Anda di halaman 1dari 15

TEORI MODEL DALAM PROMOSI KESEHATAN

Transteoritical Model
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Nilai Mata Ajar Promosi Kesehatan
Di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kota Sukabumi

Di susun oleh :

Kelompok 2

Anggota :

1. Anisa Krismar Aljam NIM : 32722001D15007


2. Darmawan NIM : 32722001D15016
3. Dina Ayu Lestari NIM : 32722001D15023
4. Fitri Nur Intan NIM : 32722001D15031
5. Indah Basori NIM : 32722001D15040
6. Irma Indria NIM : 32722001D15043
7. Nindya Yunikartika NIM : 32722001D15055
8. Nurul Ilma Fajarini NIM : 32722001D15060
9. Robi Firmansyah NIM : 32722001D15072
10. Siti Nurlela NIM : 32722001D15080
11. Teni Herdianti NIM : 32722001D15091

Kelas 2B DIII Keperawatan

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI


2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang TEORI MODEL DALAM PROMOSI KESEHATAN
TRANSTHEORICAL MODEL ini dengan baik meskipun banyak kekurangan di
dalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak Suprapto selaku Dosen mata
kuliah Promosi Kesehatan yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai TEORI MODEL DALAM PROMOSI
KESEHATAN TRANSTEORICAL MODEL Kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah
yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan makalah ini di waktu yang
akan datang.

Sukabumi, Oktober 2016

Kelompok II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................... iI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan .................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Transtheorical Model ......................................................... 3
B. Komponen Model Transtheorical ........................................................ 4
C. Proses atau Tahapan Transtheorical Model ........................................ 5
D. Aplikasi Dan Penerapan ....................................................................... 7
E. Kelemahan dan Kelebihan Transtheorical Model ............................... 9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 10
B. Saran ..................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
The Transtheoretical Model menurut Prochaska dan Diclement, 1983
adalah suatu model yang integrative tentang perubahan perilaku. Kunci
pembangun dari teori lain yang terintegrasi. Model ini menguraikan
bagaimana orang-orang memodifikasi perilaku masalah atau memperoleh
suatu perilaku yang positif dari perubahan perilaku tersebut.
Model ini adalah suatu perubahan yang disengaja untuk mengambil
suatu keputusan dari individu tersebut. Model melibatkan emosi, pengamatan
dan perilaku, melibatkan pula suatu kepercayaan diri.
Transtheoritical model sebelumnya telah berlaku untuk suatu perilaku
masalah yang luas. Ini meliputi perhentian merokok, latihan, diet rendah yang
gemuk, radon/radium yang menguji, alkohol menyakititi, berat/beban
mengendalikan, kondom gunakan untuk perlindungan HIV, perubahan
keorganisasian, penggunaan dari sunscreens untuk mencegah kanker kulit,
obat/racun menyakititi, pemenuhan medis, mammography menyaring, dan
menekan manajemen. Dua dari aplikasi ini akan diuraikan secara detil,
merokok manajemen tekanan dan perhentian. Yang terdahulu menghadirkan
area yang dengan baik diteliti di mana berbagai test dari model ada tersedia
dan intervensi efektif didasarkan pada model telah dikembangkan dan
dievaluasi di berbagai percobaan/pengadilan yang klinis. Yang belakangan
menghadirkan suatu area permasalahan di mana riset yang didasarkan pada
Transtheoretical Model adalah di langkah-langkah yang perkembangan.

B. Rumusan masalah
1. Apa yang di sebut Transteoritical model ?
2. Bagaimana proses Transteoritical model ?
3. Apa saja aplikasi dan penerapan Transteoritical model ?
4. Apa saja kelebihan dan kekurangan Transteoritical model ?

C. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah mempelajari materi ini mahasiswa mampu memahami
Transteoritical model.
2. Tujuan khusus
1. Mampu menjelaskan definisi transteoritical model
2. Mampu menjelaskan proses transteoritical model
3. Mampu menjelaskan aplikasi dan penerapan transteoritical model
4. Mampu menjelaskan kelebihan dan kekurangan transteoritical model
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Transteoritical model


Suatu model yang teoritis tentang perilaku ubah, yang telah (menjadi) basis
untuk mengembangkan intervensi yang efektif untuk mempromosikan perubahan
perilaku kesehatan.
Transtheoretical Model ( Prochaska & Diclemente, 1983; Prochaska,
DiClemente, & Norcross, 1992; Prochaska & Velicer, 1997) adalah suatu model
yang integratif tentang perubahan perilaku. Kunci membangun dari teori lainnya
terintegrasi.
Model menguraikan bagaimana orang-orang memodifikasi suatu perilaku
masalah atau memperoleh suatu perilaku yang positif. Pengaturan yang pusat
membangun dari model adalah Langkah-langkah perubahan. Model juga meliputi
satu rangkaian variabel yang mandiri, proses merubah perilaku, dan satu
rangkaian hasil mengukur, termasuk Decisional Balance dan timbangan
Temptation. Processes from Change adalah sepuluh aktivitas perilaku dan teori
yang memudahkan perubahan. Model ini akan diuraikan di detil yang lebih besar
di bawah.

