Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

“ KONSEP DAN APLIKASI LIPPIT’S SEVEN-STEP CHANGE THEORY DALAM


KESEHATAN/KEPERAWATAN ”

Disusun oleh :

KELOMPOK 2

 Nirmala Eka Choiru Awwalin_190


 Egika Julia Hesti Tantya Anggraeni_198
 Vanisca Eka Enggelina_200

PSIK E

Dosen pengampu :

Indri Wahyuningsih, M.Kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan dalam menyelesaikan
makalah tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya, kami tidak akan mampu
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa shalawat serta salam tercurahkan kepada
Nabi agung Muhammad SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, sehingga
makalah Konsep dan Aplikasi Lippit’s Seven-Step Change Theory dalam Kesehatan /
Keperawatan dapat diselesaikan. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah
Falsafah dan Teori Keperawatan. Kami berharap makalah tentang Teori Keperawatan ini dapat
menjadi referensi bagi masyarakat diluar sana.
Kami menyadari makalah bertema Teori-Teori Keperawatan ini masih perlu banyak
penyempurnaan karena kesalahan dan kekurangan. Kami terbuka terhadap kritik dan saran
pembaca agar makalah ini dapat lebih baik. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini,
baik terkait penulisan maupun konten, kami memohon maaf.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Kami
DAFTAR ISI

COVER..............................................................................................................................1

KATA PENGANTAR.......................................................................................................2

DAFTAR ISI.......................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................

1.1 Latar Belakang ...........................................................................................

1.2 Tujuan Penulisan .......................................................................................

BAB 2 KONSEP TEORI ..................................................................................................

2.1 BIOGRAFI.................................................................................................

2.2 TEORI.........................................................................................................

BAB 3 APLIKASI TEORI KEPERAWATAN..................................................................

3.1 CONTOH KASUS.....................................................................................

3.2 PENGKAJIAN...........................................................................................

3.3 APLIKASI TEORI KEPERAWATAN PADA KASUS............................

BAB 4 PENUTUP..............................................................................................................

4.1 KESIMPULAN..........................................................................................

4.2 SARAN.......................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................29
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Teori sistem sangat penting dalam dunia keperawatan, karena dalam teori sistem kita
dapat mempelajari suatu kerangka kerja yang berhubungan dengan keseluruhan aspek sosial
manusia, struktur masalah-masalah organisasi, serta perubahan hubungan internal dan
lingkungan di sekitarnya. Keberhasilan sistem pelayanan kesehatan yang terjalin pada
perawat, dokter atau tim kesehatan lain akan berhasil secara sempurna apabila ada sikap
saling menunjang dalam melakukan praktek keperawatan. Sistem ini akan memberikan
kualitas pelayanan kesehatan yang efektif dengan melihat nilai-nilai yang ada di masyarakat.
Dalam pelayanan kesehatan, keperawatan merupakan bagian penting dalam pelayanan
kesehatan.
Para perawat diharapkan juga dapat memberikan pelayanan secara berkualitas sehingga
masyarakat akan merasa di dukung dan di perhatikan dalam meningkatkan kesehatan,
sehingga tidak ada perbedaan pendapat yang akan terjalin antara perawat dan pasien. Di
samping itu dalam menerapkan prinsip-prinsip perubahan perawat harus menerapkannya
secara bersama-sama tidak membeda-bedakan, harus menyeluruh (Holistik) .
Secara holistik dalam keperawatan diperlukan adanya suatu perubahan dengan merubah
cara pikir masyarakat tentang jenis-jenis pelayanan kesehatan yang muncul di dalamnya.
Karena perubahan itu merupakan suatu proses dimana terjadinya peralihan atau perpindahan
dari status tetap (statis) menjadi status yang bersifat dinamis. Artinya dapat menyesuaikan
diri dari lingkungan yang ada atau beranjak untuk mencapai kesehatan yang optimal.
Suatu perubahan dan sistem pelayanan kesehatan yang ada dalam masyarakat sangat
penting dan sangat berpengaruh dalam kehidupan mereka, apalagi apabila seorang perawat
berhasil menerapkan praktek kesehatan yang baik dalam masyarakat. Karena ini akan
memudahakan seorang perawat dalam menyelesaikan tugas sebagai seorang perawat, dan
nantinya dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit, seorang perawat akan merasa bangga
karena bisa melakukan praktek kesehatan apapun jenisnya dan akan merasa inilah seorang
perawat yang profrsional karena dapat memberikan pelayanan yang terbaik dari yang
lainnya.

