Sistem Pencernaan
TENTIR QC LAYOUT
BAIQ AMALIA U. ELVAN WIYARTA ALISA N.
Seksi Pendidikan Kelas Reguler
GININDHA IZZATI S. M. IKRAR H. ANDREAS SURYO W.
KEMAL AKBAR
REFAEL ALFA B.
Sistem Pencernaan
Ilmu Biomedik Dasar: Sistem Pencernaan Chapter 1
Saluran Pencernaan
Tentir QC Layout
1. Mulut;
2. Faring;
3. Esophagus;
4. Lambung;
5. Usus halus; dan
6. Usus besar.
Mulut
Mulut merupakan tempat
masuknya makanan dari luar ke
dalam tubuh. Bibir dan pipi pada
mulut memiliki fungsi untuk menjaga
makanan agar tetap di antara gigi.
Terdapat palate yang membentuk
lengkung yang menjadi bagian atas
dari mulut yang memisahkan mulut
dengan saluran nafas sehingga
bernafas dengan mengunyah dapat
terjadi pada saat yang bersamaan.
Faring
Faring merupakan saluran yang berfungsi memindahkan bolus dari laringofaring
sekaligus menutup saluran udara (glottis dan epiglottis) agar bolus tidak masuk saluran
pernafasan. Tahapan dalam menelan makanan ini dinamakan oropharyngeal stage.
Esophagus
Memindahkan bolus dengan gerakan peristaltik menuju lambung. Pada saluran ini,
tidak terjadi proses pencernaan secara kimiawi.
Lambung
Fungsi dari lambung meliputi:
Usus Halus
Usus halus dibagi menjadi:
1. Segmentasi mengaduk dan mendorong kim (kim merupakan campuran gastric juice,
mukus, dan makanan yang keluar dari lambung).
Fungsi dari segmentasi : mengaduk kim dengan gastric juice dan memastikan kim
terpapar pada lapisan absorbative dari mukosa usus halus.
2. Kompleks motilitas bermigrasi (migrating motility) mengosongkan usus halus.
Terjadi dalam tiga fase:
Fase I : 40-60 menit, kontraksi sedikit.
Fase II: periode 20-30 menit dengan kontraksi peristaltic.
Fase III: Kontraksi gerakan peristaltik yang kuat 5-10 menit, pyloric sphincter di
lambung mengalami relaksasi.
Usus Besar
Fungsi dari usus besar meliputi:
Tentir QC Layout
Kelenjar Ludah
Kelenjar ludah mensekresi air liur encer (enzim) dan kental (lendir).
Terdiri dari:
• Sel mukosa: mensekresi mukus/lender yang berfungsi untuk melindungi mukosa dari
HCl.
b) Kelenjar Pilorus
• Sel G: mensekresi gastrin.
• Sel asinus dan sel duktus sel eksokrin sekresi enzim pencernaan dan cairan
(mengandung NaHCO3 untuk menetralisasi daerah usus dari keasaman HCl). Enzim
pencernaan meliputi amilase, lipase, dan enzim proteolitik.
Tentir QC Layout
Dari jantung, darah yang terokisgenisasi keluar melalui aorta. Darah tersebut
kemudian melewati aorta abdominalis. Darah lalu dialirkan ke saluran pencernaan melalui
tiga cabang utama yang keluar dari aorta abdominalis ini, yaitu arteri seliaka, arteri
mesenterik superior, dan arteri mesenterik inferior.
Arteri Seliaka
Cabang:
Arteri hepatic (common hepatic artery) untuk mendarahi hati.
Arteri hepatica propria menuju hati.
Arteri hepatica kanan mendarahi lobus kanan hati.
Arteri hepatica kiri mendarahi lobus kiri hati.
Arteri gastrica dextra mendarahi kurvator minor lambung.
Arteri gastroduodenal mendarahi duodenum dan lambung.
Arteri gastroepiploik kanan mendarahi kurbatur mayor
lambung.
