Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH HUKUM KESEHATAN

TENTANG
ASPEK HUKUM KESEHATAN KERJA

KELOMPOK 4
DI SUSUN OLEH :

1. AJENG DWI R
2. DURI PUSPITA SARI
3. SISKA DIEKRISTA SIBUEA
4. SRIYANTO

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS AS-SYAFI’YAH
2020
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang


telah memberikan hidayah-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan
Makalah ini sebagaimana mestinya.

Dengan diberikannya tugas ini, sangatlah baik dan berguna bagi


setiap mahasiswa mendapatkan suatu gambaran yang nyata dalam
menjajaki dunia kerja dan menerapkan apa-apa yang telah didapatkan
dari sekolah pada pekerjaan yang digeluti, sehingga bila mereka terjun
ke dunia kerja tidak mendapatkan kesulitan untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungan kerja karena telah dipahami sebelumnya.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua
dan dipergunakan dengan sebagaimana mestinya.

Bekasi, Juli 2020

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................ i

DAFTAR ISI..................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………………………………………………………….. 1
B. Rumusan masalah……………………………………………………… 2
C. Batasan Masalah……………………………………………………….. 2
D. Tujuan Penulisan……………………………………………………….. 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja…………………….. 3


B. Aspek Hukum Keselamatan dan kesehatan Kerja…………………. 4
C. Tujuan Program Keselamatan dan kesehatan kerja……………….. 6
D. Penyebab Kecelakaan Kerja………………………………………….. 7
E. Skema Manejeman keselamatan serta kesehatan kerja…………... 8
F. Hak dan Kewajiban Tenaga Kerja……………………………………. 9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………………… 10

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………. 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya


untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun
rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya,
hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur.

Keselamatan dan keamanan kerja mempunyai banyak pengeruh


terhadap faktor kecelakaan, karyawan harus mematuhi standar (K3) agar
tidak menjadikan hal-hal yang negatif bagi diri karyawan. Terjadinya
kecelakaan banyak dikarenakan oleh penyakit yang diderita karyawan
tanpa sepengetahuan pengawas (K3), seharusnya pengawasan
terhadap kondisi fisik di terapkan saat memasuki ruang kerja agar
mendeteksi sacera dini kesehatan pekerja saat akan memulai
pekerjaanya. Keselamatan dan kesehatan kerja perlu diperhatikan dalam
lingkungan kerja, karena kesehatan merupakan keadaan atau situasi
sehat seseorang baik jasmani maupun rohani sedangkan keselamatan
kerja suatu keadaan dimana para pekerja terjamin keselamatan pada
saat bekerja baik itu dalam menggunakan mesin, pesawat, alat kerja,
proses pengolahan juga tempat kerja dan lingkungannya juga terjamin.

Apabila para pekerja dalam kondisi sehat jasmani maupun rohani


dan didukung oleh sarana dan prasarana yang terjamin keselamatannya
maka produktivitas kerja akan dapat ditingkatkan. Masalah kesehatan
adalah suatu masalah yang kompleks, yang saling berkaitan dengan
masalah-masalah lain di luar kesehatan itu sendiri. Banyak faktor yang
mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan individu maupun kesehatan

1
masyarakat, antara lain: keturunan, lingkungan, perilaku, dan pelayanan
kesehatan.

Kecelakaan kerja dan penyakit kerja yang disebabkan oleh pekerja,


harus dicegah bahkan kalau bisa dihilangkan sama sekali. Dalam
mengatasi masalah-masalah tersebut, pemerintah telah mengeluarkan
undang-undang dan berbagai peraturan menyangkut keselamatan dan
kesehatan kerja (K3).

Menerapkan manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (K3)


sangat penting. Karena bertujuan untuk memberikan suasana
lingkungan dan kondisi kerja yang baik, nyaman dan aman serta dapat
menghindari kecelakaan dan penyakit kerja. Dengan adanya peraturan
perundangundangan yang dikeluarkan pemerintah maka telah lengkap
landasan hukum untuk melaksanakan keselamatan dan kesehatan kerja

B. Rumusan Masalah

Permasalahan dari makalah ini adalah apa saja aspek hukum


terhadap keselamatan dan kesehatan kerja (K3).

