KONSEP MEDIS
A. DEFINISI
VSD (Ventricular Septal Defect) atau Defek Septum Ventrikel adalah suatu keadaan
abnormal jantung berupa adanya pembukaan antara ventrikel kiri dan ventrikel kanan.VSD
adalah adanya hubungan (lubang) abnormal pada sekat yang memisahkan ventrikel kanan
VSD adalah kelainan jantung berupa tidak sempurnanya penutupan dinding pemisah
antara kedua ventrikel sehingga darah dari ventrikel kiri ke kanan, dan sebaliknya.
Umumnya congenital dan merupakan kelainan jantung bawaan yang paling umum
Ventrikel Septum Defek (VSD) yaitu kelainan jantung bawaan berupa lubang pada
septum interventrikuler. Lubang tersebut dapat hanya satu atau lebih yang terjadi akibat
kegagalan fungsi septum interventrikuler semasa janin dalam kandungan, sehingga darah
bisa mengalir dari ventrikel kiri ke kanan ataupun sebaliknya. VSD yaitu defek yang
biasanya terjadi pada septum pars membranaseum dan terletak di bawah katup aorta
kadang defek terjadi pada pars muscolorum. VSD perimembraneus dapat pula terletak baik
di bawah cincin katup aorta maupun pulmonal. Keadaan ini disebut “doubly commited vsd”.
VSD biasanya bersifat tunggal tetapi dapat pula multiple yang disebut “swiss cheese vsd”
Sebelum bayi lahir, ventrikel kanan dan kiri belum terpisah, seiring perkembangan
fetus, sebuah dinding/sekat pemisah antara kedua ventrikel tersebut normalnya terbentuk.
Akan tetapi, jika sekat itu tidak terbentuk sempurna maka timbullah suatu keadaan penyakit
jantung bawaan yang disebut defek septum ventrikel. Penyebab terjadinya penyakit jantung
bawaan belum dapat diketahui secara pasti (idopatik), tetapi ada beberapa faktor yang
diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan angka kejadian penyakit jantung bawaan
(PJB) yaitu :
b) Ibu alkoholisme
kelainan jantung. Dinding pemisah antara kedua ventrikel tidak tertutup sempurna.
Kelainan ini umumnya congenital, tetapi dapat pula terjadi karena trauma. Kelainan VSD
ini sering bersama-sama dengan kelainan lain misalnya trunkus arteriosus, Tetralogi
Fallot. Kelainan ini lebih banyak dijumpai pada usia anak-anak, namun pada orang
dewasa yang jarang terjadi merupakan komplikasi serius dari berbagai serangan jantung
C. PATOFISIOLOGI
memungkinkan darah mengalir langsung antar ventrikel, biasanya dari kiri ke kanan.
Diameter defek ini bervariasi dari 0,5 – 3,0 cm. Perubahan fisiologi yang terjadi dapat
1. Tekanan lebih tinggi pada ventrikel kiri dan meningklatkan aliran darah kaya oksigen
2. Volume darah yang meningkat dipompa ke dalam paru, yang akhirnya dipenuhi darah,
3. Jika tahanan pulmoner ini besar, tekanan ventrikel kanan meningkat, menyebabkan
piarau terbalik, mengalirkan darah miskin oksigen dari ventrikel kanan ke kiri,
menyebabkan sianosis.
Keseriusan gangguan ini tergantung pada ukuran dan derajat hipertensi pulmoner.
Jika anak asimptomatik, tidak diperlukan pengobatan; tetapi jika timbul gagal jantung kronik
atau anak beresiko mengalami perubahan vascular paru atau menunjukkan adanya pirau
yang hebat diindikasikan untuk penutupan defek tersebut. Resiko bedah kira-kira 3% dan
usia ideal untuk pembedahan adalah 3 sampai 5 tahun. (Prema R, 2013; AHA, 2014)
b. Pada VSD sedang: biasanta juga tidak begitu ada gejala-gejala, hanya kadang-kadang
penderita mengeluh lekas lelah., sering mendapat infeksi pada paru sehingga sering
menderita batuk.
c. Pada VSD besar: sering menyebabkan gagal jantung pada umur antara 1-3 bulan,
penderita menderita infeksi paru dan radang paru. Kenaikan berat badan lambat.
