Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

“KONSEP PERUBAHAN”

Mata Kuliah: Manajemen Keperawatan

Dosen Pengampu: Gustop Amatiria, S.Kep., M.Kes.

Disusun Oleh Kelompok 3:

1. Dini Risrika 2014301012


2. Fansuri Adung 2014301013
3. Martha Silva Theodota 2014301019
4. Mutiara Lintang 2014301021
5. Adelia Andani 2014301039

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG

SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

REGULAR 1 TINGKAT 3

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadiran Tuhan YME karena berkat dan kasih
karunianya sehingga penulis dapat meyelesaikan makalah ini dengan judul Ilmu Keperawatan
Dasar, “Konsep Perubahan”.

Dalam penulisan makalah ini penulis tidak lepas dari bantuan, bimbingan dan
arahan dari semua pihak, baik langsung maupun tidak langsung.

Akhir kata penulis ucapkan terima kasih kepada pihak yang terkait dalam
pemberian bantuan kepada penulis. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi setiap
pembaca.

Lampung, 09 januari 2023

Kelompok 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................................
B. Rumusan masalah......................................................................................................
C. Tujuan........................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi perubahan.....................................................................................................
B. Macam-macam Proses Berubah
C. Teori-teori dalam perubahan......................................................................................
D. Tipe Perubahan..........................................................................................................
E. Proses Terjadinya Perubahan.......................................................................................
F. Motivasi Dalam Perubahan
G. Strategi Dalam Perubahan............................................................................................
H. Model Dalam Perubahan............................................................................................
I. Hambatan Dalam Perubahan.....................................................................................
J. Perubahan dalam ilmu keperawatan............................................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................................
B. Saran..........................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang

keperawatan mempunyai dua pilihan utama yang berhubungan dengan perubahan,


mereka melakukan inovasi dan perubahan atau mereka dapat dirubah oleh suatu keadaan atau
sutuasi. Perawat mempunyai keterampilan dalam proses perubahan. Pertama proses
keperawatan yaitu merupakan pendekatan dalam penyelesayan masalah yang sistematis dan
konsisten dengan perencanaan perubahan. Kedua, perawat diajarkan mendapatkan ilmu
dikelas dan mempunyai pengalaman praktek untuk bekerja secara efektif dengan orang lain.

Perubahan pelayanan kesehatan / keperawatan merupakan kesatuan yang menyatu


dalam perkemangan dan perubahan keperawatan di indoneria. Bahkan adalah suatu yang
aneh atau tidak semestinya terjadi, apabila masyarakat umum dan lingkungan terus menerus
berubah, sedangkan keperawatan yang merupakan bagian masyarakat tersebut tidak berubah
dalam menata kehidupan keprofesiannya. Perubahan adalah cara keperawatan
mempertahankan diri sebagai profesi dan berperan aktif dalam menghadapi era
kesejagatan(millennium III). Maka keperawatan Indonesia, khususnya masyarakat ilmuwan
dan masyarakat profesional keperawatan Indonesia, melihat dan mempertahankan proses
profesionalisasi pada era kesejagatan ini bukan sebagai suatu ancaman untuk ditakuti atau
dihindari, tetapi merupakan tantangan untuk berupaya lebih keras memacu proses
propesionalisasi keperawatan di Indonesia dan mensejajarka diri dengan keperawatan
dinegara-negara lain.

Perubahan dapat dijabarkan dengan beberapa cara, termasuk perubahan yang


direncanakan atau yang tidak direncanakan. Perubahan yang tidak direcanakan adalah
perubahan yang terjadi tanpa suatu persiapan, sebaliknya perubahan yang direncanakan
adalah peribahan yang direncanakan dan dipiikirkan sebelumnya, terjadinya dalam waktu
yang lama, dan termasuk adanya suatu tujuanyang jelas.perubahan terencana lebih mudah
dikelola daripada perubahan yang terjadi pada perkembangan manusia atau tanpa persiapan
anat karena suatu ancaman. Untuk alasan tersebut, peerawat harus dapat mengelola
perubahan.
B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari konsep berubah?


2. Apa saja Macam-macam Proses Berubah ?
3. Apa saja teori-teori dalam berubah?
4. Apa saja tipe- tipe perubahan?
5. Apa saja proses perubahan dan Bagaimana proses terjadinya perubahan
6. Bagaimana motivasi dalam menghadapi proses berubah?
7. Bagaimana strategi dalam perubahan?
8. Bagaimana model- model dalam proses berubah?
9. Apa saja factor penghambat terjadinya perubahan?
10. Bagaimana perubahan dalam keperawatan?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum
2. Mahasiswa keperawatan dapat memahami secara teori maupun praktek tentang
perubahan didunia keperawatan. Dan bisa menngaplikasikan nantinya di praktek
atau setelah tamat dari bangku perkuliahan serta bisa mengamati perubahan -
perubahan yang terjadi di masyarakat.
3. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dapat mengetahui tentang definisi perubahan .
b. Mahasiswa dapat mengetahui tentang sifat-sifat perubahan.
c. Mahasiswa dapat mengetahui tentang teori-teori dalam perubahan.
d. Mahasiswa dapat mengetahui tentang tipe-tipe perubahan.
e. Mahasiswa dapat mengetahui tentang jenis-jenis perubahan.
f. Mahasiswa dapat mengetahui tentang proses terjadinya perubahan serta
motivasi dalam perubahan.
g. Mahasiswa dapat mengetahui tentang model dalam proses perubahan.
h. Mahasiswa dapat mengetahui tentang alasan, factor pendorong dan factor
penghambat perubahan.
i. Mahasiswa dapat mengetahui tentang tahap-tahap perubahan.
j. Mahasiswa dapat mengetahui tentang strategi dalam perubahan.
k. Mahasiswa dapat mengetahui tentang kunci sukses strategi untuk terjadinya
perubahan yang baik.
l. Mahasiswa dapat mengetahui tentang bhange egent.

