PRINSIP
GENETIKA
Humaira Zakiya
2106654302
IBD 1 QBD-35
LTM-DK 2 Fakultas Farmasi
Struktur dan Lokasi Materi Genetika
A. GEN
Gen adalah unit fisik dan fungsional dasar hereditas.. Sebuah studi menyatakan manusia memiliki 20.000-
25.000 gen. Setiap orang memiliki dua buah salinan gen yang diwariskan dari orang tua. Sebagian besar gen
sama pada semua orang, tetapi ada sejumlah kecil gen (kurang dari 1%) yang berbeda pada setiap orang. Alel
adalah bentuk dari gen yang sama dengan perbedaan kecil pada urutan basa DNAnya. Perbedaan ini
berkontribusi pada ciri fisik seseorang (seorang berbeda dengan yang lain)
STRUKTUR
B. DNA
LOKASI
Kromosom tidak tampak pada nuKleus (inti sel) dan
baru akan tampak saat sel mengalami pembelahan
(DNA menjadi lebih rapat)
STRUKTUR
Setiap kromosom memiliki sentromer, yang
membagi kromosom menjadi dua bagian (lengan).
Lengan pendek kromosom diberi label "lengan p".
Lengan panjang kromosom diberi label "lengan
q".
HUBUNGAN
KROMOSOM,
KROMATIN, DNA, DAN
GEN
HUBUNGAN
KROMOSOM,
KROMATIN, DNA, DAN
GEN GEN
DNA ada di dalam setiap sel yang kita miliki. DNA DNA
dikemas sedemikian rupa dengan protein yang
disebut protein protein histon. DNA yang dikemas
dengan protein histon disebut nukleosom. Rangkaian
KROMATIN
nukleosom disebut kromatin, kemudian rangkaian
kromatin dikenal dengan kromosom. Unsur paling
kecil adalah gen dan yang paling rumit adalah
kromosom. KROMOSOM
Mekanisme Penurunan Sifat
PENURUNAN SIFAT INDUK KE KETURUNAN
Proses ini adalah mekanisme meiosis, di mana bertujuan untuk mengurangi jumlah kromosom supaya saat fertilisasi, sel
anakan memiliki jumlah kromosom sama dengan induk dan memiliki variasi genetik.
Crossing Over
1. Leptopten
2. Zygoten
Kromosom terkondensasi; kromosom homolog berdekatan dan membentuk sinapsis. (Tempat perlekatannya:
chiasmata). Kromosom homolog yang bersinapsis membentuk tetrad atau bivalent; terjadi crossing over.
3. Pakiten
Kromosom makin menebal; terbentuk kompleks
synaptonemal, dimana kromosom dari banyak sel
yang kekurangan kompleks ini tidak terpisah
dengan benar; terjadi crossing over
4. Diploten
Centromer Kromosom homolog terpisah sesudah
crossing over
5. Diakinesis
Kromosom terus terkondensasi, tempat
perlekatan ada di ujung
Perbedaan Genotip dan Fenotip
Perbedaan Genotipe dan fenotipe
Genotip adalah sifat yang dipakai untuk menyatakan keadaan genetik suatu individu. Fenotipe adalah sifat fisik yang dapat
diamati pada suatu individu. Yang dapat diamati termasuk perkembangan, penampilan, dan perilaku.
● Genotipe tersebut menentukan dengan secara genetis sifat-sifat yang diwariskan dari organisme, namun tetapi kalau
fenotipe merujuk pada tampilan sebenarnya dari sifat-sifat ini
● Genotipe tersebut ditentukan oleh gen yang diwariskan, sedangkan pada fenotipe itu ditentukan oleh pengaruh faktor
lingkungan
● Semakin kompleks sebuah proses biologis, maka akan semakin banyak efek dari faktor lingkungan di atasnya dan oleh
sebab itu kemungkinan fenotipe ini akan lebih dominan.
Perbedaan Penurunan Sifat
Menurut Hukum Mendel dan Non-Mendelian
HUKUM MENDEL
Hukum Mendel adalah hukum pewarisan sifat yang mengikuti aturan yang ditetapkan Mendel.
