“KONSEP PERUBAHAN”
REGULAR 1 TINGKAT 3
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan atas kehadiran Tuhan YME karena berkat dan kasih
karunianya sehingga penulis dapat meyelesaikan makalah ini dengan judul Ilmu Keperawatan
Dasar, “Konsep Perubahan”.
Dalam penulisan makalah ini penulis tidak lepas dari bantuan, bimbingan dan
arahan dari semua pihak, baik langsung maupun tidak langsung.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih kepada pihak yang terkait dalam
pemberian bantuan kepada penulis. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi setiap
pembaca.
Kelompok 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................................
B. Rumusan masalah......................................................................................................
C. Tujuan........................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi perubahan.....................................................................................................
B. Macam-macam Proses Berubah
C. Teori-teori dalam perubahan......................................................................................
D. Tipe Perubahan..........................................................................................................
E. Proses Terjadinya Perubahan.......................................................................................
F. Motivasi Dalam Perubahan
G. Strategi Dalam Perubahan............................................................................................
H. Model Dalam Perubahan............................................................................................
I. Hambatan Dalam Perubahan.....................................................................................
J. Perubahan dalam ilmu keperawatan............................................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................................
B. Saran..........................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Mahasiswa keperawatan dapat memahami secara teori maupun praktek tentang
perubahan didunia keperawatan. Dan bisa menngaplikasikan nantinya di praktek
atau setelah tamat dari bangku perkuliahan serta bisa mengamati perubahan -
perubahan yang terjadi di masyarakat.
3. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dapat mengetahui tentang definisi perubahan .
b. Mahasiswa dapat mengetahui tentang sifat-sifat perubahan.
c. Mahasiswa dapat mengetahui tentang teori-teori dalam perubahan.
d. Mahasiswa dapat mengetahui tentang tipe-tipe perubahan.
e. Mahasiswa dapat mengetahui tentang jenis-jenis perubahan.
f. Mahasiswa dapat mengetahui tentang proses terjadinya perubahan serta
motivasi dalam perubahan.
g. Mahasiswa dapat mengetahui tentang model dalam proses perubahan.
h. Mahasiswa dapat mengetahui tentang alasan, factor pendorong dan factor
penghambat perubahan.
i. Mahasiswa dapat mengetahui tentang tahap-tahap perubahan.
j. Mahasiswa dapat mengetahui tentang strategi dalam perubahan.
k. Mahasiswa dapat mengetahui tentang kunci sukses strategi untuk terjadinya
perubahan yang baik.
l. Mahasiswa dapat mengetahui tentang bhange egent.
PEMBAHASAN
A. Definisi perubahan
Banyak definisi pakar tentang berubah, dua diantaranya yaitu Atkinson (1987),
mendefinisikan berubah merupakan kegiatan atau proses yang membuat sesuatu atau
seseorang berbeda dengan keadaan sebelumnya. Brooten (1978), mendefinisikan berubah
merupakan proses yang menyebabkan perubahan pola perilaku individu atau institusi.
Berubah adalah bagian dari kehidupan setiap orang; berubah adalah cara seseorang
bertumbuh, berkembang, dan beradaptasi. Perubahan dapat positif atau negatif terencana atau
tidak terencana. Perubahan adalah proses membuat sesuatu yang berbeda dari sebelumnya
( Sullivan dan Decker,2001). Jadi Perubahan adalah suatu proses dimana terjadinya peralihan
atau perpindahan dari status tetap (statis) menjadi status yang bersifat dinamis, artinya dapat
menyesuaikan diri dari lingkungan yang ada. Perubahan dapat mencakup keseimbangan
personal, sosial maupun organisasi untuk dapat menjadikan perbaikan atau penyempurnaan
serta dapat menerapkan ide atau konsep terbaru dalam mencapai tujuan tertentu.
