Arief Purnama M.
Arif Ramadhan Tansir
Fachri Anugrah S.
Shafira Chairunnisa
Rumaisha Hasnah I.
Tentir
Hansel Tengara W.
Quality Control
ORGANISASI
Atom Molekul Sel Jaringan Organ Sistem organ Organisme (Sederhana ke
kompleks)
ORIENTASI
Anterior – Posterior : Depan – Belakang
Superior – Inferior : Atas – Bawah
Lateral – Median : Tepi – Tengah
Dextra – Sinistra : Kanan – Kiri
Proximal – Distal : Menjauhi – Mendekati
Superficial – Deep : Permukaan – Dalam
Ipsilateral – Kontralateral: Sisi sama – Sisi bersebrangan Memindahkan udara dari
dan ke paru-paru
Sagittal (medial) : memotong tubuh secara vertikal. Membagi tubuh menjadi bagian
kanan dan kiri secara simetris.
Coronal (frontal) : memotong tubuh vertikal. Membagi menjadi bagian depan dan
belakang.
Axial (lateral) : memotong tubuh secara horizontal. Membagi menjadi bagian atas
dan bawah.
A. KARBOHIDRAT
Biomolekul terdiri dari karbon, hidrogen, dan oksigen. Secara struktur merupakan
aldehid atau keton polihidroksi. Terbagi atas monosakarida dan polisakarida.
Berfungsi sebagai sumber energi utama dalam sel, gula pentosa dalam asam nukleat,
dan salah satu penyusun membran plasma.
B. PROTEIN
Biomolekul terdiri dari asam amino. Asam amino terbuat dari gugus fungsional asam
karboksilat dan amina. Protein memiliki ikatan peptida. Berperan sebagai pelaku
utama metabolisme sebagai enzim atau hormon atau sebagai salah satu penyusun
membran plasma. Protein memiliki empat tingkatan struktural yaitu:
Struktur primer, menonjolkan urutan rantai asam amino dari suatu polipeptida.
Struktur sekunder, rantai asam amino mengalami pelipatan membentuk struktur
yang disebut alfa-helix atau beta-sheet. Pelipatan ini dipengaruhi ikatan hidrogen.
Struktur Tersier, pelipatan lanjutan yang dipengaruhi oleh gaya lain selain ikatan
hidrogen, contohnya adalah ikatan ionik dan interaksi hidrofobik. Struktur tersier
menunjukkan bentuk protein.
Struktur Kuartener, terdapat pada protein-protein tertentu yang disusun oleh
lebih dari satu polipeptida, contohnya pada protein globin.
D. ASAM NUKLEAT
Asam nukleat adalah makromolekul polimer yang terdiri dari monomer nukleotida.
Nukleotida terdiri dari gula pentosa (deoksiribosa pada DNA dan ribosa pada RNA),
basa nitrogen (adenin, timin, guanin, dan sitosin pada DNA; adenin, urasil, guanin,
dan sitosin pada RNA), dan fosfat. Nukelosida adalah struktur yang terdiri dari gula
pentosa dan basa nitrogen (tanpa fosfat). Ikatan yang menyatukan nukelotida-
nukleotida pada asam DNA dan RNA disebut ikatan fosfodiester, sedangkan ikatan
antar basa nitrogen (adenin dengan timin atau urasil, guanin dengan sitosin)
dipengaruhi oleh ikatan hidrogen. Asam nukleat berperan sebagai materi genetik
dan hereditas, serta dalam pengaturan sintesis protein pada sel.
FKUI 2015 SOLID Page 6
STRUKTUR ORGANISASI SEL DAN FUNGSINYA
Struktur sel dibagi menjadi tiga membran plasma yang membungkus sel, nukleus, dan
sitoplasma yang mengandung berbagai organel yang memiliki fungsi khusus.
A. MEMBRAN PLASMA
Membran yang membungkus setiap sel. Membran sel memisahkan antara cairan intrasel
(ICF) dan cairan ekstrasel (ECF). Membran plasma dapat digambarkan dengan model
mosaic fluid. Membran plasma tersusun atas fosfolipid, protein, karbohidrat, dan
kolesterol.