m. Mahasiswa dapat mengetahui tentang perubahan dalam ilmu keperawatan.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi perubahan

Banyak definisi pakar tentang berubah, dua diantaranya yaitu Atkinson (1987),
mendefinisikan berubah merupakan kegiatan atau proses yang membuat sesuatu atau
seseorang berbeda dengan keadaan sebelumnya. Brooten (1978), mendefinisikan berubah
merupakan proses yang menyebabkan perubahan pola perilaku individu atau institusi.
Berubah adalah bagian dari kehidupan setiap orang; berubah adalah cara seseorang
bertumbuh, berkembang, dan beradaptasi. Perubahan dapat positif atau negatif terencana atau
tidak terencana. Perubahan adalah proses membuat sesuatu yang berbeda dari sebelumnya
( Sullivan dan Decker,2001). Jadi Perubahan adalah suatu proses dimana terjadinya peralihan
atau perpindahan dari status tetap (statis) menjadi status yang bersifat dinamis, artinya dapat
menyesuaikan diri dari lingkungan yang ada. Perubahan dapat mencakup keseimbangan
personal, sosial maupun organisasi untuk dapat menjadikan perbaikan atau penyempurnaan
serta dapat menerapkan ide atau konsep terbaru dalam mencapai tujuan tertentu.

Perubahan adalah proses dinamis dimana yang terjadi pada tingkah laku dan fungsi
seseorang, keluarga, kelompok atau komunitas (Potter dan Perry, 2005).Proses berubah juga
dapat diartikan sebagai proses beranjaknya seseorang dari keadaan status quo menjadi
keadaan keseimbangan semu. Status quo “Is a situation or state of affairs as it is now, or as it
was before a recent change ” atau keadaan dimana seseorang belum bergerak dari keadaan
semula.

Perubahan yang baik dapat dijalani manusia bertahap dan memerlukan waktu sesuai dengan
kemampuan manusia itu sendiri. Sehingga perubahan yang terjadi secara radikal biasanya
akan menemui banyak hambatan.

B. Macam-macam Proses Berubah

1. Perubahan ditinjau dari sifatnya, yaitu:


a. Perubahan spontan (Samson, 1971)
Perubahan sebagai respon terhadap kejadian alamiah dan terkontrol/alamiah.
Perubahan yang terjadi tidak diramalkan atau diprediksi sebelumnya.
Perkembangan,yaitu perubahan yang berbentuk kemajuan / peningkatan /
penambahan yang terjadi pada individu, kelompok dan organisasi.
Perubahan yang direncakan yaitu sebagai upaya yang bertujuan untuk mencapai
tingkat yang lebih baik.
b. Perubahan ditinjau dari keterlibatan:
1. Melalui penyedian informasi yang cukup.
2. Adanya sikap positif terhadap perubahn sesuatu atau inovasi.
3. Timbulnya komitmen diri untuk berubah.
c. Perubahan ditinjau dari sifat pengelolaan:
1) Menurut Duncan (1978)
a) Perubahan berencana.
1. Menyesuaikan kegiatan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
2. Adanya titik mula yang jelas dan dipersiapkan sesuai dengan tujuan
yang akan dicapai.
3. Adanya persiapan yang matang.
b) Perubahan acak/kacau.
1. Tidak ada titik awal perubahan.
2. Tidak ada upaya mempersiapkan kegiatan-kegiatan untuk tercapainya
tujuan.
2) Horsey dan Blancard (1977)
a) Partisipatif
Yaitu individu/klien diikutkan dalam proses perubahan tersebut.
Misalnya ketika bidan membangkitkan motivasi klien.
b) Paksaan
Yaitu perubahan yang total menggunakan kekuatan misalnya instruksi
dari atasan.

C. Teori - Teori Perubahan

1. Teori Kurt Lewin (19=1) Lewin (19=1) mengungkapkan bahwa perubahan dapat
dibedakan menjadi 3 tahapan, yang meliputi:

a. Tahap Unfreezing Masalah biasanya muncul akibat adanya ketidakseimbangan


dalam sistem. motivasi yang kuat untuk beranjak dari keadaan semula dan berubahnya
keseimbangan yang ada, merasa perlu untuk berubah dan berupaya untuk berubah,
menyiapkan diri, dan siap untuk berubah atau melakukan perubahan. Tugas perawat pada
tahap ini adalah mengidentifikasi masalah dan memilih jalan keluar yang terbaik.

b. Tahap Moving (bergerak) Bergerak (moving) yaitu bergerak menuju keadaan


yang baru atau tingkat/tahap perkembangan baru karena memiliki cukup informasi serta sikap
dan kemampuan untuk berubah, memahami masalah yang dihadapi, dan mengetahui langkah-
langkah penyelesaian yang harus dilakukan, kemudian melakukan langkah nyata untuk
berubah dalam mencapai tingkat atau tahap baru. Pada tahap ini perawat berusaha
mengumpulkan informasi dan mencari dukungan dari orang-orang yang dapat membantu
memecahkan masalah.
c. Tahap Refreezing Pembekuan (refreezing), motivasi telah mencapai tingkat atau
tahap baru, atau mencapai keseimbangan baru. Tingkat baru yang telah dicapai harus dijaga
agar tidak mengalami kemunduran atau bergerak mundur pada tingkat atau tahap
perkembangan semula. Oleh karena itu, perlu selalu ada upaya untuk mendapatkan umpan
balik, kritik yang konstruktif dalam upaya pembinaan (reinforcement) yang terus-menerus,
dan berkelanjutan. Setelah memiliki dukungan dan alternatif pemecahan masalah perubahan
diintegrasikan dan distabilkan sebagai bagian dari sistem nilai yang dianut. Tugas perawat
sebagai agen berubah berusaha mengatasi orang-orang yang masih menghambat perubahan.

