Anda di halaman 1dari 19

SISTEM

KARDIOVASKULER
ASD/VSD
Keperawatan Anak Kronik

KELOMPOK 6
DEFINISI
ASD/VSD adalah kelainan anatomis jantung berupa
adanya lubang pada dinding (septum) jantung yang
memisahkan kedua ruangan. ASD adanya lubang pada
atrium sedangkan VSD adanya lubang pada ventrikel.

Gangguan ini digolongkan sebagai kelainan jantung


bawaan yang sering dijumpai pada anak dan bayi
(Yuniadi, 2020)
Atrial Septal Defect (ASD) terdiri dari 3 jenis, yaitu :

1) Ostium sekundum Ostium sekundum merupakan jenis ASD yang paling sering (75-80% dari semua kasus ASD) , di mana
terdapat defek pada bagian tengah dari septum interatrkium, di daerah foramen ovale. Jaringan septum trium memisahkan
bagian inferior defek ini dari katup atrioventricular.
2) Ostium primum Ostium primum jenis ASD kedua tersering (15-20% dari kasus ASD), di mana terdapat defek pada bagian
bawah dari septum interatrium yang sering juga disertai dengan gangguan pada katup mitralis.
3) Sinus Venosus ASD tipe sinus venosus merupakan ASD terjarang dengan 5-10% dari keseluruhan kasus ASD. Defek ini
terletak di dekat vena kava superior (bisa juga dekat dengan vena kava inferior, tapi jarang terjadi).
• Biasanya asimtomatik
Wardiere Inc. • Defek kecil 1-5 mm
• Tidakada gangguan tumbuh VSD
kembang
• Tidak diperlukan katerisasi KECIL
• Menutup secara spontan pada
KLASIFIKASI umur 3terjadi
• Sering tahun symptom pada bayi
• Sesak nafas VSD

VSD • Defek 5-10mm BB sulit naik maka tumbuh SEDANG


kembang terganggu
• Mudah infeksi
• Takipneu
• Retraksi bentuk dada normal
• Sering timbul pada masa neonatus
• Dispneu meningkat
• Pada minggu ke 2 dan 4 symtom VSD BESAR
mulai timbul ; Sesak nafas saat
tidur, kadang tampak sianosis
karena kekurangan oksigen
• Gangguan tumbuh kembang
etiologi
1.Faktor Prenatal
ASD/vsd
a) Ibu menderita infeksi rubella
b) Ibu alkoholisme
c) Umur ibu lebih dari 40 tahun
d) Ibu menderita IDDM
e) Ibu meminum obat-obatan penenang atau jamu

2.Faktor Genetik
a) Anak yang lahir sebelum menderita penyakit jantung
bawaan
b) Ayah atau ibu menderita penyakit jantung bawaan
c) Kelainan kromosom misalnya Sindrom Down
Wardiere Inc.

PATOFISIOLOGIS PADA DEFEK


SEPTUM VENTRICULAR
• Ukuran Defek dan Tahanan Vaskular Paru: Menentukan perubahan
fisiologis. Aliran darah meningkat setelah kelahiran karena penurunan
tahanan vaskular paru. Pada tipe VSD dan Presentasi Klinis: Aliran
darah tambahan dari ventrikel kiri dan kanan, bergantung pada
besarnya defek dan tahanan pembuluh darah paru.
• Ukuran Defek dan Aliran Kiri-ke-Kanan yang menentukan sifat
restriktif/nonrestriktif dan arah pirau.
• Perubahan Pasca-Kelahiran: Resistensi pulmonal menurun,
menyebabkan peningkatan aliran kiri-ke-kanan. Hipertensi pulmonal
dapat terjadi.
• Konsekuensi Besar Aliran, jika overload maka volume pada atrium dan
ventrikel kiri, hipertrofi ventrikel kanan, dan peningkatan tekanan arteri
pulmonal.
• Dampak pada Sistemik: Pengurangan aliran darah sistemik, aktivasi
sistem renin-angiotensin, dan retensi garam.
Pathway
VSD
MANIFESTASI KLINIS
Gejala yg sering dikeluhkan pada pasien ASD/ VSD menurut (Fahmi, 2018) yaitu:
1) Sesak Sesak (dyspnea)
disebabkan oleh hipervaskularisasi paru yang menyebabkan vascular bed paru sehingga mengisi ruang interstisial
dan menghalangi proses difusi oksigen. Sesak ini cenderung bertambah jika beraktivitas.
2) Cepat lelah (fatigue)
Keluhan cepat lelah jelas disebabkan karena menurunnya cardiac output ke seluruh tubuh sehingga suplai darah
dan oksigen ke seluruh organ menurun menyebabkan menurunnya kapasitas kerja setiap organ. Bahkan pada
sebagian kasus terjadi perlambatan pertumbuhan pada anak akibat kurangnya sirkulasi sistemik.
3) Nyeri dada
Keluhan nyeri dada disebabkan oleh ketidakseimbangan kebutuhan oksigen dengan suplai oksigen
4) Berdebar-debar
Kelompok Adanya pirau kiri ke kanan, menyebabkan dilatasi atrium kanan. Adanya dilatasi menyebabkan
perpanjangan jalur konduksi. Jalur konduksi yang memanjang rentan mencetuskan fenomena re-entry. Hal ini dapat
mencetukan terjadinya aritmia, terutama fibrilasi atrial, flutter atrial, dan paroksismal atrial takikardia yang dapat
dirasakan sebagai keluhan berdebar-debar.
5) Infeksi Saluran Napas Berulang
Infeksi saluran napas berulang pada masa kanak-kanak bisa menjadi petunjuk bahwa terdapat kelainan jantung
kongenital. Gejala berupa batuk, sesak,dan demam.
Manifestasi klinis