Perubahan adalah proses dinamis dimana yang terjadi pada tingkah laku dan fungsi
seseorang, keluarga, kelompok atau komunitas (Potter dan Perry, 2005).Proses berubah juga
dapat diartikan sebagai proses beranjaknya seseorang dari keadaan status quo menjadi
keadaan keseimbangan semu. Status quo “Is a situation or state of affairs as it is now, or as it
was before a recent change ” atau keadaan dimana seseorang belum bergerak dari keadaan
semula.
Perubahan yang baik dapat dijalani manusia bertahap dan memerlukan waktu sesuai dengan
kemampuan manusia itu sendiri. Sehingga perubahan yang terjadi secara radikal biasanya
akan menemui banyak hambatan.
1. Teori Kurt Lewin (19=1) Lewin (19=1) mengungkapkan bahwa perubahan dapat
dibedakan menjadi 3 tahapan, yang meliputi:
Roger (1962) mengembangkan teori dari Lewin (19=1) tentang 3 tahap perubahan dengan
menekankan pada latar belakang individu yang terlibat dalam perubahan dan lingkungan di
mana perubahan tersebut dilaksanakan. Setiap individu yang terlibat dalam proses perubahan
dapat menerima atau menolaknya. Meskipun perubahan dapat diterima, mungkin saja suatu
saat akan ditolak setelah perubahan tersebut dirasakan sebagai hal yang menghambat
keberadaanya. Roger mengatakan bahwa perubahan yang efektif tergantung individu yang
terlibat, tertarik, dan berupaya untuk selalu berkembang dan maju serta mempunyai suatu
komitmen untuk bekerja dan melaksanakannya Roger(1962) menjelaskan = tahap dalam
perubahan, yaitu: kesadaran, keinginan, evaluasi, menboba, dan penerimaan atau dikenal juga
sebagai AIETA (Awareness, Interest, Evaluation, Trial, Adoption).
• Kompleksitas, yaitu ide-ide yang lebih komplek bisa saja lebih baik dari ide yang
sederhana asalkan lebih mudah untuk dilaksanakan.
• Dapat dibagi, yaitu perubahan dapat dilaksanakan dalam skala yang kebil.
Roger mengatakan bahwa perubahan yang efektif tergantung individu yang terlibat, tertarik,
dan berupaya untuk selalu berkembang dan maju serta mempunyai suatu komitmen untuk
bekerja dan melaksanakannya.
Teori ini merupakan pengembangan dari teori Lewin. Lippitt mengungkapkan tujuh
hal yang harus diperhatikan seorang manajer dalam sebuah perubahan yaitu:
3. Tahap 3: Mengkaji motivasi dan sumber-sumber agen, Mencari dukungan baik internal
maupun eksternal atau secara interpersonal, organisasional maupun berdasarkan pengalaman.
Pada tahap ini, diperlukan suatu komitmen dan motivasi manajer dalam proses perubahan.
Pandangan manajer tentang perubahan harus dapat diterima oleh staf dan dapat dipercaya.
Manajer harus mampu menunjukkan motivasi yang tinggi dan keseriusan dalam pelaksanaan
perubahan dengan selalu mendengarkan masukan-masukan dari staf dan selalu mencari solusi
yang terbaik.
4. Tahap 4: Menyeleksi objektif akhir perubahan, Menyusun semua hasil yang di dapat
untuk membuat perencanaan. Pada tahap ini, perubahan harus sudah disusun sebagai suatu
kegiatan secara operasional, terorganisasi, berurutan, kepada siapa perubahan akan
berdampak, dan kapan waktu yang tepat untuk dilaksanakan. Untuk itu diperlukan suatu
target waktu dan perlu dilakukan ujicoba sebelum menentukan efektivitas perubahan.