2. Teori Rogers (1962)

Roger (1962) mengembangkan teori dari Lewin (19=1) tentang 3 tahap perubahan dengan
menekankan pada latar belakang individu yang terlibat dalam perubahan dan lingkungan di
mana perubahan tersebut dilaksanakan. Setiap individu yang terlibat dalam proses perubahan
dapat menerima atau menolaknya. Meskipun perubahan dapat diterima, mungkin saja suatu
saat akan ditolak setelah perubahan tersebut dirasakan sebagai hal yang menghambat
keberadaanya. Roger mengatakan bahwa perubahan yang efektif tergantung individu yang
terlibat, tertarik, dan berupaya untuk selalu berkembang dan maju serta mempunyai suatu
komitmen untuk bekerja dan melaksanakannya Roger(1962) menjelaskan = tahap dalam
perubahan, yaitu: kesadaran, keinginan, evaluasi, menboba, dan penerimaan atau dikenal juga
sebagai AIETA (Awareness, Interest, Evaluation, Trial, Adoption).

• Perubahan harus mempunyai keuntungan yang berhubungan, yaitu menjadi lebih


baik dari metodeyang sudah ada.
• Perubahan harus sesuai dengan nilai-nilai yang ada dan tidak bertentangan.

• Kompleksitas, yaitu ide-ide yang lebih komplek bisa saja lebih baik dari ide yang
sederhana asalkan lebih mudah untuk dilaksanakan.
• Dapat dibagi, yaitu perubahan dapat dilaksanakan dalam skala yang kebil.

• Dapat dikomunikasikan, yaitu semakin mudah perubahan digunakan maka semakin


mudah perubahan disebarkan.

Roger mengatakan bahwa perubahan yang efektif tergantung individu yang terlibat, tertarik,
dan berupaya untuk selalu berkembang dan maju serta mempunyai suatu komitmen untuk
bekerja dan melaksanakannya.

3. Teori Lippitt (1973)

Lippit (1973) mendefinisikan perubahan sebagai sesuatu yang direnbanakan atau


tidak direnbanakan terhadap status quo dalam individu, situasi atau proses, dan dalam
perenbanaan perubahan yang diharapkan, disusun oleh individu, kelompok, organisasi atau
sistem sosial yang memengaruhi sebara langsung tentang status quo, organisasi lain, atau
situasi lain. Lippit (1973) menekankan bahwa tidak seorang pun bisa lari dari perubahan.

Teori ini merupakan pengembangan dari teori Lewin. Lippitt mengungkapkan tujuh
hal yang harus diperhatikan seorang manajer dalam sebuah perubahan yaitu:

1. Tahap 1: Mendiagnosis dan menetapkan masalah, Mengidentifikasi semua faktor yang


mungkin mendukung atau menghambat perubahan. Pada tahap ini, setiap individu yang
terlibat dalam perubahan harus membuka diri dan menghindari keputusan sebelum semua
fakta dapat dikumpulkan. Individu yang terlibat juga harus sering berpikir dan mengetahui
apa yang salah serta berusaha menghindari data-data yang dianggap tidak sesuai. Semakin
banyak informasi tentang perubahan dimiliki seorang manajer, maka semakin akurat data
yang dapat diidentifikasi sebagai masalah. Semua orang yang mempunyai kekuasaan, harus
diikutkan sedini mungkin dalam proses perubahan tersebut, karena setiap orang mempunyai
tanggung jawab untuk selalu menginformasikan tentang fenomena yang terjadi.

2. Tahap 2 :Mengkaji motivasi dan kemampuan untuk berubah, Perubahan merupakan


sesuatu yang mudah, tetapi perubahan keberhasilan dalam mencapai tujuan yang lebih baik
akan memerlukan kerja keras dan komitmen yang tinggi dari semua orang yang terlibat di
dalamnya. Pada tahap ini, semua orang yang terlibat dan lingkungan yang tersedia harus
dikaji tentang kemampuan, hambatan yang mungkin timbul, dan dukungan yang akan

diberikan. Mengingat mayoritas praktik keperawatan berada pada suatu organisasi/instansi,


maka struktur organisasi harus dikaji apakah peraturan yang ada, kebijakan, budaya
organisasi, dan orang yang terlibat akan membantu proses perubahan atau justru
menghambatnya. Fokus perubahan pada tahap ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang
mendukung dan menghambat terhadap proses perubahan tersebut

3. Tahap 3: Mengkaji motivasi dan sumber-sumber agen, Mencari dukungan baik internal
maupun eksternal atau secara interpersonal, organisasional maupun berdasarkan pengalaman.
Pada tahap ini, diperlukan suatu komitmen dan motivasi manajer dalam proses perubahan.
Pandangan manajer tentang perubahan harus dapat diterima oleh staf dan dapat dipercaya.
Manajer harus mampu menunjukkan motivasi yang tinggi dan keseriusan dalam pelaksanaan
perubahan dengan selalu mendengarkan masukan-masukan dari staf dan selalu mencari solusi
yang terbaik.

