Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KONSEP HOLISTIC CARE, HOLISME DAN

HUMANISME DALAM KONTEKS KEPERAWATAN

OLEH :
KELOMPOK V

1. PUTRI PATRICIA ABD. LATIF (841422175)


2. FIRNA NAPU (841422179)
3. YUSRIL D. LATINAPA (841422181)
4. TIARA MAGFIRAH YUSUF (841422155)
5. SASKIA FAZYSMAWANTI ALULU (841422184)
6. INDRA WAHYU PRATAMA DAI (841422165)
7. HASRI AINUN DAALIUWA (841422189)

JURUSAN KEPERAWATAN PROGRAM NON REGULER


FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan
hidayah-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.

Kami telah menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin.
Namun tentunya sebagai manusia biasa tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Harapan
kami, semoga bisa menjadi koreksi di masa mendatang agar lebih baik lagi dari sebelumnya.

Tak lupa ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Dosen Pengampuh mata kuliah
Falsafah dan Teori Keperawatan atas bimbingan, dorongan dan ilmu yang telah diberikan
kepada kami. Sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya dan insya Allah sesuai yang kami harapkan. Dan kami ucapkan terimakasih pula
kepada rekan-rekan dan semua pihak yang terkait dalam penyusunan makalah ini.

Mudah-mudahan makalah ini bisa memberikan sumbangsi pemikiran sekaligus


pengetahuan bagi kita semuanya. Amin.

Gorontalo, Oktober 2022


Penyusun

Kelompok 5

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................. ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................2
A. Definisi Konsep Berubah...............................................................................2
B. Sifat-Sifat Perubahan.....................................................................................2
C. Teori-Teori Dalam Berubah...........................................................................3
D. Tipe-Tipe Perubahan......................................................................................6
E. Jenis-Jenis Perubahan....................................................................................7
F. Proses Terjadinya Perubahan.........................................................................8
G. Strategi Dalam Perubahan..............................................................................8
BAB III PENUTUP..................................................................................................10
A. KESIMPULAN..............................................................................................10
B. SARAN..........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................11

BAB I
iii
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suatu perubahan dan sistem pelayanan kesehatan yang ada dalam masyarakat sangat
penting dan sangat berpengaruh dalam kehidupan mereka, apalagi bila seorang perawat
berhasil menerapkan praktek kesehatan yang baik dalam masyarakat. Karena itu akan
memudahkan seorang perawat dalam menyelesaikan tugas sebagai seorang perawat, dan
nantinya dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit, seorang perawat akan merasa bangga
karena bisa melakukan praktek kesehatan apapun jenisnya dan akan merasa bahwa inilah
seorang perawat yang profesional karena dapat memberikan pelayanan yang terbaik dari
yang lainnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari konsep berubah?
2. Apa saja sifat-sifat yang terjadi pada konsep berubah?
3. Apa saja teori-teori dalam berubah?
4. Apa saja tipe-tipe perubahan?
5. Apa saja jenis-jenis perubahan?
6. Bagaimana proses terjadinya perubahan?
7. Bagaimana strategi dalam perubahan?

C. Tujuan
1. Menjelaskan definisi konsep berubah.
2. Menjelaskan sifat-sifat yang terjadi pada konsep berubah.
3. Menjelaskan teori-teori dalam berubah.
4. Menjelaskan tipe-tipe perubahan.
5. Menjelaskan jenis-jenis perubahan.
6. Menjelaskan proses terjadinya perubahan.
7. Menjelaskan strategi dalam perubahan.

BAB II
iv
PEMBAHASAN

A. Definisi Konsep Berubah

Berubah adalah bagian dari kehidupan setiap orang; berubah adalah cara
seseorang bertumbuh, berkembang, dan beradaptasi. Perubahan dapat positif atau
negatif terencana atau tidak terencana. Perubahan adalah proses membuat sesuatu
yang berbeda dari sebelumnya. (Wahyuni, 2020)

Banyak pakar mendefinisikan tentang berubah diantaranya; berubah menurut


Atkinson (1987) merupakan kegiatan atau proses yang membuat sesuatu atau
seseorang berbeda dengan keadaan sebelumnya. Pendapat lain menjelaskan bahwa
berubah merupakan proses yang menyebabkan perubahan pola perilaku individu atau
institusi (Brooten,1978). Jadi perubahan adalah suatu proses dimana terjadinya
peralihan atau perpindahan dari status tetap (statis) menjadi status yang bersifat
dinamis. Perubahan dapat mencakup keseimbangan personal, sosial maupun
organisasi untuk dapat menjadikan perbaikan atau penyempurnaan serta dapat
menerapkan ide atau konsep terbaru dalam mencapai tujuan tertentu.