1.2 TUJUAN

1. Para perawat diharapkan dapat memberi pelayanan secara berkualitas.


2. Seorang perawat dapat menerapkan praktek kesehatan yang baik dalam masyarakat.
3. Para perawat diharapkan dapat melakukan perubahan dengan merubah cara pikir
masyarakat tentang jenis-jenis pelayanan kesehatan yang muncul di dalamnya.
BAB 2

KONSEP TEORI

2.1 BIOGRAFI

Ronald lippitt lahir pada tanggal 21 maret 1914 dan meninggal dunia 28 oktober
1986,ann arbor ,Michigan,amerika. Ron Lippitt, seorang inovator sepanjang kariernya
yang terkenal, adalah salah satu pendiri dinamika kelompok dan "grup-T" (grup
sensitivitas), salah satu pendiri Pusat Pelatihan Nasional untuk Dinamika Grup di Institut
Teknologi Massachusetts, dan kemudian lagi adalah salah satu pendiri Pusat Penelitian
untuk Pemanfaatan Pengetahuan Ilmiah di Universitas Michigan. Seorang pelopor dalam
pengembangan psikologi sosial eksperimental, ia terkenal karena karya klasiknya tentang
efek kepemimpinan demokratis, otokratis dan laissez faire kelompok kecil, dan untuk
karyanya kemudian tentang perubahan terencana. Sepanjang hidupnya, ia menunjukkan
kekuatan penelitian terkontrol dalam pengaturan alam, menciptakan landasan ilmiah
untuk kelompok kecil, perubahan organisasi dan masyarakat. Ratusan tulisannya
mencakup artikel, bab, dan buku-buku yang menyumbangkan wawasan dan metodenya
untuk menyelesaikan masalah organisasi dan sosial. Dia meninggalkan warisan yang
kaya bagi para peneliti, konsultan, pemimpin organisasi dan masyarakat, dan mahasiswa.

