lanjut
Bagaimana kalau ditambah lagi jadwal kegiatan ibu yaitu jadwal kegiatan
bercakap-cakap ketika membantu teman sedang menyiapkan makan
siang. Mau jam berapa ibu latihan? Oo ketika makan pagi dan makan
siang.
c. Kontrak yang akan datang
Topik :
Baik lah ibu bagaimana kalau besok saya akan mendampingi ibu
berkenalan dengan 4 orang lain dan latihan bercakap-cakap saat
melakukan kegiatan harian lain, apakah ibu bersedia?
Waktu :
Ibu mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 10:00? Baiklah ibu besok
saya akan kesini jam 10:00 WIB.
Tempat :
Ibu maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau diteras
depan?
Pertemuan ke : 3 (tiga)
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien.
Data subjektif :
Klien mengatakan masih malu berinteraksi dengan orang lain.
Klien mengatakan masih sedikit malas berinteraksi dengan orang lain.
Data objektif :
Klien tampak sudah mau keluar kamar.
Klien belum bisa melakukan aktivitas di ruangan.
2. Diagnosa Keperawatan: Isolasi Sosial.
3. Tujuan:
a. Klien mampu berkenalan dengan dua orang atau lebih.
b. Klien dapat memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian.
4. Tindakan Keperawatan:
a. Mengevaluasi jadwal kegitan harian pasien.
b. Memberikan kesempatan pada klien berkenalan.
c. Menganjurkan pasien memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian.
3. Fase Terminasi.
a. Evaluasi subjektif dan objektif:
Bagaimana perasaan ibu setelah kita berkenalan dengan juru masak di
dapur? kalau setelah merapikan kamar bagaimana ibu? Apa
pengalaman ibu yang menyenangkan berada dalam kelompok?
Adakah manfaatnya kita bergabung dengan orang banyak?
b. Rencana Tindak Lanjut:
Baiklah ibu selanjutnya ibu bisa menambah orang yang ibu kenal. Atau
ibu bisa ikut kegiatan menolong membawakan nasi untuk dimakan
oleh teman-teman ibu. Jadwal bercakap-cakap setiap pagi saat
merapikan tempat tidur kita cantumkan dalam jadwal ya ibu. Setiap jam
berapa ibu akan berlatih? Baiklah pada pagi jam 08:00 dan sore jam
16:00.
c. Kontrak yang akan datang :
Topik :
Baik lah ibu bagaimana kalau besok saya kan mendampingi ibu
dalam melakukan berbincang-bincang saat menjemput pakaian ke
laundry. apakah ibu bersedia?
Waktu:
Ibu mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 11:00
Tempat:
Ibu maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di
ruang tamu? Baiklah besok saya akan kesini jam 11:00 sampai
jumpa besok bu.
Pertemuan ke : 4 (empat)
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien.
Data subjektif :
Klien mengatakan sudah mau berinteraksi dengan orang lain.
Klien mengatakan mampu berinteraksi dengan orang lain.
Data objektif :
Klien sudah mau keluar kamar.
Klien bisa melakukan aktivitas di ruangan.
2. Diagnosa Keperawatan: Isolasi Sosial.
3. Tujuan.
a. Klien mempu berkenalan dengan dua orang atau lebih.
b. Klien dapat memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian.
4. Tindakan Keperawatan.
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.
b. Memberikan kesempatan pada klien berkenalan.
c. Menganjurkan pasien memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian.
B. STRATEGI KOMUNIKASI TERAPEUTIK
1. Fase Orentasi
a. Salam Terapeutik.
Assalamualaikum bu, Selamat pagi bu. Apakah ibu masih kenal dengan
saya?
b. Evaluasi/ Validasi:
Bagaimana dengan perasaan ibu hari ini? masih ada perasaan kesepian,
rasa enggan berbicara dengan orang lain? Bagaimana dengan kegiatan
hariannya sudah dilakukan? Dilakukan sambil bercakap-cakap kan ibu?
sudah berapa orang baru yang ibu kenal? Dengan teman kamar yang lain
bagaimana? Apakah sudah bercakap-cakap juga? Bagaiman perasaan
ibu setelah melakukan semua kegiatan? Waah ibu memang luar biasa.
c. Kontrak
Topik:
Baiklah sesuai dengan janji kita kemarin hari ini saya akan
mendampingi ibu dalam menjemput pakaian ke laundry atau latihan
berbicara saat melakukan kegiatan sosial. Apakah ibu bersedia?