B. Sifat-Sifat Perubahan

Menurut Lascaster (1982) dalam Firliya (2021), proses perubahan memiliki tiga
sifat. Diantaranya perubahan bersifat berkembang, spontan dan direncanakan.

1. Perubahan bersifat berkembang

Sifat perubahan ini mengikuti dari proses perkembangan yang ada baik pada
individu, kelompok atau masyarakat secara umum. Proses perkembangan
dimulai dari keadaan atau yang paling dasar menuju keadaan yang optimal atau
matang, sebagaimana dalam perkembangan manusia sebagai mahluk individu
yang memiliki sifat fisik yang selalu berubah dalam tingkat pekembangannya.

2. Perubahan bersifat spontan

Sifat perubahan ini terjadi karena keadaan yang dapat memberikan respons
tersendiri terhadap kejadian-kejadian yang bersifat alamiah yang diluar kehendak
manusia, yang tidak dapat diramalkan atau diprediksi sehingga sulit untuk
diatisipasi seperti perubahan keadaan alam, tanah longsor, banjir dan lain-lain.

v
Semuanya akan menimbulkan terjadi perubahan baik dalam diri, kelompo atau
masyarakat, bahkan pada sistem yang mengaturnya.

3. Perubahan bersifat direncanakan

Perubahan yang bersifat direncanakan ini dilakukan bagi individu, kelompok


atau masyarakat yang ingin mengadakan perubahan kearah yang lebih maju atau
mencapai tingkat perkembangan yang lebih baik dari keadaan sebelumnya,
sebagaimana perkembangan profesi keperawatan tidak terlepas dari konsep
berubah yang dimiliki oleh para praktisi, akademis atau seseorang yang masih
ingin mengembangkan keperawatan, yang memiliki keyakinan dan teori
perubahan yang dimiliknya.

