Anda di halaman 1dari 13

Dosen Pengampu: Cici Yusnawati, S.Kep, Ns. M.

Kes

TUGAS KELOMPOK

MATA KULIAH : FALSAFAH DAN TEORI KEPERWATAN

“TINGKATAN PERUBAHAN DAN RESPON TERHADAP PERUBAHAN”

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK II
1. ULYA OKTAVIA NANDA (P202202001)
2. DARMITA (P2022002)
3. JUSMAWATI (P202202004)
4. SERLY DWITA SANAMPE (P202202008)

PROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU – ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MANDALA WALUYA
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat limpahan rahmat
dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Makalah
yang berjudul “Tingakatan Perubahan dan Respon terhadap Perubahan” ini tepat waktu.

Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini tanpa adanya bimbingan,


dorongan, motivasi, dan doa, makalah ini tidak akan terwujud. Untuk itu penulis mengucapkan
terima kasih. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya khususnya mahasiswa
dan masyarakat umum.
Akhir kata penulis menyadari makalah ini masih banyak kesalahan, baik dalam
penulisan maupun informasi yang terkandung didalam makalah ini, oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik maupun saran yang membangun demi perbaikan dan kesempurnaan
dimasa yang akan datang.

Kendari, November 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………. ii

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………… iii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………… 1

A. Latar Belakang………………………………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………….. 2
C. Tujuan………………………………………………………………………… 2

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………. 3

A. Definisi Perubahan………………………………………………………….. 3
B. Jenis-jenis Perubahan………………………………………………………. 3
C. Fakto-Faktor yang Memperngaruhi Perubahan………………………….. 3
D. Faktor Penghambat Perubahan……………………………………………. 4
E. Tingkatan dalam Perubahan……………………………………………….. 4
F. Respon Terhadap Perubahan……………………………………………… 6

BAB III PENUTUP………………………………………………………………………. 9

A. Kesimpulan…………………………………………………………………….. 9
B. Saran…………………………………………………………………………… 9

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………….. 10
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perubahan merupakan fakta dalam kehidupan umat manusia yang setiap
manusia pasti mengalaminya. Fenomena sosial dalam era globalisasi semakin
mencuat, pergeseran dalam kehidupan masyarakat telah terjadi di seluruh pelosok
dunia tanpa mengenal batas, ini semua karena adanya perubahan.
Meyakinkan pada diri kita masing-masing bahwa perubahan pasti terjadi. Agar
perubahan yang terjadi kearah lebih baik. Untuk itu, maka dalam menghadapi
perubahan seseorang haruslah mengetahui cara untuk menjadikan perubahan ini ke
arah yang lebih baik. Dalam pengertian lain perubahan adalah sebuah fenomena
alami kehidupan manusia dan organisasi di dunia. Demikian alaminya, sehingga
kadang manusia bersikap biasa, meremehkan dan bahkan membiarkan perubahan
terjadi – sesuai ungkapan panta rei, biarlah air mengalir apa adanya.
Perubahan merupakan suatu proses dimana terjadinya peralihan atau
perpindahan dari status tetap (statis) menjadi yang bersifat dinamis, artinya dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada. Perubahan dapat mencakup
Keseimbangan Personal, sosial maupun organisasi untuk dapat menjadikan perbaikan
atau penyempurnaan serta dapat menerapkan ide atau konsep terbaru dalam
mencapai tujuan tertentu (Lascaster 1982). Perubahan dalam semua aspek
kehidupan adalah sesuatu keniscayaan yang tidak bisa dihindari, demikian
juga dalam kehidupan individu maupun organisasi .
Perputaran kehidupan sudah jelas dan pasti selalu berlalu, hanya satu hal yang
tidak berubah yakni perubahan itu sendiri, untuk itu sangat di perlukan adanya
pengelolaan perubahan agar lebih efektif dan efisien yaitu dengan manajemen
perubahan agar goal suatu organisasi atau perusahaan dapat tercapai dengan baik
sesuai dengan yang direncanakan.
Manajemen perubahan ini sendiri merupakan suatu ilmu dan seni untuk
mengelola perubahan agar kebijakan perusahaan lebih fleksibel mengikuti kondisi
lingkungan dan cepat menyesuaikannya, sehingga perkembangan teknologi budaya
kerja dapat segera menyesuaikan agar tidak ketinggalan zaman. Setelah memahami
pentingnya manajemen perubahan, maka sangat perlu untuk mengetahui lebih lanjut
mengenai perubahan baik tingkatan perubahan maupun respon terhadap perubahan
itu sendiri.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat di susun suatu rumusan
masalah sebagai berikut:
• Jelaskan apa yang dimaksud dengan tingkatan perubahan ?
• Jelaskan apa saja respon terhadap perubahan ?