Waktu:
Berapa lama ibu mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20
menit?
Tempat:
Ibu mau berbincang-bincang dimana? Bagai mana kalau di ruang
tamu?
2. Fase Kerja.
Baiklah, apakah bu sudah mempunyai daftar baju yang akan di ambil?
(sebaiknya sudah disipakan oleh perawat) baiklah ibu mari kita berangkat ke
ruangan laundry. (komunikasi saat di ruangan laundry).
Nah ibu caranya yang pertama adalah ibu ucapkan salam untuk ibu siti,
setelah itu ibu bertanya kepada ibu Siti apakah pakaian untuk ruangan melati
sudah ada? Jika ada pertanyaan dari ibu siti ibu jawab ya. Setelah selesai,
minta ibu siti menghitung total pakaian dan kemudian ibu ucapkan
terimakasih pada Ibu siti. Nah sekarang coba ibu mulai ( perawat
mendampingi pasien)
3. Fase Terminasi
a. Subjektif dan objektif :
Bagaimana perasaan ibu setelah bercakap-cakap saat menjemput
pakaian ke ruangan laundry? Apakah pengalaman yang menyenangkan
bu?
b. Rencana Tindak Lanjut :
Baiklah bu, selanjutnya ibu bisa terus menambah orang yang ibu kenal
dan melakukan kegiatan menjemput pakaian ke ruangan laundry.
c. Kontrak yang akan datang:
Topik:
Baiklah bu bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang lagi
tentang kebersihan diri. Apakah ibu bersedia?
Waktu :
Ibu mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 11:00
Tempat :
Ibu maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di
ruang tamu? Baiklah bu besok saya akan kesini jam 11:00 sampai
jumpa besok bu. saya permisi Assalamualaikum
II. KELUARGA
Pertemuan : 1 (satu)
SP 1 : membina hubungan saling percaya dengan keluarga dan
menjelaskan kondisi klien.
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien
Klien mulai bisa berinteraksi dengan orang lain.
2. Diagnosa Keperawatan: Isolasi Sosial
3. Tujuan: Klien dapat berinteraksi dengan orang lain.
4. Tindakan Keperawatan:
a. Bina hubungan saling percaya.
b. Identifikasi masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien.
c. Penjelasan isolasi sosial.
d. Cara merawat dan melatih pasien isolasi sosial.
e. Jadwal keluarga untuk merawat pasien.
2. Fase Kerja
Bapak/Ibu apakah ibu tahu masalah yang sedang dialami oleh anak
bapak/ibu? Apa saja masalah yang bapak/ibu hadapi dalam merawat L? Apa
saja yang sudah dilakukan?
Masalah yang dihadapi oleh L disebut Isolasi sosial. Ini adalah salah satu
gejala penyakit yang juga dialami oleh pasien-pasien gangguan jiwa yang
lain.
Tanda-tandanya antara lain tidak mau bergaul dengan orang lain, mengurung
diri, kalaupun berbicara hanya sebentar dengan wajah menunduk
Biasanya masalah ini muncul karena memiliki pengalaman yang
mengecewakan saat berhubungan dengan orang lain, seperti sering ditolak,
tidak dihargai atau berpisah dengan orang terdekat.
Menurut yang diceritakan oleh L, ia lebih suka menyendiri dan tidak mau
bergaul/berinteraksi dengan orang lain karena ia merasa malu, Karena
Bercerai dengan suaminya dan merasa kecewa dengan mantan suaminya.