VSD BESAR VSD SEDANG VSD KECIL

Karena kelebihan sirkulasi Penderita mengeluh mudah lelah. Biasanya tumbuh kembang anak
pulmengalami sesak napas, sianosis, Jarang menjadi gagal jantung, normal, asimptomatik (tidak
gangguan makan, infeksi dan kecuali bila terjadi endokarditis menunjukkan gejala). Pada
radang paru yang berulang, dan infektif atau karena anemia, pemeriksaan fisik ditemukan
gangguan pertumbuhan. terdapat bising pansistolik. adanya bising holosistolik, dengan
Pemeriksaan fisik ditemukan sesak Serta ditandai dengan : tumbuh atau tanpa thrill, tepat sebelum
napas, bulging, dan prekordial yang kembang kurang, mudah capek, bunyi jantung ke 2.
hiperaktif, murmur / bising toleransi berkurang, radang
pansistolik monal, penderita akan saluran pernapasan berulang,
derajat 3-4, nada tinggi dan kasar sesak nafas, sianosis bila terjadi
sindrom Eisenmenger
ECHOCARDIOGRAPHY Elektrokardiografi
untuk mengkonfirmasi (EKG)
keberadaan, ukuran, lokasi dapat melihat defek septum
defek septum ventrikel, & ventrikel. hipertrofi ventrikel,
rencana pembedahan dan abnormalitas gel. T dan
Pemeriksaan
segmen ST
diagnostik

Kateterisasi Jantung Rontgen Thoraks Magnetic Resonance


digunakan sebagai evaluasi rutin Biasanya dapat ditemukan Imaging (MRI)
pada bayi dengan VSD kardiomegali, vaskularisasi paru Digunakan untuk mendeteksi
dan edema paru, serta dilatasi VSD dan untuk mengkonfirmasi
arteri pulmonalis menutupnya VSD setelah operasi
Penatalaksanaan
Beberapa penatalaksanaan secara umum sebagai berikut:

a) Tirah baring posisi setengah duduk


b) Penggunaan oksigen
c) Koreksi gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit
d) Diet makanan berkalori tinggi
e) Pemantauan hemodinamik yang ketat
f) Hilangkan faktor yang memperberat (misalnya demam, anemia, dan infeksi)
g) Terapi medikamentosa
Komplikasi
Beberapa komplikasi yang dapat terjadi akibat Ventrikel Septal Defek adalah :
a) Gagal jantung berulang akan menunjukkan gejala dan tanda pembengkakan jantung
(jantung menjadi besar, sesak nafas karena edema paru (paru penuh cairan), bisa fatal
berakhir kematian.
b) Radang paru-paru (pneumonia/bronkopneumonia) berulang: gejala dan tanda berupa
batuk-batuk dengan sesak nafas disertai panas tinggi.
c) Gagal tumbuh : anak terhambat pertumbuhannya sehingga jauh lebih kecil dibanding
anak normal.
d) Gizi buruk: anak kurus, lemas, kulitnya kendor terutama di daerah pantat, iganya
nampak
e) Endokarditis infektif, yaitu infeksi yang terjadi pada lapisan dalam jantung
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DAN

