SASARAN PEMELAJARAN
Sasaran Pemelajaran Terminal
Bila dihadapkan pada gambaran elektrokardiogram jantung manusia, mahasiswa mampu
menggunakan pengetahuan tentang pembentukan dan penghantaran aktivitas listrik jantung
manusia untuk menjelaskan hubungan antara gambaran elektrokardiogram dengan aktivitas
kelistrikan jantung dan irama jantung.
TATA KERJA
I. PERSIAPAN ORANG PERCOBAAN
1. Suruh Orang Percobaan (OP) bertelanjang dada, kemudian berbaring dengan tenang di
tempat tidur.
2. Bersihkan kulit dada dan kedua pergelangan tangan dan kaki dengan kapas dan alkohol.
3. Bubuhkan gel elektrolit pada ke-6 elektroda isap dan ke-4 elektroda pergelangan atau
pada kulit dada dan ke-2 pergelangan tangan dan kaki yang datar.
4. Pasang elektroda lempeng dan isap tersebut pada permukaan kulit yang telah
dibersihkan dan dibubuhi gel elektrolit tadi (lihat lokasi pemasangan elektroda isap pada
Gambar EKG-2).
5. Hubungkan kabel penghubung pasien dengan elektroda lempeng sebagai berikut:
a. Kabel RA (right arm, merah) dihubungkan dengan elektroda di pergelangan lengan
kanan
b. Kabel LA (left arm, kuning) dihubungkan dengan elektroda di pergelangan lengan kiri
c. Kabel LL (left leg, hijau) dihubungkan dengan elektroda di pergelangan kaki kiri
d. Kabel RL (right leg, hitam) dihubungkan dengan elektroda di pergelangan kaki kanan
e. Kabel C (chest) untuk sementara dibiarkan dulu
Gambar EKG-2. Tempat elektroda hisap pada sadapan prekordial, tempat auskultasi
bunyi jantung dan gambar EKG V1 - V6
(Sumber: WF Ganong, Rev. of Medical Physiology hal 533, edisi 23, 2010)
Keterangan:
V1 : Ruang interkostal IV garis sternal kanan
V2 : Ruang interkostal IV garis sternal kiri
V3 : Pertengahan garis lurus yang menghubungkan V2 dan V4
V4 : Ruang interkostal V kiri di garis medioklavikuler
V5 : Titik potong garis aksila anterior kiri dengan garis mendatar dari V4
V6 : Titik potong garis aksila kiri tengah dengan garis mendatar dari V4 dan V5
6. Hubungkan kabel C dengan elektroda isap pada tempat-tempat yang sesuai pada orang
percobaan.
P-EKG.4. Untuk pemeriksaan EKG rutin berapakah kecepatan catat dan kepekaan
alat yang digunakan?
4. Tuliskan identitas OP (nama, usia) dan tanggal pencatatan EKG pada kertas hasil EKG
5. Lepaskan elektroda isap dan lempeng dari tubuh pasien.
6. Bersihkan lokasi pemasangan elektroda dengan kapas alkohol.
7. Rapikan kembali alat EKG yang telah digunakan.
P-EKG.9. Bagaimana menghitung voltase dan lama gelombang P, dan berapa harga
normalnya?
5. Interval PR.
P-EKG.11. Bagaimana mengukur interval kompleks QRS dan berapa nilai normalnya?
7. Interval QT
9. Polaritas gelombang T.
P-EKG.1. Untuk menghilangkan lapisan lemak yang dapat menghambat hantaran arus.
P-EKG.2. Untuk memudahkan hantaran arus listrik antara kulit dengan elektroda.
P-EKG.3. Hal apa yang harus diperhatikan pada saat membubuhkan gel langsung
pada kulit dada?
P-EKG.3. Pembubuhan gel pada kulit dada tempat perlekatan elektroda hisap jangan sampai
sambung-menyambung antar elektroda prekordial.
P-EKG.4. Kecepatan catat: 1 mm = 0,04 detik (25 mm/detik).
Kepekaan alat: 1 mV = 10 mm.
P-EKG.5. Untuk mengetahui bahwa kepekaan alat selama digunakan tidak berubah.
P-EKG.6. Syarat teknis yang harus dipenuhi ialah:
a. Stabilitas alat; bila alat stabil, garis dasar yang bersifat isoelektris tercatat lurus
mendatar.
b. Pencatatan bebas dari interferensi, sehingga EKG tercatat bersih tanpa ada
getaran-getaran. Bila ada getaran-getaran, perhatikan grounding alat.
c. Kestabilan kepekaan alat; kepekaan alat pada permulaan dan pada akhir
pencatatan harus sama
P-EKG.7. Bila jantung berdenyut dengan irama sinus, maka pada EKG terlihat bahwa tiap
siklus denyut jantung didahului oleh gelombang P yang kemudian diikuti oleh
kompleks QRS dengan interval PR tertentu, diakhiri oleh gelombang T.