1. Fosfolipid
Menyusun diri menjadi fosfolipid bilayer. Fosfolipid merupakan dua molekul asam
lemak (bersifat nonpolar) yang berikatan dengan gugus fosfat (bersifat muatan
negatif) sehingga bersifat ampifatik. Asam lemaknya (ekor) bersifat hidrofobik dan
molekul fosfat (kepala) bersifat hidrofilik. Fosfolipid disatukan menjadi fosfolipid
bilayer dan dapat bergerak secara bebas seperti minyak goreng. Makin banyak ikatan
rangkap pada fosfolipid maka membran juga semakin cair. Antara molekul fosfoilipid
yang satu dengan lainnya bisa berpindah tempat. Fungsi fosfolipid:
• Membentuk struktur dasar membran
• Mempertahankan konsentrasi zat di luar dan dalam sel
• Mengatur fluiditas membran
2. Kolesterol
Terselip di antara fosfolipid dan sifatnya mengurangi fluiditas membran pada suhu
sedang dengan cara mengurangi pergerakan fosfolipid sehingga membran lebih kaku.
Namun, kolesterol juga membantu membran plasma agar tidak mudah membeku
(solidifikasi) pada suhu dingin.
3. Protein
Protein membran terbenam di antara lapisan fosfolipid. Protein ada yang berupa
protein integral dan protein perifer. Protein integral (transmembran) menembus dua
lapis fosfolipid dan biasanya berupa protein heliks alfa sedangkan protein perifer
tidak menembus membran dan hanya menempel. Fungsi protein pada membran:
Protein transpor seperti ion gated channel dan protein kotranspor
Protein reseptor misalnya pada pengenalan hormon dan reseptor bersifat spesifik
• Protein enzim
• Protein perekat sel seperti kaderin dan integrin
1. Membran
Terdiri dari membran ganda yang mempunyai kompleks pori untuk meregulasi masuk
dan keluarnya protein, RNA dan makromolekul.
2. Nukleoplasma
Di dalamnya mengandung kromatin yang berisi DNA yang membawa informasi
genetik. Fungsi DNA secara umumm adalah mengarahkan sintesis protein.
1. Ribosom
FKUI 2015 SOLID Page 10
Merupakan organel yang tersusun dari protein dan RNA ribosom yang terbagi
menjadi subunit kecil dan subunit besar. Ribosom berfungsi untuk melakukan
sintesis protein khususnya tahap translasi menerjemahkan mRNA yang keluar dari
nukleus. Ribosom terdapat di sitoplasma secara bebas dan ada yang menempel di
membran nukleus dan retikulum endoplasma kasar.
2. Retikulum Endoplasma
Merupakan salah satu sistem endomembran bersama membran nukleus, lisosom,
badan Golgi, dan vakuola.
Sistem endomembran: Sistem yang melakukan beberapa tugas yakni mentranspor
protein, lipid, dan makromolekul lainnya masuk ke organel sel atau keluar sel yang
dihubungkan melalui membran maupun vesikel yang membawa zat tersebut.
RE berupa jejaring membran dan kantung bermembran (sisterna) yang melindungi
bagian dalam (lumen) RE dengan sitoplasma. RE terbagi menjadi retikulum
endoplasma kasar (ada ribosom terikat) dan retikulum endoplasma halus (tanpa
ribosom terikat)
RE Kasar. Berfungsi untuk melakukan sintesis protein membentuk
polipeptida yang nantinya akan ditranpor ke dalam lumen untuk dimodifikasi
menjadi protein kompleks misal penyusun membran plasma dan hormon lalu
disalurkan keluar melalui vesikel.
RE Halus. Tempat sintesis lipid misal steroid, memetabolisme karbohidrat, dan
melakukan detoksifikasi racun dan obat. Pada sel otot, RE halus menyimpan ion
kalsium yang sangat penting pada proses kontraksi otot.
3. Badan Golgi
Berupa kantong pipih bermembran (sisterna) yang saling menumpuk menjadi suatu
kesatuan yang berfungsi menerima vesikel dari RE untuk melakukan modifikasi
produk lebih lanjut
Bagian yang dekat dengan RE (menerima vesikel) disebut sisi cis dan bagian yang
berlawanan (mengirim vesikel ke tempat lain) disebut sisi trans.
Badan Golgi berfungsi untuk:
4. Lisosom
Merupakan organel yang dihasilkan dari modifikasi RE dan khususnya badan
Golgi. Di dalam lisosom terdapat enzim hidrolitik, dibuat di RE dan diproses lebih
lanjut di RE.
