Anda di halaman 1dari 16

Basic EGM and pacing protocols

Marlina, SKM.,S.Kep.,M.Adm.Kes
Pendahuluan

Study Elektrofisiologi merupakan prsedur non invasif yang penting pada tata
laksana dengan gangguan tata laksana dengan gangguan kondusksi dan
aritmia.
Prosedur study elektroisiologi di gunakan untuk menilai aktivitas listrik
jantung dan jalur konduksi serta menguji sistem konduksi listrik jantung dan
jalur konduksi serta menguji sistem konduksi listrik jantung di rekapi melalui
elekroda pada kateter yang di letakan di ruang jantung.
Elekrogram Intrakardiak

Pada study elektroisiologi aktivitas listrik jantung di rekam dan tampilan dalam
elektrogram intrakardiak (intrakardiak electrogram\EGM) dan elektrogram permukaan
(EKG) secara
EKG permukaan akan memberikan gambaran aktivitas listrik seluruh bagian jantung
sedeangkan elektrogram intrakardiak akan menampilakan aktivitas secara lokal pada area
sekitar elektroda pada kateter.
Elektroda intrakardiak di rekam menggunakan kateter multipolar dan akan menampilkan
aktivitas listrik lokal yang dekat dengan elektroda kateter dan pada aktivitas yang cukup
jauh.

Perekaman potensial listrik intrakardiak dapat di lakukan dengan menggunakan dua elektroda
di dalam jantung :
 menggunakan satu elektroda di dalam jantung (Bipolar)
 Menggunakan elektroda lainnya di luar jantung (unipolar)
Kecepatan perekaman elektroda lebih cepat dari perekaman standar EKG permukaan
(25mm/det), biasanya 100 atau 200 mm\det dan pengukuran interval elektroda menggunakan
satuan milidetik (m/det).
Pada irama sinus :
 Gambaran elektrogram pada atrium kanan (gelombang A) di gambarkan
dengan defleksi tajam fase awal gelobang P.
 Rekaman intrakardiak pada berkas his akan menunjukan sinyal atrium
(gelombang A).
 Sinyal his (Gelombang H), dan
 sinyal Ventrikal (gelombang V).

Lokasi sinus koronarius pada arus antrioventrikular (AV groofe) kateter yang di
letakan pada sinus koronarius akan merekam sinyal atrium dan ventrikal
(gelombang A dan V) sedangkan kateter venrikal akan merekam sinyal dari
venrikal kanan (gelombang V)
Mengintrepretasi Elektrokardiogram Intrakardiak

1. Aktivitas lokal atrium dan venrikal lurus di identifikasi dengan menghubungkan


gelombang P dan kompleks QRS dan dari EKG permukaan.
2. Gelombang elektrokardiagram akan tepat pada gelombang P atau kompleks QRS
tergantung dengan pola aktivasi di dalam ruang jantung di mana kateter di
tempatkan.
3. Ukuran pada sinyal komponen pada atrium dan ventrikal tergantung pada lokasi
dan kondisi atrium dan ventrikal .
4. Gambaran elektrokardiogram akan terliahat lebih tajam jika di bandingkan
dengan gambaran EKG permukaan.
5. Beberapa sinyal intrakardiak akan tidak terlihat permukaan karena amplitudo
yang kecil misal elektrogram berkas his.
Kecermatan ketelitian menginterpertasikan gambaran elektrogram akan
memberikan informasi penting

Beberapa hal yang perlu di perhatikan di antaranya:


1. Amplitudo sinyal elektrogram yang memberikan informasi tentang kondisi
jaringan jantung misalnya : aktivitas listrik yang sedikit pada jaringan miokard
(jaringan perut) atau kondisi kateter yang tidak menempel dengan baik pada
jaringan miokoard yang sehat.
2. Hal lainnya yang harus di perhatikan adalah durasi, misalnya ; panjang atau
pendeknnya HV, morfologi sinyal misal : sinyal terfragmentasi pada area
konduksi.
Interval dasar

1. Pengukuran interval harus rutin pada semua pasien elektrofisioogi


2. Interval dasar harus di ukur saat irama sinus.
3. jika tidak memeungkinkan irama dasar harus di tentukan.
4. beberapa interval konduksi , terutama interval AH saat bevariasi tergantung laju
nadi, oleh karena pengukuran harus di ukur pada saat kondisi laju madi stabil.
Interval PA