C. Batasan Masalah

Batasan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Penerapan Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


2. Menerapkan peraturan perundang-undangan (aspek hukum) untuk
melaksanakan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)

D. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa


mengetahui aspek hukum ketenaga kerjaan dan penerapannya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Menurut Mondy (2008) keselamatan kerja adalah perlindungan


karyawan dari luka-luka yang disebabkan oleh kecelakaan yang terkait
dengan pekerjaan. Resiko keselamatan merupakan aspek-aspek dari
lingkungan kerja yang dapat menyebabkan kebakaran, ketakutan aliran
listrik, terpotong, luka memar, keseleo, patah tulang, kerugian alat tubuh,
penglihatan dan pendengaran.

Sedangkan kesehatan kerja menurut Mondy (2008) adalah


kebebasan dari kekerasan fisik. Resiko kesehatan merupakan
faktor-faktor dalam lingkungan kerja yang bekerja melebihi periode waktu
yang ditentukan, lingkungan yang dapat membuat stres emosi atau
gangguan fisik.

Beberapa pendapat mengenai pengertian keselamatan dan


kesehatan kerja antara lain:

1. Menurut Mangkunegara (2002) Keselamatan dan kesehatan kerja


adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada
khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya
untuk menuju masyarakat adil dan makmur.
2. Menurut Suma’mur (2001), keselamatan kerja merupakan rangkaian
usaha untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram
bagi para karyawan yang bekerja di perusahaan yang bersangkutan.

3
B. Aspek Hukum Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Hukum–hukum keselamatan serta kesehatan kerja terdahulu


ditunjukan untuk melakukan perbaikan kekeliruan yang didalamnya
cenderung menetapkan langkah memperbaiki kekeliruan serta batasi
cakupan pekejaan. Hukum keselamatan serta kesehatan keja muncul
membuat perlindungan pekerja dari bahaya yang diakibatkan oleh
perubahan tehnologi (Ridley, 2006:2).

Dasar hukum yang berkaitan dengan penerapan skema manajemen


keselamatan serta kesehatan kerja di Indonesia (Syafi’i, 2008:46) antara
lainnya :

1. Undang-undang No. 1 tahun 1970 mengenai keselamatan serta


kesehatan kerja.
2. Undang-undang No. 23 tahun 1992 mengenai kesehatan.
3. Undang–undang No. 13 tahun 2003 mengenai ketenagakerjaan.

Pemerintah memberikan jaminan kepada karyawan dengan


menyusun Undang-undang Tentang Kecelakaan Tahun 1947
Nomor 33, yang dinyatakan berlaku pada tanggal 6 januari 1951,
kemudian disusul dengan Peraturan Pemerintah Tentang Pernyataan
berlakunya peraturan kecelakaan tahun 1947 (PP No. 2 Tahun 1948),
yang merupakan bukti tentang disadarinya arti penting keselamatan kerja
di dalam perusahaan. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 3
Tahun 1992, menyatakan bahwa sudah sewajarnya apabila tenaga kerja
juga berperan aktif dan ikut bertanggung jawab atas pelaksanaan
program pemeliharaan dan peningkatan kesejahteraan demi terwujudnya
perlindungan tenaga kerja dan keluarganya dengan baik. Jadi, bukan
hanya perusahaan saja yang bertanggung jawab dalam masalah ini,
tetapi para karyawan juga harus ikut berperan aktif dalam hal ini agar
dapat tercapai kesejahteraan bersama.

4
Penerapan program K3 dalam perusahaan akan selalu terkait
dengan landasan hukum penerapan program K3 itu sendiri. Landasan
hukum tersebut memberikan pijakan yang jelas mengenai aturan yang
menentukan bagaimana K3 harus diterapkan. Undang-Undang tersebut
selanjutnya diperbaharui menjadi Pasal 86 ayat 1 Undang-Undang No.
13 Tahun 2003 yang menyebutkan bahwa setiap pekerja/ buruh berhak
untuk memperoleh perlindungan atas:

a. Keselamatan dan kesehatan kerja


b. Moral dan kesusilaan
c. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta
nilai-nilai agama.

Sedangkan ayat 2 dan 3 menyebutkan bahwa “untuk melindungi


keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas kerja yang
optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja.”
(ayat 2), “Perlindungan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat
(2) dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang
berlaku.” (ayat 3). Dalam Pasal 87 juga dijelaskan bahwa Setiap
perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen.