Persilangan monohybrid: persilangan dengan satu sifat berbeda. Percobaan awal menggunakan kacang polong.
Contoh: Persilangan antar bunga ungu (PP) dengan bunga putih (pp).
Pada F1 heterozigot menghasilkan warna ungu. Ketika F1 disilangkan dengan sesamanya terjadi pemisahan
alel dalam pembentukan gamet sesuai dengan Hukum Mendel I. Pada F2 dihasilkan keturunan dengan
perbandingan fenotip 3 : 1, sedangkan perbandingan genotipnya 1 : 2 : 1.
B. Hukum Mendel II (Hukum Asortasi Bebas)
6. Extranuclear inheritance
Mitokondria pada manusia hanya berasal daripada ibu.
Penyebabnya yaitu mitokondria sel sperma tidak berhasil
memasuki ovum.
TABEL PERBEDAAN
Pola pewarisan sifat yang pertama adalah pautan gen. Setiap kromosom mengandung gen yang tersimpan di
tempat khusus yang disebut lokus. Gen-gen ini dapat berada pada kromosom yang sama atau kromosom yang
berbeda.
Gen-gen yang berada dalam satu kromosom homolog yang sama dan letaknya saling berdekatan ini yang
disebut sebagai pautan gen (gene linkage). Akibat letaknya yang saling berdekatan, gen-gen tersebut akan tetap
bersama sampai saat pembentukan gamet (sel kelamin).
Pautan dari dua macam gen atau lebih akan menghasilkan jumlah gamet yang lebih sedikit dibandingkan
dengan gen-gen yang tidak berpautan. Oleh karena itu, keturunan yang dihasilkan akan memiliki perbandingan
fenotip dan genotip yang lebih sedikit pula. Contoh kasus pautan gen dapat kamu temui pada persilangan
tanaman ercis pada gambar di bawah ini.
Dalam peristiwa pindah silang akan terbentuk
kombinasi parental dan kombinasi rekombinan
B. PINDAH SILANG (Crossing Over) (kombinasi baru). Gen-gen yang berpautan tidak
selamanya terpaut. Pindah silang menyebabkan
Pindah silang adalah peristiwa pertukaran segmen pergantian alel di antara kromosom-kromosom
kromatid yang bukan saudaranya dari sepasang homolog, menghasilkan kombinasi yang tidak
kromosom homolog. Pindah silang terjadi saat ditemukan pada induknya. Pindah silang
pembelahan meiosis I, yaitu pada akhir profase I atau meningkatkan keanekaragaman genetic selain yang
awal metaphase I. Peristiwa tersebut menghasilkan dihasilkan oleh pengelompokan gen secara bebas.
kombinasi baru (rekombinan gen) dari sifat
induknya. Pindah silang mengakibatkan terbentuknya
empat macam gamet, dua macam gamet yang
sifatnya sama dengan induknya (tipe parental) dan
dua macam gamet yang merupakan hasil pindah
silang (tipe rekombinan).
C. GAGAL BERPISAH (Non-disjunction)
Probabilitas kelainan genetik adalah resiko untuk perkiraan resiko untuk janin yang sedang dikandung dan
resiko berulangnya penyakit genetic yang sama pada anggota keluarga lain. Keduanya dianalisis dengan
mempertimbangkan adanya Riwayat penyakit genetic dalam anggota keluarga lain atau resiko dalam populasi
tertentu berdasarkan studi populasi tanpa adanya Riwayat penyakit genetic dalam keluarga tersebut. Penyakit
genetic yang ditimbulkan mutase gen tunggal seringkali bisa dianalisis secara pasti. Pada kondisi tertentu
resiko kemungkinan menderita mutase gen tunggal bisa dipengaruhi dari pengumpulan data dalam pedigree
chart dan gambaran klinis penderita. Hal tersebut membantu penentuan bentuk dan isi konseling yang akan
diberikan dalam proband maupun anggota keluarga lainnya. Peyakit genetic yang ditimbulkan mutase gen
tunggal dan mengikuti pola aturan mendel secara umum mempunyai resiko pewarisan yang lebih tinggi
daripada resiko pengulangan dalam penyakit yang ditimbulkan mutase kromosom.