Model ini melibatkan emosi, kognisi, dan perilaku. Hal ini melibatkan
ketergantungan pada laporan diri. Misalnya, dalam berhenti merokok, laporan
diri telah terbukti sangat akurat. Pengukuran yang akurat memerlukan
serangkaian item jelas bahwa individu dapat merespon secara akurat dengan
sedikit kesempatan untuk distorsi. Pengukuran isu sangat penting dan salah satu
langkah penting untuk aplikasi model melibatkan pengembangan singkat, valid
dan reliabel.
B. Komponen Model Transtheoretical
1. Stage of change
Stage of change (tahap-tahap perubahan) merupakan pemikiran penting
karena dalam hal ini menggambarkan dimensi sementara tahapan perubahan
ini meliputi 6 tingkatan kemajuan yaitu:
a. Precontemplation (pemikiran awal).
b. Contenplation (memikirkan).
c. Preparation (persiapan).
d. Action (tindakan).
e. Mentenance (pemeliharaan).
f. Termination (akhir).
2. Processes of change (proses perubahan)
Terdiri dari 10 perubahan:
a. Consciousness raising (penumbuhan kesadaran).
b. Dramatic relief (penyuluhan dramatik).
c. Self-reevaluation (evaluasi diri).
d. Environmental reevaluation (evaluasi lingkungan).
e. Self liberation (kebebasan pribadi).
f. Helping relationship (kerjasama).
g. Counter conditional (kondisi yang berlawanan).
h. Contingency management (pengelolaan kemungkinan).
i. Stimulus control (pengendalian rangsangan).
j. Social liberation (kebebasan sosial).
3. Decisional balance
a. Provide : keuntungan dari perubahan.
b. Cost : biaya yang dibutuhkan untuk perubahan.
4. Self-efficacy
a. Confidence
b. Tempation.
5. Critical assumption (asumsi kritis).

C. Proses atau tahapan Transtheoretical Model


Kemunduran terjadi ketika individu berbalik ke suatu lebih awal langkah
perubahan. Berbuat tidak baik lagi adalah satu format dari kemunduran,
menyertakan kemunduran dari Maintenance atau Action [bagi/kepada] suatu
langkah yang lebih awal. Bagaimanapun, orang-orang dapat mundur dari langkah
apapun pada suatu langkah yang lebih awal. Berita yang tidak baik adalah itu
berbuat tidak baik lagi menuju ke sebagai aturan ketika tindakan dikira
kebanyakan permasalahan perilaku kesehatan. Berita gembira adalah itu untuk
merokok dan latihan hanya sekitar 15% dari orang-orang mundu di semua jalan
langkah Precontemplation. Mayoritas yang luas mundur ke Preparation atau
Contemplating.
1. Precontemplation
Langkah dimana orang-orang tidak mempunyai niat untuk bertindak
dimasa depan yang dapat diduga pada umunya 6 bulan ke depan. Orang-orang
yang mungkin termasuk di langkah ini adalah mereka yang tidak diberitahu
tentang konsekuensi dari perilaku mereka. Mereka bersifat menentang atau
tanpa motivasi atau mempersiapkan promosi kesehatan.

Untuk individu seperti ini program promosi kesehatan tradisional


sering tidak dirancang sesuai dengan keputusan mereka.
Pada tahap precontamplation menuju ke contamplation melalui proses :
a. Peningkatan kesadaran : memberikan informasi.
b. Dramatic relief : adanya reaksi seara emosional
c. Environmental reevaluation : mempertimbangkan pandangan ke
lingkungan.
2. Contemplation atau Perenungan.
Orang-orang berniat untuk merubah ke 6 bulan berikutnya. Mereka
sadar akan pro menguvbah perilaku tetapi juga sangat sadar akan
memberdayakan. Tahapan ini menyeimbangkan anatara biaya dan keuntungan
untuk menghasilkjan 2 sifat bertentangan yang dapat menyimpan dalam
periode lama. Belum membuat keputusan yang tepat suatu reaksi.
Pada tahap contemplation ke preparation melalui proses : Self-
reevaluation: penilaian kembali pada diri sendiri
3. Preparation atau Persiapan.
Langkah dimana orang-orang berniat untuk mulai bertindak di masa
mendatang. Secara khas mereka mengambil keputusan penting dari masa yang
lalu. Individu ini mempunyai suatu rencana kegiatan seperti sambungan suatu
kelas pendidikan kesehatan, bertemu dengan dokter mereka, membeli suatu
buku bantuan diri atau bersandar pada suatu perubahan.
Pada tahap preparation ke action melalui proses : self liberation
4. Action atau Tindakan
Langkah dimana orang sudah memodifikasi spesifik antara pikiran
dengan perilaku. Banyaknya anggapan tindakan sama dengan perilaku.
Namun dalam model ini perilaku tidak menghitung semua tindakan. Langkah
action adalah juga langkah dimana kewaspadaan melawan terhadap berbuat
tidak baik lagi adalah kritis. Mulai aktif berperilaku yang baru. Pada tahap
action ke maintenance melalui proses :

