Waham
Waham
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Asuhan Keperawatan Klien Dengan
Perubahan Proses Pikir : Waham”. Makalah ini menjelaskan tentang teori
kenyamanan serta menganalisis secara kritis, dan pendekatan dalam proses asuhan
keperawatan. Makalah ini disusun oleh kelompok 1 untuk memenuhi tugas mata
kuliah untuk memenuh tugas Falsafah dan teori keperawatan. Penulis berharap
makalah ini dapat bermanfaat untuk pembaca. Tidak lupa pula penulis
mengucapkan terima kasih karena telah diberikan kesempatan untuk menyusun
makalah ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas
bantuan dari beberapa pihak :
1. Bpk. Ns. Andi Surya Kurniawan, M.Kep selaku dosen penanggung jawab
mata kuliah untuk memenuh tugas psikiatri yang telah memberikan
bimbingan dalam penyusunan makalah ini sehingga makalah ini selesai tepat
waktu.
2. Teman-teman kelompok 1 yang telah membantu dalam penyusunan makalah
ini dengan baik dan tepat waktu.
Tim penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun
demikian, tim penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan
pengetahuan yang dimiliki sehingga makalah dapat selesai dengan baik. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat berarti bagi kami. Besar
harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan
serta memberi manfaat bagi pembaca. Aamiin.
Penulis
2
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I
1.1 LATAR BELAKANG 1
1.2 TUJUAN 2
1.3 RUMUSAN MASALAH 2
1.4 MANFAAT 2
BAB II
2.1 WAHAM 3
2.1.1 DEFINSI 3
2.1.2 ETIOLOGI 3
2.1.3 PROSES TERJADINYA WAHAM 5
2.1.4 JENIS-JENIS WAHAM 6
2.1.5 MANIFESTASI KLINIS 7
2.1.5 PATHWAYS 9
2.1.6 KONSEP ASKEP WAHAM 9
2.2 KONSEP HALUSINASI 15
2.2.1 RENTANG HALULSINASI 15
2.2.2 DEFINSI 17
2.2.3 ETIOLOGI 18
2.2.4 TAHAPAN HALUSINASI 23
2.2.5 MANIFESTASI KLINIS 25
2.2.6 KARAKTERISTIK 26
2.2.7 PELAKSANAAN 27
2.2.8 PRINSIP 30
2.2.9 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN 35
BAB III
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
3
DAFTAR PUSTAKA
4
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Delusi atau Waham merupakan suatu keadaan dimana proses pikir yang
terganggu dapat dilihat dengan adanya keyakinan yang salah dan bertentangan
dengan kehidupan nyata, namun tetap dipertahankan walaupun individu lain
tidak mempercayai hal tersebut. Waham cukup sering ditemui pada kasus
skizofrenia berat. Penderita skizofrenia dengan waham cukup sulit diketahui
bagi masyarakat umum, karena masyarakat masih banyak yang kurang
mengerti arti waham itu sendiri, dan masih banyak juga yang mengira waham
tersebut adalah halusinasi.
Biasanya masyarakat menganggap gangguan waham tersebut adalah hal
yang tak perlu dianggap serius, sehingga penderita skizofrenia dengan waham
tersebut lebih sering di abaikan dan tidak diberi penanganan lanjut dengan
dibawa ke rumah sakit. Menurut Yosep, (2010) waham adalah suatu
keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang salah,
keyakinan yang tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang
budaya, ketidakmampuan merespon stimulus internal dan eksternal melalui
proses interaksi/informasi secara akurat.
5
I.2 Rumusan Masalah
Bagaimana cara mengatasi atau terapi pasien dengan gangguan pola berfikir
halusinasi ?
1.4 Manfaat Penulisan
1.4.1 Bagi Pembaca
Agar dapat menambah pengetahuan tentang waham
1.4.2 Bagi Penulis
Mampu memahami tentang bagaimana cara menangani pasien dengan
waham
1.4.3 Bagi Akademik
Dalam bidang akademik, penulis berharap supaya makalah ini dapat
digunakan sebagai salah satu bahan pembelajaran serta dapat dijadikan
sebagai referensi untuk Mahasiswa lainnya.