Pasal 23 Undang-undang Kesehatan :

1. Kesehatan kerja diselenggarakan untuk mewujudkan produktivitas


kerja yang optimal.
2. Kesehatan kerja meliputi pelayanan kesehatan Kesehatan kerja
meliputi pelayanan kesehatan kerja, pencegahan- penyakit akibat
kerja, dan syarat kesehatan kerja.
3. Setiap tempat kerja wajib menyelenggarakan kesehatan kerja
4. Ketentuan megenai kesehatan kerja Ketentuan megenai kesehatan
kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan (3) ditetapkan
dengan Peraturan Pemerintah.

5
UU Kesehatan pasal 94 Barang siapa yang menyelenggarakan
tempat kerja yang tidak memenuhi tempat kerja yang tidak memenuhi
ketentuan dipidana dengan pidana kurungan paling lama satu tahun dan
kurungan paling lama satu tahun dan atau pidana denda paling banyak
lima belas juta belas juta”.

C. Tujuan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Program keselamatan dan kesehatan kerja bertujuan untuk


memberikan iklim yang kondusif bagi para pekerja untuk
berprestasi, setiap kejadian baik kecelakaan dan penyakit kerja yang
ringan maupun fatal harus dipertanggungjawabkan oleh pihak-pihak
yang bersangkutan (Rika Ampuh Hadiguna, 2009).

Sedangkan menurut Rizky Argama (2006), tujuan dari dibuatnya


program keselamatan dan kesehatan kerja adalah untuk mengurangi
biaya perusahaan apabila timbul kecelakaan kerja dan penyakit akibat
hubungan kerja. Beberapa tujuan program Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) adalah:

1. Mencegah kerugian fisik dan finansial baik dari pihak karyawan dan
perusahaan
2. Mencegah terjadinya gangguan terhadap produktivitas perusahaan
3. Menghemat biaya premi asuransi
4. Menghindari tuntutan hukum dan sebagai tanggung jawab sosial
perusahaan kepada karyawannya

6
D. Penyebab Kecelakaan Kerja

Menurut Mangkunegara (2008) faktor-faktor penyebab terjadinya


kecelakaan kerja, yaitu:

1. Keadaan Tempat Lingkungan Kerja

a) Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang berbahaya


kurang diperhitungkan keamanannya.
b) Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak.
c) Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada tempatnya.

2. Pengaturan Udara

a) Pergantian udara di ruang kerja yang tidak baik (ruang kerja yang
kotor, berdebu, dan berbau tidak enak).
b) Suhu udara yang tidak dikondisikan pengaturannya.

3. Pengaturan Penerangan

a) Pengaturan dan penggunaan sumber cahaya yang tidak tepat.


b) Ruang kerja yang kurang cahaya, remang-remang.

4. Pemakaian Peralatan Kerja

a) Pengamanan peralatan kerja yang sudah usang atau rusak.


b) Penggunaan mesin, alat elektronik tanpa pengamanan yang baik.

5. Kondisi Fisik dan Mental Pegawai

a) Stamina pegawai yang tidak stabil.


b) Emosi pegawai yang tidak stabil, kepribadian pegawai yang
rapuh, cara berpikir dan kemampuan persepsi yang lemah,
motivasi kerja rendah, sikap pegawai yang ceroboh, kurang
cermat, dan kurang pengetahuan dalam penggunaan fasilitas
kerja terutama fasilitas kerja yang membawa risiko bahaya.

7
E. Skema Manajemen Keselamatan serta Kesehatan Kerja

Pendekatan skema pada manajemen K3 diawali dengan


pertimbangan tujuan keselamatan, tehnik serta perlengkapan yang
dipakai, proses produk serta perancanaan tempat kerja (Mangkunegara,
2001). Skema manajemen K3 ialah sisi skema manajemen dengan
keseluruhan yang mencakup susunan organisasi, pekerjaan rencana,
tanggung jawab, penerapan, mekanisme, proses serta sumber daya
yang diperlukan buat peningkatan, pengkajian serta pemeliharaan
kebijaksanaan keselamatan serta kesehatan kerja dalam rencana
pengendalian kemungkinan yang terkait dengan pekerjaan kerja untuk
tecapainya lingkungan kerja yang aman, efektif serta produktif (Santoso,
2004). Tujuan skema manajemen K3 ialah menciptakan satu skema
keselamatan serta kesehatan kerja dengan menyertakan unsur
manajemen, tenaga kerja, keadaan serta lingkungan kerja yang
terintrigasi dalam menahan serta kurangi kecelakaan serta penyakit
karena kerja dan terciptanya tenaga kerja yang sehat, aman, efektif serta
produktif (Sugeng, 2005).