d. Gejala-gejala pada anak yang menderitanya, yaitu; nafas cepat, berkeringat banyak dan
tidak kuat menghisap susu. Apabila dibiarkan pertumbuhan anak akan terganggu dan
E. Klasifikasi
a) perimembranous (tipe paling sering, 60%) bila lubang terletak di daerah pars
b) subarterial doubly commited, bila lubang terletak di daerah septum infundibuler dan
sebagian dari batas defek dibentuk oleh terusan jaringan ikat katup aorta dan katup
pulmonal,
F. Gambaran klinis
a) VSD kecil
a. Biasanya asimptomatik
seluruh tubuh pericardium dan berakhir pada waktu distolik karena terjadi
penutupan VSD
e. EKG dalam batas normal atau terdapat sedikit peningkatan aktivitas ventrikel kiri
meningkat
b) VSD sedang
b. Sesak napas pada waktu aktivitas terutama waktu minum, memerlukan waktu
lebih lama untuk makan dan minum, sering tidak mampu menghabiskan
c. Defek 5- 10 mm
e. Mudah menderita infeksi biasanya memerlukan waktu lama untuk sembuh tetapi
f. Takipneu
h. EKG: terdapat peningkatan aktivitas ventrikel kiri maupun kanan, tetapi kiri lebih
c) VSD besar
c. Pada minggu ke2 atau 3 simptom mulai timbul akan tetapi gagal jantung
biasanya baru timbul setelah minggu ke 6 dan sering didahului infeksi saluran
d. Bayi tampak sesak nafas pada saat istirahat, kadang tampak sianosis karena
perifer.
G. Pemeriksaan fisik
a. VSD kecil
a. Palpasi: Impuls ventrikel kiri jelas pada apeks kordis. Biasanya teraba getaran
b. Auskultasi: Bunyi jantung biasanya normal dan untuk defek sedang bunyi
b. VSD besar
pendek dan retraksi pada jugulum, sela intercostal dan regio epigastrium.
b. Palpasi: Impuls jantung hiperdinamik kuat. Teraba getaran bising pada dinding
dada.
c. Auskultasi: Bunyi jantung pertama mengeras terutama pada apeks dan sering
diikuti ‘click’ sebagai akibat terbukanya katup pulmonal dengan kekuatan pada
pangkal arteria pulmonalis yang melebar. Bunyi jantung kedua mengeras
d. Uji masa protrombin ( PT ) dan masa trombboplastin parsial ( PTT ) yang dilakukan
I. Komplikasi
a. Endokarditis infektif
J. Penatalaksanaan
a. Pada VSD kecil: ditunggu saja, kadang-kadang dapat menutup secara spontan.
b. Pada VSD sedang: jika tidak ada gejala-gejala gagal jantung, dapat ditunggu sampai
umur 4-5 tahun karena kadang-kadang kelainan ini dapat mengecil. Bila terjadi gagal
jantung diobati dengan digitalis. Bila pertumbuhan normal, operasi dapat dilakukan pada
c. Pada VSD besar dengan hipertensi pulmonal yang belum permanen: biasanya pada
digitalis. Bila ada anemia diberi transfusi eritrosit terpampat selanjutnya diteruskan terapi
besi. Operasi dapat ditunda sambil menunggu penutupan spontan atau bila ada
d. Pada VSD besar dengan hipertensi pulmonal permanen: operasi paliatif atau operasi
koreksi total sudah tidak mungkin karena arteri pulmonalis mengalami arteriosklerosis.
Bila defek ditutup, ventrikel kanan akan diberi beban yang berat sekali dan akhirnya
akan mengalami dekompensasi. Bila defek tidak ditutup, kelebihan tekanan pada
K. Prognosis
Kemungkinan penutupan defek septum secara spontan cukup besar, terutama pada
tahun pertama kehidupan. Kemungkinan penutupan spontan sangat berkurang pada pasien
berusia lebih dari 2 tahun dan umumnya tidak ada kemungkinan lagi di atas usia 6 tahun.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama, usia, jenis kelamin, alamat, nomor telepon, status pernikahan, agama,
suku, pendidikan, pekerjaan, lama bekerja, No. RM, tanggal masuk, tanggal
pengkajian, sumber informasi, nama keluarga dekat yang bisa dihubungi, status,
alamat, nomor telepon, pendidikan, dan pekerjaan.
2. Status kesehatan saat ini
3. Riwayat penyakit sekarang
4. Riwayat kesehatan terdahulu
Apakah sebelumnya klien pernah menderita nyeri dada, darah tinggi, DM,
dan hiperlipidemia. Tanyakan obat-obatan yang biasa diminum oleh klien pada
masa lalu yang masih relevan.Catat adanya efek samping yang terjadi di masa lalu.