C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini selain sebagai salah satu syarat dalam
pemenuhan tugas, mahasiswa diharapkan dapat memahami mengenai :
• Tingkatan perubahan.
• Respon terhadap perubahan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Perubahan
Perubahan merupakan kegiatan atau proses yang membuat sesuatu atau
seseorang berbeda dengan keadaan sebelumnya ( Atkinson,1987 ). Perubahan
merupakan proses yang menyebabkan perubahan pola perilaku individu atau instuisi
( Brooten, 1987 ). Perubahan merupakan kegiatan atau proses yang membuat sesuatu
atau seseorang berbeda dengan keadaan sebelumnya ( Atkinson,1987 ). Berubah
merupakan proses yang menyebabkan perubahan pola perilaku individu atau instuisi
( Brooten, 1987 ).

B. Jenis-Jenis Perubahan
• Perubahan bersifat Berkembang
Sifat perubahan ini mengikuti dari proses perkembangan yang ada baik pada
individu, kelompok atau masyarakat secara umum. Proses perkembangan ini
dimulai dari keadaan atau yang paling dasar menuju keadaan yang optimal atau
matang, sebagaimana dalam perkembangan manusia sebagai mahluk individu
yang memiliki sifat fisik yang selalu berubah dalam tingkat pekembangannya.
• Perubahan bersifat Spontan
Sifat perubahan ini terjadi karena keadaan yang dapat memberikan respons
tersendiri terhadap kejadian - kejadian yang bersifat alamiah yang diluar kehendak
manusia, yang tidak dapat diramalkan atau diprediksi sehingga sulit untuk
diantisipasi seperti perubahan keadaan alam, tanah longsor, banjir dan lain-lain.
Semuanya akan menimbulkan terjadi perubahan baik dalam diri, kelompok atau
masyarakat, bahkan pada sistem yang mengaturnya.
• Perubahan bersifat Direncanakan
Perubahan yag bersifat direncanakan ini dilakukan bagi individu, kelompok “atau
” masyarakat yang ingin mengadakan perubahan kearah yang lebih maju atau
mencapai tingkat perembangan yang lebih baik dari keadaan sebelumnya,
sebagaimana perkembangan profesi keperawatan tidak terlepas dari konsep
berubah yang dimiliki oleh para praktisi, akademis atau seseorang yang masih
ingin mengembangkan keperawatan, yang memiliki keyakinan dan teori
perubahan yang dimiliknya.

C. Faktor Yang Mendukung Perubahan


• Kebutuhan Dasar Manusia

3
Manusia memiliki kebutuhan dasar yang tersusun berdasarkan hirarki
kepentingan. Kebutuhan yang belum terpenuhi akan memotivasi perilaku
sebagaimana teori kebutuhan dari Maslow (1945). Didalam keperawatan
kebutuhan ini bisa dilihat darimana keperawatan dapat mempertahankan diri
sebagai profesi dalam upaya memenuhi kebutuhan masyarakat akan pelayanan /
asuhan keperawatan yang profesional.
• Kebutuhan Dasar Interpersonal
Masyarakat memiliki tiga kebutuhan dasar interpersonal yang melandasi sebagian
besar perilaku seseorang :
a) Kebutuhan untuk berkumpul bersama-sama.
b) Kebutuhan untuk mengendalikan / melakukan kontrol.
c) Kebutuhan untuk dikasihi, kedekatan dan perasaan emosional.

D. Faktor Penghambat Perubahan


Menurut New dan Couillard (1981) faktor penghambat (restraining force) :
• Mengancam kepentingan peribadi.
• Persepsi yang kurang tepat.
• Reaksi psikologis.
• Toleransi untuk berubah rendah.
• Kebiasaan.
• Ketergantungan.
• Perasaan tidak aman.
• Norma.