P-EKG.8. Cara I:
Bila diketahui kecepatan catat yang biasanya 1 mm = 0,04 detik, maka dari interval
P-P atau R-R dapat dihitung frekuensi gelombang P dan kompleks QRS.
Contoh:
Interval P-P = 15 mm, jadi 15 x 0,04 detik = 0,6 detik.
Frekuensi gelombang P = 60: 0,6 = 100 per menit
Cara II:
Untuk cara ini diperlukan EKG pada sadapan tertentu yang panjang.
Dihitung interval P-P atau interval R-R selama 3 detik (= 75 mm).
Bila misalnya selama 3 detik ini terdapat 42/3 siklus jantung, maka frekuensi jantung
ialah 42/3 x 20 = 95 per menit.
(Lihat contoh pada gambar 3)
2
HEART RATE = 4 /3 X 20 = 93 beats / minute
KEPUSTAKAAN
1. Sherwood L. Human Physiology, from cells to system. Cardiac Physiology.
2. Silverthorn DL. Human Physiology, an integrated approach. Cardiovascular Physiology.
LEARNING OBJECTIVES
1. To define the following terms: ventilation, inspiration, expiration, diaphragm, external
intercostals, internal intercostals, abdominal-wall muscles, expiratory reserve volume
(ERV), forced vital capacity (FVC), tidal volume (TV), inspiratory reserve volume (IRV),
residual volume (RV), and forced expiratory volume in one second (FEV1).
2. To understand the roles of skeletal muscles in the mechanics of breathing.
3. To understand the volume and pressure changes in the thoracic cavity during ventilation
of the lungs.
4. To understand the effects of airway radius and, thus, resistance on airflow.
INSTRUMENTS
1. Laptop (brought by the students, min. 1 laptop/group)
2. Internet access
PROCEDURES
I. ACCESSING THE PHYSIO EX 9.1 WEBSITE
1. Connect your laptop to the wireless internet access in the physiology laboratory.
2. Open your browser, go to www.physioex.com
3. Choose the PhysioEx 9.1 book.
4. Type “physiologyui” in the login name.
5. Ask your tutor to fill in the password.
SASARAN PEMELAJARAN
Mampu melakukan pengukuran tekanan darah a. brachialis dengan benar
TATA KERJA
1. Orang Percobaan (OP) dalam keadaan duduk dengan tenang.
2. Pasang manset sfigmomanometer pada lengan kanan atas OP.
Syarat pemasangan manset:
- Lengan baju digulung setinggi-tingginya sehingga tidak terlilit oleh manset.
- Tepi bawah manset letaknya ± 2-3 cm di atas fossa cubiti.
- Balon dalam manset harus menutupi lengan atas di sisi ulnar (di atas a. brachialis).
- Pipa karet manset jangan menutupi fosa kubiti.
- Manset diikat cukup ketat.
Kriteria manset yang tepat: Ukuran lebar balon dalam manset 20% lebih besar dari
diameter lengan dan panjangnya cukup melingkari ½ lengan.
3. Dengan cara palpasi, carilah denyut a. brachialis pada fossa cubiti dan denyut a.
radialis pada pergelangan tangan OP.
Catatan : Perabaan denyut a. brakhialis diperlukan untuk memperoleh tempat yang
sesuai dengan peletakan stetoskop. Perabaan denyut a. radialis atau a.
brachialis sangat diperlukan untuk proses pengukuran tekanan darah secara
palpasi.
4. Setelah duduk tenang, siapkan stetoskop di telinga saudara. Pompa manset sambil
meraba a. radialis pada pergelangan tangan atau a. brachialis pada daerah lipat siku
(fosa kubiti) sampai denyut nadi tidak teraba lagi (=tekanan sistolik).
5. Naikkan lagi tekanan dalam manset sebesar ± 30 mmHg di atas tekanan sistolik
palpasi.
Catatan : Bila denyut sudah tidak teraba lagi, kita telah melampaui tekanan sistolik.
6. Letakkan stetoskop di daerah lipat siku (fossa cubiti) sesuai dengan letak a. brachialis
Keterangan:
Sound of Korotkoff. Best & Taylor's Physiol. Basis of Medical Practice, edisi ke 9, 1973,
halaman 150.
Ph.I Sudden appearance of clear, but often faint, tapping sound growing louder
during the succeeding 10 to 14 mmHg fall in pressure.