Pada tahap action ke maintenance melalui proses :


a. Contingency management : adanya penghargaan, bisa berupa punishment
juga.
b. Helping relationship : adanya dorongan atau dukungan dari orang lain
untuk mengubah perilaku.
c. Counter conditioning : alternatif lain dari suatu perilaku.
d. Stimulus control : aadanya control pengacu untuk merubah perilaku.
5. Maintenance atau Pemeliharaan
Dimana orang-orang sedang aktif untuk mencegah berbuat tidak baik
lagi tetapi mereka tidak menggunakan proses perubahan sering seperti halnya
orang-orang dalam perang. Suatu langkah yang mana diperkirakan untuk
terakhir. Ketika hasil dari maintenance positif atau dapat mengubah perilaku
yang lebih baik maka akan terjadi termination atau perhentian.

Ketika setelah maintenance terjadi relaps maka bisa kembali pada


tahap contemplation-preparation-action-maintence. Tidak lagi kembali ke
Precontemplation, karena sudah ada kesadaran atau niat.

D. Aplikasi dan Penerapan


James O. Prochaska dan Wayne F.V (1997) menyebutkan penerapan
transtheritical model yang paling umum dilakukan adalah dengan
menyesuaikan sistem komunikasi ahli yang digunakan dengan kebutuhan
masing-masing target individu yang akan dirubah perilakunya. Perlakuan
yang diberikan disesuaikan dengan sejauh mana subyek telah mencapai tahap-
tahap dalam transtheoritical model. Beberapa penelitian, membuat intervensi
berdasarkantranstheoritical model untuk menghadapi perilaku seperti meroko,
penyalahgunaan alkohol, penggunaan kondom, manajemen setres, mencegah
bullying dan lain-lainnya.
Dicontohkan bahwa untuk menghentikan perilaku merokok, intervensi
diawali dengan langkah merekrut subyek penelitian dengan menelepon atau
menelepon dengan disertai pengiriman surat ke rumah subyek. Kemudian
peneliti berupaya mencocokkan keadaan subyek dengan tahap-tahap dalam
transtheoritical model. Mengetahui keberadaan subyek dalam tahapan tersebut
penting dilakukan agar intervensi menjadi tepat sasaran. Intervensi yang
digunakan dalam penelitian ini melibatkan peran teknologi (program
komputer) dan konselor. Subyek diberi informasi tentang status tahap
perilaku merokoknya disertai anjuran perilaku yang sesuai. Misalnya, subyek
yang berada dalam tahapcontemplation stage dianjurkan untuk menunda
selama 30 menit aktivitas merokok di pagi hari. Sementara itu subyek yang
telah mampu melalui tahap ini, diberi penguatan agar perubahan perilakunya
konsisten
Contoh penerapan lainnya yang bisa dilakukan berdasarkan
transtheoritical model adalah mengurangi konsumsi makanan cepat saji yang
berlebihan. Pertama, dilakukan asesmen terhadap individu untuk mengetahui
di tahap mana perilakunya berada. Kemudian, disusun intervensi sesuai
kondisi tersebut. Variabel-variabel dalam proses transtheoritical
model dmunculkan agar perubahan perilaku yang diinginkan menjadi optimal.
Misalnya seseorang berada dalam tahapcontemplation. Ini bisa dioptimalkan
dengan paparan dramatic relief agar ia segera yakin untuk berusaha merubah
perilaku kemudian berlanjut pada tahap action dan seterusnya.
Salah satu contoh yang akan dijelaskan secara rinci adalah berhenti
merokok.
1. Pra kontemplasi: Perokok cenderung menghindari membaca, berbicara atau
berpikir tentang bahaya rokok.
2. Kontemplasi: Orang tersebut (perokok) sudah mulai mengetahui atau
menyadari bahwa perilaku yang ia miliki adalah sebuah masalah dan mulai
melihat keuntungan dan kerugian yang bisa ditimbulkan jika ia tetap
melakukan perilaku tersebut.
3. Persiapan: Orang tersebut sudah mulai memiliki keinginan untuk
melakukan perubahan perilaku dan mungkin ia mulai dari sesuatu yang
kecil, seperti perlahan-lahan mengurangi jumlah rokok yang biasanya