5. Memilih peran yang sesuai untuk agen berubahan Pada tahap ini, perlu ada suatu
pemilihan seorang pemimpin atau manajer yang ahli dan sesuai di bidangnya. Manajer
tersebut akan dapat memberikan masukan dan solusi yang terbaik dalam perubahan serta dia
bisa berperan sebagai seorang “mentor yang baik.” Perubahan akan berhasil dengan baik
apabila antara manajer dan staf mempunyai pemahaman yang sama dan memiliki
kemampuan dalam melaksanakan perubahan tersebut. Pada tahap ini juga sering terjadi
konflik teruatama yang berhubungan dengan masalah personal.
4. Teori Havelock
Teori ini merupakan modifikasi Hal ini harus dilaksanakan secara bertahap supaya
individu yang terlibat mempunyai peningkatan tanggung jawab dan dapat mempertahankan
perubahan yang telah terjadi. Manajer harus terus-menerus dari teori Lewin dengan
menekankan perencanaan yang akan mempengaruhi perubahan. Enam tahap sebagai
perubahan menurut Havelock.
a. Mengenali gejala
b. Mendiagnosis masalah
c. Menganalisa jalan keluar
d. Memilih perubahan
e. Merencanakan perubahan
f. Melaksanakan perbahan
g. Mengevaluasi perubahan
h. Menstabilkan perubahan
Tabel 1.1. Perbangingan Perubahan Berdasarkan Tiga Teori Perubahan
D. Tipe Perubahan
Apabila di pandang dari tipe perubahan, menurut bennis tahun 1995, perubahan itu
sendiri memiliki tujuh tipe diantaranya :
a) Tipe indoktrinasi, suatu peubahan yang dilakukan oleh sekelompok atau masyarakat
yang menginginkan pencapaiaan tujuan yang diharapkan dengan cara memberi
doktrim atau menggunakan kekuatan sepihak untuk dapat berubah.
c) Tipe teknokratik, merupakan tipe perubahan dengan melibatkan kekuatan lain dalam
menbapai tujuan yang diharapkan terdapat satu pihak merumuskan tujuan dan pihak
lain untuk membantu mencapai tujuannya.
g) Tipe alamiah, merupakan perubahan yang terjadi akibat sesuatu yang tidak disengaja
tetapi dalam merumuskan dilakukan secara tidak sungguh, seperti kecelakaan, maka
seseorang ingin mengadakan perubahan untuk lebih berhati-hati dalam berkendaraan
dan lain sebagainya.
E. Proses Terjadinya Perubahan.
Suasana pelayanan kesehatan pada tahun 1990an adalah suatu tantangan. Tekanan dari
pemerintah, perusahaan asuransi, serikat kerja, para pegawai, dan konsumen mengenai
pelayanan kesehatan, diarahkan kembali pada perawatan diri dan pencegahan. Teknologi
mengalami perubahan dan focus biaya perawatan perioperatif bergeser kea rah yang lebih
efektif pada situasi yang sama.
Proses perenbanaan terjadi karena adanya perubahan yang sangat kompleks dan
melibatkan interaksi banyak orang, faktor, dan tekanan. Sebara umum, perubahan terenbana
adalah suatu proses di mana ada pendapat baru yang dikembangkan dan dikomunikasikan
kepada semua orang, walaupun akhirnya akan diterima atau ditolak. Perubahan perenbanaan,
sebagaimana proses keperawatan, memerlukan suatu pemikiran yang matang tentang
keterlibatan individu atau kelompok. Penyelesaian masalah, pengambilan keputusan,
pemikiran kritis, pengkajian, dan efektivitas penggunaan keterampilan interpersonal,
termasuk kemampuan komunikasi, kolaborasi, negosiasi, dan persuasi, adalah kunbi dalam
perenbanaan perubahan.
Orang yang mengelola perubahan harus mempunyai visi yang jelas di mana proses
akan dilaksanakan dengan arah yang terbaik untuk menbapai tujuan tersebut. Proses
perubahan memerlukan tahapan yang berurutan di mana orang akan terlibat dalam sebuah
proses perubahan dan arah perubahan yang akan dilaksanakan. Oleh karena itu, koalisi perlu
dan harus dibentuk untuk mendukung perubahan.
