Anda di halaman 1dari 33

KONSEP KEHILANGAN & BERDUKA

Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK)


STIKes Muhammadiyah Palembang 2019

1
Definisi
Kehilangan adalah suatu keadaan individu yang
berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada,
kemudian menjadi tidak ada, baik terjadi sebagian
atau keseluruhan (Lambert, 1985)

2
BERDUKA
Adalah Respon emosi yang diekspresikan terhadap
kehilangan yang dimanifestasikan adanya perasaan
sedih, gelisah, cemas, perubahan fisik seperti
sesak nafas, susah tidur, dan lain-lain.
Dukacita Suatu proses kompleks yg normal meliputi
respons dan perilaku emosional, fisik, spiritual, sosial
dan intelektual ketika individu, keluarga dan komunitas
mengalami kehilangan (Nanda, 2015-2017)
3
Berduka merupakan respon normal pada semua
kejadian kehilangan.

NANDA merumuskan ada dua tipe dari berduka yaitu


1. Dukacita/Berduka dan
2. Dukacita terganggu

4
Dukacita Terganggu: Suatu gangguan yang terjadi setelah
kematian orang terdekat, ketika pengalaman distres yg
menyertai gagal memenuhi harapan normatif dan
bermanifestasi pada gangguan fungsional.
Ditandai : Ansietas, Depresi, Distres perpisahan, Letih,
marah, perasaan hampa, perasaan linglung, syok,
termenung, penurunan fungsi dalam peran hidup dll.

5
Faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi kehilangan :
1. Arti dari kehilangan
2. Sosial budaya
3. Kepercayaan / spiritual
4. Status social ekonomi
5. Kondisi fisik dan psikologi individu

6
Tipe Kehilangan
1. Aktual atau nyata
Mudah dikenal atau diidentifkasi oleh orang lain, misalnya
kematian orang yang dikenal/ sangat berarti/di cintai,
amputasi.
2. Persepsi
Hanya dialami oleh seseorang dan sulit untuk dapat
dibuktikan, misalnya seseorang yang di PHK dari kerja,
menyebabkan perasaan kemandirian menjadi menurun.

7
Jenis-Jenis Kehilangan
1. Kehilangan seseorang yang dicintai
Seperti Kematian orang terdekat, biasanya
membawa emosional yang luar biasa dan tidak
dapat ditutupi

8
2. Kehilangan yang ada pada diri sendiri
(loss of self)
Beberapa aspek lain yang dapat hilang dari
seseorang misalnya kehilangan pendengaran,
ingatan, usia muda, fungsi tubuh

9
3. Kehilangan objek eksternal
Kehilangan objek eksternal misalnya kehilangan milik
sendiri atau bersama-sama, perhiasan, uang atau
pekerjaan. Kedalaman berduka yang dirasakan
seseorang terhadap benda yang hilang tergantung
pada arti dan kegunaan benda tersebut

10
4. Kehilangan lingkungan yang sangat dikenal

Kehilangan diartikan dengan terpisahnya dari lingkungan


yang sangat dikenal termasuk dari kehidupan latar belakang
keluarga dalam waktu satu periode atau permanen.
Misalnya pindah kekota lain, maka akan memiliki tetangga
yang baru dan proses penyesuaian baru.

5. Kehilangan kehidupan atau meninggal

11
Rentang Respon Kehilangan

Acceptance
Depresi
Bergaining

Anger

Denial

12
Tidak ada cara yang paling tepat dan cepat untuk menjalani
proses berduka.

Konsep dan teori berduka hanyalah alat yang hanya dapat


digunakan untuk mengantisipasi kebutuhan emosional
klien dan keluarganya dan juga rencana intervensi untuk
membantu mereka memahami kesedihan mereka dan
mengatasinya.

13
Peran perawat adalah untuk mendapatkan gambaran
tentang perilaku berduka, mengenali pengaruh berduka
terhadap perilaku dan memberikan dukungan dalam bentuk
empati

14
Teori Proses Berduka
Teori Kubler-Ross
Kerangka kerja yang ditawarkan oleh Kubler Ross
(1969) adalah berorientasi pada perilaku dan
menyangkut 5 tahap :

15
1. Penyangkalan (Denial)
Reaksi pertama individu yang mengalami kehilangan
adalah syok, tidak percaya atau mengingkari
kenyataan bahwa kehidupan itu memang benar
terjadi, dengan mengatakan “Tidak, saya tidak
percaya itu terjadi” atau” itu tidak mungkin terjadi”

16
Reaksi fisik yang terjadi pada fase denial ini adalah :
letih, lemah, pucat, diare, gangguan pernafasan,
detak jantung cepat, menangis, gelisah, dan tidak
tahu harus berbuat apa. Reaksi ini dapat berakhir
dalam beberapa menit atau beberapa tahun

17
2. Marah (Anger)
Fase ini dimulai dengan timbulnya suatu kesadaran akan
kenyataan terjadinya kehilangan Individu menunjukkan rasa
marah yang meningkat yang sering diproyeksikan kepada orang
lain atau pada dirinya sendiri. Tidak jarang ia menunjukkan
perilaku agresif, berbicara kasar, menolak pengobatan.