6
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN
2.1.1 DEFINISI
tidak sesuai dengan kenyataan, tidak cocok dengan intelegensia dan latar
Waham adalah keyakinan keliru yang sangat kuat yang tidak dapat
2.1.2 Etiologi
terganggu yaitu fungsi kognitif dan isi fikir; fungsi persepsi, fungsi emosi,
fungsi motorik dan fungsi sosial. Gangguan pada fungsi kognitif dan
berespons terganggu yang tampak dari perilaku non verbal (ekspresi muka,
7
gerakan tubuh) dan perilaku verbal (penampilan hubungan sosial). Oleh
1. Faktor Predisposisi
a. Faktor Biologis
b. Faktor Genetik
skizoprenia
c. Faktor Psikologis
o Konflik perkawinan
d. Sosial budaya
o Kemiskinan
o Ketidakharmonisan sosial
2. Faktor Presipitasi
8
Stres dan kecemasan akan meningkat bila terjadi penurunan
2. Faktor biokimia
3. Faktor psikologi
2. Bersifat egosentris
tidak menyenangkan.
9
2.1.4 Jenis-jenis Waham
1. Waham Primer
Timbul secara tidak logis sama sekali, tanpa penyebab apa-apa dari
2. Waham Sekunder
1. Waham Kejar
2. Waham Somatik
3. Waham Kebesaran
4. Waham Agama
10
Keyakinan klien terhadap suatu agama secara berlebihan dan
5. Waham Dosa
yang tidak dapat diampuni atau bahwa ia bertanggung jawab atas suatu
6. Waham Pengaruh
7. Waham Curiga
8. Waham Nihilistik
Klien yakin bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia atau meninggal
kenyataan
9. Delusion of reference
dengan dirinya
1. Kognitif :
11
o Individu sangat percaya pada keyakinannya
2. Afektif
o Afek tumpul
o Hipersensitif
o Depresif
o Ragu-ragu
o Streotif
o Impulsive
o Curiga
4. Fisik
o Higiene kurang
o Muka pucat
o Sering menguap
o BB menurun
12
2.1.6 Pathways
A. Analisa Data
Data Masalah
o Binggung
o Pembicaraan berbelit-belit
sesuai kenyataan
Data Objektif :
13
o Klien tampak binggung
Data Objektif :
B. Masalah Keperawatan
C. Diagnosa Keperawatan
Intervensi :
14
o Buat kontrak yang jelas pada tiap pertemuan (topic, tempat dan
waktu)
Intervensi :
waktu lalu dan saat ini yang realistik, hati-hati terlibat dengan waham
Intervensi
15
1. Obsrvasi kebutuhan sehari-hari klien
wahamnya
TUK 4 : Klien dapat b.d realitas (realitas: diri, orang lain, tempat, waktu)
Intervensi :
mengendalikan wahamnya
Intervensi :
4. Buat kontrak yang jelas pada tiap pertemuan (topic, tempat dan waktu)
16
TUK 2 : Klien dapat mengenal perasaan yang menyebabkan harga diri
rendah (HDR)
Intervensi :
penyebab HDR
3. Diskusikan dengan klien tentang HDR serta penyebab dan akibat yang
mungkin muncul
dimilikinya
Intervensi :
pujian realistis
Intervensi :
17
TUK 5 : Keluarga dapat membantu klien untuk berperilaku adaptif
terhadap lingkungan
Intervensi :
18
2.2 KONSEP HALUSINASI
berada dalam rentang respon neurobiologist (Stuart & Laraia, 2001). Ini
dibawah ini.
19
Keterangan Gambar :
1. Respon adaptif adalah respon yang masih dapat diterima oleh norma-
norma sosial budaya yang berlaku. Dengan kata lain, individu tersebut
d. Perilaku sesuai adalah sikap dan tingkah laku yang masih dalam
batas kewajaran.
dan lingkungan.
2. Psikososial
kekacauan/mengalami gangguan.
panca indera.
d. Perilaku tidak biasa adalah sikap dan tingkah laku yang melebihi
batas kewajaran.
20
e. Menarik diri yaitu percobaan untuk menghindari interaksi dengan
hati.
teratur.
dan di terima sebagai ketentuan oleh orang lain dan sebagai suatu
2.2.2 DEFINISI
21
didefinisikan sebagai terganggunya persepsi sensori seseorang, dimana
(Kusumawati, 2010).