4. Tahap 4: Menyeleksi objektif akhir perubahan, Menyusun semua hasil yang di dapat
untuk membuat perencanaan. Pada tahap ini, perubahan harus sudah disusun sebagai suatu
kegiatan secara operasional, terorganisasi, berurutan, kepada siapa perubahan akan
berdampak, dan kapan waktu yang tepat untuk dilaksanakan. Untuk itu diperlukan suatu
target waktu dan perlu dilakukan ujicoba sebelum menentukan efektivitas perubahan.

5. Memilih peran yang sesuai untuk agen berubahan Pada tahap ini, perlu ada suatu
pemilihan seorang pemimpin atau manajer yang ahli dan sesuai di bidangnya. Manajer
tersebut akan dapat memberikan masukan dan solusi yang terbaik dalam perubahan serta dia
bisa berperan sebagai seorang “mentor yang baik.” Perubahan akan berhasil dengan baik
apabila antara manajer dan staf mempunyai pemahaman yang sama dan memiliki
kemampuan dalam melaksanakan perubahan tersebut. Pada tahap ini juga sering terjadi
konflik teruatama yang berhubungan dengan masalah personal.

6. Mempertahankan perubahan, Perubahan diperluas, mungkin membutuhkan struktur


kekuatan untuk mempertahankannya. Sekali perubahan sudah dilaksanakan, maka harus
dipertahankan dengan komitmen yang ada. Komunikasi harus terbuka dan terus
diinformasikan supaya setiap pertanyaan yang masuk dan permasalahan yang terjadi dapat
diambil solusi yang terbaik oleh kedua belah pihak g. Mengakhiri hubungan saling membantu
Perawat sebagai agen berubah, mulai mengundurkan diri dengan harapan orang-orang atau
situasi yang diubah sudah dapat mandiri. Selama proses mengakhiri perubahan, maka harus
selalu diikuti oleh perencanaan yang berkelanjutan dari seorang manajer. bersedia menjadi
konsultan dan secara aktif terus terlibat dalam perubahan.

4. Teori Havelock

Teori ini merupakan modifikasi Hal ini harus dilaksanakan secara bertahap supaya
individu yang terlibat mempunyai peningkatan tanggung jawab dan dapat mempertahankan
perubahan yang telah terjadi. Manajer harus terus-menerus dari teori Lewin dengan
menekankan perencanaan yang akan mempengaruhi perubahan. Enam tahap sebagai
perubahan menurut Havelock.

a) Membangun suatu hubungan


b) Mendiagnosis masalah
c) Mendapatkan sumber-sumber yang berhubungan
d) Memilih j alan keluar
e) Meningkatkan penerimaan
f) Stabilisasi dan perbaikan diri sendiri

5. Teori Spradley Spradley

Menegaskan bahwa perubahan terencana harus secara konstan dipantau untuk


mengembangkan hubungan yang bermanfaat antara agen berubah dan sistem berubah.
Berikut adalah langkah dasar dari model Spradley.

a. Mengenali gejala
b. Mendiagnosis masalah
c. Menganalisa jalan keluar
d. Memilih perubahan
e. Merencanakan perubahan
f. Melaksanakan perbahan
g. Mengevaluasi perubahan
h. Menstabilkan perubahan
Tabel 1.1. Perbangingan Perubahan Berdasarkan Tiga Teori Perubahan
D. Tipe Perubahan

Apabila di pandang dari tipe perubahan, menurut bennis tahun 1995, perubahan itu
sendiri memiliki tujuh tipe diantaranya :

a) Tipe indoktrinasi, suatu peubahan yang dilakukan oleh sekelompok atau masyarakat
yang menginginkan pencapaiaan tujuan yang diharapkan dengan cara memberi
doktrim atau menggunakan kekuatan sepihak untuk dapat berubah.

b) Tipe paksaan atau kekerasan, merupakan tipe perubahan dengan melakukan


pemaksaan atau kekerasan pada anggota atau seseorang dengan harapan tujuan yang
dicapai dapat terlaksana.

c) Tipe teknokratik, merupakan tipe perubahan dengan melibatkan kekuatan lain dalam
menbapai tujuan yang diharapkan terdapat satu pihak merumuskan tujuan dan pihak
lain untuk membantu mencapai tujuannya.

d) Tipe interaksional, merupakan perubahan dengan menggunakan kekuatan kelompok


yang saling berinteraksi satu dengan yang lain dalm mencapai tujuan yang diharapkan
dari perubahan.

e) Tipe sosialisasi, merupakan suatu perubahan dalam mencapai tujuan dengan


menggunakan kerja sama dengan kelompok lain tetapi masih menggunakan kekuatan
untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai.

f) Tipe emultif, merupakan suatu perubahan dengan menggunakan kekuataan unilateral


dengan tidak merrumuskan tujuan terlebih dahulu secara sungguh sungguh, perubahan
ini dapat dilakukan pada sistem diorganisasi yang bawahannya berusaha menyamai
pimpinan atau atasannya.

g) Tipe alamiah, merupakan perubahan yang terjadi akibat sesuatu yang tidak disengaja
tetapi dalam merumuskan dilakukan secara tidak sungguh, seperti kecelakaan, maka
seseorang ingin mengadakan perubahan untuk lebih berhati-hati dalam berkendaraan
dan lain sebagainya.
E. Proses Terjadinya Perubahan.

Suasana pelayanan kesehatan pada tahun 1990an adalah suatu tantangan. Tekanan dari
pemerintah, perusahaan asuransi, serikat kerja, para pegawai, dan konsumen mengenai
pelayanan kesehatan, diarahkan kembali pada perawatan diri dan pencegahan. Teknologi
mengalami perubahan dan focus biaya perawatan perioperatif bergeser kea rah yang lebih
efektif pada situasi yang sama.

