Anda di halaman 1dari 48

REFERAT NYERI

KEPALA

Pembimbing :
dr. Djati Sulastono, Sp.S

Oleh :
Endah Zakiyah Amini
2013730031 / 29.11.1184.2013
Anatomi
Tak Peka Nyeri
 Parenkim otak
 Ventrikuler ependima
 Pleksus koroideus

Definisi

Nyeri kepala dapat dikatakan sebagai rasa


nyeri atau rasa tidak mengenakkan pada
daerah atas kepala memanjang dari orbital
sampai ke daerah belakang kepala (area
oksipital dan sebagian daerah tengkuk).
PRIMARY HEADACHE
Migrain
 Nyeri
kepala berulang dengan
manifestasi serangan selama 4-72 jam.
Karekteristik nyeri kepala unilateral,
berdenyut, intensitas sedang atau berat,
bertambah berat dengan aktivitas fisik
yang rutin dan diikuti dengan mual
dan/atau fotofobia dan fonofobia.
Epidemiologi Migrain
 Terjadi pada 18% dari wanita dan 6% dari
pria
 Prevalensi tertinggi berada diantara umur
25-55 tahun
 Lebih sering terjadi pada anak laki-laki
dibandingkan dengan anak perempuan
sebelum usia 12 tahun, tetapi lebih sering
ditemukan pada wanita setelah pubertas
(25-44) tahun.
Etiologi Migrain
 Riwayat Keluarga
 Hormonal
 Makanan
 Obat-Obatan
 Aspartam
 Kafein
 Lingkungan
 Rangsang Sensorik
 Stress fisik & Mental
Klasifikasi
 Migrain dengan aura
Gangguan pada fungsi saraf terutama visual, nyeri kepala unilateral,
mual, kadang muntah, kejadian biasanya berurutan, manifestasi nyeri
kepala biasanya tidak lebih dari 60 menit (5-20)

 Migrain tanpa aura

Nyeri pada salah satu bagian sisi kepala, bersifat pulsatil, mual,
fotofobia, fonofobia. Nyeri kepala berlangsung 4-72 jam
Patofisiologi
Fase- Fase Migrain

24 jam Kontraksi otot leher


30 m

sebelum dan kulit kepala


serangan
Diagnosis
 Migrain dengan aura
Minimal 2 x serangan sesuai Kriteria aura timbul dalam
dengan kriteria tanpa aura 5 – 20 menit berlangsung <
60 menit berupa aura
visual sensorik, disfasia,
 Migrain tanpa aura motorik, disfungsi batang
otak

Nyeri kepala sekurang-kurangnya


memenuhi 2 kriteria :
1. Lokasi unilateral Pemeriksaan Penunjang
2. Sifatnya berdenyut
3. Intensitas nyeri sedang – berat 1. Pem.Lab
4. Bertambah berat mengganggu 2. Pencitraan
aktifitas
Penatalaksanaan
Akut Profilaktif
- Beta blocker :
propanolol 10-20mg
2-3 x 1 max
240mg/hari
- CCB nifedipin
90=360mg/hari
- Antidepresan
amitriptilin 25-125mg
Antikovulsan : asam
valproat 250mg 3-4x1
Methysergid 2-6mg/hari

Edukasi
TENSION TYPE HEADACHE

 Nyerikepala berulang yang berlangsung


dalam hitungan menit sampai hari,
dengan sifat nyeri yang biasanya berupa
rasa tertekan atau diikat, dari ringan
sampai berat, dirasakan di seluruh
kepala, tidak dipicu oleh aktifitas fisik dan
gejala penyerta nya tidak menonjol
Etiologi dan Faktor Resiko TTH

 stress
 Depresi
 bekerja dalam posisi yang menetap dalam
waktu lama
 kelelahan mata
 kontraksi otot yang berlebihan
 berkurangnya aliran darah
 ketidakseimbangan neurotransmitter seperti
dopamin, serotonin, noerpinefrin, dan
enkephalin.
Klasifikasi
Tension Type Headache Episodik

Frekuensi serangan tidak mencapai 15 hari setiap


bulan. Tension Type Headache episodik (ETTH)
dapat berlangsung selama 30 menit – 7 hari.