C. Teori-teori Dalam Perubahan


Menurut Sri Muharni & Utari Chistyani (2021), ada beberapa teori yang digunakan
secara luas yaitu:
1. Teori Perubahan Lippit
Lipit ingin menunjukkan Langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mengadakan
pembaharuan. Langkah-langkahnya meliputi:
1) Menetukan diagnosis terlebih dahulu masalah yang ada.
2) Mengadakan pengkajian terhadap motivasi perubahan serta kemampuan
perubahan.
3) Melakukan pengkajian perubahan terhadap hasil atau manfaat dari suatu
perubahan.
4) Menetapkan tujuan perubahan yang dilaksanakan berdasarkan langkah yang
ditempuhnya.
5) Menetapkan peran dari pembaharuan sebagai pendidik, peneliti atau pemimpin
dalam pembaharuan.
6) Mempertahankan dari hasil perubahan yang dicapainya.
7) Melakukan penghentian bantuan secara bertahap dengan harapan peran dan
tanggung jawab dapat tercapai secara bertahap.
2. Teori Perubahan Kurt Lewin
Teori perubahan Lewin menjelaskan bahwa seseorang yang akan mengadakan suatu
perubahan harus memiliki konsep tentang perubahan yang tercantum agar proses
perubahan tersebut terarah dan mencapai tujuan yang ada. la berkesimpulan
vi
bahwa kekuatan tekanan (driving forces) akan berhadapan dengan penolakan
(Resistences) untuk berubah. Perubahan dapat terjadi dengan memperkuat driving
forces dan melemahkan Resistences to change.
Tahapan terhadap perubahan menurut Lewin antara lain:
1) Unfreezing (Tahap Pencairan)
Pada tahap awal ini, seseorang mencari sesuatu yang baru baik dari sisi nilai,
sikap maupun kepercayaan. Seseorang dapat mengadakan proses perubahan
jika memiliki motivasi yang kuat untuk berubah dari keadaan semula.
2) Changing (Tahap Mengubah)
Pada tahap ini, changing merupakan langkah tindakan, baik memperkuat driving
forces maupun memperlemah resistances. Bisa dikatakan juga tahap
menstabilkan normal-norma yang sudah ada.
3) Refreezing (Tahap Pembekuan)
Pada tahap ini merupakan tahap pembekuan dimana seseorang yang mengadakan
perubahan telah mencapai tahapan yang baru dengan keseimbangan yang baru.
4) Action Research (Tahap Penelitian Tindakan)
Tahap penelitian tindakan menjelaskan bahwa hasil penelitian yang ada langsung
diaplikasikan ke kegiatan-kegiatan yang ada. Kemudian, lebih fokus menaruh
penelitian terhadap suatu tindakan yang berfokus pada masalah yang nyata.
Penelitian itu dikembangkan dari pengetahuan atau teori dan logat yang dapat
diambil.
3. Teori Perubahan Rogers E.
Menurut Rogers E, perubahan sosial adalah proses dimana suatu inovasi
dikomunikasikan melalui saluran tertentu dari waktu ke waktu antara anggota
suatu sistem sosial.
Langkah-langkah untuk mengadakan perubahan menurut
Rogers antara lain:
1) Tahap Awereness
Tahap awal yang menyatakan bahwa untuk mengadakan perubahan diperlukan
adanya kesadaran untuk berubah.
2) Tahap Interest
Tahap ini menyatakan untuk mengadakan perubahan harus timbul perasaan
suka/minat terhadap perubahan. Timbulnya minat akan mendorong dan
menguatkan kesadaran untuk berubah.
vii
3) Tahap Evaluasi
Pada tahap ini terjadi penilaian terhadap sesuatu yang baru agar tidak ditemukan
hambatan selama mengadakan perubahan.
4) Tahap Trial
Tahap ini merupakan tahap uji coba terhadap hasil perubahan dengan harapan
sesuatu yang baru dapat diketahui hasilnya sesuai dengan situasi yang ada.
5) Tahap Adption
Tahap terakhir yaitu proses perubahan terhadap sesuatu yang baru setelah ada uji
coba dan merasakan ada manfaatnya sehingga mampu mempertahankan hasil
perubahan.
Rogers juga membagi karakter dari adopsi yaitu:
a) Relative Advantage
b) Compabillity
c) Complexity
d) Trialability
e) Observability
Rogers dan sejumlah ilmuan komunikasi lainnya mengidentifikasi lima kategori
pengguna inovasi:
a) Innovators
Adalah kelompok orang yang berani dan siap untuk mencoba hal-hal baru.
Hubungan sosial mereka cenderung lebih erat dibaning kelompok sosial
lainnya.
b) Early Adopters
Kategori adoter seperti ini menghasilkan lebih banyak opini dibanding
kategori lainnya, serta selalu mencari informasi tentang inovasi.
c) Early Majority
Kategori pengadopsi seperti ini merupakan mereka yang tidak mau menjadi
kelompok pertama yang mengadopsi sebuah inovasi. Sebaliknya, mereka
akan dengan berkompromi secara hati-hati sebelum membuat keputusan
dalam mengadopsi inovasi bahkan bisa dalam kurun waktu yang lama.
d) Late Mjority
Kelompok yang ini lebih berhati-hati mengenai fungsi sebuah inovasi. Mereka
menunggu hingga kebanyakan orang telah mencoba dan mengadopsi
inovasi sebelum mereka mengambil keputusan.
viii
e) Laggards
Kelompok ini merupakan orang yang terakhir melakukan adopsi inovasi.
Mereka bersifat lebih tradisional, dan segan untuk mencoba hal-hal baru.
Kelompok ini biasanya lebih suka bergaul dengan orang-orang yang
memiliki pemikiran yang sama dengan mereka.

D. Tipe-tipe Perubahan
Apabila dipandang dari tipe perubahan, menurut Bennis (1995) dalam Sri Muharni &
Utari Chistyani (2021), perubahan itu sendiri memilki tujuh tipe diantaranya :
a) Tipe indoktrinasi, suatu peubahan yang dilakukan oleh sekelompok atau
masyarakat yang menginginkan pencapaiaan tujuan yang diharapkan dengan cara
memberi doktrim atau menggunakan kekuatan sepihak untuk dapat berubah.
b) Tipe paksaan atau kekerasan, merupakan tipe perubahan dengan melakukan
pemaksaan atau kekerasan pada anggota atau seseorang dengan harapan tujuan
yang dicapai dapat terlaksana.
c) Tipe teknokratik, merupakan tipe perubahan dengan melibatkan kekuatan lain
dalam mencapai tujuan yang diharapkan terdapat satu pihak merumuskan tujuan
dan pihak lain untuk membantu mencapai tujuannya.
d) Tipe interaksional, merupakan perubahan dengan menggunakan kekuatan
kelompok yang saling berinteraksi satu dengan yang lain dalm mencapai tujuan
yang diharapkan dari perubahan.
e) Tipe sosialisasi, merupakan suatu perubahan dalam mencapai tujuan dengan
menggunakan kerja sama dengan kelompok lain tetapi masih menggunakan
kekuatan untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai.
f) Tipe emultif, merupakan suatu perubahan dengan menggunakan kekuataan
unilateral dengan tidak merrumuskan tujuan terlebih dahulu secara sungguh
sungguh, perubahan ini dapat dilakukan pada sistem diorganisasi yang
bawahannya berusaha menyamai pimpinan atau atasannya.
g) Tipe alamiah, merupakan perubahan yang terjadi akibat sesuatu yang tidak
disengaja tetapi dalam merumuskan dilakukan secara tidak sungguh, seperti
kecelakaan, maka seseorang ingin mengadakan perubahan untuk lebih berhati-hati
dalam berkendaraan dan lain sebagainya.