Keperawatan mempunyai kesempatan baru untuk menjadi bagian dari perubahan,


selama seluruh system mengalami pergeseran biaya saat kualitas perawatan klien meningkat.
Kreatifitas dan tinjauan tekanan kekuatan eksternal yang luas akan memungkinkan perawat
melakukan perubahan.

Perubahan dapat dijabarkan dengan beberapa bara, termasuk perubahan yang


direnbanakan atau yang tidak direnbanakan. Perubahan yang tidak direbanakan adalah
perubahan yang terjadi tanpa suatu persiapan, sebaliknya perubahan yang direnbanakan
adalah peribahan yang direnbanakan dan dipiikirkan sebelumnya, terjadinya dalam waktu
yang lama, dan termasuk adanya suatu tujuan yang jelas. Perubahan terenbana lebih mudah
dikelola daripada perubahan yang terjadi pada perkembangan manusia atau tanpa persiapan
anat karena suatu anbaman. Untuk alasan tersebut, perawat harus dapat mengelola perubahan.

Proses perenbanaan terjadi karena adanya perubahan yang sangat kompleks dan
melibatkan interaksi banyak orang, faktor, dan tekanan. Sebara umum, perubahan terenbana
adalah suatu proses di mana ada pendapat baru yang dikembangkan dan dikomunikasikan
kepada semua orang, walaupun akhirnya akan diterima atau ditolak. Perubahan perenbanaan,
sebagaimana proses keperawatan, memerlukan suatu pemikiran yang matang tentang
keterlibatan individu atau kelompok. Penyelesaian masalah, pengambilan keputusan,
pemikiran kritis, pengkajian, dan efektivitas penggunaan keterampilan interpersonal,
termasuk kemampuan komunikasi, kolaborasi, negosiasi, dan persuasi, adalah kunbi dalam
perenbanaan perubahan.

Orang yang mengelola perubahan harus mempunyai visi yang jelas di mana proses
akan dilaksanakan dengan arah yang terbaik untuk menbapai tujuan tersebut. Proses
perubahan memerlukan tahapan yang berurutan di mana orang akan terlibat dalam sebuah
proses perubahan dan arah perubahan yang akan dilaksanakan. Oleh karena itu, koalisi perlu
dan harus dibentuk untuk mendukung perubahan.
Dalam literature yang lain disebutkan bahwa proses terjadinya perubahan terdiri
dari beberapa tahap diantaranya :

Menbairkan: melibatkan penghanburan bara normal orang yang melakukan sesuatu-


mmemutuskan pola,kebiasaan,dan rutinitas sehingga orang siap untuk menerima
alternatifbaru(hersey, Blanbhard) atau mengurangi kekuatan untuk mengurangi status quo,
menbiptakan kebutuhan akan perubahan, meminimalisasi tantangan terhadap perubahan
seperti memberikan masalah proaktif.

Contoh :Refresing,kegiatan_kegiatan baru.

Memindahkan: mengembangkan perilaku, nilai dan sikap yang baru. Membekukan


kembali:akan terjadi jika prilaku baru sudah menjadi bagian dari kepribadian
seseorang.dengan cara memperkuat, mengevaluasi, dan membuat modifikasi konstruktif.

F. Motivasi Dalam Perubahan.

Motivasi itu timbul karena tuntutan kebutuhan dasar manusia,sedangkan kebutuhan dasar
manusia yang dimaksud antara lain:
1. Kebutuhan fisiologis (makan, minum, tidur, oksigen dll) berdasarkan kebutuhan
tersebut maka manusia akan selalu ingin mempertahankan hidupnya dengan jalan
memenuhinya atau mengadakan perubahan.

2. Kebutuhan keamanan. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan manusia agar


mendapatkan jaminan keamanan atau perlindungan dari berbagai ancaman bahaya
yang ada.

3. Kebutuhan social. Kebutuhan ini mutlak diperlukan karena manusia tidak akan dapat
hidup sendiri tanpa bantuan dari orang lain.

4. Kebutuhan penghargaan dan dihargai. Setiap manusia selalu ingin mendapatkan


penghargaan dimata masyarakat akan prestasi, status, dan lain-lain. Untuk itu
manusia akan termotivasi untuk mengadakan perubahan.

5. Kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan perwujudan diri agar di akui masyarakat akan
kemampuannya dan potensi yang dimiliki.
6. Kebutuhan interpersonal yang meliputi kebutuhan untuk berkumpul bersama untuk
melakukan control dalam mendapatkan pengaruh dari lingkungan.

G. Strategi Dalam Perubahan.

Tercapai secara tepat, efektif dan efisien, untuk itu dibutuhkan strategi khusus
dalam perubahan. Dalam perubahan dibutuhkan cara yang tepat agar tujuan dalam perubahan
dan diantaranya:

1. Strategi Rasional Empirik

Strategi ini didasarkan karena manusia sebagai komponen dalam perubahan memiliki sifat
rasional untuk kepentingan diri dalam berperilaku. Untuk mengadakan suatu perubahan
strategi rasional dan empirik yang didasarkan dari hasil penemuan atau riset untuk
diaplikasikan dalam perubahan manusia yang memiliki sifat rasional akan menggunakan
rasionalnya dalam menerima sebuah perubahan. Langkah dalam perubahan atau kegiatan
yang diinginkan dalam strategi rasional empirik ini dapat melalui penelitian atau
adanyadesiminasi melalui pendidikan secara umum sehingga melalui desiminasi akan
diketahui secara rasional bahwa perubahan yang akan dilakukan benar-benar sesuai dengan
rasional. Strategi ini juga dilakukan pada penempatan sasaran yang sesuai dengan
kemampuan dan keahlian yang dimiliki sehingga semua perubahan akan menjadi efektif dan
efisien, selain itu juga menggunakan sistem analisis dalam pemecahan masalah yang ada.

