PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Defek septum ventrikel (ventricular septal defect, VSD) merupakan
penyakit jantung bawaan (congenital heart disease, CHD) yang paling sering
ditemukan pada bayi dan anak. Defek septum ventrikel merupakan 20–30%
dari seluruh penyakit jantung bawaan.1 Secara global angka kejadian
penyakit jantung bawaan dilaporkan terjadi pada 8–10 setiap 1.000 kelahiran
hidup, dari jumlah tersebut 20–30% adalah VSD. Penutupan VSD secara
rutin dikerjakan dengan menggunakan pintas jantung paru (cardiopulmonary
bypass) atau dengan pendekatan intervensi transkateter perkutaneus. Bedah
jantung terbuka menggunakan pintas jantung paru merupakan teknik yang
aman dan memberikan hasil yang baik, tetapi penggunaan mesin pintas
jantung paru ternyata memberikan dampak seperti peningkatan respons
inflamasi, pemakaian obat-obatan antikoagulan, produk darah, serta
digunakan metode hipotermia. Penutupan VSD dengan teknik transkateter
perkutaneus merupakan metode minimal invasif, tetapi dapat memberikan
tantangan tersendiri
terutama pada pasien-pasien dengan berat badan yang rendah, akses
vaskular yang buruk, serta efek terpapar radiasi terhadap pasien dan tenaga
medis yang terlibat pada prosedur tersebut.2 Beberapa tahun terakhir telah
dikembangkan dan diperkenalkan metode penutupan VSD transtorakalis
melalui mini sternotomi tanpa menggunakan alat pintas jantung paru. Metode
minimal invasif ini merupakan pilihan alternatif untuk penutupan VSD.2-4
Transesophageal echocardiography memerankan peranan yang penting
selama prosedur pada metode transtorakal minimal invasif.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan laporan ini adalah untuk mengetahui
nama dan prinsip kerja dari alat - alat yang digunakan dalam pemeriksaan
penyadapan jantung kanan & kiri pada penyakit ventricular septal defect
(VSD) serta prosedur dan teknik - teknik yang digunakan pada pemeriksaan
tersebut.
C. Manfaat
1
Adapun manfaat dari pembuatan laporan ini adalah mahasiswa dapat
lebih memahami tentang nama dan prinsip kerja dari alat - alat yang
digunakan dalam pemeriksaan penyadapan jantung kanan & kiri pada
penyakit ventricular septal defect (VSD) serta prosedur dan teknik - teknik
yanng digunakan pada pemeriksaan tersebut.
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
A.DEFINISI
B.ETIOLOGI
Sebelum bayi lahir, ventrikel kanan dan kiri belum terpisah, seiring
perkembangan fetus, sebuah dinding/sekat pemisah antara kedua ventrikel
3
tersebut normalnya terbentuk. Akan tetapi, jika sekat itu tidak terbentuk
sempurna maka timbullah suatu keadaan penyakit jantung bawaan yang
disebut defek septum
C.PATOFISIOLOGI
4
Perubahan fisiologis yang terjadi akibat adanya defek di septum ventriculare
adalah tergantung ukuran defek dan tahanan vaskular paru. Aliran darah ke
paru-paru akan meningkat setelah kelahiran sebagai respon menurunnya
tahanan vskular paru akibat mengembangnya paru-paru dan terpaparnya
alveoli oleh oksigen. Jika defeknya berukuran besar, aliran darah ke paru-
paru akan meningkat dibandingkan aliran darah sistemik diikuti regresi sel
otot polos arteri intrapulmonalis. Perubahan ini berhubungan dengan
munculnya gejala setelah kelahiran bayi aterm berumur 4-6 minggu atau awal
dua minggu pertama pada kelahiran bayi prematur.
a.Periode neonatus:
5
yang besar akan menyebabkan terjadinya shunting dari kiri ke kanan.
Tekanan pada arteri pumonalis akan meningkat yang menyebabkan
terjadinya hipertensi pulmonal. Meningkatnya tekanan dan volume darah
pada arteri pulmonalis akan menyebabkan kerusakan pada sel endotel dan
perubahan permanen pada tahanan vaskular paru. Jika tahanan vaskular
paru melebihi tahan vaskular sistemik maka akan terjadi perubahan aliran
darah dari ventriculus sinistra menuju dextra melalui defek tersebut (left to
right shunt)
.
D.MANIFESTASI KLINIK
Manifestasi gejala klinis VSD tergantung pada ukuran defek dan
hubungan antara tahanan vascular paru dan sistemik. Gejala klinis
biasanya muncul saat bayi berumur 4-8 minggu, seiring dengan
menurunnya tahanan vaskular paru akibat adanya remodelling arteriol
paru.
a. VSD kecil Biasanya pasien tidak ada keluhan. Bayi biasanya
dibawa ke cardiologist karena ditemukan adanya murmur selama
pemeriksaan rutin. Keluhan berupa gangguan makan dan
pertumbuhan tidak ditemukan.
b. VSD sedang Bayi terlihat berkeringat akibat rangsangan saraf
simpatis, terlihat saa diberi makanan. Terlihat lelah selama makan
oleh karena aktifitas makan memerlukan cardiac output yang
tinggi. Adanya tachypnea saat istirahat ataupun saat makan.