Pada fase ini orang akan lebih sensitif sehingga mudah sekali
tersinggung dan marah. Hal ini merupakan koping individu untuk
menutupi rasa kecewa dan merupakan menifestasi dari
kecemasannya menghadapi kehilangan.
18
3. Tawar Menawar/Penawaran (Bergaining)
Individu telah mampu mengungkapkan rasa marahnya
secara intensif, maka ia akan maju ke fase tawar-
menawar dengan memohon kemurahan pada Tuhan.
Respon ini sering dinyatakan dengan kata-kata “kalau
saja kejadian ini bisa ditunda, maka saya akan sering
berdoa”. Apabila proses ini oleh keluarga maka
pernyataan yang sering keluar adalah “kalau saja
yang sakit, bukan anak saya” 19
4. Depresi(Depression)
Terjadi ketika kehilangan disadari dan timbul
dampak nyata dari makna kehilangan tersebut.

Pada fase ini sering menunjukkan sikap menarik diri,


kadang sebagai pasien sangat penurut, tidak mau
bicara, menyatakan keputusasaan, perasaan tidak
berharga, ada keinginan bunuh diri, dsb. Gejala fisik
yang ditunjukkan antara lain : menolak makan, susah
tidur, letih, dorongan libido manurun
20
5. Penerimaan (Acceptance)
Fase ini berkaitan dengan reorganisasi perasaan kehilangan.
Pikiran yang selalu berpusat kepada obyek atau orang yang
hilang akan mulai berkurang atau hilang. Individu telah
menerima kehilangan yang dialaminya. Gambaran tentang obyek
atau orang yang hilang mulai dilepaskan dan secara bertahap
perhatiannya akan beralih kepada obyek yang baru.

Fase ini biasanya dinyatakan dengan “apa yang dapat saya


lakukan agar cepat sembuh” 21
Teori Engels
Menurut Engel (1964) proses berduka mempunyai beberapa
fase yang dapat diaplokasikan pada seseorang yang sedang
berduka maupun menjelang ajal

22
1. Fase I (Shock dan Tidak Percaya)
Seseorang menolak kenyataan atau kehilangan dan mungkin
menarik diri, duduk malas, atau pergi tanpa tujuan.

Reaksi secara fisik termasuk pingsan, mual, diare, detak


jantung cepat, tidak bisa istirahat, insomnia dan kelelahan

23
2. Fase II (Berkembangnya Kesadaran)
Seseoarang mulai merasakan kehilangan secara nyata/akut
dan mungkin mengalami putus asa.

Kemarahan, perasaan bersalah, frustasi, depresi, dan


kekosongan jiwa tiba-tiba terjadi

24
3. Fase III (Restitusi)
Berusaha mencoba untuk sepakat/damai dengan perasaan
yang hampa/kosong, karena kehilangan masih tetap tidak
dapat menerima perhatian yang baru dari seseorang yang
bertujuan untuk mengalihkan kehilangan seseorang

25
4. Fase IV (Idealization)
Menekan seluruh perasaan yang negatif dan bermusuhan
terhadap almarhum. Bisa merasa bersalah dan sangat
menyesal tentang kurang perhatiannya di masa lalu
terhadap almarhum

26
5. Fase V (Reorganization)
Kehilangan yang tak dapat dihindari harus mulai diketahui
atau disadari. Sehingga pada fase ini diharapkan seseorang
sudah dapat menerima kondisinya. Kesadaran baru telah
berkembang

27
Teori Rando
Rando (1993) mendefinisikan respon
berduka menjadi 3 katagori :

28
1. Penghindaran
Pada tahap ini terjadi shock, menyangkal dan
tidak percaya

29
2. Konfrontasi
Pada tahap ini terjadi luapan emosi yang
sangat tinggi ketika klien secara berulang-
ulang melawan kehilangan mereka dan
kedukaan mereka paling dalam dan dirasakan
paling akut.

30
3. Akomodasi
Pada tahap ini terjadi secara bertahap
penurunan kedukaan akut dan mulai memasuki
kembali secara emosional dan sosial dunia
sehari-hari dimana klien belajar untuk
menjalani hidup dengan kehidupan mereka

31
Perbandingan Teori Proses Berduka
ENGEL (1964) KUBLER ROSS RANDO (1991)
(1969)
Shock & Tidak Percaya Menyangkal Penghindaran

Berkembangnya Kesadaran Marah

Restitusi Tawar-Menawar Konfrontasi

Idealization Depresi
Reorganization Penerimaan Akomodasi

32
Acceptance
Depresi
Bergaining

Anger

Denial

33

Anda mungkin juga menyukai