E. Tingkatan Dalam Perubahan


Secara umum tingkatan dalam perubahan terbagi atas 4 point yaitu sebagai berikut :
• Pengetahuan.
Merupakan perubahan yang paling mudah dibuat karena bisa merupakan akibat
dari membaca buku, atau mendengarkan dosen.
• Sikap.
Biasanya digerakkan oleh emosi dengan cara yang positif dan atau negatif.
Karenanya perubahan sikap akan lebih sulit dibandingkan dengan perubahan
pengetahuan.
• Perilaku individu.
Misalnya seorang manajer mungkin saja mengetahui dan mengerti bahwa
keperawatan primer jauh lebih baik dibandingkan beberapa model asuhan

4
keperawatan lainnya, tetapi tetap tidak menerapkannya dalam perilakunya karena
berbagai alasan, misalnya merasa tidak nyaman dengan perilaku tersebut.
• Perilaku kelompok
Merupakan tahap yang paling sulit untuk diubah karena melibatkan banyak orang.
Disamping kita harus merubah banyak orang, kita juga harus mencoba mengubah
kebiasaan adat istiadat, dan tradisi juga sangat sulit .

Sedangkan dalam manajemen perubahan, terbagi atas 3 tingkatan perubahan


yaitu sebagai berikut:

a. Manajemen Perubahan Individu


Secara alami manusia itu menolak perubahan, kita sulit sekali untuk bisa berubah.
Tapi jika bisa berjuang dari waktu ke waktu, kita bisa menjadi luar biasa adaptif
dan sukses. Nah manajemen perubahan individu membutuhkan pemahaman
bagaimana orang mengalami perubahan dan apa yang mereka butuhkan untuk
berhasil berubah. Hal ini juga memerlukan pengetahuan tentang apa yang akan
membantu orang tersebut membuat transisi yang sukses. Seperti, kapan waktu
yang optimal untuk mengajarkan seseorang keterampilan baru,
bagaimana orang berlatih untuk menunjukkan perilaku baru, dan apa yang
membuat perubahan tersebut bisa “menempel”. Manajemen perubahan individu
mengacu pada disiplin ilmu seperti psikologi dan neuroscience untuk menerapkan
kerangka kerja yang diperlukan bagi perubahan individu.
b. Manajemen Perubahan Organisasi / Inisiatif
Dalam lingkup organisasi kita perlu menggunakan cara yang berbeda dengan
individu. Nah manajemen perubahan pada tingkat organisasi atau inisiatif ini
memberikan kita langkah-langkah dan tindakan yang tepat untuk diambil
agar bisa mendukung ratusan atau ribuan individu yang terkena dampak proyek.
Manajemen perubahan organisasi berisi tentang identifikasi kelompok dan orang-
orang yang perlu berubah agar sesuai hasil dari proyek, dan dalam cara apa
mereka harus berubah. Setelah itu manajemen membuat rencana yang
disesuaikan untuk memastikan karyawan tersebut menerima apa yang mereka
butuhkan untuk berhasil. Manajemen perubahan organisasi ini melengkapi tugas
dari manajemen proyek. Jika manajemen proyek memastikan solusi proyek
kita dirancang, dikembangkan dan disampaikan, maka manajemen
perubahan bertugas memastikan solusi proyek tadi bekerja secara
efektif.
c. Manajemen Perubahan Kemampuan Perusahaan

5
Tingkatan terkahir adalah manajemen perubahan perusahaan. Pada tingkat ini
manajemen merupakan kompetensi inti organisasi yang membuat
perusahaan secara efektif beradaptasi dengan dunia yang terus berubah.
Manajemen perubahan kemampuan perusahaan berarti, manajemen perubahan
yang efektif tertanam ke dalam segala aspek dalam perusahaan. Proses
perubahan manajemen secara konsisten dan efektif diterapkan untuk para
inisiatif. Para pemimpin memiliki keterampilan untuk memandu tim mereka melalui
perubahan, dan karyawan tahu apa yang diperlukan agar sukses. Kemampuan
ini tidak terjadi secara kebetulan, namun, dan membutuhkan pendekatan strategis
untuk manajemen perubahan menanamkan seluruh organisasi.