E. Jenis-jenis Perubahan
ix
Jenis-jenis perubahan menurut Sri Muharni & Utari Chistyani (2021), yaitu:
a. Perubahan ditinjau dari sifatnya, yaitu:
1) Perubahan Spontan
a) Perubahan sebagai respons terhadap kejadian alamiah dan
terkontrol/alamiah.
b) Perubahan yang terjadi tidak diramalkan atau di prediksi sebelumnya.
c) Perkembangan, yaitu perubahan yang berbentuk kemajuan/peningkatan
atau penambahan yang terjadi pada individu, kelompok dan organisasi.
d) Perubahan yang direncanakan yaitu sebagai upaya yang bertujuan untuk
mencapai tingkat yang lebih baik.
2) Perubahan ditinjau dari keterlibatan
a) Melalui penyediaan informasi yang cukup.
b) Adanya sikap positif terhadap perubahan sesuatu atau inovasi.
c) Timbulnya komitmen diri untuk berubah.
3) Perubahan ditinjau dari sifat pengelolaan.
b. Menurut Duncan
1) Perubahan Berencana
a) Menyesuaikan kegiatan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
b) Adanya titik mula yang jelas dan dipersiapkan sesuai dengan tujuan yang
akan dicapai.
c) Adanya persiapan yang matang.
2) Perubahan Acak/Kacau
a) Tidak ada titik awal perubahan.
b) Tidak ada upaya mempersiapkan kegiatan-kegiatan untuk tercapainya
tujuan.
c. Menurut Horsey dan Blancard
1) Partisipatif, yaitu individu/klien diikutkan dalam proses perubahan tersebut.
Misalnya ketika bidan membangkitkan motivasi klien.
2) Paksaan, yaitu perubahan yang total menggunakan kekuatan, misalnya
instruksi dari atasan.
F. Proses Terjadinya Perubahan
Perubahan dapat dijabarkan dengan beberapa cara, termasuk perubahan yang
direncanakan atau yang tidak direncanakan. Perubahan yang tidak direncanakan
adalah perubahan yang terjadi tanpa suatu persiapan, sebaliknya perubahan yang
x
direncanakan adalah perubahan direncanakan dan dipikirkan sebelumnya terjadi
dalam waktu yang lama, dan termasuk adanya suatu tujuan yang jelas. Perubahan
terencana lebih mudah dikelola dari pada perubahan yang terjadi pada perkembangan
manusia atau tapa persiapan alat karena suatu ancaman. Untuk alasan tersebut perawat
harus dapat mengelola perubahan. Proses perencanaan terjadi karena adanya
perubahan yang sangat kompleks dan melibatkan interaksi banyak orang, faktor dan
tekanan. Secara umum, perubahan terencana adalah suatu proses di mana ada
pendapat baru yang dikembangkan dan dikomunikasikan kepada semua orang
walaupun akhirnya akan diterima atau ditolak. Perubahan perencanaan, sebagai mana
proses keperawatan, memerlukan suatu pemikiran yang matang tentang keterlibatan
individu atau kelompok. Penyelesaian masalah, pengambilan keputusan, pemikiran
kritis, pengkajian dan efektivitas pengguna keterampilan internasional, termasuk
kemampuan komunikasi, kolaborasi, negosiasi, dan persuasi adalah kunci dalam
perencanaan perubahan (Sri Muharni & Utari Chistyani, 2021).
Orang yang mengelola perubahan harus mempunyai visi yang jelas di mana
proses akan dilaksanakan dengan arah terbaik untuk mencapai tujuan tersebut. Proses
perubahan memerlukan tahapan yang berurutan di mana orang akan terlibat dalam
sebuah proses perubahan dan arah perubahan yang akan dilaksanakan. Oleh karena
itu, koalisi perlu dan harus dibentuk untuk mendukung perubahan (Sri Muharni &
Utari Chistyani, 2021).