Gangguan pertumbuhan bisa juga dijumpai karena meningkatnya
kebutuhan kalori dan kurangnya kemampuan bayi untuk makan
secara adekuat. Sering mengalami infeksi saluran pernafasan juga
bisa ditemukan
6
c. VSD besar Ditemukan gejalan yang sama dengan VSD sedang,
tetapi lebih berat. Pertumbuhan terhambat dan seringnya
mengalami infeksi saluran nafas
d. Sindrom Eisenmenger Saat beraktivitas pasien mengeluh sesak
nafas, sianosis, nyeri dada, sinkop, dan hemoptysis
Tanda dan gejala umum :
c. Takipneu
d. Dispneu meningkat setelah terjadi peningkatan pirau kiri ke kanan
dalam minggu pertama setelah lahir
e. Adanya sianosis dan clubbing finger
f. Bayi tampak sesak nafas pada saat istirahat, kadang tampak
sianosis karena kekurangan oksigen akibat gangguan pernafasan
g. Bayi mudah lelah saat menyusu, sehingga ketika mulai menyusu
bayi tertidur karena kelelahan.
h. Muntah saat menyusu
i. BB sukar naik sehingga tumbuh kembang terganggu
j. Gangguan tumbuh kembang
k. EKG terdapat peningkatan aktivitas ventrikel kanan dan kiri
l. Radiology: pembesaran jantung nyata dengan conus pulmonalis
yang tampak menonjol pembuluh darah hilus membesar dan
peningkatan vaskularisasi paru perifer
E.KOMPLIKASI
7
d. Stenosis pulmonal
e. Hipertensi pulmonal (penyakit pembuluh darah paru yang progresif).
F.PENATALAKSANAAN
a.Non Farmakologis
1) Pembedahan :
a) Menutup defek dengan dijahit melalui cardio pulmonary
bypass
b) Pembedahan pulmonal arteri nunding (pad) atau penutupan
defek untuk mengurangi aliran ke paru.
2. pembedahan : menutup defek dengan alat melalui kateterisasi
jantung
G. PENCEGAHAN
a. Pencgahan primer
2) Lakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin.
3) Jalani diet seimbang dengan mengonsumsi makanan bergizi.
4) Berolahraga secara teratur.
5) Jangan merokok.
6) Batasi konsumsi alkohol.
7) Jangan menggunakan narkoba.
8) Cegah infeksi dengan vaksin sebelum kehamilan.
b. Pencegahan sekunder
9) Lakukan pengobatan secara rutin
10)Minum oibat teratur
11)Seringlah periksa ke dokter jika menunjukan gejala
c. Pencegahan tersier
8
12)Minum obat teratur
13)Jaga kesehatan
14)Sesering mungkin memeriksa kurang lebih sebulan sekali
setelah keluar rumah sakit.
9
BAB III
PEMBAHASAN
A.Diagnosa medis
Ventricular septal defect perimembran left to right shunt
Rencana tindakan operasi : Penyadapan Jantung
10
4. Pemeriksaan penunjang
a. Pemantauan monitoring hemodinamik
b.Pemeriksaan Elektrokardiogram
11
Gambar 2 Hasil perekaman Elektrokardiogram
Hasil pemeriksaan
1.Irama : Reguler
2.HR :136 bpm
3.Gel.P :
a. Lebar :0.08 mv
b.Tinggi :0,1 ms
4.PR Interval : ST elevasi
5.Kompleks QRS :0,04 ms
6.ST Segment :
7.Gel. T :
a. Lebar :0,12 mv
b.Tinggi :0.3 ms
8.Aksis : normal
9.Keseimpulan : sinus Takikardi
12
C. Nama Alat
1.Mesin angiografi
2. Pressur bag
13
gambar 4 pressur bag
3.Tensi
gambar 5 tensi
4.Elektroda
gambar 6 elektroda
5.Saturasi
14
gambar 7 saturasi
7.Sheat
15
Gambar 9 sheat
8. Tranduser
gambar 10 tranduser
9.Infus set
16
gambar 11 infus set
10.Kateter pigtail
11.Wire
17
gambar 13 wire
12.Jarum pungsi
13.Kontras
18
gambar 15 kontras
14.Trolley emergency
19
mendeteksi adanya penyumbatan/penyempitan didalam pembuluh
darah. Alat angiography berbentuk huruf C, diatas tempat pasien
berbaring ada tabung sinar – x. Diata pasien ada penangkap gambar
yang menerima sinyal sinar x setelah melewati pasien
memantulkannya dan mengirimkannya ke monitor TV. Pemotretan
angiography menggunkan bahan kontras karena jalan peredaran
pembuluh darah sukar dideteksi tanpa menggunakan bahan kontras,
kontras masuk ketubuh pasien, maka bahan kontras tersebut akan
mengalir bersamaan dengan darah. Pada pemotretan angiography
setiap pergerakan atau perjalanan zat kontras harus diikuti dan
direkam oleh beberapa film. Untuk hal ini dibutuhkan beberapa kali
exposure dalam waktu yang singkat (per – detik).
20
dan menyuntikan obat kontras.
21
BAB IV
PENUTUP
22
DAFTAR PUSTAKA
23
Momma, K. 2016. Ace Inhibitors in Pediatric Patient with Heart Failure.
Paediatr Drugs. 8 (1): 55-69.
24