F. Respon Terhadap Perubahan


Sikap merupakan respon nyata terhadap perubahan itu sendiri. Terkait adanya
kondisi yang menuntut kita memahami sebuah manajemen perubahan, ada empat
sikap yang bisa dipilih terhadap kondisi ini. Empat sikap yang terkait dengan
perubahan tersebut di antaranya adalah :
• Menjadi motor penggerak terhadap perubahan
Di sini, kita memiliki posisi di garda terdepan terhadap proses perubahan yang
terjadi. Kita dituntut memiliki pengetahuan tentang konsep dan alasan perlunya
sebuah perubahan harus dilakukan. Dengan demikian, kita bisa mempengaruhi
serta meyakinkan pihak lain bahwa kondisi yang ada pada saat ini perlu diubah.
Untuk berada pada posisi ini, diperlukan lebih dari sekadarkecerdasan, namun juga
keberanian. Sebab, untuk menjadi pelopor perubahan biasanya akan berhadapan
dengan sebuah tantangan dari pihak yang sudah nyaman dengan kondisi yang ada,
sehingga enggan terhadap perubahan.
• Mendiamkan perubahan
Posisi ini merupakan posisi yang paling banyak dipilih oleh mereka yang ingin
mengambil posisi aman terhadap kondisi yang ada. Mereka tidak berada di posisi
sebagai pelopor perubahan, namun juga tidak menolak atas perubahan yang
terjadi. Biasanya, orang-orang seperti ini tergolong sebagai kaum oportunis.
Dimana ketika perubahan itu akan membawa keuntungan bagi mereka, maka
perubahan itu akan mereka dukung. Sebaliknya jika mereka melihat perubahan
itu tidak membawa keuntungan serta proses perubahan tersebut cenderung gagal,
mereka memilih posisi aman dengan diam pada posisi yang ada pada saat ini.
• Melawan perubahan

6
Posisi ini biasanya dilakukan oleh pihak yang sudah merasa nyaman dan memiliki
keuntungan atas sebuah kondisi yang ada. Sehingga, mereka akan berusaha
menolak semua usaha yang bertujuan untuk menggantikan posisi yang sudah ada
sebelumnya. Biasanya, penolakan ini dilakukan karena pertimbangan materi dan
kedudukan.
• Berubah karena perubahan
Posisi diambil oleh mereka yang melihat bahwa perubahan yang terjadi membawa
sebuah perbaikan. Sehingga mereka merasa perlu untuk mengikuti perubahan
yang terjadi tersebut secara rasional, dan bukan atas dasar keinginan untuk
mendapatkan keuntungan. Namun lebih pada kesadaran bahwa perubahan
tersebut memang perlu dilakukan serta membawa ke arah kebaikan.resistansi
tersebut.

Walaupun perubahan merupakan suatu keharusan, kita sering merasa ragu atau
bahkan enggan untuk melakukannya karena tiga alasan berikut :

• Alasan yang sering kita ungkapkan adalah rasa takut. Rasa ini muncul karena
karena kita tidak tahu pasti apa yang menanti di depan kita. Banyak dari kita yang
beranggapan bahwa melakukan perubahan itu ibarat melangkah memasuki
kegelapan. Kita tidak tau apa yang ada di depan kita: lubang, batu, ataupun
benda-benda tajam yang mungkin bisa melukai kita. Bandingkan dengan
melangkah dalam ruang yang terang. Walaupun benda-benda yang sama berada
di tempat ini, kita lebih yakin untuk melangkah karena kita tahu kemana harus
berjalan untuk menghindari bahaya.
• Resiko merupakan alasan berikut yang sering terdengar. Resiko memang
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari perubahan. Untuk mengubah nasib
dari seorang pengangguran menjadi seorang yang memiliki penghasilan, kita
perlu melakukan perubahan, misalnya dengan memulai usaha sendiri, ataupun
melamar untuk bekerja di perusahaan orang lain. Jika kita memutuskan untuk
membuka usaha sendiri, resiko yang kita hadapi adalah kerugian, bahkan
kegagalan dalam berbisnis. Sedangkan untuk pilihan melamar pekerjaan,
resikonya adalah penolakan perusahaan terhadap lamaran kita. Untuk
melangkah ke jenjang karir yang lebih tinggi, kita sering dituntut untuk
mempersembahkan prestasi bagi perusahaan. Prestasi ini tentunya perlu dimulai
dari ide perubahan yang kita sampaikan pada pimpinan. Resiko yang mungkin
muncul adalah penolakan pimpinan terhadap ide tersebut. Semua resiko—
penolakan, kegagalan, dan kerugian—memang menyakitkan. Tidak heran jika

