Farmasi
1906287931
Istilah-Istilah dalam Genetika
Kromatin, kromosom, gen, dan DNA serta hubungan setiap komponen tersebut.
Kromatin
https://hisham.id/2015/07/perbedaan-
antara-kromatin-dan-kromosom.html
Kromosom
https://hisham.id/2015/07/pe
rbedaan-antara-kromatin-dan-
kromosom.html
Gen
https://www.sridianti.com/apakah-perbedaan-kromatin-kromosom.html
Hubungan antara keempat komponen
Cain, 2009
Daftar Pustaka
Campbell Neil A dan Reece Jane B. 2008. Biologi. Edisi 8. Jakarta : Penerbit
Erlangga.
Kornberg, R. 1974. Chromatin Structure: A Repeating Unit of Histones and
DNA. Science, 184(4139), 868-871. Retrieved from
http://www.jstor.org/stable/1738170
The Structures of DNA and RNA. 2019. Retrieved 18 September 2019, from
http://biology.kenyon.edu/courses/biol63/watson_06.pdf
Mekanisme Penurunan Sifat dari
Induk Kepada Keturunannya
• Pada tahun 1865, Mendel melakukan
percobaan persilangan pada tanaman
kacang.
• Mendel menyilangkan tanaman kacang
dengan bunga ungu dan putih. Berdasarkan
prinsip blending inheritance, persilangan
tersebut akan menghasilkan kacang dengan
bunga ungu muda, namun kenyataannya
mengahasilkan kacang dengan bunga ungu.
•Mendel menyimpulkan dua prinsip dasar
pewarisan sifat yang dikenal dengan hukum
segregasi dan hukum asortasi bebas.
Hukum Segregasi
Hukum Segregasi
Hisham. 2018 (7 Nov). Perbedaan antara genotype dan fenotipe. (Internet). Diakes dari
https://usaha321.net/perbedaan-antara-genotip-dan-fenotip.html
Adistiana, Karina Dwi. 2018 (16 Maret). (Internet). Konsep pewarisan sifat pada makhluk
hidup. Diakses dari https://blog.ruangguru.com/konsep-pewarisan-sifat-pada-makhluk-
hidup
Perbedaan Penurunan Sifat Menurut
Hukum Mendel dan Non-Mendelian
Hukum Mendel
Mendel berpendapat bahwa suatu sifat atau ciri dikendalikan oleh sepasang
faktor keturunan, yakni :
1. Hukum I Mendel
2. Hukum II Mendel
3. Testcross, Backcross, Resiprok
Hukum Mendel
HUKUM 1 MENDEL (Segregasi)
“pada waktu proses pembentukan
gamet, masing- masing faktor
keturunan akan memisahkan diri dari
pasangannya”
Hukum I mendel berlaku untuk
monohybrid.
Hukum I Mendel
Hukum Mendel
HUKUM II MENDEL (Asortasi)
“pada waktu pembentukan
gamet masing masing faktor
keturunan akan berpasang-
pasangan secara acak dan
bebas.”
Hukum II mendel berlaku
untuk dihibrid dan seterusnya.
Hukum
Non-Mendelian
Tidak dikemukakan
oleh Mendel
Usaha321.net
Epistasis Penutupan ekspresi gen
Epistasis
Dominan
Epistasis Resesif
Epistasis Epistasis Resesif
Dominan
Source :
biologipe
dia.blogs
pot.com
Source : douzesciencesdeux.blogspot.com
Daftar Pustaka
Nusantari, Elya. 2015. Materi Genetika. Yogyakarta:Dee Publish
Universitas Negeri Yogyakarta. No date. Unit III : pewarisan dan penerapannya dalam
pemuliaan mahkluk hidup. Diakses dari
http://staffnew.uny.ac.id/upload/198306232009122005/pendidikan/pewarisan-sifat.pdf
ADD A FOOTER 36
Pola- Pola Hereditas dan Contoh
Penyakit Bawaannya.
Definisi
IBD-GENETIKA-NADHIFA 38
Bagaimana
pola-pola
hereditas dapat
terbentuk ?
