Anda di halaman 1dari 17

KELO

MPOK
1

Ajen
g Dw
Fildz i
a
Sutia h Tamim
Wah h i
yu S
anto
sa

KEPE ASUHAN
RAWA
DENG TAN ANA
AN VS K
D
Peng er tia n

Menurut Prof. Dr. dr. A. Samik


Wahab, Sp.A(K)

• VSD merupakan Kelainan jantung bawaan berupa tidak


terbentuknya septum antara ventrikel jantung kiri dan kanan
sehingga antara keduanya terdapat lubang (tunggal atau
multiple) yang saling menghubungkan.

• Kasus VSD umumnya terjadi sekitar 20 s.d. 30% dari seluruh


kasus kelaianan jantung bawaan, 1,5 s.d dari 1000 kelahiran
hidup, dan frekuensi pada wanita 56 % dan pada laki – laki
sekitar 44 %, serta sering dijumpai pada kasus sindrom down.

2
Etio l o g i Faktor Endogen (Faktor Genetik)

Faktor Eksogen (Faktor 1) Anak yang lahir sebelumnya menderita


Prenatal) PJB
2) Ayah/ibu menderita PJB
1. Ibu menderita penyakit infeksiRubela.
3) Kelainan kromosom misalnya sindrom
2. Ibu alkoholisme down
3. Umur ibu lebih dari 40 tahun 4) Lahir dengan kelainan bawaan yang lain
4. Ibu menderita penyakit DM yang memerlukan
insulin.
5. Ibu meminum obat-obatan penenang
Kelainan ini umumnya congenital, tetapi
dapat pula terjadi karena trauma. Kelainan
VSD ini sering bersama-sama dengan kelainan 3
lain misalnya trunkus arteriosus, Tetralogi Fallot.
Tanda dan
Gejala

1. Murmur
2. Dipsnea (sesak napas)
3. Anoreksia.
4. Takipnea (napas
 
cepat)

4
asi Kl i n i s
Man i fes t

VSD kecil  biasanya tidak ada gejala-gejala.


VSD sedang  mengeluh lekas lelah, mendapat infeksi pada paru dan sering
menderita batuk.
VSD besar  Kenaikan berat badan lambat, anak kelihatan sedikit sianosis,
dan gagal jantung pada usia 1 s.d. 3 bualan

5
ISI OLO GI
PA TOF

Adanya lubang pada septum interventrikuler


memungkinkan terjadinya aliran dari ventrikel kiri ke
ventrikel kanan, sehingga aliran darah ke paru
bertambah. Presentasi klinis tergantungnya besarnya
aliran pirau melewati lubang VSD serta besarnya
tahanan pembuluh darah paru. Bila aliran pirau
kecil umumnya tidak menimbulkan keluhan. Dalam
perjalanannya, beberapa tipe VSD dapat menutup
spontan (tipe perimembran dan muskuler), terjadi
hipertensi pulmonal, hipertrofi infundibulum, atau
prolaps katup aorta yang dapat disertai regurgitasi 6
rianto, 2003; masud1992 (tipe subarterial dan perimembran)
IF I KAS I
KLA S
VSD berdasarkan pada lokasi lubang
1.Perimembranous (tipe paling sering, 60%) bila
lubang terletak di daerah pars membranaceae
septum interventricularis,
2.Subarterial doubly commited, bial lubang
terletak di daerah septum infundibuler dan
sebagian dari batas defek dibentuk oleh terusan
jaringan ikat katup aorta dan katup pulmonal,
3.Muskuler, bial lubang terletak di daerah septum
muskularis interventrikularis
7
r iks aa n
Peme
Fisik
VSD Kecil
• Palpasi :
VSD Besar • Impuls ventrikel kiri jelas pada
apeks kordis, dan biasanya teraba
getaran bising pada SIC III dan IV
Inspeksi  Pertumbuhan badan jelas terhambat,pucat dan kiri

banyak kringat bercucuran. Ujung-ujung jadi hiperemik


• Auskultasi :
Palpasi Impuls jantung hiperdinamik kuat. Teraba • Bunyi jantung biasanya normal
getaran bising pada dinding dada. dan untuk defek sedang bunyi
Auskultasi Bunyi jantung pertama mengeras jantung II sedikit keras, intensitas
terutama pada apeks dan sering diikuti ‘click’. bising derajat III dan IV
Bunyi jantung kedua mengeras terutama pada sela
8
iga II kiri.
me r ik sa a n
P e
Penunjang

