Sejarah CT-Scan
CT-Scan (computed tomography) pertama kali digunakan untuk diagnosa kedokteran
pada awal tahun 1970-an. Teknik diagnosa ini dilakukan dengan melewatkan seberkas sinar-X
terkolimasi (lebar ±2 mm) pada tubuh pasien dan berkas radiasi yang diteruskan ditangkap oleh
suatu sistem detektor. Sumber sinar-X berikut detektor bergerak di suatu bidang mengitari tubuh
pasien. Berdasarkan perbedaan respon detektor pada berbagai posisi penyinaran kemudian dibuat
suatu rekonstruksi ulang untuk mendapatkan gambar bidang tomografi dari objek (pasien) yang
disinari.
Peralatan untuk
akuisisi data Meja pasien
Meja pasien dan gantry scanning harus dapat menempatkan posisi pasien pada posisi
yang tepat, akurat dan nyaman, sehingga dari proses rekonstruksi akan didapatkan hasil
tomografi yang benar. Tegangan sinar-X yang digunakan bervariasi dari 50-150 kV dengan kuat
arus antara 0-600 mA. Gambar bidang tomografi yang ditampilkan pada layar monitor komputer
selanjutnya dapat dibuatkan film fotografi (seperti pada diagnostik konvensional), dicetak pada
printer ataupun disimpan dalam disket (floppy disk).
CT-scan adalah test diagnostik yang memiliki informasi yang sangat tinggi. Tujuan utama
penggunaan CT-scan adalah mendeteksi perdarahan intra cranial, lesi yang memenuhi rongga
otak (space occupying lesions/ SOL), edema serebral dan adanya perubahan struktur otak. Selain
itu Ct scan juga dapat digunakan dalam mengidentikasi infark , hidrosefalus dan atrofi otak.
Bagian basilar dan posterior tidak begitu baik diperlihatkan oleh CT Scan.
CT-scan ini paling banyak digunakan untuk melihat potongan penampang lintang dari
susunan syaraf pusat (otak) manusia. Pasien yang akan diperiksa harus tidur di meja pasien.
Setelah didapatkan posisi yang dikehendaki, kemudian dilakukan pengambilan data yang diatur
dari panel kontrol. Panel kontrol ini harus terletak di ruang pemeriksaan. Pengambilan data ini
bisa memakan waktu beberapa menit, tergantung dari jenis pemeriksaan dan tipe pesawat CT-
scan yang digunakan.
Setelah data terkumpul, kemudian dilakukan proses rekonstruksi untuk mendapatkan
gambar. Proses rekonstruksi ini merupakan suatu pekerjaan yang sangat komplek dan hanya
dilakukan dengan komputer, sehingga teknik diagnosa ini dikenal computerized tomography atau
computed tomography.
Seperti halnya pada diagnostik sinar-X konvensional, CT-scan ini juga kurang baik untuk
pemeriksaan bagian/organ tubuh yang bergerak. Sehingga sampai saat ini CT-scan lebih banyak
digunakan untuk pemeriksaan bagian kepala.
D. Indikasi CT-Scan
E. Expertise Normal