Arteri pankreatikduodenal superior mendarahi duodenum
dan kepala pankreas.
Arteri gastrica sinistra (left gastic artery) mendarahi kurvatur minor lambung.
Arteri lienalis (splenic artery)
Arteri pankreatik mendarahi leher, badan, dan ekor pancreas.
Arteri gastroepiploik kiri mendarahi kurvatur mayor lambung.
Arteri gastrica brevis mendarahi fundus lambung.
Arteri yang mendarahi limpa.
Darah dari usus halus, caecum, colon ascendens, dan 2/3 awal colon transversus
dibawa oleh vena mesenterik superior.
Perlu diingat bahwa vena ini merupakan perpanjangan dari vena
lienalis, bukan dari vena hepatica porta.
Darah dari 1/3 akhir colon transversus, colon descendens, sigmoid, rektum, dan kanalis
anal dibawa oleh vena mesenterik inferior
Tentir QC Layout
Terdapat 4 peran yang mengatur fungsi sistem pencernaan yaitu: Fungsi autonom
otot polos, pleksus saraf intrinsik, saraf ekstrinsik dan hormon pencernaan. Kali ini kita
akan membahas tentang persarafan pada sistem pencernaan yaitu pleksus saraf intrinsik
dan saraf ekstrinsik.
o Pleksus saraf intrinsik terdiri dari Pleksus Submukosa dan Pleksus Mientrikus/
Pleksus Auerbach.
Mengontrol otot polos, sel endokrin, sel eksokrin dalam saluran cerna. Secara
langsung memperngaruhi motilitas saluran cerna, sekresi getah pencernaan, sekresi hormon
GI melalui interaksi eksitatorik atau inhibitorik. (pada dasarnya bersifat motoris).
Saraf Ekstrinsik
o Saraf Ekstrinsik merupakan saraf dari
kedua cabang saraf autonom yaitu
simpatis dan parasimpatis berasal dari
luar saluran cerna, namun berkontribusi
dalam fungsi saluran cerna.
Saraf Parasimpatis
Datang melalui saraf vagus (N.X). berfungsi meningkatkan motilitas otot polos
dan mendorong sekresi enzim, serta hormon pencernaan.
Keseimbangan Energi
o Keseimbangan energi berarti energi yang masuk harus sama dengan energi yang
keluar.
o Pengeluaran energi berasal dari kerja eksternal (Misalnya: kontraksi otot untuk
memindahkan benda atau objek) dan kerja internal (Misalnya: metabolisme tubuh).
Panas Tubuh
o Energi yang masuk ke dalam tubuh akan diubah menjadi panas.
o Dalam 100% energi 50% energi nutrien dipindahkan ke ATP, dan 50% diubah menjadi
panas.
o Selama pengeluaran
ATP, terdapat 25%
energi yang juga diubah
menjadi energi panas.
o Sebagian besar manusia hidup di lingkungan yang lebih dingin daripada suhu tubuh,
untuk itulah peran panas internal sangat dibutuhkan.
o Asupan panas yang masuk kedalam tubuh harus diseimbangkan dengan panas yang
keluar. Sumber input panas adalah sebagai berikut:
Panas dari lingkungan luar.
Panas dari aktivitas internal.
o Panas yang dihasilkan akan lebih besar dari panas yang dibutuhkan untuk
mempertahankan suhu tubuh pada kisaran normal.
o Pada tubuh terjadi pertukaran panas dari benda yang lebih panas menuju benda kurang
panas, melalui 4 cara yaitu:
Radiasi Pemindahan panas melalui gelombang elektromagnetik.
Konduksi Pemindahan panas antar dua benda yang saling bersentuhan.
Konveksi Pemindahan panas melalui arus udara,
Evaporasi Perubahan cairan menjadi gas yang akan diserap kulit sehingga kulit
menjadi lebih dingin.
Tentir QC Layout
Sistem pencernaan berguna untuk mengangkut nutrisi, cairan, dan elektrolit dari
lingkungan ke dalam tubuh manusia untuk nantinya diserap yang terdiri dari:
Mulut
o Tempat makanan pertama kali masuk dan dicerna secara mekanik dan kimiawi.
