Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN KASUS

“BPPV”

Pembimbing :
dr. Susanto, Sp.S

Oleh :
Sally Novrani Puteri
29.03 1162 2013

KEPANITERAAN KLINIK STASE SARAF

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIV. MUHAMMADIYAH JAKARTA

RSUD SAYANG CIANJUR

2017
BAB I
LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. R
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 33 tahun
Suku : Sunda
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Pasir Gombong 04/05
Status : Sudah Menikah
Agama : Islam
Tanggal Masuk : 9 November 2017

II. ANAMNESIS : Auto & Alloanamnesis (13 November 2017)


Keluhan Utama :
Pusing berputar.

Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien datang ke IGD RSUD Sayang Cianjur dengan keluhan pusing berputar sejak 1
hari SMRS. Keluhan yang dialami terjadi secara mendadak dan terus menerus hingga
pasien tidak mampu untuk berdiri. Keluhan bertambah apabila pasien berubah posisi dan
berkurang jika pasien berbaring serta menutup mata. Pasien juga mengalami mual dan
muntah serta keringat dingin. Badan pasien terasa lemas.
Pasien juga mengeluhkan pendengarannya menjadi sedikit berkurang. Pasien
menyangkal adanya telinga berdengung, penglihatan ganda, pandangan kabur, lemah
anggota gerak, baal anggota gerak, kejang, demam, batuk pilek dan sakit tenggorokan.
BAB dan BAK normal.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien tidak pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya. Pasien tidak
mempunyai riwayat penyakit hipertensi, diabetes, asam urat, jantung.
Riwayat Penyakit Keluarga :
Riwayat keluarga yang mengalami kondisi yang sama dengan pasien disangkal.
Riwayat hipertensi, diabetes dan penyakit jantung dalam keluarga disangkal.

Riwayat Pengobatan

1
Pasien belum mengkonsumsi obat apapun selama timbul keluhan ini.
Riwayat Psikososial
Pasien jarang berolahraga dan sering terlambat makan. Pasien tidak pernah merokok.
Pasien tidak pernah mengkonsumsi alkohol. Pasien jarang mengkonsumsi teh dan kopi.
Riwayat Alergi
Pasien menyangkal alergi terhadap makanan, obat-obatan, debu dan cuaca.

III. PEMERIKSAAN FISIK


Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Composmentis
GCS : E4 M6 V5 = 15
Tanda-Tanda Vital :
• Tekanan Darah : 110/90 mmHg
• Denyut Nadi : 72 kali/menit, reguler
• Pernafasan : 20 kali/menit, reguler
• Suhu : 36,7oC

STATUS GENERALIS
Kepala dan leher
- Kepala : Normochepal
- Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik(-/-), nystagmus (+/+)
- Hidung : Normonasi, sekret (-/-), Epistaksis (-/-), septum deviasi (-)
- Telinga : Normotia, serumen (-/-), sekret (-/-), darah (-/-).
- Mulut : Mukosa bibir lembab (+), sianosis (-), lidah kotor (-).
- Leher : Pembesaran KGB (-), tiroid (-), peningkatan JVP (-)

Thoraks
Paru
Inspeksi : bentuk dada normal, pergerakan dinding dada simetris, retraksi sela iga (-)
Palpasi : Vokal fremitus kiri = kanan
Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru, batas paru-hepar setinggi
ICS 6 midclavikularis dextra
Auskultasi : Vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
2
Jantung
Inspeksi : Iktus kordis terlihat pada ICS 5 midclavikula sinistra
Palpasi : Iktus kordis teraba pada ICS 5 midclavikula sinistra
Perkusi : Batas kanan jantung ICS 4, linea parasternalis dextra

Batas kiri jantung ICS 4, linea midclavikularis sinistra

Auskultasi : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop(-)

Abdomen
Inspeksi : Bentuk datar
Auskultasi : BU (+) normal pada 4 kuadran (15 kali/menit)
Perkusi : Timpani pada keempat kuadran abdomen, asites (-)
Palpasi : Nyeri tekan (-), nyeri epigastrium (+), hepar tidak teraba membesar, lien
tidak teraba membesar
Ekstremitas