2.2.3 ETIOLOGI
1. Faktor predisposisi
a. Faktor perkembangan
terhadap stres.
b. Faktor biologik
22
perilaku psikotik,beberapa kimia otak dikaitkan dengan gejala
c. Faktor sosiokultural.
d. Faktor psikologis
mass depannya. Klien lebih memilih kesenangan sesaat dan lari dari
Penelitian menunjukkan bahwa anak sehat yang diasuh oleh orang tua
2. Faktor Presipitasi
Yang berasal dari klien, lingkungan atau interaksi dengan orang lain,
a. Biologis
mal adaptis termasuk gangguan dalam putaran umpan balik otak yang
23
masuk dalam otak yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara
b. Lingkungan
gangguan perilaku.
c. Perilaku
Dimensi Fisik
lama.
Dimensi Emosional
24
tidak sanggup lagi menentang perintah tersebut hingga dengan
Dimensi Intelektual
klien.
Dimensi Sosial
kebutuhan akan interaksi sosial, kontrol diri dan harga diri yang
berlangsung.
25
Dimensi Spiritual
d. Sumber Koping
e. Mekanisme Koping
26
2.2.4 TAHAPAN HALUSINASI
Karakteristik
kecemasan
kesadaran
memberatkan)
menyebabkan antipasti
Karakteristik
27
Pengalaman sensori menakutkan atau merasa dilecehkan oleh
pengalaman tersebut
darah
dan realita
Karakteristik
28
Klien tampak tremor dan berkeringant
halusinasi)
terlihat panic
Agitasi/ Kataton
29
5. Tidak dapat memusatkan perhatian dan konsentrasi.
7. Sikap curiga.
11. Mudah tersinggung dan menyalahkan diri sendiri dan orang lain.
Jenis Karakteristik
Halusinasi
membahayakan.
30
menyenangkan/ sesuatu yang menakutkan seperti
monster.
tumor, kejang/dernentia.
2.2.7 PENATALAKSANAAN
1. Psikofarmaka
a. Clopromazine (CPZ)
ingat normal, sosial dan titik terganggu berdaya berat dalam fungsi
31
kehidupan sehari-hari, tidak mampu bekerja, hubungan sosial
kesadaran.
b. Thrihexyfenidil (THP)
urin.
c. Halloperidol (HLP)
32
Indikasinya : berbahaya berat dalam kemampuan menilai realita
kesadaran.
2. Therapy Somatik
adalah :
orang lain.
33
Pengekangan fisik menggunakan pengekangan mekanik, seperti
membalutnya.
c. Isolasi
kehendaknya.
didekatnya.
3. Therapy Okupasi
media pelaksana.
34
Adapun prinsip tindakan keperawatan pada halusinasi adalah sebagai
berikut :
bantuan perawat.
klien lain yang mengalami hal yang sama, katakan bahwa perawat
akan membantu.
35
8. Dorong individu untuk mengamati dan menguraikan pikiran,
pemenuhan kebutuhan.
36
PSIKODINAMIKA HALUSINASI
Faktor predisposisi
Abnormalitas perkembangan Tipe kepribadian lemah dan tidak kemiskinan, konflik sosial
sistem saraf, lesi daerah frontal, bertanggung jawab berpengaruh budaya (perang,
dopamine neurotransmitter, terhadap kemampuan klien dalam kerusuhan, bencana alam)
factor biokimia. mengambil keputusan yang tepat dan kehidupan yang
bagi masa depan sehingga klien terisolasi disertai stress,
lebih memilih kesenangan sesaat tinggal di ibukota,
dan lari dari alam nyata kea lam penolakan dari lingkungan
hayal.
Stresor presipitasi
37
Penilaian terhadap stressor
penurunan fungsi ego Ansietas dari Gangguan curiga, ketakutan, Klien asyik dengan
ringan sampai dalam rasa tidak aman, halusinasinya,
berat, takut, komunikasi gelisah, bingung, seolah-olah ia
sedih dan putaran perilaku merusak merupakan tempat
balik otak, diri, kurang untuk memenuhi
Tekanan perhatian, tidak kebutuhan akan
darah mampu mengambil interaksi sosial,
meningkat, keputusan, bicara kontrol diri dan
Mual, Muntah inkoheren, bicara harga diri yang
sendiri, tidak tidak didapatkan
membedakan yang dalam dunia nyata
nyata dengan yang
tidak nyata..