Tanyakan alergi obat dan reaksi alergi apa yang timbul.
5. Riwayat keluarga
Menanyakan penyakit yang pernah dialami oleh keluarga serta bila ada
anggota keluarga yang meninggal, tanyakan penyebab kematiannya. Penyakit
jantung iskemik pada orang tua yang timbulnya pada usia muda merupakan factor
risiko utama untuk penyakit jantung pada keturunannya.
6. Status kardiovaskular
Meliputi frekuensi dan irama jantung, tekanan darah arteri, tekanan vena
sentral (CVP), tekanan arteri paru, tekanan baji paru (PCWP), bentuk gelombang
pada tekanan darah invasive, curah jantung dan cardiac index, serta drainase
rongga dada.
7. Status respirasi
Meliputi ukuran dan tanggal pemasangan ETT, masalah yang timbul selama
intubasi, gerakan dada, suara nafas, setting ventilator (frekuensi, volume tidal,
konsentrasi oksigen, mode, PEEP), kecepatan nafas, tekanan ventilator, saturasi
oksigen, serta analisa gas darah.
8. Status neurologi
Meliputi tingkat kesadaran, orientasi, pemberian sedasi, ukuran refleks pupil
terhadap cahaya, gerakan reflex (reflex muntah, patella, tendon), memori, nervus
cranial, serta gerakan ekstremitas.
9. Status fungsi ginjal
Meliputi haluaran urine, warna urine, osmolalitas urine, distensi kandung
kemih, serta kebutuhan cairan.
10. Status gastrointestinal
Meliputi bising usus, frekuensi bising usus, palpasi abdomen, nyeri pada saat
palpasi, mual, muntah, frekuensi BAB, konsistensi dan warna feses,
11. Status musculoskeletal
Meliputi kondisi kulit, gerakan ekstremitas, lokasi luka, kekuatan dan tonus
otot.
12. Nyeri
Meliputi lokasi, onset, paliatif, kualitas, medikasi, serta efek nyeri terhadap
aktivitas.
13. Pemeriksaan Diagnostik
a. EKG
b. Echocardiogram
c. Lab
B. Diagnosa Keperawatan
a. Penurunan curah jantung
b. Gangguan pertukaran gas
c. Intoleransi aktifitas
d. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
e. Resiko infeksi
a. Rencana Asuhan Keperawatan
Diagnosa Rencana keperawatan
Keperawatan/ Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Masalah Kolaborasi
Domain 4: Aktivitas/ NOC: NIC :
Istirahat Setelah dilakukan tindakan Dorong adanya peningkatan aktivitas bertahap ketika kondisi pas
Kelas 4: Respon keperawatan selama 3x24 jam, sudah distabilkan
Kardiovaskular/ Pulmonal curah jantung adekuat dengan Monitor tanda-tanda vital
(00029) Penurunan curah kriteria hasil: Monitor disritmia jantung, termasuk gangguan ritme dan kondu
jantung yang berhubungan 1. ((0400) Keefektifan pompa jantung jantung
dengan pirau darah ke meningkat dari level 1 menjadi level Monitor status pernapasan terkait dengan adanya gejala gagal jantun
ventrikel kanan, penurunan 3 (deviasi berat dari kisaran normal Monitor keseimbangan cairan
vilume sekuncup menjadi deviasi sedang dari kisaran Evaluasi perubahan tekanan darah
normal) yang ditandai dengan: Monitor toleransi aktivitas pasien
Tekanan darah sistol: 100-140 Monitor sesak napas, kelelahan, takipneu, dan orthopneu
mmHg Lakukan terapi relaksasi
Tekanan darah diastol: 60-90 Evaluasi episode nyeri dada (intesitas, lokasi, radiasi, durasi, dan fac
mmHg yang memicu serta meringankan nyeri dada)
Denyut nadi apikal: Monitor terhadap adanya respon kompensasi awal syok seperti tekan
Urin output darah normal, tekanan nadi melemah, hipotensi orthostatic ring
Dispneu saat beraktivitas perlambatan pengisian kapiler, pucat/dingin pada kulit, takipneu ringan, d
kelemahan