Superior : akral hangat, CRT < 2 detik, edema (-/-), sianosis (-/-)
Inferior : akral hangat, CRT < 2 detik, edema (-/-),sianosis (-/-)

STATUS NEUROLOGIK
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Composmentis
GCS : E4M6V5 (15)

Rangsang Meningeal
- Kaku Kuduk : (-)

- Laseque : (-)

- Kernig sign : (-)

- Brudzinski I : (-)

- Brudzinski II : (-)

- Brudzinski III : (-)

3
SARAF KRANIAL
N.I (Olfaktorius) :

Hidung Kanan Hidung Kiri

Daya Pembauan Normosmia Normosmia

N.II (Optikus)
Mata kanan Mata kiri

Visus Normal Normal

Lapang Pandang Normal Normal

Funduskopi

a. Arteri : vena 2:3 2:3

b. Papil edema (-) (-)

c. Batas Tegas Tegas

d. Warna
Jingga muda Jingga muda

N. III (Okulomotorius)

Mata kanan Mata kiri

Ptosis (-) (-)

Pupil

a. Bentuk Bulat Bulat


b. Diameter
3 mm 3 mm
c. Reflex Cahaya

4
Direk (+) (+)
Indirek
(+) (+)

d. Daya akomodasi Baik Baik


Gerak bola mata

a. Atas Normal Normal


b. Bawah Normal Normal
c. Medial
Normal Normal
d. Medial atas
Normal Normal

N. IV (Throklearis)

Mata kanan Mata kiri

Posisi Bola Mata

 Strabismus (-) (-)

Gerakan bola mata

 Medial bawah Normal Normal

N.V (Trigeminus)
Kanan Kiri

Motorik

Membuka mulut (+) (+)


Menggigit
(+) (+)

Sensorik

5.1 Cabang Baik Baik Simetris

5
oftalmikus
5.2 Cabang Baik Baik Simetris
maksila
Baik Baik Simetris
5.3 Cabang
mandibular
Reflex
a. Kornea (+) (+)
b. Refleks bersin Tidak
dilakukan Tidak dilakukan

N. VI (Abdusens)

Mata kanan Mata kiri

Posisi bola mata

Strabismus konvergen (-) (-)

Gerakan bola mata

Lateral Normal Normal

N.VII (Fasialis)
Kanan Kiri

Motorik

a. Mengangkat alis (+) (+) Simetris

b. Menutup mata (+) (+) Simetris


c. Menyeringai (+) (+) Simetris
d. Lipatan naso

6
labial (+) (+) Simetris
e. Kerutan kulit (+) (+) Simetris
dahi
Sensorik

a. Daya kecap (+) (+) Simetris


lidah 2/3 depan

N.VIII (Vestibulokoklearis)

Kanan Kiri

a. Nystagmus + +

Pendengaran
(+) (+)
a. Test bisik
b. Test Rinne (+) (+)
c. Test Weber Tidak ada lateralisasi Tidak ada lateralisasi
d. Test Swabach Sama dengan pemeriksa Sama dengan pemeriksa

N.IX (Glosofaringeus) dan N.X (Vagus)

Aktif Pasif

Arkus faring Simetris Simetris

Uvula Terangkat simetris Ditengah

Menelan Normal

Reflex muntah (+) (+)

Daya kecap lidah 1/3 belakang Normal Normal

7
N. XI (Assesorius)

Kanan Kiri

Memalingkan kepala Baik Baik

Mengangkat bahu Baik Baik

N.XII (Hypoglosus)
Kanan Kiri

Posisi lidah Ditengah

Papil lidah Normal Normal

Tremor lidah (-) (-)

Atrofi otot lidah (-) (-)

Fasikulasi lidah (-) (-)

8
MOTORIK
Kekuatan Otot
5 5
5 5

Tonus otot : Normotoni


Atrofi : (-)
SENSORIK Kiri Kanan

Nyeri : Ekstremitas Atas : Normoalgesia Normoalgesia


Ekstremitas Bawah : Normoalgesia Normoalgesia
Raba : Ekstremitas Atas : Normostesia Normostesia
Ekstremitas Bawah : Normostesia Normostesia
Suhu : Ekstremitas Atas : Thermonormostesia Thermonormostesia
Ekstremitas Bawah : Thermonormostesia Thermonormostesia