G. Strategi dalam Perubahan


Menurut Sri Muharni & Utari Chistyani (2021), dalam perubahan dibutuhkan cara yang
tepat agar tujuan dalam perubahan dan tercapai secara tepat efektif dan efisien, untuk
itu dibutuhkan strategi khusus dalam perubahan di antaranya:
a. Strategi Rasional Emperik
Strategi ini didasarkan karena manusia sebagai komponen dalam perubahan memiliki
sifat rasional untuk kepentingan diri dalam berperilaku. Untuk mengadakan suatu
perubahan strategi rasional dan empiric yang didasarkan dari hasil penemuan atau
reset untuk diaplikasikan dalam perubahan manusia yang memiliki sifat rasional
akan menggunakan rasionalnya dalam menerima semua perubahan. Langkah
dalam perubahan atau kegiatan yang diinginkan dalam strategi rasional empirik ini
dapat melalui penelitian atau adanya desiminasi melalui pendidikan secara umum
sehingga melalui desiminasi akan diketahui secara rasional bahwa perubahan yang
xi
akan dilakukan benar-benar sesuai dengan rasional. Strategi ini juga dilakukan
pada penempatan sasaran yang sesuai dengan kemampuan dan keahlian yang
dimiliki sehingga semua perubahan akan menjadi efektif dan efisien selain itu
juga menggunakan sistem analisis dalam pemecahan masalah yang ada.
b. Strategi Redukatif Normatif
Strategi ini dilaksanakan berdasarkan standar normal yang ada dimasyarakat.
Perubahan yang akan dilaksanakan melihat nilai-nilai normatif yang ada
dimasyarakat sehingga tidak akan menimbulkan permasalahan baru dimasyarakat.
Standar norma yang ada dimasyarakat ini didukung dengan sikap dan sistem nilai
individu yang ada dimasyarakat. Pendekatan ini dilaksanakan dengan mengadakan
intervensi secara langsung dalam penerapan teori-teori yang ada. Strategi ini
dilaksanakan dengan cara melibatkan individu, kelompok atau masyarakat dalam
proses penyusunan rancangan untuk perubahan. pelaku dalam perubahan harus
memiliki kemampuan berkolaborasi dengan masyarakat. Kemampuan ilmu
perilaku harus dimili dalam pembaharu.
c. Strategi Paksaan Kekuatan
Dikatakan strategi paksaan-kekuatan karena adanya peng-gunaan kekuatan atau
kekuasaan yang dilaksanakan secara paksa dengan menggunakan kekuatan moral
dan kekuatan politik. Strategi ini dapat dilaksanakan dalam perubahan sistem
kenegaraan, penerapan sistem pendidikan dan lain-lain.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perubahan adalah suatu proses dimana terjadinya peralihan atau perpindahan dari status
tetap (statis) menjadi status yang bersifat dinamis. Perubahan dapat mencakup

xii
keseimbangan personal, sosial maupun organisasi untuk dapat menjadikan
perbaikan atau penyempurnaan serta dapat menerapkan ide atau konsep terbaru
dalam mencapai tujuan tertentu. Sebagai seorang perawat perlu adanya perubahan
untuk mencapai profesionalitas, karena dalam kehidupan kita di dunia ini kita harus
senantiasa mengadakan perubahan menuju pada kehidupan yang lebih baik.

B. Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan pembaca dapat memahami tentang
defenisi dari konsep berubah dan mengetahui apa saja yang menjadi motivasi serta
faktor terjadinya perubahan dan diharapkan juga bagi pembaca agar dapat mengetahui
kunci sukses dalam perubahan. Dan bagi pembaca yang berprofesi sebagai seorang
perawat atau tenaga medis lainnya agar dapat mengetahui peranannya dalam proses
perubahan serta menuju keperawatan yang profesional.

Daftar Pustaka

Lestari, Lilis dan Ramadhaniyati. 2018. Falsafah dan Teori Keperawatan. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar

xiii
Muharni, Sri dan Utari Christya. 2021. Buku Ajar Falsafah dan Teori Keperawatan.
Surabaya: CV. Jakad Media Publishing

Azzahro, Firliya. 2021. Konsep Berubah Dalam Keperawatan. Makalah. Semarang:


Universitas Islam Sultan Agung

xiv

Anda mungkin juga menyukai