Tension Type Headache Kronik

Frekuensi serangan lebih dari 15 hari setiap bulan


dan berlangsung lebih dari 6 bulan.
Patofisiologi
 Disfungsi sistem saraf pusat
 Disfungsi saraf perifer
 Transmisi nyeri TTH melalui nukleus
trigeminoservikalis
 Hiperflesibilitas neuron sentral nosiseptif pada
nukleus trigeminal, talamus, korteks serebri
 Kelainan fungsi filter nyeri di batang otak
 Terdapat hubungan jalur serotonergik dan
monoaminergik
 Faktor psikogenik
 Aktivasi Nitric Oxide Synthetase
Diagnosa
 sekurang – kurangnya dua dari berikut ini :
(1) adanya sensasi tertekan/terjepit,
(2) intensitas ringan – sedang,
(3) lokasi bilateral,
(4) tidak diperburuk aktivitas.
 Selain itu, tidak dijumpai mual muntah, tidak ada salah
satu dari fotofobia dan fonofobia.
 berupa nyeri ringan - sedang - berat, tumpul seperti
ditekan atau diikat, tidak berdenyut, menyeluruh, nyeri
lebih hebat pada daerah kulit kepala, oksipital, dan
belakang leher, terjadi spontan, memburuk oleh stress,
insomnia, kelelahan kronis, iritabilitas, gangguan
konsentrasi, kadang vertigo, dan rasa tidak nyaman
pada bagian leher, rahang serta temporomandibular.
Penatalaksanaan
 Simple analgesik : Ibuprofen dan naproxen
sodium
 Muscle relaxant : cyclobenzaprine 10 mg pada
waktu tidur atau tizanidine 2mg saat tidur hingga
20mg/hari
 Toksin botulinum

Edukasi

Prognosis : dubia ad bonam


CLUSTER HEADACHE
 Nyeri kepala yang hebat
 Nyeri selalu unilateral
 Berlangsung 15-180 menit
 Frekuensi 1x tiap 2 hari sampai 8x sehari
KLASIFIKASI
 Tipe episodik
setidaknya dua fase cluster yang berlangsung
selama 7 hari hingga 1 tahun, yang diantarai
oleh periode bebas nyeri selama 1 bulan atau
lebih lama

 Tipe Kronis
dimana fase cluster terjadi lebih dari sekali
dalam setahun, tanpa disertai remisi, atau
dengan priode bebas nyeri yang kurang dari 1
bulan
Patofisiologi
 Fokus patofisiologi di arteri karotis
intrakavernosus yang merangsang pleksus
perikarotis. Pleksus ini mendapat rangsangan
dari cabang 1 dan 2 nervus trigeminus, ganglia
servikalis superior (simpatetik) dan ganglia
sfenopalatinum (parasimpatik). Diperkirakan
fokus iritatid di sekitar pleksus membawa impuls-
impuls ke batang otak dan mengakibatkan
rasa nyeri didaerah periorbital, retroorbital dan
dahi
Diagnosis
A. Nyeri hebat atau sangat hebat unilateral pada area
orbital, dan atau temporal yang berlangsung 15 – 180
menit apabila tidak ditangania
B. Nyeri kepala disertai dengan setidaknya satu dari
tandaberikut:
 Ipsilateral injeksi konjungtiva dan atau lakrimasi
 Ipsilateral kongesti nasal dan/atau rhinorrhea.
 Ipsilateral edema palpebra
 Ipsilateral perspirasi pada dahi dan wajah
 Ipsilateral miosis dan/atau ptosis.
 Perasaan gelisah dan tidak dapat beristirahat
C. Serangan dapat berlangsung sekali hingga delapan
kali dalam seharib
D. Tidak memiliki hubungan dengan penyakit lain.
Diagnosis
Tipe Episodic

 Setidaknya
terdapat dua periode cluster yang
berlangsung selama 7 - 365 hari dan diantarai
dengan periode remisi selama lebih dari 1 bulan.