Bibir
Tempat memperoleh makanan, mengarahkan makanan sehingga dapat
memasuki rongga mulut, serta untuk membantu berbicara.
Uvula (amandel)
Membantu menutup saluran nafas saat akan menelan.
Lidah
o Tersusun dari otot lurik yang dilapisi oleh membran mukosa.
o Pada permukaannya terdapat papillae yang mengandung taste buds.
o Dilekatkan dengan bagian lantai dari rongga mulut oleh lingua frenulum berada
di bagian bawa lidah, untuk menjaga pergerakan lidah secara posterior.
o Otot pada lidah terdiri dari dua, ekstrinsik dan intrinsik.
Otot ekstrinsik: Menggerakan lidah dari kanan ke kiri, menjulurkan lidah,
membantu membentuk makanan menjadi struktur bulatan, mendorong
makanan masuk ke faring.
Otot intrinsik: Mengubah bentuk dan ukuran lidah saat berbicara atau
mengunyah.
Gigi (dentes)
o Gigi seri atau incisors: Memotong makanan, terdiri dari central dan lateral
incisors, tergantung pada posisinya.
o Gigi taring atau canines: Ujungnya runcing—cusp, merobek dan mengoyak
makanan.
o Gigi geraham: Menghancurkan dan menghaluskan makanan
first and second premolars (gigi geraham yang tumbuh menggantikan gigi
geraham susu)
The first permanent molars (geraham yang tubuh ketika usia 6 tahun, tidak
menggantikan gigi apapun)
The second molars (geraham yang tubuh ketika usia 12 tahun, tidak
menggantikan gigi apapun)
The third molars (geraham yang dapat tumbuh di atas usia 17 tahun atau
tidak tumbuh sama sekali)
Kelenjar saliva
Sekresi saliva ke rongga mulut.
o Glandula parotid: Terletak di anterior-inferior telinga, di antara kulit dan otot
masseter.
o Glandula sublingualis: Terletak di inferior lidah.
o Glandula submandibularis: Terletak di lantai rongga mulut, medial-setengah
inferior terhadap badan mandibular.
Faring
o Saluran (tabung) berbentuk corong,
memanjang dari internal nares menuju
esofagus (secara posterior) atau menuju
laring (secara anterior)
o Dilapisi oleh membran mukosa
o Terdiri dari tiga bagian:
Nasopharynx: Menghubungkan
rongga hidung dengan faring, bekerja
untuk sistem respirasi.
Oropharynx dan laryngopharynx: Meneruskan makanan menuju esofagus dengan
kontraksi ototnya.
Esofagus
o Panjang kurang lebih 25 cm
o Berbentuk tabung
o Terletak posterior dari trakea
o Pada ujung atas esofagus terdapat upper esophageal sphincter yang tersusun dari otot
lurik, berfungsi mengatur masuknya makanan dari faring ke esofagus.
o Pada ujung bawah esofagus terdapat lower esophageal sphincter yang tersusun dari
otot polos, berfungsi mengatur masuknya makanan dari esofagus ke lambung.
o Membran mukus pada dinding: Menyekresi mukus untuk lubrikasi esofagus agar
makanan lebih mudah lewat.
Lambung
o Disebut juga gaster/stomach
o Berukuran lebih besar dari saluran pencernaan lain
o Fungsi:
Menghubungkan esofagus dengan duodenum
Mencerna makanan secara kimiawi (dindingnya menghasilkan enzim-enzim
pencernaan).
Mencerna makanan secara mekanik (otot-otot dindingnya mengaduk makanan
membentuk chyme).
o Terdiri dari empat bagian:
Cardia: Mengelilingi bukaan
esofagus menuju lambung.
Fundus: Bagian berbentuk
membulat yang berada di posisi
lebih kiri dari cardia.