2.2 TEORI

Lippit (1973) mendefinisikan perubahan sebagai sesuatu yang direncanakan atau tidak
direncanakan terhadap status quo dalam individu,situasi atau proses, dan dalam
perencanaan perubahan yang diharapkan,disusun oleh individu, kelompok, organisasi
atau sistem sosial yang memengaruhi secara langsung tentang status quo organisasi lain,
atau situasilain. Lippit (1973) menekankan bahwa tidak seorang pun bisa lari dari
perubahan.
A. Proses Perubahan Lippit
Teori ini merupakan pengembangan dari teori Lewin. Lippitt mengungkapkan tujuh
hal yang harus diperhatikan seorang manajer dalam sebuah perubahan yaitu:
a. Mendiagnosis dan menetapkan masalah
Mengidentifikasi semua faktor yang mungkin mendukung ataumenghambat
perubahan. Pada tahap ini, setiap individu yang terlibat dalam perubahan harus
membuka diri dan menghindari keputusan sebelum semua fakta dapat
dikumpulkan. Individu yang terlibat juga harus sering berpikir dan mengetahui
apa yang salah serta berusaha menghindari data-data yang dianggap tidak sesuai.
Semakin banyakinformasi tentang perubahan dimiliki seorang manajer, maka
semakin akurat data yang dapat di identifikasi sebagai masalah. Semua
orangyang mempunyai kekuasaan, harus diikutkan sedini mungkin dalam proses
perubahan tersebut, karena setiap orang mempunyai tanggung jawab untuk selalu
menginformasikan tentang fenomena yang terjadi.
b. Mengkaji motivasi dan kemampuan untuk berubah
Perubahan merupakan sesuatu yang mudah, tetapi perubahan keberhasilan dalam
mencapai tujuan yang lebih baik akan memerlukankerja keras dan komitmen
yang tinggi dari semua orang yang terlibat didalamnya. Pada tahap ini, semua
orang yang terlibat dan lingkungan yang tersedia harus dikaji tentang
kemampuan, hambatan yang mungkin timbul, dan dukungan yang akan
diberikan. Mengingat mayoritas praktik keperawatan berada pada suatu
organisasi/instansi,maka struktur organisasi harus dikaji apakah peraturan yang
ada,kebijakan, budaya organisasi, dan orang yang terlibat akan membantu proses
perubahan atau justru menghambatnya. Fokus perubahan pada tahap ini adalah
mengidentifikasi faktor-faktor yang mendukung dan menghambat terhadap
proses perubahan tersebut.
c. Mengkaji motivasi dan sumber-sumber agen
Mencari dukungan baik internal maupun eksternal atau secara interpersonal,
organisasional maupun berdasarkan pengalaman. Pada tahap ini, diperlukan suatu
komitmen dan motivasi manajer dalam proses perubahan. Pandangan manajer
tentang perubahan harus dapatditerima oleh staf dan dapat dipercaya. Manajer
harus mampumenunjukkan motivasi yang tinggi dan keseriusan dalam
pelaksanaan perubahan dengan selalu mendengarkan masukan-masukan dari
stafdan selalu mencari solusi yang terbaik.
d. Menyeleksi objektif akhir perubahan
Menyusun semua hasil yang di dapat untuk membuat perencanaan.Pada tahap ini,
perubahan harus sudah disusun sebagai suatu kegiatan secara operasional,
terorganisasi, berurutan, kepada siapa perubahan akan berdampak, dan kapan
waktu yang tepat untuk dilaksanakan.Untuk itu diperlukan suatu target waktu dan
perlu dilakukan uji coba sebelum menentukan efektivitas perubahan.
e. Memilih peran yang sesuai untuk agen perubahan
Pada tahap ini, perlu ada suatu pemilihan seorang pemimpin ataumanajer yang
ahli dan sesuai di bidangnya. Manajer tersebut akan dapat memberikan masukan
dan solusi yang terbaik dalam perubahan serta dia bisa berperan sebagai seorang
“mentor yang baik.” Perubahan akan berhasil dengan baik apabila antara manajer
dan staf mempunyai pemahaman yang sama dan memiliki kemampuan dalam
melaksanakan perubahan tersebut. Pada tahap ini juga sering terjadi konflik
terutama yang berhubungan dengan masalah personal.