Sumber koping
Mekanisme Koping
Konstruktif Destruktif
38
39
2.2.9 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Masalah keperawatan
lingkungannya.
disekitarnya.
Data Subjektif:
stimulus nyata.
f. Klien takut pada suara/ bunyi/ gambar yang dilihat dan didengar.
40
Data Objektif:
d. Disorientasi.
Data Subjektif:
Data Objektif:
41
Intervensi
Perencanaan
No Dx Keperawatan
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
1 Gangguan sensori TUM : Klien dapat 1. Setelah….. x interaksi klien 1. Bina hubungan saling percaya dengan
persepsi: mengontrol menunjukkan tanda – tanda menggunakan prinsip komunikasi terapeutik :
halusinasi halusinasi yang percaya kepada perawat : a. Sapa klien dengan ramah baik verbal
(lihat/dengar/peng dialaminya maupun non verbal
Ekspresi wajah bersahabat.
hidu/raba/kecap) b. Perkenalkan nama, nama panggilan dan
TUK 1 : Menunjukkan rasa senang.
tujuan perawat berkenalan
Klien dapat Ada kontak mata.
c. Tanyakan nama lengkap dan nama
membina hubungan Mau berjabat tangan.
panggilan yang disukai klien
saling percaya Mau menyebutkan nama.
d. Buat kontrak yang jelas
Mau menjawab salam.
e. Tunjukkan sikap jujur dan menepati janji
Mau duduk berdampingan
dengan perawat. setiap kali interaksi
f. Tunjukan sikap empati dan menerima apa
Bersedia mengungkapkan
masalah yang dihadapi. adanya
g. Beri perhatian kepada klien dan perhatikan
kebutuhan dasar klien
h. Tanyakan perasaan klien dan masalah yang
dihadapi klien
i. Dengarkan dengan penuh perhatian ekspresi
perasaan klien
TUK 2 : 2. Setelah ….. x interaksi klien 1. Adakan kontak sering dan singkat secara
42
Klien dapat menyebutkan : bertahap
mengenal o Isi 2. Observasi tingkah laku klien terkait dengan
halusinasinya o Waktu halusinasinya (* dengar /lihat /penghidu /raba
o Frekunsi /kecap), jika menemukan klien yang sedang
o Situasi dan kondisi yang halusinasi:
menimbulkan halusinasi a. Tanyakan apakah klien mengalami sesuatu
( halusinasi dengar/ lihat/ penghidu /raba/
kecap )
b. Jika klien menjawab ya, tanyakan apa yang
sedang dialaminya
c. Katakan bahwa perawat percaya klien
mengalami hal tersebut, namun perawat
sendiri tidak mengalaminya ( dengan nada
bersahabat tanpa menuduh atau
menghakimi)
d. Katakan bahwa ada klien lain yang
mengalami hal yang sama.
e. Katakan bahwa perawat akan membantu
klien
4. Jika klien tidak sedang berhalusinasi klarifikasi
tentang adanya pengalaman halusinasi,
diskusikan dengan klien :
a. Isi, waktu dan frekuensi terjadinya
halusinasi ( pagi, siang, sore, malam atau
sering dan kadang – kadang )
43
b. Situasi dan kondisi yang menimbulkan atau
tidak menimbulkan halusinasi
44
memperagakan cara penghidu/ raba /kecap pada saat halusinasi
mengatasi halusinasi terjadi)
(dengar/lihat/penghidu/rab Menemui orang lain
a/kecap ) (perawat/teman/anggota keluarga) untuk
menceritakan tentang halusinasinya.
4. Setelah ……x interaksi Membuat dan melaksanakan jadwal
klien melaksanakan cara kegiatan sehari hari yang telah di susun.
yang telah dipilih untuk Meminta keluarga/teman/ perawat menyapa
mengendalikan jika sedang berhalusinasi.
halusinasinya 4. Bantu klien memilih cara yang sudah
dianjurkan dan latih untuk mencobanya.