Dalam literature yang lain disebutkan bahwa proses terjadinya perubahan terdiri
dari beberapa tahap diantaranya :
Motivasi itu timbul karena tuntutan kebutuhan dasar manusia,sedangkan kebutuhan dasar
manusia yang dimaksud antara lain:
1. Kebutuhan fisiologis (makan, minum, tidur, oksigen dll) berdasarkan kebutuhan
tersebut maka manusia akan selalu ingin mempertahankan hidupnya dengan jalan
memenuhinya atau mengadakan perubahan.
3. Kebutuhan social. Kebutuhan ini mutlak diperlukan karena manusia tidak akan dapat
hidup sendiri tanpa bantuan dari orang lain.
5. Kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan perwujudan diri agar di akui masyarakat akan
kemampuannya dan potensi yang dimiliki.
6. Kebutuhan interpersonal yang meliputi kebutuhan untuk berkumpul bersama untuk
melakukan control dalam mendapatkan pengaruh dari lingkungan.
Tercapai secara tepat, efektif dan efisien, untuk itu dibutuhkan strategi khusus
dalam perubahan. Dalam perubahan dibutuhkan cara yang tepat agar tujuan dalam perubahan
dan diantaranya:
Strategi ini didasarkan karena manusia sebagai komponen dalam perubahan memiliki sifat
rasional untuk kepentingan diri dalam berperilaku. Untuk mengadakan suatu perubahan
strategi rasional dan empirik yang didasarkan dari hasil penemuan atau riset untuk
diaplikasikan dalam perubahan manusia yang memiliki sifat rasional akan menggunakan
rasionalnya dalam menerima sebuah perubahan. Langkah dalam perubahan atau kegiatan
yang diinginkan dalam strategi rasional empirik ini dapat melalui penelitian atau
adanyadesiminasi melalui pendidikan secara umum sehingga melalui desiminasi akan
diketahui secara rasional bahwa perubahan yang akan dilakukan benar-benar sesuai dengan
rasional. Strategi ini juga dilakukan pada penempatan sasaran yang sesuai dengan
kemampuan dan keahlian yang dimiliki sehingga semua perubahan akan menjadi efektif dan
efisien, selain itu juga menggunakan sistem analisis dalam pemecahan masalah yang ada.
Strategi ini dilaksanakan berdasarkan standar norma yang ada di masyarakat. Perubahan yang
akan dilaksanakan melihat nilai-nilai normatif yang ada di masyarakat sehingga tidak akan
menimbulkan permasalahan baru di masyarakat. Standar norma yang ada di masyarakat ini di
dukung dengan sikap dan sistem nilai individu yang ada di masyarakat. Pendekatan ini
dilaksanakan dengan mengadakan intervensi secara langsung dalam penerapan teori- teori
yang ada.Strategi ini dilaksanakan dengan cara melibatkan individu, kelompok atau
masyarakat dan proses penyusunan rancangan untuk perubahan. Pelaku dalam perubahan
harus memiliki kemampuan dalam berkolaborasi dengan masyarakat. Kemampuan ilmu
perilaku harus dimiliki dalam pembaharu.
politik.Strategi ini dapat dilaksanakan dalam perubahan sistem kenegaraan, penerapan sistem
pendidikan dan lain-lain.
Perubahan dalam organisasi terdapat 3 tingkatan yang berbeda, yaitu: individu yang
bekerja di organisasi tersebut, perubahan struktur dan system hubungan interpersonal.
Strategi membuat perubahan dapat dikelompokan menjadi 4 hal, yakni:
2. Menciptakan budaya organisasi tentang nilai-nilai moral dan percaya kepada orang lain
Menciptakan iklim yang kondusif dan rasa saling percaya adalah hal yang penting. Perubahan
akan lebih baik jika mereka percaya seseorang dengan kejujuran dan nilai-nilai yang
diyakininya. Orang akan berani mengambil suatu resiko terhadap perubahan, apabila mereka
dapat berpikir jernih dan tidak emosional dalam menghadapi perubahan. Setiap perubahan
harus diciptakan suasana keterbukaan, kejujuran, dan secara langsung.
