Anda di halaman 1dari 8

Cara Mencegah dan Mengatasi Peningkatan TIK (Tekanan Intra

Kranial)

2:29 AM

Otak merupakan jaringan tubuh yang mempunyai tingkat metabolisme tinggi, hanya dengan berat kurang
lebih 2% dari berat badan memerlukan 15% kardiak output, menyita 20% oksigen yang beredar di tubuh, serta
membutuhkan 25% dari seluruh glukosa dalam tubuh. Pada keadaan emergensi dan kritis akan terjadi
peningkatan kebutuhan akan bahan-bahan metabolisme tersebut. Dengan demikian apabila suplai dari
bahan-bahan untuk metabolisme otak terganggu tentunya akan menyebabkan terjadinya kerusakan jaringan
otak yang dapat berakibat kematian dan kerusakan permanen (kecacatan).
Dua hal yang berperan dalam menjaga metabolisme otak berjalan normal adalah kecukupan oksigen dan
kecukupan sumber energi yaitu glukosa. Oleh karena otak tidak dapat menyimpan cadangan energi maka
metabolisme otak tergantung pada aliran darah yang optimal (CBF). Dalam keadaan emergensi dan kritis akan
terjadi kegagalan sistem autoregulasi pembuluh darah serebral. Karena aliran darah ke otak (CBF) adalah hasil
pembagian tekanan perfusi ke otak (CPP) dengan tahanan pembuluh darah serebral (CVR), maka pada
kegagalan sistem autoregulasi CBF sangat tergantung pada CPP.
Pada keadaan normal CBF adalah 50 cc/100 gr jaringan otak/menit. Pada keadaan sehat (mekanisme
autoregulasi utuh), CBF 50 cc/100 gr jaringan otak/menit tersebut dapat dipenuhi dengan rentang CPP antara
40 – 140 mmHg. Kerusakan jaringan otak irreversibel akan terjadi apabila CBF < 18 cc/100 gr jaringan
otak/menit. Pada keadaan emergensi neurologi seperti infeksi akan terjadi peninggian tekanan intrakranial
(TIK) akibat edema otak. Oleh karena CPP merupakan selisih antara MAP dengan TIK maka adalah sangat
penting menjaga tekanan darah optimal dan mengendalikan (menurunkan) TIK. Pada makalah ini akan
difokuskan dalam mengendalikan (manajemen) peninggian TIK. PTIK adalah suatu keadaan atau kondisi
dimana tekanan pada intra kranial terjadi peninggian atau peningkatan yang disebabkan oleh kerusakan
jaringan otak atau edema otak.

Tanda dan Gejala Peningkatan TIK


 Sakit kepala, akibat kompresi saraf kranialis, arteri dan vena, biasanya memburuk pada pagi hari dan
diperberat oleh aktivitas.
 Muntah yang tidak didahului mual dan mungkin projektil
 Perubahan tingkat kesadaran
 Paling sensitif dan indikator penting, tahap awal mungkin tidak spesifik seperti gelisah, iritabilitas,
letargi.
 Perubahan tanda-tanda vital. Cushing’s triad: peninggian tekanan darah sistolik, bradikardi (muncul
belakangan), pola nafas iregular (late sign); peningkatan suhu; ocular signs seperti pelebaran pupil
akibat tekanan pada N III dan refleks pupil melambat dan anisokor.
 Penurunan fungsi motorik: hemiparesis atau hemiplegia; dekortikasi – gangguan pada traktus
motorik; deserebrasi – kerusakan berat pada mesensefalon dan batang otak
Manajemen dan Cara Mengatasi Peningkatan TIK
Tatalaksana umum untuk mencegah peningkatan tekanan intra kranial (PTIK)
Beberapa hal yang berperan besar dalam menjaga agar TIK (tekanan intra kranial) tidak meninggi antara lain:
 Mengatur posisi kepala lebih tinggi 15 – 300, dengan tujuan memperbaikivenous return.
 Mengusahakan tekanan darah yang optimal.
 Tekanan darah yang sangat tinggi dapat menyebabkan edema serebral, sebaliknya tekanan darah
terlalu rendah akan mengakibatkan iskemia otak dan akhirnya juga akan menyebabkan edema dan
peninggian TIK.
 Mengatasi kejang.
 Menghilangkan rasa cemas.
 Mengatasi rasa nyeri.
 Menjaga suhu tubuh normal < 37,50 C.
 Kejang, gelisah, nyeri dan demam akan menyebabkan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan akan substrat metabolism. Di satu sisi terjadi peningkatan metabolisme serebral, dipihak
lain suplai oksigen dan glukosa berkurang, sehingga akan terjadi kerusakan jaringan otak dan edema.
Hal ini pada akhirnya akan mengakibatkan peninggian TIK.
 Koreksi kelainan metabolik dan elektrolit.
 Hiponatremia akan menyebabkan penurunan osmolalitas plasma sehingga akan terjadi edema
sitotoksik, sedangkan hipernatremia akan menyebabkan lisisnya sel-sel neuron.
 Atasi hipoksia.
 Kekurangan oksigen akan menyebabkan terjadinya metabolisme anarob, sehingga akan terjadi
metabolisme tidak lengkap yang akan menghasilkan asam laktat sebagai sisa
metabolisme. Peninggian asam laktat di otak akan menyebabkan terjadinya asidosis laktat,
selanjutnya akan terjadi edema otak dan peninggian TIK.
 Hindari beberapa hal yang menyebabkan peninggian tekanan abdominal seperti batuk, mengedan
dan penyedotan lendir pernafasan berlebihan.