Walaupun perhintungan resijo dalam penyakit Resiko tinggi dengan kondisi kelainan yang ringan
mendelian juga dipengaruhi factor-faktor non- dan tersedianya treatment mungkin bisa diterima,
mendelian seperti reduces penetrance, mutase baru, dimana resiko rendah tetapi dengan kondisi kelainan
dan lainnya. Misalnya ketulian yang diturunkan yang berat akan berdampak dalam pengambilan
secara autosomal resesif yang bisa dipengaruhi oleh keputusan dilanjutkan atau diberhentikannya
lebih dari tiga puluh lokus yang berbeda. Maka kehamilan. Sebaliknya, bila tidak dimungkinkan
resiko anak yang lahir dari kedua orangtua yang dilakukan diagnosis prenatal, kehamilan dengan
menderita hanya akan menderita bila lokus yang janin beresiko tinggi mempunyai kelainan genetic
mutase sama. Tapi bila lokus penyebab ketulian yang bersifat letal mungkin lebih bisa diterima
tersebut berbeda maka hasilnya juga akan berbeda. daripada kelahiran hidup dengan kelainan yang
Perkiraan resiko ini juga akan mempengaruhi memerlukan perawatan seumur hidup.
persepsi terhadap kehamilan dengan resiko janin
dengan penyakit genetik.
DEFINISI
Pemeriksaan kromosom penting dilakukan untuk mendeteksi kelainan kromosom. Tujuan pemeriksaan
kromosom adalah mengetahui apakah calon orang tua adalah pembawa resesif alel heterozigot atau tidak.
Selain itu pemeriksaan kromosom juga bertujuan untuk mengindikasikan adanya kelainan dari anak yang
mengalami gangguan resesif dari orang tuanya yang memiliki fenotipe normal. Ada 2 tipe pemeriksaan
kromosom yaitu tes skrining dan diagnostik.
Kesimpulannya, pemeriksaan kromosom berfungsi untuk mendeteksi adanya kelainan pasa kromosom,
sehingga dapat memeriksa adanya penyakit genetik, kelainan-kelainan, penyakit tertentu pada darah dan sistem
limfatik.
Sama seperti tes NIP, tes ini dapat menentukan
A. TES SKRINING adanya resiko down syndrome, edward syndrome,
atau patau syndrome.
Tes ini mendeteksi tanda-tenda pada bayi yang
mengalami kelainan kromosom tetapi tidak dapat 3. Tes Tripel (screening serum)
menentukan kelainan bayi yang dimiliki secara pasti. Tes tripel dilakukan untuk menentukan kadar hormon
tertentu dalam darah ibu, biasanya dilakukan pada
1. Prenatal Non-Invasif (NIPT) kehamilan 15-20 minggu. Tes ini dapat menilai
Tes NIPT dilakukan dengan melibatkan sampel sel resiko edward syndrome, patau syndrome, dan juga
darah ibu untuk melihat DNA bayi dan biasanya down syndrome.
dilakukukan pada 10 minggu keatas. Tes ini
menentukan adanya resiko down syndrome, edward
syndrome, atau patau syndrome.
Prosedur pemeriksaan :
- Sampel dari cairan ketuban bisa diambil mulai
minggu ke-15 kehamilan.
- Tes biokimia dan genetik bisa segera dilakukan
segera di cairan amnion atau nanti sel janin yang sudah
dikulturasikan terlebih dahulu.
- Sel janin harus dibiakkan selama beberapa minggu
untuk mendapatkan seluruh kariotipe.
Tahapan Fetal Testing
dan Amniosentesis
Indikasi Pemeriksaan Kromosom
Replikasi DNA adalah proses penggandaan DNA yang semula satu DNA menjadi 2 DNA identik. Awalnya,
ikatan yang menghubungkan antara 2 untai DNA akan diputus. Setiap rantai DNA yang terpisah akan menjadi
cetakan untuk pembentukan rantai DNA yang baru.
Tahap Replikasi DNA
Transkripsi DNA adalah proses sintesis untuk membentuk mRNA. (Reece et al., 2011)
Mekanisme transkripsi DNA dimulai dengan menempelnya RNA Polimerase di double helix DNA sehingga
rantai DNA terbuka. Selanjutnya RNA Polimerase menambahkan basa nitrogen yang sesuai dengan
pasangannya pada template. Dengan begitu terbentuklah mRNA.