dihabiskan
4. Aksi: Perokok sudah memulai untuk tidak merokok lagi.
5. Pemeliharaan: Perokok mempertahankan untuk tidak merokok lagi
walaupun kadang terdapat godaan.
E. Kelebihan dan Kelemahan Transtheoritical Model
Kelebihan yang dimiliki TTM adalah adanya seperangkat pola umum
dalam proses perubahan yang bisa diaplikasikan secara luas
(digeneralisasikan) dalam berbagai macam perilaku. Selain itu, TTM mampu
mengintegrasikan teori-teori terdahulu yang berusaha menjelaskan fenomena
di balik perubahan perilaku.
Sedangkan kelemahannya, TTM tidak menjelaskan sejauh mana
kemungkinan adanya faktor lain seperti perceived risk, subjective
norms,dan severity of the problem ikut mempengaruhi perubahan
perilaku(Shumaker, et al., 2009). Menurut Bandura dalam (Lenio, n.d.)
kelemahan TTM yaitu, fungsi manusia terlalu kompleks dan multidimensi
untuk dapat dikategorikan dalam tahap tertentu. Di samping itu, tidak ada
bukti empiris yang menjelaskan bahwa enam bulan adalah rentang waktu yang
sesuai dalam tahap TTM (Kraft, et al. dalam Lenio, n.d).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
The Transtheoretical Model dan Consciousness Raising mempunyai
implikasi umum untuk semua aspek dari implementasi dan pengembangan
intervensi. Kita akan dengan singkat menguraikan bagaimana berdampak pada
di lima area : perekrutan, ingatan, kemajuan, proses, dan hasil.
Transtheoretical Model adalah suatu model yang sesuai untuk
perekrutan dari suatu keseluruhan populasi. Intervensi yang tradisional sering
berasumsi bahwa individu adalah siap untuk suatu perubahan perilaku segera
dan yang permanen. Strategi perekrutan cerminkan asumsi dan, sebagai
hasilnya, itu hanya suatu proporsi yang sangat kecil dari populasi mengambil
bagian. Di kontras, Transtheoretical Model tidak membuat apapun asumsi
tentang bagaimana individu siap adalah untuk ubah. Untuk mengenali
individu yang berbeda itu akan berada di langkah-langkah yang berbeda dan
intervensi sesuai itu harus dikembangkan untuk semua orang. Sebagai
hasilnya, daftar biaya pengiriman barang-barang keikutsertaan yang sangat
tinggi telah dicapai.
Transtheoretical Model dapat memudahkan suatu analisa dari
mekanisme mediational itu. Intervensi adalah nampaknya akan secara
diferensial efektif dengan membangun dan hubungan yang tergambar jelas,
model dapat memudahkan suatu analisa proses dan pemandu peningkatan dan
modifikasi dari intervensi itu.
Transtheoretical Model dapat mendukung suatu penilaian yang lebih
sesuai tentang hasil. Intervensi harus dievaluasi dalam hal dari dampak
mereka, yaitu perekrutan menilai kemanjuran. Intervensi yang didasarkan
pada Transtheoretical Model mempunyai potensi untuk mempunyai kedua-
duanya adalah suatu kemanjuran yang tinggi dan suatu tingkat tarif perekrutan
yang tinggi, dengan begitu secara dramatis meningkatkan potensi yang
berdampak pada di keseluruhan populasi dari individu dengan resiko
kesehatan yang tingkah laku.

B. Saran
Bagi kita tenaga kesehatan sangat penting bagi kita untuk mengetahui
model sepeti the transtheoritical untuk memberikan promosi kesehatan bagi
klien, keluarga, dan masyarakat yang kita layani. Karena dengan model ini
kita dapat memberikan promosi yang tepat.
Daftar Pustaka

Velicer, Prochaska, Fava, dkk. (1998). Smoking Cessation and Stress


Management: Applications of the Transtheoretical Model of behavior change.
Homeostasis, 38, 216-23.

DiClemente, C. C., & Prochaska, J. O. (1982). Self-change and therapy


change of smoking behavior: A comparison of processes of change in cessation and
maintenance. Addictive Behaviors, 7, 133-142.

Anda mungkin juga menyukai