“DY (3 tahun) dengan riwayat sakit kepala yang selalu kambuh. Sakit
kepala muncul saat beraktivitas dan selalu diawali dengan gangguan visual
dan diakhiri dengan muntah”.
Sakit kepala merupakan salah satu keluhan paling umum yang diterima oleh tenaga
kesehatan seperti dokter, perawat, dan apoteker. Terhitung lebih dari 1% kunjungan ke
dokter atau UGD adalah pasien dengan riwayat sakit kepala. Secara umum, sakit kepala
dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu primary headache dan secondary headache.
Primary headache merupakan sakit kepala diagnosis utama (bukan disebabkan oleh
penyakit lain) dan dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kategori, antara lain migrain,
cluster headache, dan tension-type. Sedangkan secondary headache merupakan sakit
kepala yang ditimbulkan oleh kondisi-kondisi lain yang biasanya lebih parah dibandingkan
dengan primary (Dipiro et al., 2008).
Berdasarkan gejala yang dialami oleh DY, dapat diketahui bahwa DY mengalami
sakit kepala primer.
2
Secara umum patofisiologi sakit kepala dan nyeri
hampir sama, bedanya adalah rangsangan pada sakit kepala
langsung dihantarkan ke bagian saraf otak yakni N.
Trigeminal yang berfungsi sebagai pengaturan saraf wajah,
hidung, dan gigi. Berikut ini merupakan gambaran secara
umum mengenai patofisiologi dari sakit kepala (Kharisma,
2017:8 ):
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, DY mengalami sakit kepala primer tipe
migrain dengan aura. Secara garis besar, gamabran klinis mengenai migrain ini dapat
terbagi menjadi 4 fase yaitu, prodrome, aura, headache phase, dan postdrome. Sebanyak
lebih dari 60% pasien prodrome, mengalami perkembangan sakit kepala dalam hitungan
jam hingga hari dan dapat terdiri dari banyak gejala, termasuk depresi, hiperaktivitas,
perubahan kognitif, sering buang air kecil, iritabilitas, euforia, leher terasa nyeri atau kaku,
dan kelelahan. Selain itu, pada beberapa kasus terdapat pula gejala mengidap makanan
seperti cokelat (Rizzoli & Mullally, 2018).
3
Patofisiologi migrain dapat dilihat dari kemungkinan hipersensitivitas otak yang
diinduksi secara genetik terhadap perubahan homeostasis internal dan eksternal
(brainstream tidak seimbang dan terjadi vasodilatasi pembuluh darah intrakranial-
ekstraserebral) yang dapat bertindak sebagai rangsangan sakit kepala. Rangsangan tersebut
mempengaruhi sistem trigeminovaskular di perifer. Stimulasi sistem trigeminovaskular
menghasilkan pelepasan neuropeptida dan zat lain yang dapat menyebabkan inflamasi
lokal dan amplifikasi jauh dari sirkuit saraf di medula oblongata, nukelus trigeminal
caudalis, talamus, dan korteks yang kemudian menyebabkan sensitisasi pusat (Dipiro et
al., 2008; Rizzoli & Mullally, 2018).
4
3) Headache – fase ini dapat terjadi setiap saat, namun paling sering muncul
ketika pagi hari. Rasa nyeri akan timbul secara perlahan dan ketika sudah
mencapai puncaknya akan menghilang secara bertahap. Umumnya, pada orang
dewasa fase ini berlangsung selama 4 hingga 72 jam dan pada anak-anak 2
sampai 48 jam. Nyeri yang dialami dapat terjadi pada kedua sisi kepala
(bilateral) ataupun satu sisi (unilateral) atau bisa juga selalu terjadi di bagian
yang sama.
4) Postdrome – akan terjadi nyeri otot, penurunan konsentrasi, dan pasien akan
measa lemah setelah rasa nyeri kepala mereda.
5. Golongan obat apa saja yang dapat digunakan untuk terapi sakit kepala?
Golongan obat yang dapat digunakan untuk terapi sakit kepala antara lain adalah
golongan analgesik, NSAID, ergot alkaloid, dihydroergotamine, serotonin agonist
(triptan), beta adrenergik antagonis, anti-depresan, Selain itu, penting pula untuk
5
yang merusak sehingga dengan menekan jumlah pembentukan prostaglandin
digunakanlah obat-obatan seperti Aspirin dan NSAID (Dipiro et al., 2008; Whalen,
2015).