Menurut Walter Stanborough Sutton, pola-pola hereditas
dapat terbetuk dikarenakan hal-hal berikut :
1. Identitas pada setiap gen dalam kromosom selalu tetap.
2. Saat pembelahan meiosis, akan terjadi pemisahan
kromosom kedua induk. Lalu, kromosom tersebut akan
besatu dengan kromosom homolog.
3. Kromosom yang ada dalam ovum maupun sperma
jumlahnya adalah sama, yaitu ½ dari jumlah kromosom
induk.
4. Individu hasil peleburan antara ovum dan sperma akan
bersifat diploid karena mengandung dua perangkat
kromosom induk.
ADD A FOOTER 39
POLA HEREDITAS
Pertukaran gen
RESESIF
Gen yang tidak antara kromatid-
resesif dan tidak DOMINAN kromatid yang
dominan. bukan pasangan
duplikasi pada
sepasang
Gen yang terletak
kromosom
pada kromosom
yang sama. homolog.
Gen yang terletak
pada gonosom atau
kromosom seks
Pautan Gen (Gene Linkage)
Source : learn.genetics.utah.edu
Source : www.yourarticlelibrary.com
ADD A FOOTER 42
Gen Letal
Resesif Dominan
Menyebabkan kematian Menyebabkan kematian individu pada
individu pada keadaan keadaan homozigot dominan.
homozigot resesif. Sedangkan jika dalam keadaan
Sedangkan jika dalam heterozigot, individu tersebut menjadi
keadaan heterozigot, akan subletal dan dapat menyebabkan
menjadi individu yang terjadinya kelainan.
bersifat carrier (pembawa) Contoh gen yang menyebabkan
sifat induk. pemendekan ruas-ruas tulang jari
Contoh kelainan albino (brakidaktili) pada manusia
pada tanaman jagung.
ADD A FOOTER 43
Contoh Penyakit Bawaan
Hypertrichosis
Buta Warna
Hemofilia Sindrom
Disebabkan oleh werewolf
Disebabkan oleh Pertumbuhan
gen resesif cb
gen resesif (h)
Terpaut oleh rambut terlalu
Terpaut cepat serta
kromosom seks X
kromosom X berlebih.
ADD A FOOTER 44
Contoh Penyakit Bawaan
Albino Polidaktill
Memiliki jumlah
Kekurangan pigmen
jari
melanin atau tidak
kaki/tangan
memiliki sama sekali.
lebih dari
Dikendalikan gen
orang normal
resesif a
Gen dominan P
ADD A FOOTER 45
Daftar Pustaka
ADD A FOOTER 46
Probabilitas Kelainan Genetik
Berdasarkan Pedigree chart
Pedigree Chart
Pedigree Chart adalah sebuah pohon/ silsilah keluarga yang menunjukan
anggota-anggota keluarga yang terpengaruh oleh sifat genetic.
Silsilah keluarga ini dapat dijadikan acuan untuk mengetahui riwayat
kesehatan dari keluarga yang ada pada silsilah tersebut.
Pedigree juga dapat dijadikan bahan analisis untuk mengetahui mode
penyebaran kelainan genetic, seperti :
1. Dominance, apakah itu alel dominan maupun resesif
2. Linked, apakah itu alel tautan-X maupun autosom
Hal Penting Yang Terkait dengan Pedigree
Individu yang “tidak-terpengaruh”
› Tidak akan ada yang memiliki satupun alel dari sifat dominan
› Dapat menjadi carrier
Individu yang menikah dengan keluarga yang tidak mempunyai kelainan alel
› Tidak akan terpengaruh/ menjadi penderita dan tidak akan menjadi carrier
Pada tautan-X, alel resesif tunggal cukup untuk mempengaruhi pria
› Karena pria adalah hemizygous, yaitu hanya memiliki satu kromosom X
Seorang ayah HANYA akan mentransmisikan alel gen tautan-X pada anak
perempuannya.
Serorang ibu akan mentransmisikan alel gen tautan-X pada anak perempuan
atau/ dan laki-lakinya.
