B A B III

TATA LAKSANA

A. Saat awal pasien rawat inap

Dokter melakukan perencanaan pemulangan pasien (P3)/ discharge planning pada
saat pengkajian awal setelah pasien dirawat inap. Selain diagnosa dan pengobatan yang
diberikan, dokter mempunyai kewajiban untuk membuat rencana pelayanan dan
menentukan tujuan pengobatan sehubungan dengan rencana pemulangan.
Untuk mengidentifikasi pasien yang membutuhkan perencanaan pemulangan
pasien (P3)/discharge planning, maka harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Umur pasien 65 tahun
b. Tidak adanya mobilitas
c. Perlu bantuan medik dan keperawatan terus-menerus
d. Perlu bantuan dalam aktivitas sehari-hari

B. Selama pasien di rawat di rumah sakit

Perawat menilai pengkajian awal kebutuhan pasien terhadap discharge planning
melalui dokumentasi pengkajian. Bila perlu, lakukan kolaborasi dengan dokter yang
merawat dan didiskusikan dengan pasien dan keluarganya apa yang dapat ditangani di
rumah dan apa yang perlu bantuan dari luar.

C. Saat pasien pulang

Discharge planning saat pasien pulang di tulis pada lembar persiapan pulang yang mencakup :
a. Pasien dan keluarga dijelaskan penggunaan obat yang benar, diberikan edukasi
potensi efek samping obat yang mungkin timbul dan kemungkinan interaksi dengan
obat lainnya atau interaksi dengan makanan. Bila ada cara penggunaan obat
khusus, misalnya obat spray, insulin injeksi, pasien dan keluarga diajarkan terlebih
dahulu sebelum pulang.
b. Pasien diberikan edukasi pengelolaan diit di rumah, terutama pasien dengan diit
khusus, bila perlu lakukan kolaborasi dengan ahli gizi untuk diit terkait dengan
penyakitnya.
c. Pasien diberi edukasi pengelolaan aktifitas di rumah. Pada pasien dengan
penurunan tingkat kemampuan toleransi beraktifitas dan berisiko jatuh, aktifitas
pasien dirumah dibatasi sesuai kemampuan.

3
 d. Pasien dan keluarga diberikan edukasi terkait persiapan perawatan pasien dirumah.
Edukasi yang dapat diberikan yaitu antara lain: cara pemberian makanan dan
minuman, cara pemberian obat, perawatan luka, menyusui bayi, memandikan bayi,
merawat tali pusat, dan memandikan pasien di rumah.
e. Pasien dan keluarga diberikan waktu untuk diskusi tentang hal yang masih menjadi
keraguan atau pertanyaan terkait dengan persiapan pasien pulang ke rumah.
f. Pasien dan keluarga dijelaskan mengenai pentingnya kontrol kembali tepat waktu
dan memberitahukan pasien dan keluarga gejala ataupun tanda yang
mengindikasikan agar pasien dibawa kembali kerumah sakit dengan segera.

Pasien pulang dalam keadaan kritis

Pelaksanaan discharge planning sangat penting bagi pasien-pasien kritis:
a. Pasien dengan penyakit kronis, seperti stroke, diabetes mellitus, penyakit jantung dan
penyakit kronis lainnya memiliki resiko tinggi untuk kambuh dan berulang. Waktu
pemulangan harus mempertimbangkan manfaat dan faktor resiko. Faktor sosial juga
harus dipertimbangkan. Pasien membutuhkan perawatan lanjutan melalui rawat jalan
untuk menyelesaikan fase rehabilitasi serta untuk mencegah kekambuhan
b. Pasien dengan keterbatasan gerak seperti, pasien stroke, usia lanjut, post amputasi
anggota gerak, pasien di rujuk ke rehabilitasi medik dan perawat membantu keluarga
dalam menyiapkan hal-hal yang diperlukan dalam hal menyediakan peralatan
berkoordinasi dengan unit terkait.
c. Pasien dengan infeksi HIV mungkin memberi respon lambat atau tidak lengkap terhadap
pengobatan yang biasa. Pasien mungkin menderita demam yang persisten, diare yang
persisten atau batuk kronis. Apabila keadaan umumnya baik, pasien tidak perlu tetap
tinggal di rumah sakit, tetapi dapat diperiksa secara teratur sebagai pasien rawat jalan.
Rumah sakit membantu menghubungkan pasien dengan organisasi kemasyarakatan
untuk penderita HIV/AIDS
d. Pasien anak yang mempunyai gizi buruk ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan
saat pemulangan :
 Telah menyelesaikan pengobatan antibiotik
 Mempunyai napsu makan baik
 Menunjukkan kenaikan berat badan yang baik
 Edema sudah hilang atau setidaknya sudah berkurang
Ibu atau pengasuh seharusnya :
 Mempunyai waktu untuk mengasuh anak