Tatalaksana Khusus untuk mencegah terjadinya peningkatan tekanan intra kranial (PTIK) ;

1. Mengurangi efek masa.


Pada kasus tertentu seperti hematoma epidural, subdural, maupun perdarahan intraserebral spontan maupun
traumatika serta tumor maupun abses tentunya akan menyebabkan peninggian TIK dengan segala
konsekuensinya. Sebagian dari keadaan tersebut memerlukan tindakan pembedahan untuk mengurangi efek
masa,

2. Mengurangi volume Cairan Serebrospinal (CSS).


Mengurangi CSS biasanya dilakukan apabila didapatkan hidrosefalus yang menjadi penyebaba peninggian
TIK seperti halnya pada infeksi kriptokokkus. Ada 3 cara yang dapat dilakukan dalam hal ini yaitu: memasang
kateter intraventrikel, lumbal punksi atau memasang kateter lumbal. Pemilihan metode yang dipakai
tergantung dari penyebab hidrosefalus atau ada/tidaknya masa intrakranial.
Pengaliran CSS dengan kateter lumbal dapat dikerjakan apabila diyakini pada pemeriksaan imaging tidak
didapatkan massa intrakranial atau hidrosefalus obstruktif. Biasanya dipakai kateter silastik 16 G pada
intradural daerah lumbal. Dengan kateter ini disamping dapat mengeluarkan CSS, dapat juga dipakai
untuk mengukur TIK. Keuntungan lain adalah teknik yang tidak terlalu sulit dan perawatan dapat dilakukan
di luar ICU.

3. Mengurangi volume darah intravaskular.


Hiperventilasi akan menyebabkan alkalosis respiratori akut, dan perubahan pH sekitar pembuluh darah ini
akan menyebabkan vasokonstriksi dan tentunya akan mengurangi CBV sehingga akan menurunkan TIK.
Efek hiperventilasi akan terjadi sangat cepat dalam beberapa menit. Tindakan hiperventilasi merupakan
tindakan yang paling efektif dalam menangani krisis peninggian TIK namun akan menyebabkan iskemik
serebral. Sehingga hal ini hanya dilakukan dalam keadaan emergensi saja dan dalam jangka pendek.
Hemodilusi dan anemia mempunyai efek menguntungkan terhadap CBF dan deliveri oksigenasi serebral.
Hematokrit sekitar 30% (visikositas darah yang rendah) akan lebih berefek terhadap diameter vaskuler
dibanding terhadap kapasitas oksigen (CaO), sehingga akan terjadi vasokonstriksi dan akan mengurangi CBV
dan TIK. Namun bila hematokrit turun dibawah 30% akan berakibat menurunnya kapasitas oksigen. Hal ini
akan mengakibatkan vasodilatasi sehingga TIK akan meninggi. Dengan demikian strategi yang sangat
penting dalam menjaga TIK adalah mencegah hematokrit jangan sampai turun sampai dibawah 30%.
Manitol atau cairan osmotik lain juga mempunyai efek vasokonstriksi pembuluh darah piamater dan arteri
basilar, sehingga akan mengurangi CBF.
Pemakaian barbiturat atau obat anestesi akan menekan metabolisme otak, dan menurunkan Cerebral
Metabolism Rate of Oxygen (CMRO2). Penurunan CMRO2 akan menurunkan CBF, dan akhirnya
mengurangi CBV dan TIK. Pemberian barbiturat sendiri telah terbukti akan menyebabkan vasokonstriksi
pembuluh darah serebral.