Monitor tanda-tanda awal dari penurunan fungsi jantung sep
penurunan cardiac output dan urin output, bunyi crackles pada pa
terdapat bunyi jantung S3 dan S4 dan taikardia
Monitor status sirkulasi misalnya tekanan darah, warna k
temperature kulit, bunyi jantung, nadi dan irama, kekuatan, dan kual
nadi perifer dan pengisian kapiler
Monitor EKG
Berikan obat anti aritmia sesuai kebutuhan
Domain 4: Aktivitas/ NOC: NIC:
Istirahat Setelah dilakukan tindakan Monitor kecepatan, irama, kedalaman, dan kesulitan bernapas
Kelas 4: Respon keperawatan selama 3x24 jam, pola Catat pergerakan dada, catat ketidaksimetrisan, penggunaan otot-o
Kardiovaskular/ Pulmonal napas klien adekuat dengan kriteria bantu pernapasan, dan retraksi pada otot supraclavicularis dan interkost
(00032) Ketidakefektifan hasil: Monitor suara napas tambahan seperti ngorok atau mengi
pola napas berhubungan 1. (0415) Status pernapasan: Monitor pola napas (misalnya: bradipneu, takipneu, hiperventil
dengan status pernapasan: adekuat yang ditandai dengan: pernapasan kussmaul
ventilasi Frekuensi pernapasan (16-24 Monitor saturasi oksigen seperti SaO2, SvO2, SpO2 untuk pasien deng
×/menit) penurunan tingkat kesadaran
Irama pernapasan regular atau Monitor tingkat kesadaran dengan menggunakan skala Koma Glasgo
teratur Monitor tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi, pernapasan, dan suhu
Kedalaman inspirasi normal Monitor status pernapasan: pola napas, kedalaman, irama, dan usa
bronkovesikuler, dan vesikuler Hindari kegiatan yang dapat meningkatkan tekanan intrakranial
Beri jarak kegiatan keperawatan yang diperlukan yang b
meningkatkan tekanan intracranial
Beritahu Dokter mengenai perubahan kondisi pasien
Domain 3: Eliminasi dan NOC: NIC:
Pertukaran Setelah dilakukan tindakan Anjurkan untuk napas dalam
Kelas 4: Fungsi Respirasi keperawatan selama 3x24 jam, klien Berikan posisi yang nyaman
mampu memperlihatkan peningkatan Berikan terapi oksigen sesuai kebutuhan
(00030) Gangguan oksigenasi atau pembuangan karbon Observasi tanda-tanda vital, AGD, dan status mental
pertukaran gas dioksida pada membran kapiler Pantau kepatenan jalan napas
berhubungan dengan alveoli dengan kriteria hasil: Observasi tanda-tanda hipoventilasi
perubahan membrane 1. (0402) Status pernapasan: Monitor repisrasi dan status O2
alveolar-kapiler pertukaran gas adekuat yang Monitor sianosis pada membran mukosa
ditandai dengan: Pertahankan kepatenan jalan napas
Klien mampu menunjukkan Monitor aliran oksigen
saturasi oksigen dalam batas Monitor efektifitas terapi oksigen yang diberikan
normal Monitor kemampuan kemampuan pasien untuk mentolerir pengangka
Klien mampu menunjukkan pH oksigen ketika makan
arteri normal Pantau adanya tanda-tanda keracunan oksigen dan kejadian atelektasis
Klien mampu menunjukkan Monitor kerusakan kulit terhadap adanya gesekan perangkat oksigen
berkurangnya dyspnea saat
beristirahat
Asupan nutrisi parenteral Edukasi keluarga tentang pentingnya pemenuhan kebutuhan nutrisi pas
2. Keparahan mual dan muntah: Kolaborasi dengan pemberian obat untuk mengatasi mual dan muntah k
Frekuensi mual Pertahankan aturan dan prosedur yang sesuai dengan keakuratan d
keamanan pemberian obat
Intensitas mual
Beritahu klien dan keluarga mengenai jenis obat, alas an pemberian ob
Frekuensi muntah
hasil yang diharapkan dan efek lanjutan yang akan terjadi sebel
Intensitas muntah
pemberian obat
Monitor kemungkinan alergi terhadap obat.