Body/corpus: Bagian
sentral/tengah
Pyloric: Terdiri dari tiga bagian;
pyloric antrum, pyloric canal, dan pylorus. Pyloric antrum menghubungkan body
dengan pyloric, pylorus terhubung dengan duodenum.
Pankreas
o Menghasilkan getah pankreas sebanyak 1200-1500 mL per hari.
Usus Halus
o Atau disebut Small intestine/Intestiunm tenue
o Terdiri dari tiga bagian: Duodenum,
jejunum, ileum.
o Duodenum
Tempat terbesar bagi proses
makanan secara kimiawi.
o Jejunum
Menyerap sari-sari makanan
(monosakarida, asam amino,
mikromolekul lipid).
o Ileum
Menyerap sisa sari-sari makanan
yang tidak terserap di bagian usus halus
sebelumnya.
o Fungsi lain small intestine adalah menghasilkan enzim pencernaan.
Usus Besar
o Atau disebut Large intestine/Intestinum
crassum
o Memanjang dari ileum hingga anus
o Terdiri dari empat bagian: Cecum,
colon, rectum, anal canal
o Fungsi:
Tempat terjadinya refleks defekasi.
Penyerapan air pembentukan
feses.
Menyerap ion dan vitamin.
Menghancurkan protein, karbohidrat,
dan lipid yang tidak sempat dicerna oleh saluran pencernaan di atasnya.
Sintesis vitamin B dan K tertentu.
Membran mukosa menyekresi mukus untuk lubrikasi kolon.
Dinding otot berkontraksi secara peristaltik, mendorong makanan menuju sigmoid
colon dan rektum.
Membantu proses defekasi
Kamilia Rifani Ufairah Elvan W., M. Ikrar. H. Dinda Mawar Cita Puspita
1. Motility
a. Merupakan kontraksi otot untuk mengaduk dan mendorong makanan bergerak
sepanjang saluran pencernaan.
b. Otot polos merupakan poros utama motility.
c. Otot polos berkontraksi oleh pengaruh potensial aksi.
d. Otot polos menjaga tonusnya, agar tekanan saluran pencernaan tetap, mencegah
dinding saluran pencernaan meregang terus-menerus
e. Melakukan gerakan propulsive: Mendorong makanan berjalan di sepanjang saluran
pencernaan.
f. Melakulan gerakan mixing: Mengaduk makanan dan membantu absorbs
(menyebarkan makanan ke permukaan absorbs di sepanjang saluran pencernaan).
g. Motilitas di bagian awal dan akhir sistem pencernaan dipengaruhi oleh otot rangka
(mulut dan external anal sphincter).
2. Sekresi
a. Saluran pencernaan merupakan kelenjar eksokrin sekaligus endokrin
b. Kelenjar eksokrin dari saluran pencernaan sel epithelial terspesialisasi dan organ-
organ pencernaan aksesori (seperti pankreas).
c. Sekret diperoleh dari ekstraksi cairan plasma tubuh dalam volume besar yang
diproses dengan bantuan energi.
d. Sekret diserap kembali ke dalam darah setelah dipergunakan, jika tidak dikembalikan
maka cairan plasma akan berkurang jumlahnya (seperti dalam kasus diare).
e. Kelenjar endokrin dari saluran pencernaan merupakan sel epithelial terspesialisasi
yang menghasilkan hormone dan peptide.
f. Hormon dan peptida diangkut darah menuju organ-organ atau saluran-saluran
pencernaan.
3. Digestion
Tujuan : Menghancurkan secara kimiawi makromolekul dari karbohidrat, protein, dan
lemak, menjadi molekul yang sederhana agar dapat diserap tubuh.
4. Absorption
Tujuan :
a. Menyerap molekul-molekul sederhana (glukosa, galaktosa, fruktosa, asam
amino, asam lemak, dan trigliserol)
b. Menyerap air, vitamin, dan mineral.