4. Mengurangi edema dan volume cairan interstisial.


Manitol akan mengurangi cairan otak dengan cepat, dan manitol akan diekskresikan melewati ginjal dengan
cepat pula. Satu hal yang perlu diperhatikan adalah efek diuresis dari manitol sehingga dapat berakibat
dehidrasi. Kekurangan cairan intravaskular tentunya akan menyebabkan penurunan tekanan darah, dan akan
terjadi vasodilatasi sebagai mekanisme autoregulasi dan akibat lanjutnya adalah kenaikan CBV dan
TIK. Pemberian manitol jangan melebihi 3 hari dan hindari drip kontinyu. Tidak ada hubungan besarnya
dosis dengan efek yang diharapkan. Selain dari manitol, dapat juga dipakai cairan salin hipertonis.
Glukokortikoid seperti deksametason dapat digunakan untuk menangani edema serebri vasogenik. Obat ini
efektif dalam menanggulangi edema yang menyertai tumor, meningitis dan lesi otak lain. Dosis awal yang
biasa digunakan adalah 10 mg Dexamethason i.v diikuti 4 mg tiap 6 jam.

Kesimpulan
Peninggian TIK merupakan keadaan emergensi yang mengancam nyawa sehingga harus segera
ditangani. Ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan dalam penatalaksaan peninggian TIK yaitu tindakan
umum (mengusahakan keadaan fisologis) dan tindakan khusus seperti evakuasi massa termasuk hematoma,
mengurangi CSS (drainase CSS), menurunkan volume darah intravaskular (“hiperventilasi”, hemodilusi,
hipotermia, terapi barbiturat) dan mengurangi cairan interstisial/edema dengan cairan hipertonis serta
pemakaian glukokortikoid.

Daftar Pustaka
1. Ropper A.(ed). Neurological and Neurosurgical Critical Care, 3rd ed. New
York, Raven Press, 1993:11-52.
2. Marino PL. The ICU Book, Philadelphia, Lea and Febiger, 1991: 190-201.
3. Goldschlager NF, Hemodynamic monitoring. In Critical Care Medicine, Luce
JM and Pierson DJ (eds), Philadelphia, WB Saunders, 1988: 104 -114.
4. Dunn LT. Raised intracranial pressure. J Neurol Neurosurg Psychiatry
2002;73:23-27.
5. Williams MA. Intracranial Pressure Monitoring and Management for
Neurologists. AAN, 1998.
6. Strand T. Evaluation of Long-term Outcome and Safety after Hemodilution
therapy in Acute Ischemic Stroke. Stroke, 1992; 23: 657 – 662.
7. The Hemodilution in Stroke Study Group. Hypervolemic Hemodilution
Treatment of Acute Stroke: Results of Randomized Multicenter Trial Using
Pentastarch. Stroke,1989; 20: 317 – 323.
8. Hacke W, Stingele R, Steiner T, et al. Critical Care of Acute Ischemic Stroke.
Intensive Care Med,1995;21:856 – 62.
9. Schwab S, Schwarz, Sprange M, et al. Moderate hypothermia in the Treatment
of Patients with Severe Middle Cerebral Artery Infarction. Stroke, 1998;
29:2461 – 2466.
10. Manno E.M.. When to use hyperventilation, mannitol, or cortisosteroid to
reduce increased intracranial pressure from cerberal edema. In Though call in
acute neurology (Rabinstein AA, ed). Elsevier, Philadhelpia, 2004: 107-119.

Memahami Penyebab dan Gejala Peningkatan Tekanan


Intrakranial

Tekanan intrakranial adalah nilai tekanan di dalam rongga kepala.


Tekanan ini berada di dalam tulang tengkorak yang artinya meliputi
jaringan otak, cairan serebrospinal dan pembuluh darah otak. Pada
tekanan tertentu, tekanan intrakranial dapat meningkat. Dan ini
merupakan kondisi yang tidak boleh diremehkan.

Tekanan intrakranial yang meningkat dan tidak segera diobati,


dapat menimbulkan kondisi serius hingga mengancam jiwa.
Peningkatan tekanan intrakranial tidak hanya dapat terjadi pada
orang dewasa, tapi juga pada bayi dan anak-anak.
Penyebab Peningkatan Tekanan Intrakranial

Penyebab yang paling umum seseorang mengalami peningkatan


tekanan intrakranial adalah adanya cedera pada kepala, akibat
pukulan atau benturan yang mengenai kepala. Pada bayi atau
anak-anak, kondisi ini seringkali terjadi karena jatuh dari tempat
tidur hingga mengakibatkan luka pada kepala, karena kecelakaan,
atau bisa juga karena tindak kekerasan pada anak. Salah satu
penyebab umum lainnya pada anak adalah kondisi bawaan
berupa hidrosefalus kongenital.