Domain 3: Eliminasi dan NOC: NIC :
Pertukaran Setelah dilakukan tindakan Monitor tanda dan gejala konstipasi
Kelas 2: Fungsi keperawatan selama 2x24 jam, Monitor pergerakan usus atau gerak peristaltic
Gastrointestinal masalah konstipasi teratasi dengan Monitor karakteristik feses seperti frekuensi, konsistensi, bentuk, volum
kriteria hasil: dan warna
(00011) Konstipasi 1. (0501) Eliminasi usus: adekuat Konsultasikan ke Dokter mengenai penurunan peristaltic usus
berhubungan dengan yang ditandai dengan: Jelaskan penyebab dari masalah dan rasionalisasi tindakan kepada pas
penurunan motilitas traktus Pola eliminasi yang teratur dan keluarga
gastrointestinal Control peristaltic usus Ajarkan keluarga dan pasien tentang diet tinggi serat
Warna feses normal Informasikan pada pasien mengenai prosedur untuk mengeluarkan fe
Suhu kulit ujung kaki dan tangan Tinggikan kaki 20 derajat atau lebih tinggi dari jantung
Kekuatan denyut nadi karotis Ubah posisi pasien setiap 2 jam sekali
2.Tanda-tanda vital, dalam batas
normal yang ditandai dengan:
Tekanan darah: 100-140/60-90
mmHg
Nadi: 60-100×/menit
Pernapasan: 12-24×/menit
Suhu: 36.0-37.5ºC
Domain 4: NOC: NIC:
Aktivitas/Istirahat Setelah dilakukan tindakan Anjurkan dan bantu dalam aktivitas fisik, kognitif, social, dan spiritual ya
Kelas 4: Respons keperawatan selama 2×24 jam, spesifik untuk meningkatkan rentang, frekuensi, atau durasi aktivitas klien
Kardiovaskuler/ Pulmonal intoleransi aktivitas klien meningkat Mengatur penggunaan energy untuk mengatasi atau mencegah kelelah
(00092) Intoleransi dengan kriteria hasil: dan mengoptimalkan fungsi
terhadap aktifitas 1.Keefektifan pompa jantung Menggunakan gerakan tubuh aktif atau pasif un
berhubungan dengan meningkat dari level 1 menjadi level mempertahankanfleksibilitas sendi
ketidak seimbangan suplai 3 (deviasi berat dari kisaran Memanipulasi lingkungan sekitar pasien untuk memperoleh manf
dan kebutuhan oksigen normal menjadi deviasi sedang dari terpeutik, stimulasi sensorik, dan kesejahteraan psikologis.
kisaran normal) yang ditandai Membantu klien untuk melakukan aktivitas harian
dengan: Member rasa keamanan, stabilisasi, pemulihan, dan pemeliharaan pas
Tekanan darah sistol: 100-140 yang mengalami disfungsi alam perasaan, baik depresi maup
mmHg peningkatan alam perasaan
Tekanan darah diastol: 60-90 Monitor kekurangan oksigen, asam basa yang tidak seimbang, dan elekt
mmHg yang tidak seimbang dapat memicu terjadinya disritmia
Denyut nadi apikal: Monitor perubahan EKG yang meningkatkan risiko terjadinya disritm
Urin output misalnya aritmia, segmen ST, iskemia, dan pemantauan interval QT
Dispneu saat beraktivitas Catat kegiatan yang berhubungan dengan timbulnya disritmia
2. Tanda-tanda vital, dalam batas Catat frekuensi dan durasi disritmia
normal yang ditandai dengan:
Tekanan darah: 100-140/60-90
mmHg
Nadi: 60-100×/menit
Pernapasan: 12-24×/menit
Suhu: 36.0-37.5ºC
Domain 4: NOC : NIC :
Aktivitas/Istirahat Setelah dilakukan tinfakan Monitor tingkat kesadaran dengan menggunakan skala Koma Glasgow
Kelas 4: Respons keperawatan selama 3x24 jam Monitor tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi, pernapasan, dan suhu
Kardiovaskuler/ Pulmonal ketidakefektifan perfusi jaringan Monitor status pernapasan: pola napas, kedalaman, irama, dan usa
(00201) Risiko Perubahan serebral terkontrol, dengan kriteria bernapas
perfusi jaringan serebral hasil: Hindari kegiatan yang dapat meningkatkan tekanan intrakranial
1. Status neurologi terkontrol yang Beri jarak kegiatan keperawatan yang diperlukan yang bisa meningkatk
ditandai dengan: tekanan intracranial
Kesadaran (GCS meningkat) Beritahu Dokter mengenai perubahan kondisi pasien
Tekanan darah dalam rentang Monitor tanda-tanda vital pasien (tekanan darah, nadi, pernapasan, d