Tipe Kronik

: Serangan berlangsung selama lebih dari 1


tahun tanpa adanya periode remisi, atau
dengan periode remisi kurang dari 1 bulan.
Penatalaksanaan
 Agonis reseptor 5-Hydroxytryptamine (triptan
atau alkaloid ergot dengan metoclopramide)
6mg subkutaneus, semprot nasal 24 jam
 Dihydroergotamine IV / IM, intranasal (0,5mg
bilateral)
 Methysergide sebagai profilaksis nyeri cluster
tipe episodik dan kronik (tidak boleh kontinyu 6
bulan)
 Antikonvulsan : topiramate dan dival proex
SECONDARY HEADACHE
Meningitis
 Nyerikepala yang dialami oleh pasien
meningitis cenderung umum, berdenyut
dalam kualitas, dan terkait dengan
fotofobia dan mual. Sering ada radiasi
posterior.
Sinus Headache
 Sebagianbesar pasien dengan sakit
kepala episodik dan gejala "sinus"
sebenarnya mengalami migrain
Ocular cases of headache
 termasuk glaukoma akut, dikaitkan
dengan "mata merah," yang ditandai
dengan konjungtiva dan injeksi skleral,
kelainan pada kornea, dan gangguan
penglihatan. Kesalahan bias pada mata
jarang menyebabkan sakit kepala. sakit
kepala jelas terkait pada waktunya
dengan penggunaan kacamata baru
dan tidak ada saat terbangun.
Hipertensi
 Hipertensi jarang menyebabkan sakit kepala.
Tidak ada korelasi antara tingkat hipertensi dan
beban sakit kepala kecuali pada pasien dengan
tekanan tekanan darah ekstrim.
Subarachnoid Haemorrhage
 onsetapopik sakit kepala yang hebat,
yang disebut sebagai sakit kepala
"guntur". Sakit kepala ruptur aneurisma
paling sering terjadi unilateral dan disertai
mual, muntah, fotofobia, kekakuan
nuchal, dan berbagai tingkat
ensefalopati.
Tumor Otak
 Sakit kepala terlihat pada saat
presentasi pada 50% pasien dengan
neoplasma intrakranial dan bahkan lebih
sering lagi pada mereka yang memiliki
tumor intraventrikular atau tumor fossa
posterior.
Hypertens Intracranial
Idiopatik
 sebagai pseudotumor cerebri, rasa sakit
itu berselang, umum, berdenyut, dan
berhubungan dengan mual.
GIANT CELL ATHRITIS
 Gejalanya meliputi nyeri allodynic
generalisata dan nyeri tekan pada kulit
kepala. Sakit kepala tidak pernah
merupakan satu-satunya gejala arteritis
sel raksasa, dan pasien sering mengalami
polymyalgia rheumatica, kelelahan,
dysphoria, demam ringan, dan
penurunan berat badan.
EXERTIONAL HEADACHE
 Sakit kepala yang terjadi dengan tenaga
kerja, selain sebagai gejala angina, bisa
terjadi sesekali, dan sakit kepala onset
mendadak selalu menimbulkan
kemungkinan pendarahan subarachnoid.
SEXUALLY INDUCED
HEADACHE
 Sakit kepala yang paling umum terjadi
dengan orgasme adalah rasa sakit
dengan onset eksplosif, kemungkinan
terkait dengan penyebab lain sakit
kepala exertional jinak
CARDIAC HEADACHE
 Sakit kepala periodik bisa menjadi gejala
angina. Dahi dan rahang adalah lokasi
yang paling umum, namun angina dapat
merujuk rasa sakit ke lokasi di atas
umbilikus.
COLD STIMULUS HEADACHE
 Jenissakit kepala ini paling sering
dikaitkan dengan konsumsi es krim namun
bisa dipicu oleh pendinginan mulut,
misalnya saat aktivitas outdoor di udara
dingin. Rasa sakit biasanya dialami di
pelipis atau dahi tapi bisa juga diacu ke
telinga atau tenggorokan.
NEW DAILY PERSISTENT
HEADACHE
NYERI KEPALA TERKAIT
DENGAN TIDUR
1. Sakit kepala hipotek
Sakit kepala terutama terjadi pada orang tua,
dengan kejadian pertama yang terjadi setelah usia
50 tahun. Individu terbangun dari tidur hampir setiap
malam dengan sakit kepala yang umum dan sering
berdenyut yang terus berlanjut saat terbangun.
2. Sakit kepala karena sleep apneu
Sleep apnea dapat dikaitkan dengan sakit kepala
pagi, mungkin dipicu oleh akumulasi karbon
dioksida, hipoksia, atau kurang tidur. Nyeri umumnya
bersifat bilateral, tidak sembarangan, dan tidak
terkait dengan gejala autonom
TEMPOROMANDIBULAR JOINT
DISORDERS
 Rasa sakit dapat mencerminkan baik kejang
otot temporalis dan masseter atau patologi
utama sendi temporomandibular, seperti
rheumatoid arthritis. Pada pasien dengan
gangguan sendi temporomandibular,
mengunyah memicu rasa sakit, klik dan rasa
sakit dialami selama persendian selama
gerakan rahang, dan gerakan yang
berkurang atau tidak merata terjadi saat
membuka rahang. Sering serangan self-
limited mengikuti mengunyah atau
overopening mulut.
PRIMARY STABBING HEADACHE
 Sakitkepala menusuk primer (juga disebut
sindrom jab-andjolts, sindrom jarum suntik,
atau sakit kepala es) tidak benar-benar
neuralgia. Penderita merasakan sakit
yang tajam di mata atau sering berganti
lokasi. Sakit kepala tusukan idiopatik
sering terjadi pada pasien dengan
riwayat migrain, terutama wanita
NUMMULAR HEADACHE
 Sakit kepala nummular adalah nyeri
disfungsi fokal di kepala, dengan tingkat
keparahan ringan sedang, kontinyu atau
intermiten. Sebagian besar kasus adalah
lesi idiopatik, meskipun intrakranial,
meningeal, tulang, dan kulit kepala perlu
dikeluarkan

Anda mungkin juga menyukai