Simbol dalam Pedigree Chart
Lingkaran → perempuan
Persegi → laki-laki
Simbol berwarna hitam → anggota keluarga yang
terpengaruh sifat
Garis single horizontal → hubungan suami-istri
Garis double horizontal → perkawinan antar
kearabat
Garis diatas setiap symbol → hubungan
persaudaraan
Penomoran dari kiri ke kanan berdasarkan urutan
kelahiran Hartwell, Hood, Fischer, Goldberg. 2018.
Genetics from Gens to Genomes. Edisi 6.
Penomoran romawi dari kiri ke kanan menunjukan New York : McGraw-Hill Education
urutan generasi
Pola Pedigree - Resesif
Kelainan besifat resesif, jika pada affected Individual memiliki dua unaffected parents
Pola Pedigree – Autosom Resesif
Simptom:
Kelainan metabolisme protein
Kerusakan organ-organ:
• Pankreas : penyumbatan oleh lendir kental, enzim pencernaan tidak dapat
keluar, protein & lemak (50%) serta karbohidrat (10%) hilang , keinginan
makan bertambah pada anak-anak
• Paru-Paru (Infeksi pernapasan) : lendir yg banyak, paru-paru tersumbat,
sukar napas
Cystic Fibrosis (CF)
Hartwell, Hood, Fischer, Goldberg. 2018. Genetics from Gens to Genomes. Edisi 6.
New York : McGraw-Hill Education
ADD A FOOTER 64
Pemeriksaan Kromosom dan
Indikasi yang Memerlukan
Pemeriksaan Kromosom
Pemeriksaan kromosom merupakan bidang
paling penting untuk berbagai studi
sitogenesis dan medis.
Teknik-teknik yang dipakai dalam
pemeriksaan kromosom ini berkembang
pesat seiring berjalannya waktu.
Pemeriksaan kromosom ditujukan untuk
mendeteksi kelainan-kelainan bawaan pada
janin seperti sindrom down, sindrom turner,
ambigous genitalia, dan lain-lain atau untuk
kelainan-kelainan pada dewasa seperti
sindrom kline felter, fragile-x, dan lain-lain.
Source : Vitamind.hu
Ciri Dasar Pemeriksaan Kromosom
1. Setiap spesies memiliki DNA yang mengandung ciri khas dan tebungkus
dalam satu set kromosom.
2. Perubahan jumlah kromosom yang disebabkan oleh perubahan-perubahan
genetis dapat digunakan sebagai:
• Dasar untuk diagnosis penyakit-penyakit genetis
• Menentukan akibat-akibat dari usaha langsung untuk mengubah
komposisi kromosom
• Petunjuk evolusi dengan mengetahui jumlah DNA dan kromosom
Teknik Pemeriksaan Kromosom
Wikipedia.org
Enzim Helikase berada di Double Helix menjadi
RNA Permease sebagai
Double Helix DNA atau Single strand. Single strand
penyambung pertama
Garpu Replikasi. ditahan oleh Protein SSB.
basa nitrogen lama.
Enzim Ligase mengisi Gap yang ada DNA Polymerase I mengganti basa
di strand. nitrogen sesuai urutan.
Promoter Proses Terminator
RNA Polymerase sebagai
promoter yang bertugas
sebagai pembelah
double helix menjadi
single strand.
RNA Polymerase
melakukan elongasi.
Pelepasan RNA di
Terminator dan terbentuk
mRNA
Alterasi ujung mRNA Splicing
• Melindungi mrna dari • Memutus segala intron atau Modifikasi
hidrolisis. eliminasi intron. Basa
• Memfasilitasi export • Menggunakan enzim
RNA. splisosom.
Daftar Pustaka
Cain, Michael L, [and others]. 2016. Campbell Biology Eleventh Edition. New York. NJ : Pearson
Kode Genetik dan Perannya
Dalam Proses Sintesis Protein
Pengertian
• Pengkodean urutan nukleotida pada DNA atau RNA bertujuan untuk
menentukan urutan asam amino ketika proses sintesis protein.
• Informasi kode genetik ditentukan oleh basa nitrogen pada rantai DNA yang
kemudian akan menentukan susunan asam amino yang dibawa oleh RNA
mesenger (m-RNA).