f. Mempertahankan perubahan
Perubahan diperluas, mungkin membutuhkan struktur kekuatan untuk
mempertahankannya. Sekali perubahan sudah dilaksanakan, maka harus
dipertahankan dengan komitmen yang ada. Komunikasi harusterbuka dan terus
diinformasikan supaya setiap pertanyaan yang masuk dan permasalahan yang
terjadi dapat diambil solusi yang terbaik oleh kedua belah pihak.
g. Mengakhiri hubungan saling membantu
Perawat sebagai agen berubah, mulai mengundurkan diri dengan harapan orang-
orang atau situasi yang diubah sudah dapat mandiri.
B. Proses Terjadinya Perubahan
Suasana pelayanan kesehatan pada tahun 1990an adalah suatu tantangan.Tekanan
dari pemerintah, perusahaan asuransi, serikat kerja, para pegawai,dan konsumen
mengenai pelayanan kesehatan, diarahkan kembali pada perawatan diri dan
pencegahan. Teknologi mengalami perubahan dan focus biaya perawatan perioperatif
bergeser ke arah yang lebih efektif pada situasi yang sama. Keperawatan mempunyai
kesempatan baru untuk menjadi bagian dari perubahan, selama seluruh system
mengalami pergeseran biaya saat kualitas perawatan klien meningkat. Kreatifitas dan
tinjauan tekanan kekuatan eksternal yang luas akan memungkinkan perawat
melakukan perubahan. Perubahan dapat dijabarkan dengan beberapa cara, termasuk
perubahan yang direncanakan atau yang tidak direncanakan. Perubahan yang tidak
direcanakan adalah perubahan yang terjadi tanpa suatu persiapan,sebaliknya
perubahan yang direncanakan adalah peribahan yang direncanakan dan dipiikirkan
sebelumnya, terjadinya dalam waktu yanglama, dan termasuk adanya suatu tujuan
yang jelas. Perubahan terencana lebih mudah dikelola dari pada perubahan yang
terjadi pada perkembangan manusia atau tanpa persiapan anat karena suatu ancaman.
Untuk alasan tersebut, perawat harus dapat mengelola perubahan. Proses
perencanaan terjadi karena adanya perubahan yang sangat kompleks dan melibatkan
interaksi banyak orang, faktor, dan tekanan. Secara umum, perubahan terencana
adalah suatu proses di mana ada pendapat baru yang dikembangkan dan
dikomunikasikan kepada semuaorang, walaupun akhirnya akan diterima atau ditolak.
Perubahan perencanaan, sebagaimana proses keperawatan, memerlukan suatu
pemikiran yang matang tentang keterlibatan individu atau kelompok. Penyelesaian
masalah, pengambilan keputusan, pemikiran kritis, pengkajian, dan efektivitas
penggunaan keterampilan interpersonal,termasuk kemampuan komunikasi,
kolaborasi, negosiasi, dan persuasi,adalah kunci dalam perencanaan
perubahan .Orang yang mengelola perubahan harus mempunyai visi yang jelas
dimana proses akan dilaksanakan dengan arah yang terbaik untuk mencapai tujuan
tersebut. Proses perubahan memerlukan tahapan yang berurutan dimana orang akan
terlibat dalam sebuah proses perubahan dan arah perubahan yang akan dilaksanakan.
Oleh karena itu, koalisi perlu dan harus dibentuk untuk mendukung perubahan.
Dalam literature yang lain disebutkan bahwa proses terjadinya perubahan terdiri dari
beberapa tahap diantaranya :
a. Mencairkan : melibatkan penghancuran cara normal orang yang melakukan
sesuatu-mmemutuskan pola, kebiasaan, dan rutinitas sehingga orang siap untuk
menerima alternatif baru(hersey, Blanchard)atau mengurangi kekuatan untuk
mengurangi status quo, menciptakan kebutuhan akan perubahan, meminimalisasi
tantangan terhadap perubahan seperti memberikan masalah proaktif. Contoh:
Refresing,kegiatan_kegiatan baru.
b. Memindahkan : mengembangkan perilaku, nilai dan sikap yang baru.
c. Membekukan kembali : akan terjadi jika prilaku baru sudah menjadi bagian dari
kepribadian seseorang.dengan cara memperkuat,mengevaluasi, dan membuat
modifikasi konstruktif.