FUNGSI VEGETATIF
Miksi : baik
Defekasi : baik

9
FUNGSI LUHUR
MMSE : 26 (Normal)

10
REFLEK FISIOLOGIS REFLEK PATOLOGIS
Reflek bisep : (++/++) Babinski : (-/-)
Reflek trisep : (++/++) Chaddock : (-/-)
Reflek patella : (++/++) Oppenheim : (-/-)
Reflek achilles : (++/++)
Reflek brachioradialis : (++/++)

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Pemeriksaan Laboratorium Tanggal 09 November 2017, pukul 16.07 WIB
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan

HEMATOLOGI

Hematologi Lengkap

Hemoglobin 12.4 13.5-17.5 g/dl

Hematokrit 36.4 42-52 %

Leukosit 12 4.8-10.8 103

Eritrosit 4.72 4.7-6.1 106

Trombosit 298 150-450 103

MCV 77.1 80-94 fL

MCH 26.4 27-31 pg

MCHC 34.2 33-37 %

RDW-SD 13.4 37-54 fL

MPV 8 8-12 fL

Differential

Neutrofil % 74.2 40-70 %

11
Limfosit % 22.0 26-36 %

Monosit % 1.7 4-8 %

Eosinofil % 0.4 1-3 %

Basofil % 0.2 <1 %

Absolut

Neutrofil # 8.93 1.8-7.6

Limfosit # 2.65 1.00-1.43

Monosit # 0.21 0.16-1.0

Eosinofil # 0.1 0.02-0.50

Basofil # 0.03 0.00-0.10

Pemeriksaan Laboratorium Tanggal 10 November 2017, pukul 06.47 WIB

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan

KIMIA KLINIK

Glukosa Darah

Glukosa Darah Puasa 72 70-110 mg%

Lemak

Kolesterol total 128 <200 mg/dL

Kolesterol HDL 34.7 >40 mg%

Kolesterol LDL 75.1 <130 mg%

Trigliserida 91 <150 mg%

Fungsi Hati

12
AST (SGOT) 11 15-37 U/L

ALT (SGPT) 20 16-63 U/L

Fungsi Ginjal

Ureum 14.4 10-50 mg%

Kreatinin 0.8 0.5-1.1 mg%

Asam Urat 4.20 3.4-7.0 mg%

V. DIAGNOSA KERJA

BPPV

VI. DIAGNOSA BANDING

Vestibular Neuritis

VII. PEMERIKSAAN PENUNJANG


1. Tes ENG
VIII. PENGOBATAN
Nonmedikamentosa :
 Diet Bubur
Medikamentosa :
 Inf Asering 20 tpm
 Betahistin 3 x 6 mg
 Ondancentron 2 x 8 mg
 Omeprazole 1x40
 Neurobion 1 x 500 mg
IX. PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam

X. FOLLOW UP

13
Tanggal S O A P

10/11/17 Pusing (+), Kesadaran: CM BPPV  Inf. Asering 20


Hari -2 Mual (+), GCS: E4V5M6=15 gtt/m
Muntah (+) TD: 140/80 mmHg  Betahistin 3 x 6
RR: 20x/menit, mg
regular  Ondancentron 2 x
N: 82x/menit, 8 mg
regular  Omeprazole 1x40
S: 36.6 C mg
Status Neurologis:  Neurobion 1 x
RM= KK (-) 500 mg
brudzinski I,II,III (-
), Laseque dan
Kernig tidak terbatas
SO: pupil bulat,
isokor θ ODS 3mm,
nystagmus +/+
Motorik
5 5
5 5
F. Veg = BAK dan
BAB Normal
R. Fisiologis = +/+
R. Patologis = -/-

Tanggal S O A P

11/11/17 Pusing (+) Kesadaran: CM BPPV  Inf. Asering 20


Hari -3 berkurang, GCS: E4V5M6=15 gtt/m
Mual (+), TD: 120/90 mmHg  Betahistin 3 x 6 mg
Muntah (+) RR: 22x/menit,  Ondancentron 2 x 8
berkurang regular mg
N: 88x/menit,  Omeprazole 1x40