• Menurut Nirenberg (1961), terdapat beberapa ciri kode genetic, antara lain :
-Terdiri dari tiplet nukleotida (1 kodon = 3 basa)
-Non-overlapping : susunan 3 basa pada suatu kodon berbeda
dengan lainnya
-Degenerate : 1 asam amino memiliki kodon lebih dari satu
-Universal : kode yang sama berlaku bagi semua makhluk hidup
Kode Genetika : Kodon
Terdapat 20 macam asam amino.
Tersusun atas 4 macam basa nitrogen
pada molekul RNAd, yaitu Adenin (A),
Urasil (U), Sitosin (S), dan Guanin (G)
Dari 4 basa, tersusun menjadi 64 triplet
kodon artinya terdapat kodon-kodon
sinonim (degenerate)
Seluruh asam amino (kecuali metionin dan
tryptopan) dikode lebih dari satu kodon.
ck12.org
Kode Genetik Dalam Translasi
•Proses penerjemahan terjadi di sitoplasma dan
ribosom. Kodon-kodon pada mRNA akan menjadi
polipeptida (protein yang sesuai).
•Inisiasi : penggabungan RNA-d, RNA-t inisiator
dan sub-unit ribosom kecil yang diikuti dengan
pelekatan sub-unit ribosom besar membentuk
kompleks inisiasi translasi
•Elongasi : pengenalan kodon, pembentukan ikatan
peptide, serta translokasi (pergerakan ribosom)
•Terminasi : elongasi berlanjut sampai kodon stop,
memicu munculnya faktor pelepasan di situs A,
kompleks inisiasi translasi saling melepaskan diri
dan polipeptida terbentuk
Campbell, 11th Edition. 2016
Siderbase.com
Daftar Pustaka
Effendi, Sjarif Hidayat. (2012). Kode genetik dan mutasi.
http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2014/07/GENETIK-DAN-
MUTASI.pdf. Diakses Jumat, 19 September pukul 09.34
Urry LA, Cain ML, Wasserman SA, et al. (2016). Campbell Biology. 11th ed.
Hoboken : Pearson Higher Education
Mutasi/Perubahan Kode Genetik
Mutasi
ADD A FOOTER 97
Substitusi
Tipe normal b.
a. c.
a. Mutasi diam : GGS dan GGU sama-sama menyintesis glisin sehingga
tidak mempengaruhi pengkodean protein.
b. Mutasi salah arti : AGS menyintesis serin sehingga protein yang
dihasilkan berbeda dengan keadaan normal.
c. Mutasi tanpa arti : UAG menyebabkan kodon stop sehingga tidak ada
protein yang disintesis.
Delesi dan Insersi
Tipe normal b.
a. c.
a. Mutasi salah arti : akibat delesi basa Urasil terjadi pergeseran
kerangka yang mengakibatkan asam amino yang dihasilkan salah.
b. Mutasi tanpa arti : insersi basa Urasil mengakibatkan kodon stop.
c. Delesi atau insersi tiga nukleotida tidak menyebabkan pergeseran
kerangka, tetapi mengakibatkan hilangnya atau bertambahnya asam
amino pada pilipeptida.
Mutasi Kromosom
Mutasi kromosom adalah perubahan jumlah kromosom dan struktur (susunan atau
urutan) gen dalam kromosom.
Mutasi kromosom terjadi karena kesalahan di dalam pembelahan sel (meiosis dan
mitosis).
Mutasi kromosom dapat disebabkan oleh:
a. Delesi
b. Duplikasi
c. Inversi
d. Katenasi
e. Translokasi
Delesi terjadi ketika sebuah fragmen kromosom patah dan hilang saat
pembelahan sel.
Macam-macam delesi antara lain:
a. Delesi terminal : kehilangan ujung segmen kromosom.
b. Delesi intertitial : kehilangan bagian tengah kromosom.
c. Delesi cincin : kehilangan segmen kromosom sehingga berbentuk lingkaran
seperti cincin.
d. Delesi loop : delesi cincin yang membentuk lengkungan pada kromosom
lainnya.
a. c.
d.
b.