Ph.II The sound takes on a murmuring in quality during the next 15 to 20 mmHg fall in
pressure.
Ph.III Sound changes little in quality but becomes clearer and louder during the next 5
to 7 mmHg fall in pressure.
Ph.IV Muffled quality lasting throughout the next 5 to 6 mmHg fall in pressure. After
this all sound disappears.
Ph.V Point at which sound disappear.
Gambar TD-1. Posisi lengan, manset, dan stetoskop yang benar pada pengukuran
tekanan darah
SASARAN PEMELAJARAN
Sasaran pemelajaran terminal
Bila dihadapkan pada skenario tentang pengukuran suhu tubuh manusia, mahasiswa
mampu menggunakan pengetahuan tentang cara pengukuran suhu tubuh manusia dan
faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pengukuran, dalam menganalisis skenario tersebut.
TATA KERJA
I. PENGUKURAN SUHU MULUT
1. Bersihkan termometer maksimum dengan alkohol
P-SH-2. Apakah ada perbedaan antara hasil pemeriksaan 3 menit dan 6 menit?
Jelaskan jawaban saudara.
8. Suruh orang percobaan berkumur berulang-ulang dengan air es selama 1 menit.
Segera setelah tindakan ini ulangi langkah 1 s/d 3.
P-SH.4. Mengapa ketiak harus dikeringkan terlebih dahulu sebelum diukur suhunya?
2. Usahakan meniskus air raksa termometer maksimum terletak di bawah skala dengan
mengayun-sentakan termometer tersebut beberapa kali.
3. Suruh orang percobaan berbaring terlentang
4. Letakkan reservoir termometer maksimum di ruang ketiak dan suruhlah OP menjepit
dengan baik
5. Setelah 3 menit baca dan catat suhu ketiak orang percobaan
P-SH.5. Apakah ada perbedaan antara suhu ketiak dan suhu mulut? Apa sebabnya?
JAWABAN PERTANYAAN
P-SH.1. Pada pipa kapiler termometer maksimum, di atas reservoir terdapat penyempitan
sehingga bila suhu reservoir meninggi, air raksa terdorong ke atas, sedangkan bila
suhu reservoir menurun air raksa dalam pipa kapiler tidak dapat turun. Dengan
demikian termometer maksimum hanya menunjukkan suhu maksimum yang terukur.
Pada termometer kimia, pipa kapilernya tidak memiliki penyempitan sehingga air raksa
dapat turun naik secara bebas sesuai dengan suhu yang sedang diukur.
P-SH.2. Hasil pengukuran suhu mulut setelah 3 menit dan 6 menit diharapkan tidak ada
perbedaan karena manusia termasuk golongan homoiterm.
P-SH.3. Suhu pada akhir 3 menit setelah berkumur dengan air es lebih rendah dari pada suhu
pada akhir 3 menit setelah bernapas melalui mulut.
P-SH.4. Agar suhu ketiak tidak dipengaruhi oleh penguapan keringat
P-SH.5. Ada perbedaan, suhu mulut lebih tinggi daripada suhu ketiak. Suhu mulut lebih
menggambarkan suhu inti tubuh.
SASARAN PEMELAJARAN
Mampu melakukan pengukuran denyut nadi perifer pada a. brachialis dan a. radialis dengan
benar
TATA KERJA
1. Pemeriksa berdiri di samping Orang Percobaan (OP).
2. Carilah dengan palpasi menggunakan jari telunjuk dan jari tengah, denyut a. brachialis
pada fossa cubiti lengan kanan OP (lihat Gambar DAP-1.).
3. Lokasi a. brachialis terletak di sisi medial lengan, tepat di bawah tendo otot biceps.
4. Lakukan penilaian denyut arteri tersebut yang meliputi:
a. Frekuensi denyut arteri perifer
Pemeriksaan denyut dilakukan dengan palpasi selama 1 menit.
Frekuensi denyut arteri yang normal adalah 60-100 kali per menit. Frekuensi denyut
<60x/menit disebut bradikardia (pulsus rasus), frekuensi denyut >100x/menit
disebut takikardia (pulsus frequent).
b. Kekuatan denyut arteri perifer
Kuat atau lemah
c. Irama denyut arteri perifer
Tentukan irama denyut teratur (regular) atau tidak teratur (irregular).
5. Ulangi langkah 1-4 untuk memeriksa denyut arteri radialis. Pembuluh darah tersebut
terletak di sisi lateral pergelangan tangan (lihat Gambar DAP-2.)
Gambar DAP-1. Palpasi denyut a. brachialis