14
regular mg
S: 36.8 C  Dymenhidrinate 3 x
Status Neurologis: 1 tab
RM= KK (-)  Ulsafate 3 x 10 ml
brudzinski I,II,III (-
), Laseque dan
Kernig tidak
terbatas
SO: pupil bulat,
isokor θ ODS 3mm,
nystagmus -/-
Motorik
5 5
5 5
F. Veg = BAK dan
BAB Normal
R. Fisiologis = +/+
R. Patologis = -/-

Tanggal S O A P

12/11/17 Pusing (-), Kesadaran: CM BPPV  Inf. Asering 20


Hari -4 Mual (-), GCS: E4V5M6=15 gtt/m
Muntah (-) TD: 120/80 mmHg  Betahistin 3 x 6 mg
RR: 20x/menit,  Ondancentron 2 x 8
regular mg
N: 80x/menit,  Omeprazole 1x40
regular mg
S: 36.6 C  Dymenhidrinate 3 x
Status Neurologis: 1 tab
RM= KK (-)  Ulsafate 3 x 10 ml
brudzinski I,II,III (-
), Laseque dan

15
Kernig tidak
terbatas
SO: pupil bulat,
isokor θ ODS 3mm,
nystagmus -/-
Motorik
5 5
5 5
F. Veg = BAK dan
BAB Normal
R. Fisiologis = +/+
R. Patologis = -/-

Tanggal S O A P

13/11/17 Pusing (-), Kesadaran: CM BPPV  Ranitidin 2 x


Hari -5 Mual (-), GCS: E4V5M6=15 1
Muntah (-) TD: 120/80 mmHg  Betahistin 3 x
RR: 20x/menit, 6 mg
regular  BLPL
N: 80x/menit, regular
S: 36.6 C
Status Neurologis:
RM= KK (-)
brudzinski I,II,III (-),
Laseque dan Kernig
tidak terbatas
SO: pupil bulat,
isokor θ ODS 3mm,
nystagmus -/-

16
Motorik

5 5
5 5
F. Veg = BAK dan
BAB Normal
R. Fisiologis = +/+
R. Patologis = -/-

RESUME

Seorang perempuan berusia 33 tahun datang ke IGD RSUD Sayang Cianjur pada
tanggal 9 November 2017 dengan keluhan pusing berputar sejak 1 hari SMRS. Keluhan
yang dialami terjadi secara mendadak dan terus menerus hingga pasien tidak mampu untuk
berdiri. Keluhan bertambah apabila pasien berubah posisi dan berkurang jika pasien
berbaring serta menutup mata. Pasien juga mengalami mual dan muntah serta keringat
dingin. Badan pasien terasa lemas.
Pasien juga mengeluhkan pendengarannya menjadi sedikit berkurang. Pasien
menyangkal adanya telinga berdengung, penglihatan ganda, pandangan kabur, lemah
anggota gerak, baal anggota gerak, kejang, demam, batuk pilek dan sakit tenggorokan.
BAB dan BAK normal.

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Composmentis
GCS : E4 M6 V5 = 15
Tanda-Tanda Vital :
• Tekanan Darah : 110/90 mmHg
• Denyut Nadi : 72 kali/menit, reguler
• Pernafasan : 20 kali/menit, reguler
• Suhu : 36,7oC

STATUS GENERALIS
Kepala dan leher

17
- Kepala : Normochepal
- Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik(-/-), nystagmus (+/+)
- Hidung : Normonasi, sekret (-/-), Epistaksis (-/-), septum deviasi (-)
- Telinga : Normotia, serumen (-/-), sekret (-/-), darah (-/-).
- Mulut : Mukosa bibir lembab (+), sianosis (-), lidah kotor (-).
- Leher : Pembesaran KGB (-), tiroid (-), peningkatan JVP (-)

Thoraks
Paru
Inspeksi : bentuk dada normal, pergerakan dinding dada simetris, retraksi sela iga (-)
Palpasi : Vokal fremitus kiri = kanan
Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru, batas paru-hepar setinggi
ICS 6 midclavikularis dextra
Auskultasi : Vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)