Menurut porter dan O’Grady (1986) upaya yang harus ditanamkan dalam menciptakan iklim
yang kondusif adalah:
Model perubahan dengan interaksi sosial ini dilakukan berdasarkan atas saling
kerjasama dalam sistem dengan memfokuskan pada persepsi dan respons dar
perubahan Roger diantaranya, menyadari akan perubahan, adanya minat dalam
perubahan, melakukan evaluasi tentang hal-hal yang akan dilakukan perubahan,
melalui uji coba sesuatu hal yang akan dilakukan perubahan serta menerima
perubahan.
Perubahan tidak selalu mudah untuk dilaksanakan akan tetapi banyak hambatan
yang akan diterimanya baik hambatan dari luar maupun dari dalam diantaranya hal yang
menjadi hambatan dalam perubahan adalah sebagai berikut :
Persepi yang kurang tepat atau informasi yang belum jelas ini dapat menjadi
kendala proses perubahan. Berbagai informasi yang akan dilakukan dalam sistem perubahan
jika tidak dikomunikasikan dengan jelas atau informasinya kurang lengkap, maka tempat
yang akan dijadikan perubahan akan sulit menerimanya sehingga timbul kekhawatiran dari
perubahan tersebut.
3. Reaksi Psikologis.
Reaksi psikologis ini merupakan faktor yang menjadi hambatan dalam perubahan
karena setiap orang memiliki reaksi psikologis yang berbeda dalam merespons perbedaan
sistem adaptasi pada setiap orang juga dapat menimbulkan reaksi psikologos yang berbeda
sehingga bisa menjadi hambatan dalam perubahan, contohnya bila akan dilakukan perubahan
dalam sistem praktek keperawatan mandiri bagi perawat. Jika perawat belum bisa menerima
secara psikologis, akan timbul kesulitan karena ada perasaan takut sebagai dampak dari
perubahan.
Toleransi terhadap ini tergantung dari individu, kelompok atau masyarakat. Apabila
individu, kelompok atau masyarakat tersebut memiliki toleransi yang tinggi terhadap
perubahan, maka akan memudahkan proses perubahan tetapi apabila toleransi seseorang
terhadap perubahan sangat rendah, maka perubahan tersebut akan sulit diaksanakan.
5. Kebiasaan.
Pada dasarnya seseorang akan lebih senang pada sesuatu yang sudah diketahui
sebelumnya atau bahkan dilaksanakan sebelumnya dibandingkan sesuatu yang baru
dikenalnya, karena keyakinan yang dilmiliki sangat kuat. Faktor kebiasaan ini yang
menjadikan hambatab dalam perubahan.
6. Ketergantungan.
Suatu perubahan akan menjadi masalah bagi seseorang yang selalu menggantungkan diri
sehingga perubahan sulit dilakukan.
Perasaan tidak aman juga merupakan faktor penghambat dalam perubahan karena
adanya ketakutan terhadap dampak dari perubahan yang juga akan menambah ketidakamanan
pada diri, kelompok atau masyarakat.
8. Norma.
Norma merupakan segala aturan yang didukung oleh anggota masyarakat dan
tidak mudah dirubah. Apabila akan mmengadakan proses perubahan namun perubahan
perubahan tersebut akan menghadapi hambatan. Sebaliknya jika norma tersebut sesuai
dengan prinsip perubahan, maka akan sangat mudah dalam perubahan.