5. Beri kesempatan untuk melakukan cara yang
5. Setelah … X pertemuan dipilih dan dilatih.
klien mengikuti terapi 6. Pantau pelaksanaan yang telah dipilih dan
aktivitas kelompok dilatih , jika berhasil beri pujian
7. Anjurkan klien mengikuti terapi aktivitas
kelompok, orientasi realita, stimulasi persepsi
45
halusinasinya 2. Setelah ……x interaksi b. Tanda dan gejala halusinasi
keluarga menyebutkan c. Proses terjadinya halusinasi
pengertian, tanda dan d. Cara yang dapat dilakukan klien dan
gejala, proses terjadinya keluarga untuk memutus halusinasi
halusinasi dan tindakan e. Obat- obatan halusinasi
untuk mengendali kan f. Cara merawat anggota keluarga yang
halusinasi halusinasi di rumah ( beri kegiatan, jangan
biarkan sendiri, makan bersama, bepergian
bersama, memantau obat – obatan dan
cara pemberiannya untuk mengatasi
halusinasi )
g. Beri informasi waktu kontrol ke rumah
sakit dan bagaimana cara mencari bantuan
jika halusinasi tidak tidak dapat diatasi di
rumah
TUK 5 : 1. Setelah ……x interaksi 1. Diskusikan dengan klien tentang manfaat dan
Klien dapat klien menyebutkan; kerugian tidak minum obat, nama , warna,
o Manfaat minum obat dosis, cara , efek terapi dan efek samping
memanfaatkan obat
o Kerugian tidak minum penggunan obat
dengan baik
obat 2. Pantau klien saat penggunaan obat
o Nama,warna,dosis, 3. Beri pujian jika klien menggunakan obat
efek terapi dan efek dengan benar
samping obat 4. Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa
2. Setelah ……..x interaksi konsultasi dengan dokter
46
klien mendemontrasikan 5. Anjurkan klien untuk konsultasi kepada
penggunaan obat dgn benar dokter/perawat jika terjadi hal – hal yang tidak
3. Setelah ….x interaksi klien di inginkan .
menyebutkan akibat
berhenti minum obat tanpa
konsultasi dokter
47
SP HALUSINASI PASIEN DAN KELUARGA
SP 1 SP 1
1. Mengidentifikasi jenis halusinasi 1. Menjelaskan masalah yang
pasien dirasakan keluarga dalam merawat
2. Mengidentifikasi isi halusinasi pasien
3. Mengidentifikasi waktu 2. Menjelaskan pengertian, tanda dan
halusinasi pasien gejala halusinasi, dan jenis
4. Mengidentifikasi frekuensi halusinasi yang dialami pasien
halusinasi pasien serta proses terjadinya
5. Mengidentifikasi situasi yang 3. Menjelaskan cara merawat pasien
menimbulkan halusinasi dengan halusinasi
6. Mengidentifikasi respon pasien
terhadap halusinasi
7. Mengajarkan pasien menghardik
halusinasi
8. Menganjurkan pasien
memasukkan cara menghardik
halusinasi dalam jadwal
kegiatan
SP 2 SP 2
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan 1. Melatih keluarga mempraktekkan
harian pasien cara merawat pasien dengan
2. Melatih pasien mengendalikan halusinasi
halusinasi dengan bercakap- 2. Melatih keluarga melakukan cara
cakap dengan orang lain merawat langsung pasien
3. Menganjurkan pasien halusinasi
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian
SP 3 SP 3
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan 1. Membantu keluarga membuat
harian pasien jadwal aktivitas di rumah
48
2. Melatih pasien mengendalikan termasuk minum obat (dischange
halusinasi dengan melakukan planning)
kegiatan (kegiatan yang biasa 2. Menjelaskan follow up pasien
dilakukan pasien dirumah) setelah pulang
3. Menganjurkan pasien
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian
SP 4
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan
harian pasien
2. Memberikan pendidikan
kesehatan tentang penggunaan
obat secara teratur
3. Menganjurkan pasien
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian
49
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Waham adalah keyakinan keliru yang sangat kuat yang tidak dapat
Spiritual.
Halusinasi adalah persepsi atau tanggapan dari panca indera tanpa adanya
3.2 SARAN
Diharapkan makalah ini dapat bermanfaat dalam pembelajaran dan
pelaksanaan keperawatan pasien asuhan keperawatan pada pasien waham dan
halu. Mengingat kasus yang ada di makalah ini sering kita jumpai di
kehidupan sehari hari. Dengan adanya makalah ini diharapkan tenaga
kesehatan mampu memberikan asuhan keperawatan terbaik kepada korban
dari kasus tersebut diatas.
50
DAFTAR PUSTAKA
51