Peranan Keselamatan serta Kesehatan Kerja dalam Perusahaan


Keselamatan serta kesehatan kerja berperan dalam usaha dalam
perlindungan kesehatan pekerja dalam usaha – usaha promo kesehatan,
pemantauan serta survey kesehatan dan usaha tingkatkan daya badan
serta kesehatan pekerja. Menciptakan skema kerja atau proses kerja
yang aman atau yang memiliki potensi resiko yang rendah pada
terjadinya kecelakaan serta mengawasi asset perusahaan dari peluang
terjadinya loss.

Nasution (1994:251) Program K3 adalah salah satunya usaha untuk


melindungi pekerja di tempat kerja. Dengan terlindungnya pekerja dari
was – was keselamatan serta kesehatan kerja diinginkan akan tingkatkan
efisiensi perusahaan lewat penambahan produktivitas pekerja.

8
Memberi pertimbangan serta referensi untuk memastikan perform
lingkungan kerja tehadap potensi munculnya penyakit, masalah
kesehataan serta ketidaknyamanan dalam tempat kerja yang disebabkan
terdapatnya health hazards.Diluar itu pun memberi ketenangan pada
pekerja dalam usaha untuk masih mengawasi keselamatan kerja, hingga
pekerja bisa kerja dengan optimal sebab tidak mempunyai ketakutan
dalam lakukan semua aktifitasnya serta ini sangatlah memengaruhi
kapasitas mereka.

F. Hak dan Kewajiban Tenaga Kerja, yaitu:

1. memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh memberikan


keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai pengawas dan atau
ahli keselamatan kerja.
2. Memakai alat-alat perlindungan dirinya yang diwajibkan.
3. Memenuhi dan mentaati semua syarat Memenuhi dan mentaati
semua syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang
diwajibkan.
4. Meminta kepada Pengurus agar dilaksanakan semua syarat-syarat
keselamatan dan kesehatan kerja yang syarat keselamatan dan
kesehatan kerja yang diwajibkan.
5. Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan di mana syarat-syarat
keselamatan dan kesehatan kerja serta keselamatan dan kesehatan
kerja serta alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan diragukan
olehnya kecuali dalam hal-hal khusus ditentukan lain oleh pegawai
pengawas dalam batas-batas yang masih dapat dipertanggung
jawabkan.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pemaparan makalah di atas, maka dapat diambil kesimpulan


bahwa kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu usaha dan upaya
untuk menciptakan perlindungan dan keamanan dari resiko kecelakaan
dan bahaya baik fisik, mental maupun emosional terhadap pekerja,
perusahaan, masyarakat dan lingkungan. Jadi kesehatan dan
keselamatan kerja tidak melulu berkaitan dengan masalah fisik pekerja,
tetapi juga mental, psikologis dan emosional.

Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu unsur yang


penting dalam ketenagakerjaan. Oleh karena itulah sangat banyak
berbagai peraturan perundang-undangan yang dibuat untuk mengatur
masalah kesehatan dan keselamatan kerja. Meskipun banyak ketentuan
yang mengatur mengenai kesehatan dan keselamatan kerja, tetapi
masih banyak faktor di lapangan yang mempengaruhi kesehatan dan
keselamatan kerja yang disebut sebagai bahaya kerja dan bahaya nyata.
Masih banyak pula perusahaan yang tidak memenuhi standar
keselamatan dan kesehatan kerja sehingga banyak terjadi kecelakaan
kerja.

10
DAFTAR PUSTAKA

Mondy, R.W., 2008, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi


Kesepuluh (terjemahan), Jakarta: Penerbit Erlangga

Undang - Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan


(http://prokum.esdm.go.id/uu/2003/uu-13-2003.pdf)

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3): Definisi, Indikator Penyebab


dan Tujuan Penerapan Keselatan dan Kesehatan Kerja
(http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/10/kesehatan-dan-keselamatan-ker
ja-k3.html)

Himpunan Peraturan Perundang-undangan Keselamatan dan


Kesehatan Kerja: Direktorat Jenderal Pembinaan dan Pengawasan
Ketenagakerjaan Kementerian Tenaga Kerja RI.

UU No.1 Tahun 1970, Dasar-dasar K3 dan Kelembagaan,


Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI.

11

Anda mungkin juga menyukai