Sebagai manusia kita hidup dalam dunia perubahan. Perubahan merupakan suatu
hal yang pasti (terjadi, dan akan terjadi), hal mana sudah diketahui oleh manusia sejak zaman
dahulu, yang diungkapkan mereka melalui kata-kata “Pantai Rei” (bahasa Belanda: alles
verandert - bahasa Inggris: everything changes).Perubahan merupakan satu kata yang
memberikan makna bagi dinamika kehidupan manusia. Adakalanya perubahan berdampak
positif sesuai yang diharapkan. Akan tetapi biasa berdampak negative atau tidak sesuai
dengan yang diharapkan, bahkan tidak jarang bertentangan dengan keinginan yang
direncanakan dan merugikan (Nursalam. M. 2008).
Perubahan adalah respon terencana atau tak terencana terhadap tekanan-tekanan dan
desakan-desakan yang ada. Manajemen Perubahan adalah upaya yang dilakukan untuk
mengelola akibat-akibat yang ditimbulkan karena terjadinya perubahan dalam organisasi.
Perubahan mempunyai manfaat bagi kelangsungan hidup suatu organisasi, tanpa adanya
perubahan maka dapat dipastikan bahwa usia organisasi tidak akan bertahan lama. Perubahan
dapat terjadi karena sebab-sebab yang berasal dari dalam maupun dari luar organisasi
tersebut.Manajemen perubahan adalah aplikasi pengetahuan, kemampuan, alat dan teknik
untuk menggabungkan perubahan menjadi sebuah proyek dan atau menjadi sebuah strategi.
1. Perubahan terenbana.
Perubahan yang direnbanakan (planed bhange) adalah perubahan yang lebih mudah
dikelola dari pada perubahan yang tidak direnbanakan, sebara umum perubahan terenbana
adalah suatu proses dimana adanya pendapat baru yang dikembangkan, dikomunikasikan,
kepada semua orang walaupun akhirnya akan diterima atau ditolak. Orang yang mengelola
perubahan harus mempunyai suatu visi yang jelas dimana proses akan dilaksanakan dengan
arah yang terbaik untuk menbapai tujuan (Nursalam. M. 2008).
PENUTUP
A. Kesimpulan.
Dalam kehidupan manusia, perubahan tidak dapat di hindari. Dimulai oleh dunia
usaha yang lebih dulu menyadari pentingnya perubahan bagi peningkatan kualitas produksi
yang dihasilkan, sampai ke administrasi pemerintah. Berbagai upaya dan pendekatan telah
dilakukan untuk memecahkan masalah yang timbul akibat adanya perubahan. Oleh karena
perubahan memang selalu terjadi dan pasti akan selalu terjadi, pimpinan organisasi baik
organisasi pemerintah maupun non-pemerintah disamping harus memiliki kepekaan terhadap
perubahan-perubahan yang terjadi di luar organisasi yang dipimpinnya dan mampu
memperhitungkan dan mengakomodasikan dampak dari perubahan-perubahan yang terjadi
itu, mutlak perlu pula untuk mempunyai keterampilan dan keberanian untuk melakukan
perubahan di dalam organisasi demi peningkatan kemampuan organisasi untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
Tidak banyak orang yang suka akan perubahan, namun walau begitu perubahan
tidak bisa dihindari. Harus dihadapi. Karena hakikatnya memang seperti itu maka diperlukan
satu manajemen perubahan agar proses dan dampak dari perubahan tersebut mengarah pada
titik positif.
B. Saran.
Kita harus menyadari bahwa perubahan akan terjadi dan memang selalu terjadi serta
tidak bisa dihindari oleh karena itu kita harus mempersiapkan suatu menajemen untuk
menghadapinya. Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak
kekurangan di dalamnya baik dalam struktur, maupun pembahasannya. Jadi saran dan kritik
yang membangun sangat kami harapkan dan semoga makalah ini juga bisa bermanfaat bagi
pembaca.
Daftar pustaka
http://nurseviliansyah.blogspot.com/2015/Q7/konsep-berubah-dalam- keperawatan.html#.XY
yZVEY zblU
https://adysetiadi.files.wordpress.com/2018/03/konsep-berubah-std.pdf