normal (Dewasa= 100-140/60- suhu)
90 mmHg) Monitor TIK dan CPP
Pola pergerakan mata Monitor status pernapasan: frekuensi, irama, kedalaman pernapas
kondisi normal yang ditandai dengan: Tinggikan kepala tempat tidur 30º
Tekanan intrakranial (>15 Monitor intake dan output cairan
mmHg) Hindari fleksi leher, atau fleksi ekstrem pada lutut/panggul
Tekanan darah sistolik (100- Batasi suction kurang dari 15 detik untuk mencegah peningkatan TIK d
140 mmHg) respon neurologi terhadap aktivitas keperawatan
Tekanan darah diastolik (60-90 Dorong keluarga/orang yang penting untuk berbicara pada pasien
mmHg)
Kesadaran (GCS meningkat)
Domain 5: Persepsi/ NOC : NIC:
Kognisi Setelah dilakukan tinfakan Kaji tingkat pengetahuan pasien terkait dengan proses penyakit le
Kelas 4: Kognisi keperawatan selama 2x24 jam spesifik
(00126) Kurang pengetahuan klien dan keluarga Jelaskan mengenai penyebab, tanda dan gejala penyakit
pengetahuan berhubungan tentang penyakit terpenuhi dengan Berikan informasi pada pasien mengenai kondisinya
dengan kurangnya sumber kriteria hasil: Hindari memberikan harapan yang kosong
pengetahuan (1803) Pengetahuan: proses Jelaskan mengenai prosedur penanganan yang sesuai dengan peny
penyakit dan prosedur pasien
penanganan Jelaskan mengenai komplikasi atau dampak dari prosedur yang diberikan
Adekuat yang ditandai dengan: Kaji harapan pasien mengenai tindakan yang dilakukan
Klien mengetahui karakteristik Berikan kesempatan bagi pasien dan keluarga untuk bertanya ataup
spesifik penyakit yang diderita mendiskusikan perasaannya.
yang mencakup: faktor
penyebab, efek fisiologis, tanda
dan gejala, dan penanganan
Klien mengetahui strategi untuk
mengatasi perkembangan
penyakit dan manfaat
manajemen penyakit yang
dilakukan
BAB IV
Defek septum ventrikel ini merupakan penyakit jantung nonsianotik yang sering terjadi
mencapai angka 30%. Kelainan jantung bawaan (kongenital) ini karena terbukanya lubang pada
septum interventrikuler yang menyebabkan adanya hubungan aliran darah antara ventrikel
kanan dan kiri. Penyebab pasti dari munculnya kelainan ini masih idiopatik. Faktor etiologi yang
berperan hingga kini adalah faktor endogen (genetik) dan eksogen (prenatal).
Proses patofisiologis yang terjadi dapat dijelaskan salah satunya melalui tekanan lebih
tinggi pada ventrikel kiri dan meningkatkan aliran darah kaya oksigen melalui defek tersebut ke
ventrikel kanan. Gejala klinis muncul sesuai dengan derajat keparahannya. Macam defek
septum ini antara lain, perimembranous,subarterial doubly commited, dan muskuler, bila lubang
Manifestasi klinis dari kelainan jantung ini berbeda-beda tiap klasifikasfi. Demikian pula
dengan pemeriksaan dsar fisik akan ditemukan kondisi yang berbeda antara defek septum kecil
dan besar. Pemeriksaan penunjang dan diagnostik yang dapat dilakukan antara lain kateterisasi
jantung, EKG dan foto toraks, maupun uji masa protrombin ( PT ) dan masa trombboplastin
parsial ( PTT ).
Komplikasi yang muncul berupa gagal jantung kronik, endokarditis infektif, terjadinya
insufisiensi aorta atau stenosis pulmonar, penyakit vaskular paru progresif, hingga kerusakan
sistem konduksi ventrikel akibat kelainan septum yang tidak terkendali. Proses penyembuhan
bisa terjadi secara spontan, namun tindakan operatif jarang diperlukan untuk tindakan paliatif.
heart-defects/ventricular-septal-defect-vsd
Kapita Selekta Kedokteran (2000). Defek septum ventrikel, Bab VI Ilmu Kesehatan Anak Ed. III
Perhimpunan Dokter Penyakit Dalam Indonesia (2009). Ilmu Penyakit Dalam Ed. V Jilid 2
Webb GD, Smallhorn JF, Therrien J, Redington AN (2011). Congenital heart disease. In: Bonow
RO, Mann DL, Zipes DP, Libby P, eds. Braunwald's Heart Disease: A Textbook of
Gray, H., Dawkins, K., Simpson, I., & Morgan, J. (2013). Cardiologi . Jakarta : Erlangga .