• Duplikasi dapat terjadi melalui beberapa cara seperti
a. fragmen patahan yang berikatan dengan kromosom homolog
b. penyimpangan dari mekanisme crossing-over pada meiosis (fase
pembelahan sel)
c. rekombinasi kromosom saat terjadi translokasi
d. sebagai konsekuensi dari inversi heterosigot
e. sebagai konsekuensi dari perlakuan bahan mutagen
• Inversi terjadi karena kromosom patah dua kali secara simultan dan
segmen yang patah tersebut berotasi 180o dan menyatu kembali.
• Inversi terjadi karena selama meiosis kromosom terpilin dan terjadinya
kiasma, sehingga terjadi perubahan letak/kedudukan gen-gen.
•Translokasi adalah pemindahan sebagian dari segmen kromosom ke
kromosom lainnya yang bukan kromosom homolognya.
• Katenasi adalah mutasi kromosom yang terjadi pada dua kromosom non
homolog yang pada waktu membelah menjadi empat kromosom, saling
bertemu ujung-ujungnya sehingga membentuk lingkaran.
Euploid
Merupakan variasi pada serangkaian kelompok kromosom atau seluruh
materi genetik yang berada di dalam suatu sel (genom).
Euploid dibagi menjadi 2, yaitu
a. Autopoliploid : kelipatan jumlah kromosom yang berasal dari genom
spesies yang sama. Terjadi akibat n-nya mengganda sendiri karena
kesalahan meiosis dan terjadi pada kromosom homolog, misalnya
semangka tak berbiji.
b. Alopoliploid : kelipatan jumlah kromosom yang berasal dari genom
spesies yang berbeda. Terjadi karena perkawinan atau hybrid
antara spesies yang berbeda jumlah set kromosomnya dan terjadi
pada kromosom non homolog, misalnya Rhaphanobrassica (akar
seperti kol, daun mirip lobak).
Aneuploid
• Merupakan variasi jumlah kromosom karena
ada pengurangan atau penambahan satu atau
sejumlah kecil kromosom, tetapi tidak
berlangsung pada seluruh genom.
• Penyebab : anafase lag (peristiwa tidak
melekatnya benang-benang spindel ke
sentromer) dan non disjunction (gagal berpisah).
• Non disjunction (gagal berpisah) dapat terjadi
pada meiosis I (kromosom homolog tidak
memisahkan diri) ataupun meiosis II (pasangan
kromatid gagal berpisah).
kromosom nama kromosom nama
2n – 1 Monosomi 2n + 1 Trisomi
2n – 2 Nulisomi 2n + 2 Tetrasomi
2n – 1 – 1 Monosomi ganda 2n + 1 + 1 Trisomi ganda
Kelainan Akibat Mutasi Kromosom
Sindrom Patau
(45A+XX/XY). Sindrom down
Kromosom autosomnya Sindrom Edward (45A+XX/XY).
mengalami trisomi pada (45A+XX/XY). Sindrom down
kromosom nomor 13, 14, Autosom mengalami trisomi disebabkan oleh
atau 15. Penderita umumnya pada kromosom nomor adanya trisomi pada
memiliki bibir sumbing, 16,17, atau 18. Penderita kromosom bernomor
polidaktili, serta kelainan sindrom ini mempunyai 21. Penderita memiliki
pada otak yang tengkorak lonjong, bahu wajah yang khas, cacat
menyebabkan penderitanya lebar pendek, telinga agak jantung, dan
meminggal di usia muda. ke bawah dan tidak wajar. kelemahan mental.
Pengaruh Mutasi
Kerugian :
Keuntungan :
• Penyakit-penyakit genetic yang
Dapat dilihat dari
disebabkan oleh mutasi gen maupun
hasil-hasil mutasi
kromosom
buatan.
• Menyebabkan kanker
Daftar Pustaka
Aryulina, D., Muslim, C., Manaf, S., Winarni, E. W., (2007). Biologi SMA dan MA
untuk Kelas XII. Jakarta : Erlangga.
Warmadewi, D. A. (2017). Buku Ajar Mutasi Genetik. 9-36. Diakses dari
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/46040f013f61d5c656
dc4998b3d08418.pdf pada tanggal 20 September 2019
Warianto, Chaidar. (2011). Mutasi, 4-5. Diakses dari dari
http://skp.unair.ac.id/repository/GuruIndonesia/Mutasi_ChaidarWarianto_17.pdf
20 September 2019