Untuk itu disini keluarga sangat berperan penting dalam mengatasi masalah
anak bapak/ibu. Keluarga harus bersabar dalam menghadapapi L. Untuk
mengatasi masalahnya pertama, keluarga harus membina hubungan saling
percaya dengan L, caranya bersikap peduli dan jangan ingkar janji. Kedua
mengajak L untuk berinteraksi dengan cara berjalan-jalan, selanjutnya
keluarga perlu memberikan semangat dan dorongan kepada L untuk bisa
melakukan kegiatan bersama-sama dengan orang lain. Berilah pujian yang
wajar dan jangan mencela kondisi pasien.
Apakah bapak/ibu bisa mengerti dan melakukan hal yang sudah saya ajarkan
tadi?
Ayo coba peragakan hal yang saya ajarkan tadi, sekarang..!
Bagaimana kita menyusun jadwal untuk pertemuan selanjutnya?
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subjektif dan Obyektif :
Bagaimana perasaan bapak/ibu setelah kita ngobrol-ngobrol? Apakah
sudah mengerti dengan apa yang sudah saya jelaskan tadi?
Apakah bapak/ibu bisa melakukan hal yang sudah saya ajarkan tadi?
Pertemuan : 2 (dua)
SP 2 : keluarga klien melatih klien untuk berinteraksi dengan orang
lain secara baik dan benar, membuat jadwal harian.
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien:
Klien mulai bisa berinteraksi dengan orang lain.
2. Diagnosa Keperawatan: Isolasi social
3. Tujuan: Klien dapat berinteraksi dengan orang lain.
4. Tindakan keperawatan:
a. Evaluasi SP 1.
b. Latih (langsung ke pasien).
c. Jadwal keluarga untuk merawat pasien.
B. STRATEGI KOMUNIKASI TERAPEUTIK
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
Assalamu’alaikum, Selamat pagi bapak/Ibu. Bagaimana bpk/ibu masih
ingat dengan saya?
b. Evaluasi / Validasi
Bagaimanakah perasaan bapak/ibu hari ini? Bagaimana bpk/ibu dengan
perkembangan anak bpk/ibu saat ini? Apakah dia sekarang sudah terlihat
sudah baik atau masih sering menyendiri?
c. Kontrak
Topik:
Bapak/ibu bagaimana kalau kita ngobrol-ngobrol tentang masalah
perkembangan anak bapak/ibu, isolasi sosial, serta cara merawat L?
Tempat:
Bapak/ibu mau ngobrol-ngobrol dengan saya dimana? Bagaimana
disini saja sambil duduk-duduk?
Waktu:
Bapak/Ibu mau ngobrol dengan saya berapa lama ? Bagaimana kalau
20 menit?
2. Fase Kerja
Bapak/Ibu apakah ibu ingat dengan yang kita bahas kemarin? Apakah saja
masalah yang bapak/ibu hadapi dalam merawat L? Apa saja yang sudah
dilakukan? Contohnya seperti apa tolong dipraktekkan , dan coba
sebutkan!
Oh iya bagus bu, ibu sudah mempraktekkan yang sudah saya ajarkan
kemaren dengan baik dan apakah ada kesulitan dalam berinteraksi dengan
L? Kalau begitu bapak atau ibu usahan terus untuk mengajak L
berinteraksi baik dengan keluarga atau dengan pasien-pasien lain yang
ada disini. Bagus nanti bpk/ibu tambahkan jadwal kegiatan saudara L, tapi
ibu yang mengajarkannya.
3. Fase terminasi
a. Evaluasi Subjektif dan Obyektif:
Bagaimana perasaanbapak/ibu setelah kita ngobrol-ngobrol? Apakah
sudah mengerti dengan apa yang sudah saya jelaskan tadi
Apakah bapak/ibu bisa untuk melakukan hal yang sudah saya ajarkan
kemaren?
b. Rencana tindak lanjut:
Bapak/Ibu bisa melakukan kegiatan yang kita bahas hari ini pada L,
bapak/ibu juga bisa mengajari anggota keluarga yang lain untuk
menerapkan hal ini saat dirumah agar lebih mudah menyelesaikan
masalah ini
c. Kontrak
Topik :
Bapak/ibu selanjutnya kita akan bertemu untuk mengulas lagi apa
yang sudah bapak/ibu pelajari kepada L langsung. Bapak/Ibu
maunya kapan? Bagaimana kalau besok?