2. Strategi Redukatif normative

Strategi ini dilaksanakan berdasarkan standar norma yang ada di masyarakat. Perubahan yang
akan dilaksanakan melihat nilai-nilai normatif yang ada di masyarakat sehingga tidak akan
menimbulkan permasalahan baru di masyarakat. Standar norma yang ada di masyarakat ini di
dukung dengan sikap dan sistem nilai individu yang ada di masyarakat. Pendekatan ini
dilaksanakan dengan mengadakan intervensi secara langsung dalam penerapan teori- teori
yang ada.Strategi ini dilaksanakan dengan cara melibatkan individu, kelompok atau
masyarakat dan proses penyusunan rancangan untuk perubahan. Pelaku dalam perubahan
harus memiliki kemampuan dalam berkolaborasi dengan masyarakat. Kemampuan ilmu
perilaku harus dimiliki dalam pembaharu.

3. Strategi Paksaan- Kekuatan


Dikatakan strategi paksaan-kekuatan karena adanya penggunaan kekuatan atau kekuasaan
yang dilaksanakan secara paksa dengan menggunakan kekuatan moral dan kekuatan

politik.Strategi ini dapat dilaksanakan dalam perubahan sistem kenegaraan, penerapan sistem
pendidikan dan lain-lain.

Perubahan dalam organisasi terdapat 3 tingkatan yang berbeda, yaitu: individu yang
bekerja di organisasi tersebut, perubahan struktur dan system hubungan interpersonal.
Strategi membuat perubahan dapat dikelompokan menjadi 4 hal, yakni:

1. Memiliki visi yang j elas


Visi ini merupakan hal yang sederhana dan utama, karena visi dapat mempengaruhi
pandangan orang lain. Misalnya visi J.F kennedy, “menempatkan seseorang dibulan sebelum
akhir abad ini.” Visi harus disusun secara jelas, ringkas, mudah, dipahami dan dapat
dilaksanakan oleh setiap orang.

2. Menciptakan budaya organisasi tentang nilai-nilai moral dan percaya kepada orang lain
Menciptakan iklim yang kondusif dan rasa saling percaya adalah hal yang penting. Perubahan
akan lebih baik jika mereka percaya seseorang dengan kejujuran dan nilai-nilai yang
diyakininya. Orang akan berani mengambil suatu resiko terhadap perubahan, apabila mereka
dapat berpikir jernih dan tidak emosional dalam menghadapi perubahan. Setiap perubahan
harus diciptakan suasana keterbukaan, kejujuran, dan secara langsung.

Menurut porter dan O’Grady (1986) upaya yang harus ditanamkan dalam menciptakan iklim
yang kondusif adalah:

• Kebebasan untuk berfungsi secara efektif

• Dukungan dari sejawat dan pimpinan

• Kejelasan harapan tentang lingkungan kerja

• Sumber yang tepat untuk praktik secara efektif

• Iklim organisasi yang terbuka

3. System komunikasi yang jelas, singkat dan sesering mungkin


Komunikasi merupakan unsur yang penting dalam perubahan. Setiap orang perlu dijelaskan
tentang perubahan untuk menghindari rumor atau informasi yang salah. Semakin banyak
orang yang mengetahui tentang keadaan, maka mereka akan semakin baik dan mampu dalam
memberikan pandangan ke depan dan mengurangi kecemasan serta ketakutan terhadap
perubahan. Menurut silber (1993), komunikasi satu arah tidak cukup dan sering menimbulkan
kebingungan karena orang tidak mengetahui apa yang akan terjadi.

4. Keterlibatan orang yang tepat


Perubahan perlu disusun oleh orang-orang yang berkompeten. Begitu rencana sudah tersusun,
maka segeralah melibatkan orang lain pada setiap jabatan di organisasi, karena keterlibatan
akan berdampak terhadap dukungan dan advokasi (Endah, Rika. 2003).

H. Model Dalam Perubahan.

Model dalam perubahan terbagi menjadi 3 tahap :


1. Research And Development Model (Model Penelitian dan Pengembangan).
Model perubahan perubahan ini didasarkan atas penelitian dan perencanaan dalam

pengembangan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam menggunakan


model ini dapat dilakukan dengan cara melakukan identifikasi atas perubahan yang
akan dilakukan dalam perubahan.

2. Social Interaction Model (Model Interaksi Sosial).

Model perubahan dengan interaksi sosial ini dilakukan berdasarkan atas saling
kerjasama dalam sistem dengan memfokuskan pada persepsi dan respons dar
perubahan Roger diantaranya, menyadari akan perubahan, adanya minat dalam
perubahan, melakukan evaluasi tentang hal-hal yang akan dilakukan perubahan,
melalui uji coba sesuatu hal yang akan dilakukan perubahan serta menerima
perubahan.

3. Problem Solving Model (Model Penyelesaian Masalah).

Model ini menekankan pada penyelesaian masalah dengan menggunakan langkah


mengidentifikasi kebutuhan yang menjadi masalah, mendiagnosis masalah,
menemukan cara penyelesaian masalah yag akan digunakan, melakukan uji coba dan
melakukan evaluasi dari hasil uji coba untuk digunkan dalam perubahan.
I. Hambatan Dalam Perubahan.