KELUARGA DENGAN VSD


Asuhan Keperawatan

Pengkajian Keperawatan
1) Riwayat keperawatan : respon fisiologis terhadap defek (sianosis,
aktifitas terbatas).
2) Pemeriksaan Umum : keadaan umum, berat badan, tanda-tanda vital,
jantung dan paru.
3) Kaji adanya tanda-tanda gagal jantung : nafas cepat, sesak nafas,
retraksi, bunyi jantung tambahan (mur-mur), edema tungkai,
hepatomegali.
4) Kaji adanya tanda hypoxia kronis : clubbing finger.
5) Riwayat Kehamilan.
6) Riwayat Perkawinan.
7) Kaji aktivitas fisik anak.
8) Kaji pola makan, pertambahan berat badan
1) VSD Kecil
Wardiere Inc.
a. Palpasi : Impuls ventrikal kiri jelas pada apeks kordis.
Biasanya teraba getaran bising pada SIC III dan IV kiri.
b. Auskultasi : Bunyi i jantung biasanya normal dan untuk defek
sedang bunyi jantung II agak keras. Intensitas bising derajat III

Pemeriksaan s/d VI.

2) VSD Besar
Fisik a. Inspeksi : Pertumbuhan badan jelas terhambat, pucat dan
banyak keringat bercucuran. Ujung-ujung jadi hiperemik.
Gejala yang menonjol ialah napas pendek dan retraksi pada
jugulum, sela interkostal dan regio epigastrium.
b. Palpasi : Impuls jantung hiperdinamik kuat. Teraba getaran
bising pada dinding dada.
c. Auskultasi : Bunyi jantung pertama mengeras terutama pada
apeks dan sering diikuti “click” sebagai akibat terbukanya
katub pulmonal dengan kekuatan pada pangkal arteria
pumonalis yang melebar. Bunyi jantung kedua mengeras
terutama pada sela iga II kiri.
Wardiere Inc.
1) Kateterisasi jantung menunjukkan adanya hubungan

Pemeriksaan abnormal antar ventrikel.


2) EKG dan foto toraks menunjukkan hipertropi ventrikel
Penunjang dan kiri.
3) Hitung darah lengkap adalah uji prabedah rutin.
Diagnostik
4) Uji masa protrombin (PT) dan masa tromboplastin
parsial (PTT) yang dilakukan sebelum pembedahan
dapat mengungkapkan kecenderungan perdarahan.
Gangguan tumbuh kembang b.d efek ketidakmampuan fisik,
inkonsistensi respon dan pengabaian d.d tidak mampu melakukan
perilaku khas sesuai usia
Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen, tirah baring, kelemahan dan imobilitas d.d frekuensi jantung
meningkat >20% dari kondisi istirahat dankondisi klinis terkait gagal
jantung kongestif, aritmia dan penyakit katup jantung.
Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan menelan dan mencerna makanan dan
ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient d.d berat badan menurun
Diagnosa
minimal 10% dibawah rentang ideal.
Penurunan curah jantung b.d perubahan irama jantung, frekuensi jantung,
keperawatan
kontraktilitas, preload dan afterload d.d palpitasi, lelah, dyspnea,
gambaran EKG aritmia, edema, tekanan darah meningkat/menurun,
oliguria, warna kulit pucat / sianosis, terdengar suara jantung S3 dan/atau
S4 dan kondisi klinis terkait penyakit jantung bawaan.
Pola nafas tidak efektif b.d hambatan upaya nafas, penurunan energi d.d
pola nafas abnormal.
Gangguan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan ventilasi perfusi dan
perubahan membrane alveolus-kapiler
Intervensi
Keperawatan
Intervensi
Keperawatan
Atrium Septal Defect dan Ventrikel Septal Defect
(ASD/VSD) merupakan kelainan jantung bawaan

Kesimpulan berupa adanya defect atau lubang yang memisahkan


pada Atrium atau pada ventrikel jantung, sehingga
mengakibatkan darah bisa mengalir dari
atrium/ventrikel kiri ke kanan ataupun sebaliknya.
Berdasarkan uraian sebelumnya, terdapat beberapa
kesesuaian antara intervensi pada tinjauan teori dengan
tinjauan kasus. Intervensi keperawatan yang ditetapkan
tentunya juga berawal dari perumusan diagnosis
keperawatan masing masing.
Terima kasih
banyak!
Kelompok 6
1. Isidora E.F.DA. Conceicao 5. Febri Kiranang Raraswati
(2314314201259) (2314314201214)

2. Citra Suryani (2314314201207) 6. Mirna Eka Setyawati


(2314314201229)
3. Nurul Mu'jizah (2314314201235)
7. Fransiska Ines Harvianti
4. Cahya eko ari rusdini
(2314314201218)
(2314314201205)

Anda mungkin juga menyukai