Mekanisme Translasi DNA
dan Kode Genetik
DEFINISI
Translasi adalah sintesis polipeptida menggunakan informasi dalam mRNA. Selama tahap ini, terjadi
penerjemahan. Sel harus menerjemahkan urutan nukleotida molekul mRNA ke dalam urutan asam amino
polipeptida. Translasi berlangsung pada ribosom, molekul kompleks yang memfasilitasi pengikatan asam
amino yang teratur menjadi rantai polipeptida.
TAHAP TRANSLASI
1. Inisiasi
Mutasi merupakan kejadian/proses perubahan susunan maupun jumlah materi genetik pada DNA, RNA, atau
kromosom suatu individu yang bersifat menurun. Perubahan sifat pada tingkatan sel atau individu dapat
disebabkan oleh perubahan materi genetik.
Pada dasarnya, mutasi gen adalah mutasi titik (point mutation),yakni perubahan materi genetik pada gen akibat
urutan basa nitrogen pada rantai DNA yang berubah.Peristiwa yang terjadi pada mutasi gen adalah perubahan
kimiawi pada satu atau beberapa pasangan basa dalam satu gen tunggal. Hal ini akan menyebabkan perubahan
sifat individu tanpa perubahan susunan maupun jumlah kromosomnya. Urutan basa nitrogen yang mengalami
perubahan nantinya dapat menyebabkan perubahan pada urutan asam amino yang juga menyebabkan
perubahan fenotip dan genotip suatu individu.
Jenis-jenis Mutasi Gen
Berdasarkan perubahan kode genetik
Aziza, U. (2019). ANALISIS MISKONSEPSI MATERI SUBSTANSI GENETIK PADA SISWA KELAS XII IPA MA NURUL ULUM
MUNJUNGAN TAHUN AJARAN 2018/2019. Available at http://repo.iain-tulungagung.ac.id/12722/8/BAB%20V.pdf
Baharuddin, H., & Idrus, I. K. (2020). Mutasi Genetik dan Teori Evolusi. DirektoratPendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus.
Reece, J. B., Urry, L. A., Cain, M. L., Steven A. Wasserman, Peter V. Minorsky, & Robert B. Jackson. (2011). Campbell Biology Ninth
Edition (9th ed.).
yourgenome. (2015). From DNA to protein - 3D [Video]. Retrieved 16 September 2021, from
https://www.youtube.com/watch?v=gG7uCskUOrA .
D A F TA R P U S TA K A
Campbell, N. A., Urry, L. A., Cain, M. L., Wasserman, S. A., Minorsky, P. V., & Reece, J. B. (2017). Campbell Biology (11th ed.). New York: Pearson.
Irnaningtyas. (2018). Biologi untuk SMA/MA Kelas XII Kurikulum 2013 Revisi. Jakarta: Erlangga.
http://repositori.kemdikbud.go.id/20447/1/Kelas%20XII_Biologi_KD%203.6.pdf
MODUL PEMBELAJARAN ANALISA GENETIKA - PDF Free Download. adoc.pub. (2021). Retrieved 16 September 2021, from
https://adoc.pub/modul-pembelajaran-analisa-genetika.html .
Nurhayati, B., Darmawati, S. (2017). Biologi Sel dan Molekuler. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Available at
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/11/BIOLOGI-SEL-DAN-MOLEKULER-SC.pdf
Reece, J., Urry, L., Cain, M., Wasserman, S., Minorsky, P., Jackson, R., & Campbell, N. Campbell biology (11th ed., p. 339 - 353).
Reece, J., Urry, L., Cain, M., Wasserman, S., Minorsky, P., Jackson, R., & Campbell, N. Campbell biology (11th ed., p. 288-289).
Reece, J., Urry, L., Cain, M., Wasserman, S., Minorsky, P., Jackson, R., & Campbell, N. Campbell biology (11th ed., p. 320-329)
TERIMA
KASIH
Humaira Zakiya
2106654302
QBD-35
IBD 1
Fakultas Farmasi
LTM-DK 2