Perubahan tidak selalu mudah untuk dilaksanakan akan tetapi banyak hambatan
yang akan diterimanya baik hambatan dari luar maupun dari dalam diantaranya hal yang
menjadi hambatan dalam perubahan adalah sebagai berikut :

1. Ancaman Kepentingan Pribadi.

Ancaman kepentingan pribadi ini merupakan hambatan dalam perubahan karena


adanya kekhawatiran adanya perubahan segala kepentingan dan tujuan diri contohnya dalam
melaksanakan standarisasi perawat profesional dimana yang diakui sebagai profesi perawat
minimal D III Keperawatan, sehingga bagi lulusan SPK yang dahulu dan tidak ingin
melanjutkan pendidikan akan terancam bagi kepentingan dirinya sehingga hal tersebut dapat
menjadikan hambatan dalam perubahan.

2. Persepsi yang Kurang Tepat.

Persepi yang kurang tepat atau informasi yang belum jelas ini dapat menjadi
kendala proses perubahan. Berbagai informasi yang akan dilakukan dalam sistem perubahan
jika tidak dikomunikasikan dengan jelas atau informasinya kurang lengkap, maka tempat
yang akan dijadikan perubahan akan sulit menerimanya sehingga timbul kekhawatiran dari
perubahan tersebut.

3. Reaksi Psikologis.

Reaksi psikologis ini merupakan faktor yang menjadi hambatan dalam perubahan
karena setiap orang memiliki reaksi psikologis yang berbeda dalam merespons perbedaan
sistem adaptasi pada setiap orang juga dapat menimbulkan reaksi psikologos yang berbeda
sehingga bisa menjadi hambatan dalam perubahan, contohnya bila akan dilakukan perubahan
dalam sistem praktek keperawatan mandiri bagi perawat. Jika perawat belum bisa menerima
secara psikologis, akan timbul kesulitan karena ada perasaan takut sebagai dampak dari
perubahan.

4. Toleransi terhadap Perubahan.

Toleransi terhadap ini tergantung dari individu, kelompok atau masyarakat. Apabila
individu, kelompok atau masyarakat tersebut memiliki toleransi yang tinggi terhadap
perubahan, maka akan memudahkan proses perubahan tetapi apabila toleransi seseorang
terhadap perubahan sangat rendah, maka perubahan tersebut akan sulit diaksanakan.

5. Kebiasaan.

Pada dasarnya seseorang akan lebih senang pada sesuatu yang sudah diketahui
sebelumnya atau bahkan dilaksanakan sebelumnya dibandingkan sesuatu yang baru
dikenalnya, karena keyakinan yang dilmiliki sangat kuat. Faktor kebiasaan ini yang
menjadikan hambatab dalam perubahan.

6. Ketergantungan.

Ketergantungan merupakan hambatan dalam proses perubahan karena


ketergantungan menyebabkan seseorang tidak dapat hidup secara mandiri dalam mencapai
tujuan tertentu.

Suatu perubahan akan menjadi masalah bagi seseorang yang selalu menggantungkan diri
sehingga perubahan sulit dilakukan.

7. Perasaan tidak Aman.

Perasaan tidak aman juga merupakan faktor penghambat dalam perubahan karena
adanya ketakutan terhadap dampak dari perubahan yang juga akan menambah ketidakamanan
pada diri, kelompok atau masyarakat.

8. Norma.

Norma merupakan segala aturan yang didukung oleh anggota masyarakat dan
tidak mudah dirubah. Apabila akan mmengadakan proses perubahan namun perubahan
perubahan tersebut akan menghadapi hambatan. Sebaliknya jika norma tersebut sesuai
dengan prinsip perubahan, maka akan sangat mudah dalam perubahan.

J. Perubahan Dalam ilmu Keperawatan.

Sebagai manusia kita hidup dalam dunia perubahan. Perubahan merupakan suatu
hal yang pasti (terjadi, dan akan terjadi), hal mana sudah diketahui oleh manusia sejak zaman
dahulu, yang diungkapkan mereka melalui kata-kata “Pantai Rei” (bahasa Belanda: alles
verandert - bahasa Inggris: everything changes).Perubahan merupakan satu kata yang
memberikan makna bagi dinamika kehidupan manusia. Adakalanya perubahan berdampak
positif sesuai yang diharapkan. Akan tetapi biasa berdampak negative atau tidak sesuai
dengan yang diharapkan, bahkan tidak jarang bertentangan dengan keinginan yang
direncanakan dan merugikan (Nursalam. M. 2008).

Perubahan adalah respon terencana atau tak terencana terhadap tekanan-tekanan dan
desakan-desakan yang ada. Manajemen Perubahan adalah upaya yang dilakukan untuk
mengelola akibat-akibat yang ditimbulkan karena terjadinya perubahan dalam organisasi.
Perubahan mempunyai manfaat bagi kelangsungan hidup suatu organisasi, tanpa adanya
perubahan maka dapat dipastikan bahwa usia organisasi tidak akan bertahan lama. Perubahan
dapat terjadi karena sebab-sebab yang berasal dari dalam maupun dari luar organisasi
tersebut.Manajemen perubahan adalah aplikasi pengetahuan, kemampuan, alat dan teknik
untuk menggabungkan perubahan menjadi sebuah proyek dan atau menjadi sebuah strategi.

Perubahan dapat dijabarkan dengan beberapa bara, termasuk perubahan yang


direnbanakan atau yang tidak direnbanakan. sebaliknya perubahan yang direnbanakan adalah
perubahan yang direnbanakan dan dipikirkan sebelumnya, terjadinya dalam waktu yang lama,
dan termasuk adanya suatu tujuan yang jelas. Perubahan terenbana lebih mudah dikelola
daripada perubahan yang terjadi pada perkembangan manusia atau tanpa persiapan anat
karena suatu anbaman. Untuk alasan tersebut, perawat harus dapat mengelola perubahan.