C. Perbandingan Perubahan
Menurut lippit perbandingan perubahan didasarkan pada tiga teori perubahan antara
lain:
a. Pencairan
Membuat perubahan pada kebutuhan menjadi nyata sehingga individu, kelompok
atau organisasi siap menerima bahwa perubahan harus terjadi.
b. Pengubahan
Menemukan dan mengadopsi sikap, nilai dan tingkah laku baru,dengan agen
perubahan terlatih yang memimpin individu, kelompokatau organisasi melewati
proses tersebut. Anggota organisasi akan menyesuaikan diri dengan nilai, sikap
dan tingkah laku dari agen perubahan, menyerapnya setelah mereka menyadari
keefektifan dalam reaksi kerja.
c. Pemantapan
Transformasi pola tingkah laku baru menjadi norma lewat pengetahuan dan
dukungan mekanisme.
D. Strategi dalam perubahan
Dalam perubahan dibutuhkan cara yang tepat agar tujuan dalam perubahan dan
tercapai secara tepat, efektif dan efisien, untuk itu dibutuhkan strategi khusus dalam
perubahan diantaranya:
a. Strategi Rasional Empirik
Strategi ini didasarkan karena manusia sebagai komponen dalam perubahan
memiliki sifat rasional untuk kepentingan diri dalam berperilaku. Untuk
mengadakan suatu perubahan strategi rasionaldan empirik yang didasarkan dari
hasil penemuan atau riset untuk di aplikasikan dalam perubahan manusia yang
memiliki sifat rasionalakan menggunakan rasionalnya dalam menerima sebuah
perubahan.Langkah dalam perubahan atau kegiatan yang diinginkan dalam
strategi rasional empirik ini dapat melalui penelitian atau adanya desiminasi
melalui pendidikan secara umum sehingga melalui desiminasi akan diketahui
secara rasional bahwa perubahan yang akan dilakukan benar-benar sesuai dengan
rasional. Strategi ini jugadilakukan pada penempatan sasaran yang sesuai dengan
kemampuandan keahlian yang dimiliki sehingga semua perubahan akan menjadi
efektif dan efisien, selain itu juga menggunakan sistem analisis dalam pemecahan
masalah yang ada.
b. Strategi Redukatif normative
Strategi ini dilaksanakan berdasarkan standar norma yang ada dimasyarakat.
Perubahan yang akan dilaksanakan melihat nilai-nilai normatif yang ada di
masyarakat sehingga tidak akan menimbulkan permasalahan baru di masyarakat.
Standar norma yang ada dimasyarakat ini di dukung dengan sikap dan sistem
nilai individuyang ada di masyarakat. Pendekatan ini dilaksanakan dengan
mengadakan intervensi secara langsung dalam penerapan teori-teori yang
ada.Strategi ini dilaksanakan dengan cara melibatkan individu, kelompok atau
masyarakat dan proses penyusunan rancangan untuk perubahan. Pelaku dalam
perubahan harus memiliki kemampuan dalam berkolaborasi dengan masyarakat.
Kemampuan ilmu perilaku harus dimiliki dalam pembaharu.
c. Strategi Paksaan- Kekuatan
Dikatakan strategi paksaan-kekuatan karena adanya penggunaan kekuatan atau
kekuasaan yang dilaksanakan secara paksa dengan menggunakan kekuatan moral
dan kekuatan politik.Strategi ini dapat dilaksanakan dalam perubahan sistem
kenegaraan, penerapan sistem pendidikan dan lain-lain.Perubahan dalam
organisasi terdapat 3 tingkatan yang berbeda,yaitu: individu yang bekerja di
organisasi tersebut, perubahan struktur dan system hubungan interpersonal.
Strategi membuat perubahan dapat dikelompokan menjadi 4 hal, yakni:
1. Memiliki visi yang jelas
Visi ini merupakan hal yang sederhana dan utama, karena visi dapat
mempengaruhi pandangan orang lain. Misalnya visi J.Fkenn edy,
“menempatkan seseorang dibulan sebelum akhir abad ini.” Visi harus disusun
secara jelas, ringkas, mudah, dipahami dan dapat dilaksanakan oleh setiap
orang.
2. Menciptakan budaya organisasi tentang nilai-nilai moral dan percaya
kepada orang lain
Menciptakan iklim yang kondusif dan rasa saling percaya adalah hal yang
penting. Perubahan akanlebih baik jika mereka percaya seseorang dengan
kejujuran dan nilai-nilai yang diyakininya. Orang akan berani mengambil
suatu resiko terhadap perubahan, apabila mereka dapat berpikir jernihdan
tidak emosional dalam menghadapi perubahan. Setiap perubahan harus
diciptakan suasana keterbukaan, kejujuran, dansecara langsung.
Menurut porter dan O’Grady (1986) upaya yang harus ditanamkan dalam
menciptakan iklim yang kondusif adalah :
a. Kebebasan untuk berfungsi secara efektif
b. Dukungan dari sejawat dan pimpinan
c. Kejelasan harapan tentang lingkungan kerja
d. Sumber yang tepat untuk praktik secara efektif.
e. Iklim organisasi yang terbuka.
3. System komunikasi yang jelas, singkat dan sesering mungkin
Komunikasi merupakan unsur yang penting dalam perubahan.Setiap orang
perlu dijelaskan tentang perubahan untuk menghindarirumor atau informasi
yang salah. Semakin banyak orang yang mengetahui tentang keadaan, maka
mereka akan semakin baik dan mampu dalam memberikan pandangan ke
depan dan mengurangi kecemasan serta ketakutan terhadap perubahan.
Menurut silber(1993), komunikasi satu arah tidak cukup dan sering
menimbulkan kebingungan karena orang tidak mengetahui apa yang akan
terjadi.
4. Keterlibatan orang yang tepat
Perubahan perlu disusun oleh orang-orang yang berkompeten.Begitu rencana
sudah tersusun, maka segeralah melibatkan oranglain pada setiap jabatan di
organisasi, karena keterlibatan akan berdampak terhadap dukungan dan advokasi
(Endah, Rika. 2003).
BAB 3