Fungsi lisosom: Melakukan percernaan intraseluler, memakan partikel atau
organisme asing melalui proses fagositosis, dan menguraikan organel nonfungsional
(autofagi).
5. Mitokondria
Merupakan organel yang berbentuk lonjong atau batang dan memilki ukuran
seperti bakteri. Mitokondria terdiri dari membran luar yang mulus dan membran
dalam yang berlipat-lipat dengan krista (struktur membran dalam yang terlipat
ke arah dalam), matriks yang berisi berbagai enzim, dan ruang antarmembran
mitokondria. Mitokondria memiliki DNA sendiri yang berbeda dengan DNA nukleus
dan juga terdapat ribosom. Mitokondria merupakan turunan bakteri yang
bersimbiosis dan bergabung dengan sel primitif dan kemudian menjadi organel yang
bersifat tetap. Mitokondria berfungsi sebagai tempat utama pembentukan ATP yaitu
melalui proses metabolisme intraseluler.
8. Sitoskeleton
Merupakan rangkas bagi sel dan berfungsi mempertahankan bentuk sel dan letak
organel-organel. Sitoskeleton memiliki komponen mikrotubulus, mikrofilamen, dan
fileman intermediet.
Mikrotubulus. Berbentuk tabung panjang berongga dengan diameter sekitar
25 nm. Mikrotubulus tersusun oleh protein tubulin. Fungsinya untuk
mempertahankan bentuk sel, pergerakan kromosom saat pembelahan, dan
pergerakan sel (pada silia dan flagela).
Mikrofilamen. Merupakan aktin-aktin yang teranyam (membentuk heliks) satu
sama lain dengan diameter 7 nm. Di sel otot, mikrofilamen tersusun atas aktin.
Fungsi mikrofilamen adalah untuk gerak kontraktil seperti kontraksi otot dan
gerak amuboid. Mikrofilamen juga ditemukan pada saat sitokinesis.
Filamen intermediet. Berupa protein serat yang membentuk benang tebal dengan
diameter 8-12 nm. Penyusunnya adalah protein keratin dan familinya. Fungsi
filamen intermediet adalah untuk menahan stres mekanis dan mempertahankan
bentuk sel.
BERDASARKAN STRUKTUR
Protein perifer, menempel pada kepala fosfat membran sel
Protein integral, menembus membran sel
Lipid-anchored proteins, memiliki struktur non-protein yang menjangkarkan protein
pada membran sel
BERDASARKAN FUNGSI
Protein Transpor Transportasi zat
o Channel >> berbentuk saluran
– Mechanically-gated : Terbuka ketika ada rangsangan mekanis
– Chemically-gated : Terbuka ketika ditempeli zat kimia tertentu
– Voltage-gated : Terbuka ketika ada perubahan potensial membran
– Open channels : selalu terbuka
o Carrier >> mengalami perubahan konformasi/bentuk saat melakukan fungsi
transport
– Uniport: Transpor satu molekul
– Symport: Transpor dua molekul ke arah yang sama
– Antiport: Transpor dua molekul ke arah yang berlawanan (satu molekul masuk,
satu keluar)
Protein Reseptor Menerima informasi
Protein Struktural Cell junctions dan sitoskeleton
Protein Enzimatik biasanya fungsinya berkaitan erat dengan protein reseptor
TRANSPOR AKTIF
– Melawan gradien konsentrasi (molekul ditranspor dari konsentrasi rendah ke tinggi)
– Memerlukan energi dalam bentuk ATP
– Menyediakan gradien konsentrasi bagi transport aktif sekunder.
– Contoh: ion natrium ditanspor melawan gradien konsentrasinya keluar sel (transport
aktif primer) untuk membantu transport glukosa ke dalam sel. Karena transport glukosa
membutuhkan ion natrium yang berasal dari transport aktif primer, maka transport
glukosa ke dalam sel termasuk dalam transport aktif sekunder.