1. Perubahan terenbana.

Perubahan yang direnbanakan (planed bhange) adalah perubahan yang lebih mudah
dikelola dari pada perubahan yang tidak direnbanakan, sebara umum perubahan terenbana
adalah suatu proses dimana adanya pendapat baru yang dikembangkan, dikomunikasikan,
kepada semua orang walaupun akhirnya akan diterima atau ditolak. Orang yang mengelola
perubahan harus mempunyai suatu visi yang jelas dimana proses akan dilaksanakan dengan
arah yang terbaik untuk menbapai tujuan (Nursalam. M. 2008).

Menurut Suyanto (2009), perubahan terenbana adalah perubahan yang diranbang


dan diimplementasikan sebara berurutan dan tepat waktu sebagai antisipasi dari peristiwa di
masa mendatang. Sedangkan perubahan reaktif adalah respons bertahap terhadap peristiwa
ketika munbul. Karena perubahan reaktif dilakukan dengan bepat, maka potensi terjadinya
perubahan benderung menghasilkan akibat yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, perubahan
terenbana lebih disukai dibandingkan dengan perubahan reaktif(Suyanto. 2009).
2. Perubahan tidak terenbana.

Perubahan yang tidak direnbanakan (unplanned bhange) adalah perubahan yang


terjadi tanpa suatu persiapan. Determinan dari suatu perubahan tidak terenbana dari suatu
organisasi antara lain karena adanya pergeseran dalam tampilan demografis angkatan kerja,
respons terhadap kebenderungan globalisasi, adanya peraturan pemerintah, persaingan
ekonomi, dan perbedaan kinerja (Suyanto. 2009).

Dalam perkembangannya keperawatan juga mengalami proses perubahan seiring dengan


kemajuan dan teknologi. Alasan terjadinya perubahan dalam keperawatan antara lain:

a) Keperawatan sebagai suatu profesi yang diakui oleh masyarakat dalam


memberikan pelayanan kesehatan melalui asuhan keperawatan tentu akan dituntut untuk
selalu berubah kearah kemandirian dalam profesi keperawatan, sehingga sebagai profesi akan
mengalami perubahan kearah professional dengan menunjukkan agar profesi keperawatan
diakui oleh profesi bidang kesehatan yang sejajar dalam pelayanan kesehatan.

b) Keperawatan sebagai bentuk pelayanan asuhan keperawatan professional yang


diberikan kepada masyarakat akan terus memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat dengan
mengadakan perubahan dalam penerapan model asuhan keperawatan yang tepat, sesuai
dengan lingkup praktek keperawata.

c) Keperawatan sebagai ilmu pengetahuan harus selalu berubah dan berkembang


sejalan dengan tuntutan zaman dan perubahan teknologi, karena itu dituntut selalu
mengadakan perubahan melalui penelitian keperawatan, sehingga ilmu keperawatan diakui
secara bersama oleh disiplin ilmu lain yang memilki landasan yang kokoh dalam keilmuan.

d) Keperawatan sebagai komunitas masyarakat ilmiah harus selalu menunjukkan jiwa


profesional dalam tugas dan tanggung jawabnya dan selalu mengadakan perubahan sehingga
citra sebagai profesi tetap bertahan dan berkembang.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan.

Dalam kehidupan manusia, perubahan tidak dapat di hindari. Dimulai oleh dunia
usaha yang lebih dulu menyadari pentingnya perubahan bagi peningkatan kualitas produksi
yang dihasilkan, sampai ke administrasi pemerintah. Berbagai upaya dan pendekatan telah
dilakukan untuk memecahkan masalah yang timbul akibat adanya perubahan. Oleh karena
perubahan memang selalu terjadi dan pasti akan selalu terjadi, pimpinan organisasi baik
organisasi pemerintah maupun non-pemerintah disamping harus memiliki kepekaan terhadap
perubahan-perubahan yang terjadi di luar organisasi yang dipimpinnya dan mampu
memperhitungkan dan mengakomodasikan dampak dari perubahan-perubahan yang terjadi
itu, mutlak perlu pula untuk mempunyai keterampilan dan keberanian untuk melakukan
perubahan di dalam organisasi demi peningkatan kemampuan organisasi untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.

Diantara para pakar menurut Wibowo memberikan terminologi yang berbeda-beda


tentang jenis-jenis perubahan. Pertama, membedakan jenis perubahan dalam planed change
(perubahan terencana) dan unplanned change (perubahan tidak terencana). Kedua,
membandingkan tipologi perubahan menjadi adaptive change, innovative change, radically
innovative change. Ketiga, membagi menurut sifatnya menjadi incremental change dan
fundamental change.

Tidak banyak orang yang suka akan perubahan, namun walau begitu perubahan
tidak bisa dihindari. Harus dihadapi. Karena hakikatnya memang seperti itu maka diperlukan
satu manajemen perubahan agar proses dan dampak dari perubahan tersebut mengarah pada
titik positif.
B. Saran.

Kita harus menyadari bahwa perubahan akan terjadi dan memang selalu terjadi serta
tidak bisa dihindari oleh karena itu kita harus mempersiapkan suatu menajemen untuk
menghadapinya. Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak
kekurangan di dalamnya baik dalam struktur, maupun pembahasannya. Jadi saran dan kritik
yang membangun sangat kami harapkan dan semoga makalah ini juga bisa bermanfaat bagi
pembaca.
Daftar pustaka

http://nurseviliansyah.blogspot.com/2015/Q7/konsep-berubah-dalam- keperawatan.html#.XY
yZVEY zblU

https://adysetiadi.files.wordpress.com/2018/03/konsep-berubah-std.pdf

Anda mungkin juga menyukai