Jantung
Inspeksi : Iktus kordis terlihat pada ICS 5 midclavikula sinistra
Palpasi : Iktus kordis teraba pada ICS 5 midclavikula sinistra
Perkusi : Batas kanan jantung ICS 4, linea parasternalis dextra

Batas kiri jantung ICS 4, linea midclavikularis sinistra

Auskultasi : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop(-)

Abdomen
Inspeksi : Bentuk datar
Auskultasi : BU (+) normal pada 4 kuadran (15 kali/menit)
Perkusi : Timpani pada keempat kuadran abdomen, asites (-)
Palpasi : Nyeri tekan (-), nyeri epigastrium (+), hepar tidak teraba membesar, lien
tidak teraba membesar
Ekstremitas

Superior : akral hangat, CRT < 2 detik, edema (-/-), sianosis (-/-)
Inferior : akral hangat, CRT < 2 detik, edema (-/-),sianosis (-/-)

18
STATUS NEUROLOGIK
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Composmentis
GCS : E4M6V5 (15)

Rangsang Meningeal
- Kaku Kuduk : (-)

- Laseque : (-)

- Kernig sign : (-)

- Brudzinski I : (-)

- Brudzinski II : (-)

- Brudzinski III : (-)


SARAF KRANIAL
Pupil bulat isokor ϕ 3 mm, Refleks cahaya +/+

Nystagmus +/+

MOTORIK
Kekuatan Otot
5 5
5 5
Tonus otot : Normotoni
Atrofi : (-)

SENSORIK Kiri Kanan

Nyeri : Ekstremitas Atas : Normoalgesia Normoalgesia


Ekstremitas Bawah : Normoalgesia Normoalgesia
Raba : Ekstremitas Atas : Normostesia Normostesia
Ekstremitas Bawah : Normostesia Normostesia
Suhu : Ekstremitas Atas : Thermonormostesia Thermonormostesia
Ekstremitas Bawah : Thermonormostesia Thermonormostesia

19
FUNGSI VEGETATIF
Miksi : baik
Defekasi : baik

FUNGSI LUHUR
MMSE : 26 (Normal)

REFLEK FISIOLOGIS REFLEK PATOLOGIS


Reflek bisep : (++/++) Babinski : (-/-)
Reflek trisep : (++/++) Chaddock : (-/-)
Reflek patella : (++/++) Oppenheim : (-/-)
Reflek achilles : (++/++)
Reflek brachioradialis : (++/++)
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Laboratorium Tanggal 09 November 2017, pukul 16.07 WIB


Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan

HEMATOLOGI

Hematologi Lengkap

Hematokrit 36.4 42-52 %

Leukosit 12 4.8-10.8 103

MCV 77.1 80-94 fL

MCH 26.4 27-31 pg

Differential

Neutrofil % 74.2 40-70 %

Limfosit % 22.0 26-36 %

Monosit % 1.7 4-8 %

20
Eosinofil % 0.4 1-3 %

Absolut

Neutrofil # 8.93 1.8-7.6

Limfosit # 2.65 1.00-1.43

Pemeriksaan Laboratorium Tanggal 10 November 2017, pukul 06.47 WIB

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan

KIMIA KLINIK

Kolesterol HDL 34.7 >40 mg%

Fungsi Hati

AST (SGOT) 11 15-37 U/L

DIAGNOSA KERJA

BPPV

DIAGNOSA BANDING

Vestibular Neuritis

PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Tes ENG

PENGOBATAN
Nonmedikamentosa :
 Diet Bubur
Medikamentosa :
 Inf Asering 20 tpm
 Betahistin 3 x 6 mg
 Ondancentron 2 x 8 mg

21
 Omeprazole 1x40
 Neurobion 1 x 500 mg
PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam

22
BAB II

ANALISA KASUS

DAFTAR MASALAH
1. Mengapa pada pasien ini didiagnosis BPPV?
2. Bagaimanakah prognosis untuk pasien dengan BPPV ?
PEMBAHASAN MASALAH
1. Mengapa pada pasien ini didiagnosis BPPV ?

Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV) adalah salah satu jenis vertigo vestibular
tipe perifer yang paling sering dijumpai dalam praktek sehari-hari, ditandai dengan serangan-
serangan yang menghilang spontan. Benign Paroxysmal Positional Vetigo didefinisikan
sebagai kelainan pada telinga bagian dalam yang mana ada pengulangan episodic dari vertigo
posisional. BPPV juga sering dikenal dengan kelainan pada bagian vestibular.