Selain itu, kondisi ini dapat disebabkan oleh peningkatan tekanan


pada cairan serebrospinal, yaitu cairan yang mengelilingi otak dan
sumsum tulang belakang. Peningkatan tekanan intrakanial juga
dapat terjadi karena jaringan otak membengkak akibat luka atau
penyakit.
Kondisi atau penyakit yang dapat menjadi penyebab peningkatan
tekanan intrakranial, di antaranya adalah:

 Infeksi

 Kejang

 Stroke

 Tumor

 Aneurisma otak

 Hidrosefalus

 Hipoksemia atau berkurangnya kadar oksigen dalam darah

 Meningitis, peradangan pada selaput otak

 Status epilektikus pada penderita epilepsi

 Perdarahan otak karena tekanan darah yang terlalu tinggi

Mengenali Gejala yang Timbul

Peningkatan tekanan darah intrakranial dapat dikenali dari


gejala-gejala seperti:

 Sakit kepala

 Mual dan muntah

 Penglihatan ganda
 Tekanan darah meningkat

 Merasa bingung, linglung, gelisah atau timbul perubahan


perilaku

Gejala yang lebih berat termasuk pupil mata tidak memberi respon
pada perubahan cahaya, napas dangkal atau sesak, kejang, hilang
kesadaran hingga koma.

Dalam mendiagnosis peningkatan tekanan intrakranial, biasanya


dokter akan melakukan penelusuran riwayat medis dan pemeriksaan
fisik, termasuk pemeriksaan saraf untuk menguji kemampuan indera,
keseimbangan, dan status mental atau kondisi kejiwaan.

Dokter dapat melakukan pemeriksaan penunjang, seperti CT


scan dan MRI, untuk menentukan penyebab peningkatan tekanan
intrakranial. Dari pemeriksaan tersebut dapat pula diketahui ada
tidaknya kerusakan atau kelainan pada jaringan otak. Pemeriksaan
lain yang biasanya juga dilakukan untuk diagnosa peningkatan
tekananan intrakranial adalah pungsi lumbal, yakni pengambilan
sampel dan analisa cairan di sekeliling otak dan sumsum tulang
belakang. Tindakan ini harus dilakukan sesuai indikasi, karena dapat
berpengaruh pada kondisi otak dan tekanan intrakranial.

Cara Mengatasi Tekanan Intrakranial yang Meningkat

Tujuan utama dari penanganan medis pada peningkatan tekanan


intrakranial yaitu mengurangi tekanan di kepala hingga mencapai
nilai normal yang diharapkan. Salah satu cara yang biasanya
dilakukan adalah mengurangi cairan serebrospinal dengan
pemasangan shunt, yakni selang halus yang dihubungkan melalui
lubang kecil di tengkorak. Tindakan ini dikerjakan oleh dokter bedah
saraf, dan sering dilakukan pada penderita hidrosefalus.

Tindakan lain yang juga dapat dilakukan oleh dokter untuk


mengatasi peningkatan tekanan intrakranial adalah:

 Perawatan di rumah sakit, sehingga mempermudah


dilakukannya pemasangan alat bantuan pernapasan dan
bantuan medis lain untuk membantu fungsi yang terganggu
ketika peningkatan tekanan intrakranial terjadi.

 Pemberian obat-obatan tertentu untuk mengurangi


pembengkakan jaringan otak dan meredakan peningkatan
tekanan intrakranial.

 Membuka sebagian tulang tengkorak. Tindakan ini dilakukan


sementara dalam keadaan darurat untuk mencegah kerusakan
jaringan otak lebih lanjut.

Peningkatan tekanan intrakranial dapat terjadi tanpa terduga.


Waspada jika terdapat gejala-gejala peningkatan tekanan
intrakranial akibat cedera kepala atau penyebab lain. Segera
konsultasi dokter untuk memastikan sekaligus melakukan
penanganan yang tepat.

Terakhir diperbarui: 21 September 2017

Ditinjau oleh: dr. Allert Benedicto Ieuan Noya


Referensi

Anda mungkin juga menyukai