 Kateterisasi jantung menunjukkan adanya


hubungan abnormal antar ventrikel
 EKG dan foto toraks menunjukkan hipertropi
ventrikel kiri
 Hitung darah lengkap adalah uji prabedah rutin
 Uji masa protrombin (PT) dan masa
trombboplastin parsial (PTT) yang dilakukan
sebelum pembedahan dapat mengungkapkan
kecenderungan perdarahan 9
la ksa na an
Pe nat a

Umum Bedah
• Tirah baring, posisi setengah duduk 1) Operaso paliatif

• Penggunaan oksigen 2) Operasi korektif


3) Antibiotic profilaksis
• Koreksi gangguan keseimbangan asam
basa dan elektrolit. 4) Penanganan gagal jantung jika terjadi
operasi pada umur 2-5 tahun
• Diet makanan berkalori tinggi. 5) Prognosis operasi baik jika tahanan vascular
• Pemeriksaan hemodinamik yang ketat. paru rendah

• Hilangkan faktro yang memperberat 6) Perbaikan defek septum ventrikel


(misalnya demam, anemia, dan infeksi) 10

• Penatalaksanaan diet.
Medis
Lanju t an •Pada VSD Kecil : ditunggu saja,
kadang – kadang dapat menutup
secara spontan, diperlukan operasi
untuk mencegah endokarditis infektif.
Farmakologis •Pada VSD sedang : jika tidak ada gejala-
gejala gagal jantung, dapat ditunggu sampai
1. Vasopresor atau vasodilator. umur 4-5 tahun karena kadang-kadang
kelainan ini dapat mengecil.
2. Dopamine (intropin) •Pada VSD besar dengan hipertensi
3. Isoproternol (isuprel) pulmonal yang belum
•permanen: biasanya pada keadaan
menderita gagal
•jantung sehingga dalam pengobatannya
menggunakan
•Digitalis
•Pada VSD dengan hipertensi pulmonal
ADD A FOOTER permanen : operasi paliatif atau operasi 11
total sudah tidak mungkin karena arteri
pulmonalis mengalami arteriosklerosis
k ajian
Peng

1. Riwayat keperawatan : respon fisiologis terhadap defek (sianosis,


aktifitas terbatas
2. Kaji adanya komplikasi.
3. Riwayat kehamilan
4. Riwayat perkawinan
5. Pemeriksaan umum : keadaan umum, berat badan, tanda – tanda vital,
jantung dan paru
6. Kaji aktivitas anak
7. Kaji adanya tanda-tanda gagal jantung : nafas cepat, sesak nafas,
retraksi, bunyi jantung tambahan (mur-mur), edema tungkai,
hepatomegali.
8. Kaji adanya tanda hypoxia kronis : clubbing finger
9. Kaji pola makan, pertambahan berat badan. 12
Di agn os a
a w at an
Keper
1. Resiko penurunan curah jantung b.d. Perubahan
kontraktilitas d.d. Gangguan katup jantung, gagal
jantung kongestif.( D.0011)
2. Gangguan pertukaran gas b.d. ketidakseimbangan
vantilasi –perfusi d.d. takikardia, bunyi napas
tambahan, sianosis, nafas cuping hidung, pola
nafas abnormal, kesadaran menurun. (D0003)
3. Kesiapan peningkatan keseimbangan cairan b.d.
gagal jantung d.d. membran mukosa lembab,
asupan makanan dan cairan adekuat untuk
kebutuhan harian, turgor jaringan baik, urin
berwarna kuning benig dengan berat jenis dalam
rentang normal, haluran urin sesuai dengan 13
asupan. (D.0025)
Re nc a na
e ra w at an
  K ep    
NO Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Keperawatan

