0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
47 tayangan2 halaman
Manajemen penurunan tekanan intrakranial (TIK) meliputi mengatur posisi kepala lebih tinggi, menjaga tekanan darah optimal, dan mengatasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan TIK seperti hiperkapnea, hipoksemia, edema serebri, dan masa intrakranial akibat trauma. Hal ini bertujuan untuk memperbaiki aliran darah vena, mencegah iskemia dan edema otak, serta menjaga suhu, keseimbangan elektrolit
Manajemen penurunan tekanan intrakranial (TIK) meliputi mengatur posisi kepala lebih tinggi, menjaga tekanan darah optimal, dan mengatasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan TIK seperti hiperkapnea, hipoksemia, edema serebri, dan masa intrakranial akibat trauma. Hal ini bertujuan untuk memperbaiki aliran darah vena, mencegah iskemia dan edema otak, serta menjaga suhu, keseimbangan elektrolit
Manajemen penurunan tekanan intrakranial (TIK) meliputi mengatur posisi kepala lebih tinggi, menjaga tekanan darah optimal, dan mengatasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan TIK seperti hiperkapnea, hipoksemia, edema serebri, dan masa intrakranial akibat trauma. Hal ini bertujuan untuk memperbaiki aliran darah vena, mencegah iskemia dan edema otak, serta menjaga suhu, keseimbangan elektrolit
1) Sakit kepala, akibat kompresi saraf kranialis, arteri dan vena, biasanya memburuk pada pagi hari dan diperberat oleh aktivitas. 2) Muntah yang tidak didahului mual dan mungkin projektil. 3) Perubahan tingkat kesadaran. 4) Gelisah, iritabilitas, letargi. 5) Perubahan tanda-tanda vital. Cushing’s triad: peninggian tekanan darah sistolik, bradikardi (muncul belakangan), pola nafas iregular (late sign); peningkatan suhu; ocular signs seperti pelebaran pupil akibat tekanan pada N III dan refleks pupil melambat dan anisokor. 6) Penurunan fungsi motorik: hemiparesis atau hemiplegia; dekortikasi – gangguan pada traktus motorik; deserebrasi – kerusakan berat pada mesensefalon dan batang otak.
Faktor-faktor yang meningkatkan TIK:
1) Hiperkapnea (PCO2) > 45 mmHg. 2) Hipoksemia: PO2 < 50 mmHg. 3) Edema serebri. 4) Hiperemia. 5) Masa intrakranial akibat trauma, berupa EDH, SDH, perdarahan intraserebral, benda asing, dan fraktur depresi tulang tengkorak. 6) Hidrosefalus akibat obstruksi absorbsi cairan serebrospinal (CSS). 7) HIpoventilasi yang menyebabkan vasodilatasi. 8) Hipertensi sistemik. 9) Thrombosis sinus venosus. 10) Peningkatan tonus otot atau trauma manuver Valsava akibat keadaan penurunan kesadaran (agitasi) dan posisi tubuh. 11) Kejang pasca traumatik yang menetap (status epileptikus).
Tatalaksana umum penurunan TIK:
1) Mengatur posisi kepala lebih tinggi 15 – 300, dengan tujuan memperbaiki venous return. 2) Mengusahakan tekanan darah yang optimal. 3) Tekanan darah yang sangat tinggi dapat menyebabkan edema serebral, sebaliknya tekanan darah terlalu rendah akan mengakibatkan iskemia otak dan akhirnya juga akan menyebabkan edema dan peninggian TIK. 4) Mengatasi kejang. 5) Menghilangkan rasa cemas. 6) Mengatasi rasa nyeri. 7) Menjaga suhu tubuh normal < 37,50 C. 8) Kejang, gelisah, nyeri dan demam akan menyebabkan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan akan substrat metabolism. Di satu sisi terjadi peningkatan metabolisme serebral, dipihak lain suplai oksigen dan glukosa berkurang, sehingga akan terjadi kerusakan jaringan otak dan edema. Hal ini pada akhirnya akan mengakibatkan peninggian TIK. 9) Koreksi kelainan metabolik dan elektrolit. 10) Hiponatremia akan menyebabkan penurunan osmolalitas plasma sehingga akan terjadi edema sitotoksik, sedangkan hipernatremia akan menyebabkan lisisnya sel-sel neuron. 11) Atasi hipoksia. 12) Kekurangan oksigen akan menyebabkan terjadinya metabolisme anarob, sehingga akan terjadi metabolisme tidak lengkap yang akan menghasilkan asam laktat sebagai sisa metabolisme. Peninggian asam laktat di otak akan menyebabkan terjadinya asidosis laktat, selanjutnya akan terjadi edema otak dan peninggian TIK. 13) Hindari beberapa hal yang menyebabkan peninggian tekanan abdominal seperti batuk, mengedan dan penyedotan lendir pernafasan berlebihan.