APLIKASI TEORI KEPERAWATAN

3.1 CONTOH KASUS

Seorang anak laki-laki berusia 9 tahun, dengan diagnosis mengalami obesitas yang memiliki
berat badan mencapai 192 kg.

3.2 PENGKAJIAN

Dengan berat badan yang sempat mencapai 192 kilogram, membuat anak laki-laki tersebut tidak
bisa pergi sekolah, yang jaraknya hanya sekitar 30 meter dari rumah. Dokter mengatakan bahwa
anak tersebut mengalami obesitas morbid (severe obesity) yaitu kondisi di mana terjadi
penimbunan lemak yang sangat tinggi di dalam tubuh, sehingga penderitanya memiliki berat
badan berlebih yang jauh dari berat ideal. Keluhan yang dialami adalah sesak nafas jika berjalan,
dan hanya bisa menghabiskan sepanjang waktu di rumah. Asupan makan yang berlebihan
menjadi penyebab utama terjadinya obesitas. Dengan pola makan diubah, makan tidak di atas
jam 6 sore, mengurangi makan mie instan, dan air dingin. Setelah sebulan berdiet dan juga ikut
puasa, berat badannya turun dari 192kg menjadi 188 kg. Hasil pengkajian lain dalam
pengaplikasian Konsep Teori Lippit akan kami paparkan melalui data di bawah ini.

1. Mendiagnosis masalah
a. Pendukung perubahan
Berat badan yang melebihi batas wajar, menjadi pendukung utama perubahan. Dengan
kondisi obesitas akan mengalami kesulitan dalam beraktifitas dan yang paling penting
adalah obesitas dapat mempengaruhi kesehatan tubuh.
b. Penghambat perubahan
Dengan kondisi berat badan obesitas tentunya ada faktor yang menyebabkan mengapa
hal itu dapat terjadi, penghabat perubahan pada anak laki-laki tersebut ada pada faktor
pola makan. Pola makan tidak mudah untuk diubah karena hal tersebut sudah menjadi
kebiasaan yang telah lama dijalani. Hingga rasa untuk mengurangi nafsu makan tinggi
akan sulit untuk di kontrol.
2. Motivasi dan kemampuan untuk berubah
Hal yang dapat dilakukan atau yang menjadi pemecahan masalah adalah dengan menjaga
pola makan dan memulai gaya hidup sehat. Dengan pola makan yang teratur, rajin
berolahraga, akan membantu setidaknya sedikit demi sedikit untuk mencapai tubuh yang
ideal. Melihat orang lain dengan mudah untuk beraktifitas dan bermain, diumur 10 tahun
hal tersebut memotivasinya untuk berubah dan berniat menurunkan berat badan. Salah
satu orang yang berperan memberikan motivasi dan latihan fisik adalah Ade Rai. Beliau
seorang public figure, Atlit Binaraga Nasional dan sekaligus pengusaha bisnis kebugaran.
Beliau melakukan coaching berupa motivasi sehat, diet gula berlebihan dan serangkaian
latihan fisik yang sesuai dengan usia dan kondisi tubuh anak laki-laki tersebut. Ia juga
menjalani operasi pengecilan lambung.
3. Hasil atau manfaat dari suatu perubahan
Dengan mengubah gaya hidup dan mendapat motivasi dari faktor internal maupun
eksternal, hasilnya anak tersebut dapat konsisten melakukan program pengurangan
berat badan secara ideal. Jika sebelumnya ia bisa mengkonsumsi puluhan botol
minuman kemasan dalam satu hari, anak ini sekarang sudah bisa menahan dirinya.
Makanan yang dikonsumsinya pun sudah tidak mengandung minyak dan gula
berlebih. Setelah menjalani operasi pengecilan lambung pun, ia mengaku jadi lebih
mudah kenyang, sehingga porsi makannya bisa berkurang. Dengan serangkaian
proses tersebut, ia berhasil menurunkan berat badannya hingga 109 kg. Dan berat
badannya pun turun menjadi 81 kg.
4. Tujuan perubahan yang dilaksanakan
Diharapkan setelah anak tersebut menjalani serangkaian program penurunan berat
badan, secara konsisten anak tersebut akan mencapai berat badan yg ideal. Sehingga
dapat menjalani aktivitas sehari-hari dengan lebih baik dan juga dapat menjaga
kesehatan tubuh anak tersebut.
5. Peran dari pembaharuan sebagai pendidik, peneliti, atau pemimpin
Di dalam menjalani serangkaian proses penurunan berat badan, peran keluarga sangat
penting. Selain sebagai pemberi motivasi atau penyemangat, keluarga pun dapat
berperan untuk mengawasi dan membimbing, agar lebih konsisten untuk mencapai
tujuan perubahan. Serta dapat memperhatikan setiap kemajuan yang didapat dalam
menjalani proses penurunan berat badan.
6. Mempertahankan hasil dari perubahan yang dicapai
Setelah mendapatkan hasil dari rangkaian suatu perubahan, sikap awal yang harus
dilakukan adalah konsisten untuk tetap mempertahankan apa yang telah dijalani
dalam proses perubahan tersebut. Seperti menjaga pola makan, olahraga dengan
teratur agar masalah awal tidak terulang kembali.
7. Mengakhiri hubungan saling membantu
Demgam tercapainya tujuan yang diharapkan pada proses perubahan tersebut, dan
berhentinya bantuan dari segala pihak yang membantu dalam proses perubahan dari
kelebihan berat badan ( obesitas ) hingga mencapai berat badan ideal. Diharapkan
setelah berhentinya bantuan dari segala pihak yang terlibat, anak tersebut tetap
menjaga dan menjalani pola hidup sehat secara mandiri agar hasil yang didapatkan
tetap bertahan dan masalah yang terjadi tidak terulang di kemudian hari.