1
Resiko Penurunan curah Setelah
  diberikan asuhan Tindakan Observai ;

jantung b.d perubahan


keperawatan 3 x 24 jam diharapkan curah 1.Identifikasi tanda dan gejala primer
kontraktilitas d.d. gangguan jantung meningkat dengan kriteria hasil : penurunan curah jantung (meliputi
katup jantung, gagal jantung 1.Kekuatan nadi perifer meningkat. dyspnea, kelelahan, edema, peningkatan
kongestif. (D.0011) 2.Ejction fraction meningkat. CVP)
3.Palpitasi menurun. 2.Monitor tekanan darah (termasuk
4.Bradikardia menurun. tekanan darah ortostatik, jika perlu)
5.Takikardia menurun. 3.Monitor intake dan ouput cairan.
6.Lelah menurun. 4.Monitor ekg 12 sadapan.
7.Edema menurun. 5.Monitor nilai laboratorium. 14
8.Oliguria menurun.
Terapeutik :
1. Posisikan pasien semi fowler.
2. Berikan diet jantung yang sesuai
(batasi asupan kafein, natrium,
kolesterol, dan makanan tinggi
lemak).
3. Gunakan stocking elastis atau
pneumatic intermiten, sesuai
indikasi.
4. Berikan dukungan emosional dan
spiritual.
5. Berikan oksigen untuk
mempertahankan saturasi oksigen
> 94 %

Edukasi ::
1. Anjurkan beraktifitas fisik sesuai
toleransi, dan secara bertahap.
2. Anjurkan pasien dan keluarga
mengukur intake dan output cairan
harian.

Kolaborasi :
ADD A FOOTER 15
3. Kolaborasi pemberian antiaritmia,
jika perlu.
4. Rujuk program rehabilitasi jantung.
2. Tindakan Observasi :
Setelah diberikan asuhan 1. Monitor frekuensi, irama,
Gangguan pertukaran gas b.d. keperawatan 3 x 24 jam diharapkan
ketidakseimbangan vantilasi – kedalaman dan upaya napas.
dengan tingkat kesadaran meningkat me 2. Monitor pola napas (seperti
perfusi d.d. takikardia, bunyi kriteria hasil :
napas tambahan, sianosis, nafas bradipnea, takipnea,
1. Dispnea menurun. hiperventilasi).
cuping hidung, pola nafas
2. Bunyi nafas tambahan menurun. 3. Monitor kemampuan batuk
abnormal, kesadaran menurun.
3. PC02 membaik. efektif.
(D0003)
4. Takikardia membaik. 4. Monitor adanya sumbatan jalan
nafas.
5. Monitor adanya produksi
sputum.
6. Auskultasi oksigen.
7. Monitor nilai AGD.
8. Monitor hasil X-Ray thotaks.

Terapeutik:
9. Atur interval pemantuan respirasi
sesuai kondisi pasien.
10. Dokumentasi hasil pemantuan.
Edukasi :
1. Jelaskan tujuan dan prosedur
16
pemantuan
Rencana Keperawatan
3. Kesiapan peningkatan Setelah
  diberikan asuhan Tindakan Observasi:
keseimbangan cairan b.d.
gagal jantung d.d. membran keperawatan 3 x 24 jam diharapkan 1.Identifikasi kesiapan dan
mukosa lembab, asupan kemampuan menerima
kebutuhan cairan membaik dengan infromasi.
makanan dan cairan adekuat
untuk kebutuhan harian, kriteria hasil :
turgor jaringan baik, urin Terapeutik :
1.Asupan cairan meningkat. 2.Sediakan materi dan media
berwarna kuning benig
dengan berat jenis dalam 2.Keluaran urin meningkat. penkes.
rentang normal, haluran 3.Kelembaban membrane mukosa
urin sesuai dengan asupan. Edukasi :
(D.0025) meningkat. 3.Jelaskan pentingnya cairan
bagi tubuh.
4.Edema menurun. 4.Jelaskan jenis dan fungsi
5.Dehidrasi menurun. cairan dalam tubuh.
5.Jelaskan masalah yang
6.Tekanan darah membaik. timbul jika tubuh kekurangan
7.Denyut nadi radial membaik. atau kelebihan cairan.
6.Jelaskan pemberian terapi
8.Membran mukosa membaik.
Rencana Keperawatan cairan dengan melihat
9.Mata cekung membaik. indicator hemodinamik
10.Turgor kulit membaik. 17

Anda mungkin juga menyukai