7
banyak dari kita yang sudah merasa nyaman dengan kondisi kita, enggan
melakukan perubahan.
• Perubahan seringkali diikuti dengan kesulitan.
Kesulitan mencari modal, memilih lokasi usaha, mengurus perizinan yang
diperlukan, memproduksi barang, dan memasarkan produk akan mengikuti
seorang yang memutuskan untuk mencoba memulai usaha baru. Kesulitan
mencari waktu untuk belajar ditengah kesibukan bekerja, mengasah otak untuk
memahami konsep-konsep baru dari buku teks yang dipelajari, mempersiapkan
diri untuk ikut ujian akhir, menyelesaikan kasus-kasus, dan membuat lima
makalah dalam seminggu merupakan kesulitan yang perlu dihadapi seorang
pekerja yang ingin meraih nilai tambah dengan meneruskan sekolah ke jenjang
yang lebih tinggi sambil bekerja. Melakukan perubahan diperlukan keberanian,
imaginasi, dan komitmen. Tanpa ketiga hal ini, perubahan akan kandas di tengah
jalan sebelum berubah wujud menjadi sukses gemilang.
i. Keberanian diperlukan untuk mengambil keputusan sulit untuk
mengatasi ketidakpastian, ketakutan, dan segala resiko yang bisa
mencegah seseorang untuk mengambil keputusan untuk melakukan
perubahan.
ii. Imaginasi diperlukan untuk melihat kearah mana perubahan harus
dilakukan.
iii. Komitmen diperlukan untuk tetap fokus pada usaha untuk meraih
sukses walaupun harus menghadapi berbagai kesulitan, hambatan,
ataupun masalah.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Perubahan merupakan kegiatan atau proses yang membuat sesuatu atau
seseorang berbeda dengan keadaan sebelumnya. Perubahan merupakan proses
yang menyebabkan perubahan pola perilaku individu atau instuisi. Perubahan
merupakan kegiatan atau proses yang membuat sesuatu atau seseorang berbeda
dengan keadaan sebelumnya. Berubah merupakan proses yang menyebabkan
perubahan pola perilaku individu atau instuisi. Tingkatan dalam perubahan dapat di
bagi menjadi 4 poit yaitu pengetahuan, sikap, perilaku individu dan perilaku kelompok.
Sedangkan dalam manajemen perubahan, terbagi atas 3 tingkatan perubahan yaitu
Manajemen perubahan individu, Manajemen perubahan organisasi dan manajemen
perubahan kemampuan perusahaan.
Adapun respon terhadap perubahan itu sendiri adalah sikap. Terdapat empat
sikap yang terkait dengan perubahan yaitu : 1) Menjadi motor penggerak terhadap
perubahan, 2) Mendiamkan perubahan, 3) melawan perubahan , dan 4) Berubah
karena perubahan. Walaupun demikian Kita sering merasa ragu atau bahkan enggan
untuk melakukan perubahan karena tiga alasan takut, resiko dan kesulitan yang
mungkin di hadapi apabila perubahan itu dilakukan.

B. Saran
Diharapkan mahasiswa dapat memahami dengan baik mengenai perubahan,
tingkatan perubahan dan bagaimana berespon terhadap perubahan yang terjadi.
Pemahaman mengenai manajemen perubahan yang benar dapat membantu setiap
orang untuk melalui proses perubahan dan mengarah pada perubahan kearah yang
lebih baik.

9
DAFTAR PUSTAKA

Indayani, Lilik. 2019. Manajemen Perubahan. Sidoarjo : Umsida Press.

Putri, Debi Eka, dkk. 2021. Manajemen Perubahan. Bandung: Widina Bhakti Persada Bandung.

Saefullah, Asep, dkk. 2016. Manajemen Perubahan. Bandung: Pustaka Setia.

Siahaan, Amiruddin dan Wahyuli Lius Zen. 2012. Manajemen Perubahan (Telaah Konseptual,
Filosofis, dan Praktis Terhadap Kebutuhan Melakukan Perubahan dalam Organisasi).
Bandung: Citapustaka Media Perintis.

Winardi. 2005.Manajemen Perubahan. Jakarta: Prenada Media

10

Anda mungkin juga menyukai