Selektif SSP: Agonis dopamin dan 5- Migrain Halusinasi dan Keadaan psikotik
Asam HT2 di susunan saraf akut psikotomimetik berkepanjangan,
Lisergat pusat (SSP), Antagonis 5- munculnya ingatan
HT2 di perifer lama
Triptan (Serotonin Agonist)
Generasi 1: Agonis reseptor serotonin Migrain Rasa berat, nyeri, Dikontraindikasikan
Sumatriptan (5-hydroxytryptamine 1)/ Akut dan sesak di dada, pada pasien dengan
5-HT1; mengurangi tenggorokan, dan faktor risiko CAD
migrain dengan berikatan rahang/ leher tanpa melakukan
selektif reseptor 5-HT1B evaluasi jantung
and 5-HT1D di pembuluh sebelum pemberian
6
darah intrakranial dan
saraf sensorik sistem
trigemina
Generasi 2: Agonis selektif reseptor Migrain Pusing, asthenia,
Zolmitriptan serotonin (5- akut mulut kering,
hydroxytryptamine 1)/ 5- hyperesthesia,
HT1; mengurangi migrain paresthesia, rasa
dengan konstriksi selektif kantuk, mual, nyeri
pembuluh darah atau sensasi
intrakranial; inhibisi kesemutan
pelepasan neuropeptida,
dan penurunan transmisi
di jalur nyeri trigeminal
Analgesik
Asetaminofen Menghambat sintesis Migrain Kehilangan nafsu Dapat terjadi
(paracetamol) prostaglandin dengan ringan makan, sulit interaksi dan efek
menghambat kerja enzim hingga bernapas, rasa sakit negatif ketika
COX-1 dan COX-2 sedang di sisi atas perut asetaminofen
(sebagai lini dikonsumsi
pertama) bersamaan dengan
sodium fusidate atau
isoniazid atau
busulfan atau
selecter anti-
koagulan
Opioid
Efikasi Agonis opiate turunan Nyeri Depresi pernapasan, -
rendah: fenantrena; mengubah ringan hipotensi, konstipasi;
Codein persepsi dan respon nyeri hingga berat limfadenopati,
dengan mengikat reseptor splenomegali;
opiate di SSP, takikardia,
menghambat jalur bradikardia,
ascending pain palpitasi;
7
hiperglikemia;
miosis; mual,
muntah, mulut
kering
Beta-Adrenergik Antagonist (Beta Blocker)
Atenolol, Menghambat reseptor Migrain Mengantuk, Propanolol,
Metoprolol, beta di pembuluh darah Propilaktis kelelahan, gangguan nadolol, timolol
Nadolol, sehingga membatasi tidur, gangguan Oral, parenteral
Propanolol, kecenderungan pembuluh memori, depresi, Toksisitas:
Timolol darah untuk dilatasi impotensi, Bradikardia,
secara berlebihan bradikardia, dan perburukan asma,
hipotensi lesu, mimpi seolah
nyata, tangan dingin
Metoprolol,
atenolol
Toksisitas:
Bradikardia , lesu,
mimpi seolah nyata,
tangan dingin
Anti-depresan
Tricyclic • Penghambatan Migrain
Anti- reuptake Profilaktis
depressants neurotransmitter
(TCAs): • Memblokir reseptor:
Doxepin, TCA juga memblokir
Amoxapine serotonergik, -
adrenergik, histamin,
dan reseptor
muskarinik.
Amoxapine juga
memblokir 5-HT2 dan
dopamin D2 reseptor
8
Anti-Konvulsan
Topiramate Menigkatkan asam γ- Migrain Mual, muntah, -
dan Natrium aminobutyric (GABA) – propilaktis Alopesia, tremor,
divalproex menghambat mediasi, asthenia, mengantuk,
modulasi dari dan penambahan
neurotransmitter rangsang berat badan
glutamat, dan
penghambatan aktivitas
saluran ion natrium dan
kalsium.
NSAID (Non-steoridal anti-inflammatory drugs)
Ibuprofen Mekanisme pastinya blm Migrain Kontraindikasi: Mual dan muntah,
diketahui, namun akut Memiliki reaksi sakit perut,
ibuprofen bekerja sebagai alergi, ibu hamil atau mengantuk dan
non selective COX yang sedang merasa lelah, tinnitus
inhibitor → mengurangi merencakanan (telinga terasa
sintesis prostaglandin yg kehamilan, tekanan berisik), sulit
berperan dalam mediasi darah tinggi bernapas
inflamasi, nyeri, dan
demam
Methysergide
Methysergide Antagonis serotonin yang Migrain Kontra indikasi: Pada anak2 dosis 20-
bekerja pada SSP → profilaksis Kehamilan, 24 mg methysergide
Menghambat kerja dan cluster gangguan pembuluh dapat menyebabkan
reseptor 5-HT2 → headaches darah perifer, toksisitas dengan
merangsang otot polos penyakit arteri gejala euphoria,
yang menyebabkan koroner, hipertensi hiperaktivitas,
vasokonstriksi berat, tromboflebtis, takikardia, pelebaran
penyakit tukak pupil, dan pusing.
lambung, disfungsi
hati atau ginjal, dan
9
penyakit katup Pada orang dewasa
jantung dengan dosis 200mg
mengakibatkan
peripheral vasopasm,
kedinginan,
cyanosis, mottling,
10
DAFTAR PUSTAKA
Dipiro, J. T., Talbert, R. L., Yee, G. C., Matzke, G. R., Wells, B. G., & Posey, L. M. (2008).
Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach (7th Ed.). New York: McGraw-Hill.
Rizzoli, P., & Mullally, W. J. (2018). Headache. American Journal of Medicine, 131(1), 17–
24. https://doi.org/10.1016/j.amjmed.2017.09.005
Sherwood, L. (2016). Human Physiology: From Cells to Systems (9th Editio). Boston:
Cengage Learning.
Kharisma, Y. (2017). Tinjauan Umum Penyakit Nyeri Kepala. Bandung: Universitas Islam
Bandung. Diakses dari http://repository.unisba.ac.id/bitstream/handle/123456789/
8314/kharisma_mak_tinjauan_penyakit_nyeri_kepala_2017_sv.pdf?
sequence=1&isAllowed=y pada13 September 2021.
Katzung, Bertram G. (2018). Basic & Clinical Pharmacology 14 Th ed. USA: McGraw-Hill
Education.
(https://www.mims.com/indonesia/drug/info/sumatriptan?mtype=generic)
(https://www.mims.com/indonesia/drug/info/zolmitriptan?mtype=generic)
(https://go.drugbank.com/drugs/DB00316)
(https://go.drugbank.com/drugs/DB00247)
(https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2011/020353s028lbl.pdf)
(https://www.mims.com/indonesia/drug/info/ketoprofen?mtype=generic)
11