Waktu :
Besok kita ketemu lagi jam 08.00 WIB, bagaimana?
Tempat :
Bapak/ibu besok ingin bertemu dimana? gimana kalau di taman
saja? Besok teman saya yang akan menemani bapak/ibu untuk
latihan langsung apa yang sudah kita pelajari pada L. Baiklah
kalau begitu perbincangan kita hari, kita sudahi dulu ya?, terima
kasih dan sampai jumpa besok ya Pak/bu..!
Wassalamu’alaikum....!!!
Pertemuan : 3 (tiga)
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien
Klien mulai bisa berinteraksi dengan orang lain.
2. Diagnosa Keperawatan: Isolasi social
3. Tujuan: Klien dapat berinteraksi dengan orang lain.
4. Tindakan Keperawatan:
a. Evaluasi SP 1 dan 2
b. Latih (langsung ke pasien).
c. Jadwal keluarga untuk merawat pasien.
2. Fase Kerja
Bpk/ibu bagaimana dengan perkembangan keadaan S hari ini?
Apakah sudah menunjukkan perkembangan yang lebih baik dari kemaren-
kemaren atau masih sama saja seperti biasanya? Bagaimana dengan sodara
L tolong dipraktekkan juga.
Bapak/ibu bagaimana dengan yang saya praktekkan kemaren, tolong di
prktekkan lagi.
Oh iya tidak apa-apa bpk/ibu, yang terpenting bpk/ibu yang sabar dan
melakukan yang sudah saya ajarkan kemaren, sehingga L terbiasa
berinteraksi dengan keluarga dan orang lain jadi L tidak akan sering
menyendiri lagi.
Tolong bapak/ibu tambahkan kegiatan yang tadi bapak/ibu praktekkan ke
dalam jadwal.
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subjektif dan Obyektif:
Bagaimana perasaanbapak/ibu setelah kita ngobrol-ngobrol? Apakah
sudah mengerti dengan apa yang sudah saya jelaskan tadi?
Apakah bapak/ibu bisa melakukan hal yang sudah saya ajarkan tadi?
b. Rencana tindak lanjut
Bapak/Ibu bisa melakukan kegiatan yang kita pelajari hari ini pada L,
bapak/ibu juga bisa mengajari anggota keluarga yang lain untuk
menerapkan hal ini saat dirumah agar lebih mudah menyelesaikan
masalah ini.
c. Kontrak
Topik :
Bapak/ibu selanjutnya kita akan bertemu untuk latihan/menerapkan
apa yang sudah bapak/ibu pelajari kepada L langsung. Bapak/Ibu
maunya kapan? Bagaimana kalau besok?
Waktu :
Besok kita ketemu lagi jam 10.00 WIB, bagaimana?
Tempat :
Bapak/ibu besok ingin bertemu dimana? gimana kalau di taman saja?
Besok saya akan menemani bapak/ibu untuk latihan langsung apa
yang sudah kita pelajari pada L. Saya permisi dulu, assalamualaikum.
Pertemuan : 4 (empat)
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien
Klien mulai bisa berinteraksi dengan orang lain.
2. Diagnosa Keperawatan: Isolasi social
3. Tujuan: Klien dapat berinteraksi dengan orang lain.
4. Tindakan Keperawatan:
a. Evaluasi kemampuan keluarga.
b. Evaluasi kemampuan pasien
c. Rencana tindak lanjut keluarga:
Follow up
Rujukan
3. Fase terminasi
a. Evaluasi Subjektif dan Obyektif:
Bagaimana perasaanbapak/ibu setelah kita ngobrol-ngobrol? Apakah
sudah mengerti dengan apa yang sudah saya jelaskan tadi?
Apakah bapak/ibu bisa melakukan hal yang sudah saya dan teman-teman
ajarkan selama ini?
b. Rencana tindak lanjut
Bapak/Ibu bisa melakukan kegiatan yang kita pelajari hari ini pada L,
bapak/ibu juga bisa mengajari anggota keluarga yang lain untuk
menerapkan hal ini saat dirumah agar lebih mudah menyelesaikan
masalah ini.