BPPV bukan suatu penyakit, melainkan suatu sindroma sebagai gejala sisa dari penyakit
pada telinga dalam.

Penelitian Baloh mendapatkan usia rata-rata penderita BPPV adalah 54 tahun, dengan
rentang usia 11-84 tahun. Wanita : pria 1.6 : 1.0, sedangkan pada yang idiopatik 2:1.
Insidensi dari BPPV berkisar 10.7-64 per 100.000 orang dan meningkat 38% setiap
dekadenya.

ETIOLOGI

a. Idiopatik
Sekitar 50% penderita BPPV tidak diketahui penyebabnya.
b. Simtomatik
Pasca trauma, pasca-labirinitis virus, insufisiensi vertebrobasilaris, Meniere, pasca-
operasi, ototoksisitas, mastoiditis kronik.

Pada orang tua, penyebab paling umum adalah degenerasi dari sistem vestibular dari telinga
bagian dalam.
Terdapat 2 hipotesa yang menerangkan patofisiologi BPPV, yaitu:

1. Hipotesa kupulotiasis

23
2. Hipotesa kanalitiasis

Hipotesa Kupulotiasis

Adanya debris yang berisi kalsium karbonat berasal dari fragmen otokonia yang
terlepas dari macula utrikulus yang berdegenerasi, menempel pada permukaan kupula
semisirkularis posterior yang letaknya langsung di bawah makula urtikulus. Debris ini
menyebabkannya lebih berat daripada endolimfe sekitarnya, dengan demikian menjadi lebih
sensitif terhadap perubahan arah gravitasi. Bilamana pasien berubah posisi dari duduk ke
berbaring dengan kepala tergantung, seperti pada tes Dix Hallpike, kanalis posterior berubah
posisi dari inferior ke superior, kupula bergerak secara utrikulofugal, dengan demikian timbul
nistagmus dan keluhan vertigo.

Pergeseran massa otokonia tersebut membutuhkan waktu, hal ini yang menyebabkan
adanya masa laten sebelum timbulnya nistagmus dan keluhan vertigo.

Gerakan posisi kepala yang berulang akan menyebabkan otokonia terlepas dan masuk
ke dalam endolimfe, hal ini yang menyebabkan timbulnya fatigue, yaitu berkurangnya atau
menghilangnya nistagmus/vertigo, disamping adanya mekanisme kompensasi sentral.

24
Nistagmus tersebut timbul secara paroksismal pada bidang kanalis posterior telinga
yang berada pada bidang kanalis posterior telinga yang berada pada posisi di bawah, dengan
arah komponen cepat ke atas.

Hipotesa Kanalitiasis

Menurut hipotesa ini debris otokonia tidak melekat pada kupula, melainkan
mengambang di dalam endolimfe kanalisis posterior. Pada perubahan posisi kepala debris
tersebut akan bergerak ke posisi paling bawah, endolimfe bergerak menjauhi ampula dan
merangsang nervus ampularis. Bila kepala digerakkan tertentu debris akan ke luar dari
kanalis posterior ke dalam krus komunis, lalu masuk ke dalam vestibulum, dan
vertigo/nistagmus menghilang.

MANIFESTASI KLINIS
Gejala umum yang didapatkan yaitu pusing biasanya muncul setelah beberapa gerakan
kepala, bermasalah dengan keseimbangan, dan rasa ingin muntah (mual).
Vertigo muncul mendadak pada perubahan posisi, misalnya miring ke satu sisi pada
waktu berbaring, bangkit dari tidur, membungkuk atau waktu menegakkan kembali badan,
menunduk atau menengadah. Serangan berlangsung dalam waktu singkat, biasanya kurang
dari 30 detik.
Vertigo pada BPPV dirasakan berputar, bisa disertai rasa mual, kadang-kadang muntah.
Setelah rasa berputar menghilang pasien bisa merasa melayang.
Umumnya BPPV menghilang sendiri dalam beberapa hari sampai minggu dan kadang-
kadang bisa kambuh lagi.