1. Interval PA merupakan waktu yang di perlukan impuls untuk menyebar antara


dua area di atrium kanan (aktivasi di area nodus SA dan nodus AV)
2. Interval PA diukur dari awal permukaan aktiviats atrium (awal cosent gelompang
P atau awal elektrogram atrium) sampai dengan defleksi cepat atau elektrogram
atrium pada kateter His.
3. Nilai normal interval PA 22-55 m/det.
4. perpanjagan interval PA menujukan adanyan perlamabatan konduksi intra
atrium.
Interval AH

1. interval AH merupakan waktu yang di perlukan impuls


untuk mencapai nodus.
2. interval AH di ukur dari aktivitas atrium yang di rekam
kateter His sampai dengan permulaan EG berkas His pada
katete sama
3. Nilai interval AH 55-125mdet.
4. inteval AH dapat di pengaruhi oleh beberapa faktor
terutama sara otonom dan obat-obatan.
Durasi HBE (His Bundle Elektrogram)

1. durasi elektrogram berkas his adalah estimasi total waktu yang di perlukan untuk
mengaktivasi berkas his.
2. Pengukuran HBE tidak rutin di lakukan pada study elektrofisiologi.
3. Durasi HBE di ukur dari bagian awal gelombang His pada perekaman dari kateter
his sampai dengan bagian akhir dari gelombang tersebut.
4. jika ukuran kateter menggunakan dengan jarak antara elektroda 10mm. Nilai
durasi HBE <30 det.
Interval HV

1. Interval HV merupakan waktu yang di perlukan impuls melalui jaringan khusus


pada berkas HIS sampai sistem purkinje.
2. inteval AH di ukur dari defleksi awal elektrgram berkas His sampai denagan awal
aktivitas ventrikel yang rekam pada kompleks QRS pada EKG permukaan.
interval PA, AH, dan HV mencerminkan proposi Inteval PR pada EKG
permukaan dan merupakan kondisi yang berasal dari atrium nodus AV dan sistem
sistem – purkinje.

gambar
Stimulasi terprogram

1. setelah di lakukan perekaman dan pengukran interval dasar , di lakukan


elekrofisilogi dengan stimulus terprogram atau pemacuan melalui kateter
intrakardiak.
2. stimulus terprogram terdiri dari pemacuan atrial overdrive , stimulus atrial
premature, dan stimulus ventrikal premature.
3. pemacan di lakukan untuk menentukan pola aktivasi dan menilai sistem konduksi
jantung.
4. Urutan dan intensitas protocol pemacuan tidak hanya tergantung kondisi patologi
namun juga bergantung pada operator.
Berikut adalah protokol minimal pada study elektrofisiologi :

1. evaluasi fungsi SA node


2. Evaluasi fungsi atrium nodus A/V dan konduksi his-purkinje
3. pemacuan intramental
4. Pemacuan atrium
5. Pemacuan ventrikal
6. Pemacuan dengan exrastimulus
7. Pemacuan pada takikardia
8. Pemacuan pada takikardia supraventrikal
9. Protoco pasca ablasi
Evaluasi fungsi SA node

a. penilaian fungsi SA node dapat di lakukan teda pasien dengan gejala


bradikardia.
b. SNRT merupakan jumlah waktu tertentu yang di perlukan oleh nodus SA
untuk kembali mengeluarkan impulus setelah di lakukan pacuan beberapa
saat.
c. metode ini di lakukan dengan pemacuan di atrium dengan kecepatan yang
konstan selama 60 detik di ikuti fase istrahat selama satu menit dan di
ulangi dengan panjang siklus yang lebih rendah.
Panjang siklus yang biasa di gunakan adalah 600, 500, 400, 350 mdet. SNRT di ukur
dari stimulus pacuan terakhir sampai elektrogram

gambar 3 sinus node recovary time (SNRT) . Setelah pemacuan 60 detik di atrium
kanan, terdapat paesu di ikuti aktivitas listrik sinus.
Jarak stimulus pemacuan (tanda) sampai elektogram atrial pertama adalah 899
mdet. CSNRT adalah 899, 800=99 mdet.
1. Maksimal SNRT adalah jarak terpanjang pada beberapa kali pemacuan dengan
panjang siklus yang berbeda.
2. panjang SNRT bervariasi terjantung laju nadi sinus, oleh karena itu di sarankan
untuk menghitung SNRT terkoreksi (correted SNRT/CSNRT).
3. CSNRT= SNRT – sinus lcyle length (SCL).
4. pengukuran di lakukan pada basic sinus lcyle length 800,600,500,400,350 mdet.
5. di ambil SNRT dan CSNRT terpanjang

Anda mungkin juga menyukai