Tentir QC Layout
Refael Alfa Budiman Refael Alfa Budiman Dinda Mawar Cita Puspita
1. Fase Cephalic
a. Terjadi sebelum makanan masuk ke lambung (melihat, mencium, memikirkan, dll)
b. Merangsang lambung untuk mensekresikan enzim
c. Dirangsang langsung oleh sistem saraf pusat
2. Fase Gastric
a. Terjadi saat makanan memasuki lambung
b. Regangan dari makanan memicu kontraksi dinding lambung dan sekresi gastrin
dan histamin
c. Gastrin dan histamine akan merangsang sel parietal dan sel chief untuk
menghasilkan HCL dan pepsin.
3. Fase Intestinal
a. Terjadi saat makanan meninggalkan lambung
b. Sistem saraf simpatik akan menginhibisi kontraksi lambung
c. Inhibisi sekresi gastrin
d. Peningkatan sekresi secretin akibat pH chime yang rendah. Secretin berfungsi
untuk merangsang pancreas untuk mengeluarkan NaHCO3 untuk meningkatkan pH
chyme.
e. Peningkatan sekresi CCK (Cholecystokinin) akibat dijumpainya lemak pada chime.
CCK akan merangsang vesical velea untuk mensekresikan getah empedu yang
berfungsi untuk mengemulsi lemak.
Tentir QC Layout
Refleks Defekasi
Proses Terjadinya Refleks Defekasi
• Refleks defekasi muncul saat feses berpindah dari kolon ke rektum, sehingga ada
tekanan yang memicu reseptor pada rektum sehingga memicu gerak peristalsis agar
feses bergerak menuju anus.
• Pada saat gerakan peristaltik, massa kolon mendorong isi kolon sigmoid ke dalam
rektum, terjadi peregangan rektum yang kemudian merangsang reseptor regang di
dinding rektum dan memicu refleks defekasi.
• Short reflex:
Stimulasi pleksus mesentrikus untuk
memulai gelombang peristaltik yang
mendorong feses dari rektum ke canal
anus.
• Long reflex:
Stimulasi saraf parasimpatik sehingga menyebabkan relaksasi internal anal sphincter
(IAS) secara involunter (IAS tidak dapat digerakan secara volunter). Selain itu, long
reflex juga memicu stimulasi saraf somatic yang menginervasi external anal sphincter
(EAS) secara volunteer.
Agar proses defekasi dapat terjadi, IAS dan EAS harus berelaksasi, oleh karena itu
dibutuhkan relaksasi EAS (yang dapat diatur secara sadar) oleh tubuh agar dapat
melakukan defekasi.
Tentir QC Layout
Keseimbangan energi adalah kondisi dimana energi yang masuk sesuai dengan
proporsi yang keluar.
Energi tubuh yang tidak seimbang akan diseimbangkan dengan metabolisme, selain
itu dengan regulasi asupan makanan.
1. Keseimbangan netral, yakni ketika energi yang dimiliki tubuh sama dengan energi
yang dikeluarkan tubuh pada proses eksternal maupun internalnya.
2. Keseimbangan positif, yakni keadaan ketika asupan energi lebih banyak daripada
yang dikeluarkan sehingga menyebabkan energi yang berlebih itu tersimpan dalam
tubuh dan biasanya berada pada jaringan adiposa atau lemak.
3. Keseimbangan negatif, yakni keadaan asupan energi tubuh lebih sedikit jika
dibandingkan dengan energi yang harus dikeluarkan sehingga akibatnya adalah
digunakannya energi cadangan atau simpanan energi.
Referensi j
1. Tortora GJ, Derrickson B. Principles of anatomy & physiology. 14th ed. USA: John
Wiley & Sons Inc; 2014.
2. Sherwood L. Introduction to Human Physiology. 8th ed. West Virginia: Cengage
Learning; 2013.
3. Sherwood L. Human physiology from cells to systems. 9th ed. Canada: Cengage
Learning; 2016.
4. Martini, Frederic H. Anatomy & Physiology. 10th ed. San Fransisco: Pearson
Education ; 2012.