3.3 APLIKASI TEORI KEPERAWATAN PADA KASUS

Pada kasus seorang anak laki-laki berusia 10 tahun, dengan diagnosis mengalami
obesitas yang memiliki berat badan mencapai 192 kg. Kami menggunakan teori lippit
dalam mengkaji kasus tersebut, untuk mencapai hasil dari suatu proses perubahan.
Langkah yang telah kami ambil adalah 7 langkah dari teori lippit yaitu, mendiagnosis
masalah, motivasi dan kemampuan untuk berubah, Hasil atau manfaat dari suatu
perubahan, tujuan perubahan yang dilaksanakan, peran dari pembaharuan sebagai
pendidik, peneliti, atau pemimpin, mempertahankan hasil dari perubahan yang dicapai,
mengakhiri hubungan saling membantu.
BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Perubahan dapat dijabarkan dengan beberapa cara, termasuk perubahan yang
direncanakan atau yang tidak direncanakan. Perubahan yang tidak
direcanakan adalah perubahan yang terjadi tanpa suatu persiapan, sebaliknya
perubahan yang direncanakan adalah peribahan yang direncanakan dan
dipiikirkan sebelumnya. Perubahan terencana lebih mudah dikelola dari pada
perubahan yang terjadi pada perkembangan manusia atau tanpa persiapan
karena suatu ancaman. Perubahan perencanaan, memerlukan suatu pemikiran
yang matang tentang keterlibatan individu atau kelompok. Penyelesaian
masalah, pengambilan keputusan, pemikiran kritis, pengkajian, dan
efektivitas penggunaan keterampilan interpersonal,termasuk kemampuan
komunikasi, kolaborasi, negosiasi, dan persuasi, adalah kunci dalam
perencanaan perubahan Orang yang mengelola perubahan harus mempunyai
visi yang jelas dimana proses akan dilaksanakan dengan arah yang terbaik
untuk mencapai tujuan tersebut. Proses perubahan memerlukan tahapan yang
berurutan dimana orang akan terlibat dalam sebuah proses perubahan dan
arah perubahan yang akan dilaksanakan. Oleh karena itu, koalisi perlu dan
harus dibentuk untuk mendukung perubahan.
4.2 SARAN
Teori lippit dapat dipergunakan untuk menyelesaikan suatu masalah dengan
cara menggunakan 7 langkah lippit. Dengan teori lippit akan mempermudah
suatu rencana perubahan yang akan dilakukan. Saran kami, gunakanlah teori
lippit dalam suatu perencaan perubahan karena perubahan terencana lebih
mudah dikelola dari pada perubahan yang terjadi pada perkembangan
manusia atau tanpa persiapan karena ancaman.
DAFTAR PUSTAKA

Sianturi, W. A. (2020). PROSES KEPERAWATAN SEBAGAI SISTEM

Kisah arya permana turunkan berat badan hingga 109 kilogram. (2020, Januari 26).

Retrieved from kompas.com:


https://amp.kompas.com/lifestyle/read/2020/01/26/150832120/kisah-arya-permana turunkan-
berat-badan-hingga-109-kilogram

Cerita di Balik Kesuksesan Arya Si Bocah Obesitas Turun Berat Badan hingga 83 Kg. (2020,
Januari 24). Retrieved from www.kompas.com:
https://amp.kompas.com/regional/read/2020/01/24/11140571/cerita-di-balik-kesuksesanarya-si-
bocah-obesitas-turun-berat-badan-hingga-83-kg

Euslim E, (2020). Arya - Ade Rai Melawan Obesitas. kehidupan sehat.

Anda mungkin juga menyukai