DIAGNOSIS
Diagnosis BPPV ditegakkan secara klinis berdasarkan:

a. Anamnesis
Adanya vertigo yang terasa berputar, timbul mendadak pada perubahan
posisi kepala atau badan, lamanya kurang dari 30 detik, bisa disertai oleh rasa
mual, kadang-kadang muntah.
b. Pemeriksaan fisik
Pada yang idiopatik tidak ditemukan kelainan. Pada yang sistomatik bisa
ditemukan kelainan neurologic fokal, atau kelainan sistemik.
1. Tes Dix Hallpike

25
Tes ini dilakukan sebagai berikut:
a. Sebelumnya pasien diberi penjelasan dulu mengenai prosedur pemeriksaan
supaya tidak tegang.
b. Pasien duduk dekat bagian ujung pemeriksa.
c. Dengan mata terbuka dan berkedip sedikit mungkin selama pemeriksaan, pada
posisi duduk kepala menengok ke kiri atau ke kanan, lalu dengan cepat badan
pasien dibaringkan sehingga kepala tergantung pada ujung meja pemeriksa,
lalu dilihat adanya nistagmus dan keluhan vertigo, pertahankan posisi tersebut
selama 10 sampai 15 detik, setelah itu pasien dengan cepat didudukkan
kembali. Berikutnya maneuver tersebut diulang dengan kepala menunjuk
kesisi lain. Untuk melihat adanya fatigue maneuver ini diulang 2-3 kali.
Interpretasi Tes Dix Hallpike
a. Normal : tidak timbul vertigo dan nistagmus dengan mata terbuka.
Kadang-kadang dengan mata tertutup bisa terekam dengan
elektronistagmografi adanya beberapa detak nistagmus.
b. Abnormal : timbulnya nistagmus posisional yang pada BPPV mempunyai
4 ciri, yaitu: ada masa laten, lamanya kurang dari 30 detk, disertai vertigo
yang lamanya sama dengan nistagmus, dan adanya fatigue, yaitu
nistagmus dan vertigo yang makin berkurang setiap kali manuver diulang

26
Gambar 1. Tes Dix Hallpike bagian I.

Gambar 2. Tes Dix Hallpike bagian II.

Gambar 3. Tes Dix Hallpike bagian III.

27
Electronystagmography (ENG) pengujian mungkin diperlukan untuk mencari karakteristik
nistagmus yang disebabkan oleh Dix-Hallpike tes. Telah diklaim bahwa BPPV disertai
dengan kelumpuhan unilateral kanal lateral adalah sugestif dari etiologi vaskuler. Untuk
diagnosis BPPV dengan tes laboratorium, adalah penting untuk memiliki tes ENG dilakukan
oleh laboratorium yang dapat mengukur gerakan mata vertikal. Sebuah Magnetic Resonance
Imaging (MRI) scan akan dilakukan jika tumor otak stroke atau dicurigai. Sebuah tes kursi
berputar dapat digunakan untuk masalah diagnostik sulit.. Hal ini mungkin tetapi jarang (5%)
untuk memiliki BPPV di kedua telinga (bilateral BPPV).

2. Bagaimanakah prognosis untuk pasien dengan BPPV ?

Pasien perlu untuk diedukasi tentang BPPV. Satu dari tiga pasien sembuh dalam
jangka waktu 3 minggu, tetapi kebanyakan sembuh setelah 6 bulan dari serangan. Pasien
harus diberitahu bahwa BPPV dapat dengan mudah ditangani, tetapi harus diingatkan bahwa
kekambuhan sering terjadi bahkan jika terapi manuvernya berhasil, jadi terapi lainnya
mungkin dibutuhkan. Beberapa studi menunjukkan bahwa 15% terjadi kekambuhan pada
tahun pertama, kemudian 50% kekambuhan terjadi pada 40 bulan setelah terapi (Bunjamin et
al., 2013). Kekambuhan dari BPPV adalah masalah yang umum terjadi. Meniere’s disease,
CNS disease, migraine headaches,dan post-traumatic BPPV merupakan faktor resiko yang
lebih memungkinkan untuk terjadinya kekambuhan.

28

Anda mungkin juga menyukai