TRANSPOR PASIF
– Tidak membutuhkan energi
– Menuruni gradien konsentrasi (transportasi zat dari konsentrasi tinggi ke rendah)
– Difusi sederhana, molekul langsung bergerak menembus membran
– Difusi terfasilitasi, pergerakan molekul dibantu oleh protein membrane
Dalam nukleus,
Letak DNA Sitoplasma
mitokondria, dan kloroplas
Manusia+ lingkungan
Jika melewati
Sehat batas tertentu,
sakit
Parameter Kesehatan
Homeostasis adalah usaha yang dilakukan makhluk hidup untuk menjaga kondisi tunak
(seimbang) pada tubuhnya. Misalnya, ketika suhu tubuh turun, manusia akan menggigil
untuk meningkatkan suhu tubuhnya dalam batasan tertentu. Sebaliknya, jika suhu tubuh
naik, manusia akan mengeluarkan keringat. Secara umum, proses homeostasis ditunjukkan
pada gambar di bawah ini:
Umpan balik terbagi menjadi dua, yaitu umpan balik negatif dan positif. Pada umpan balik
negatif, hasil akhir dalam jalur tersebut akan menghambat stimulus awal sehingga respons
akan dihentikan. Umpan balik negatif digunakan terutama dalam homeostasis. Sebaliknya,
pada umpan balik positif, hasil akhir pada jalur akan menambah stimulus awal sehingga
respons yang dihasilkan semakin kuat. Berikut adalah contoh umpan balik negatif (kiri) dan
positif (kanan).
Struktur sel dibagi menjadi tiga membran plasma yang membungkus sel, nukleus, dan
sitoplasma yang mengandung berbagai organel yang memiliki fungsi khusus. Jaringan yang
menyusun tubuh manusia terdiri atas jaringan epitel, jaringan penyambung (ikat),
jaringan otot, dan jaringan saraf.
A. JARINGAN EPITEL
Jaringan epitel mempunyai dua bentuk: (1) Sebagai lembaran sel yang kontinu (epitel)
yang menyelubungi tubuh pada permukaan luar dan melapisi bagian dalam, dan (2)
Sebagai kelenjar yang berasal dari sel epitel yang berinvaginasi. (Sumber: Histologi Leslie
R. Gartner (Non-Parafase))
C. JARINGAN OTOT
Jaringan otot menyusun hampir sebagian besar tubuh kita. Berikut ini adalah klasifikasi
jaringan otot:
1. Otot lurik (rangka)
2. Otot polos
3. Otot jantung
Martini,
Timmons &
Tallitsch,
Human
Anatomy.
7th edition.
Benjamin
Cummings.
2012
HUBUNGAN ANTARSEL
Sel-sel perlu dihubungkan untuk membentuk jaringan
Kelangsungan hidup organisme bergantung pada bagaimana sel-sel
tersebut berhubungan dan berinteraksi satu sama lain dalam menjalankan fungsinya
Jenis penghubung antarsel menentukan sifat jaringan yang terbentuk
Sel-sel tsb dihubungkan oleh:
Cell Adhesion Molecules (CAM)
Matriks ekstraseluler (ECM)
Specialized cell junction (sambungan sel khusus)
b. Tight Junctions
o Kedua sel menempel langsung
untuk memblokir jalur masuk
zat pada sel
o Sel menempel karena protein
okludin pada bagian luar
membran tiap sel bersatu
o Impermeabel
o Terdapat pada jaringan epitel
c. Gap Junctions
o Terdapat celah di antara 2 sel, kedua sel dihubungkan oleh protein konekson
yang berbentuk seperti tabung
o Diameter konekson yang kecil memungkinkan zat-zat untuk keluar masuk. Hal
ini berguna pada jaringan yang mengharuskan terjadinya pertukaran zat yang
intensif, misalnya absorpsi nutrisi
o Molekul sinyal ditransfer melalui konekson, memungkinkan komunikasi
antarsel
Definisi Komunikasi antarsel yang terjadi Komunikasi sel ketika sel penyekresi
dengan jarak yang cukup berdekatan merespon terhadap molekul isyarat
dengan sel sekresi yang yang disekresikan oleh dirinya sendiri.
menyekresikan molekul regulator
lokal yang menargetkan sel target di
sekitarnya
Contoh Faktor Pertumbuhan (Growth Factor)
Hormon merupakan salah satu bentuk komunikasi sel secara kimiawi dengan jarak
yang jauh. Pada komunikasi jarak jauh secara kimiawi, terlibat komponen sel penyekresi,
molekul isyarat (persinyalan) dan sel target. Sel penyekresi merupakan sel yang bertugas
“Strength does not come from winning. Your struggles develop your strength,
when you go through hardships and decide not to surrender. That is strength.”
-Mahatma Gandhi -