Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH DAN ASUHAN

KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN


HIPOTIROID

Disusun oleh :
1.Nurul Qolifah
2.Atzexa Tyas Ayunda V.T.P.
3. Junna Adi Yoga Pratama

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


STIKES DUTA GAMA KLATEN
KATA PENGANTAR

            Penulis Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas Rahmat dan Karunia-Nya sehingga makalah yang membahas tentang ”MAKALAH ASKEP
HIPOTIROIDISMEA” dapat selesai tepat pada waktunya sebagai salah satu tugas dari mata
kuliah .
            Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari harapan pembaca yang mana di dalamnya
masih terdapat berbagai kesalahan baik dari sistem penulisan maupun isi. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun sehingga dalam makalah berikutnya
dapat diperbaiki serta ditingkatkan kualitasnya.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
 
Klaten, 14 Januari 2021 

Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA
PENGANTAR …………………………………………………………………….                 i
DAFTAR
ISI ……………………………………………………………………………………             ii
BAB I     PENDAHULUAN  ……………………………………….………………..……..          
1
Latar Belakang ………………………………………………………………………….         1
Rumusan Masalah
…………………………………………………………………………………………            2
Tujuan ………………..…………………………………………………………….. 2
Manfaat
………………………………………………………………………………………..            2
 
BAB II    PEMBAHASAN ……………………………………………………………….            3
Pengertian  ……………………………..……………………………………………            3
Etiologi …………………………………………………………………………… .            4
Patofisiologi ………………………………………………………………………             5
Penyimpangan KDM ………………………………………………………………..            6
Manifestasi Klinis …………………………………………………………………….            7
Komplikasi ……………………………………………………………………………….           7
Pengkajian ………………………………………………………………………………..            9
Diagnosa Keperawatan  ……………………………………………………………           11
Intervensi  …………………………………………………………………………………          12
 
BAB III   PENUTUP  ……………………………………………………………………..          
15
Kesimpulan  …………………………………………………………………… …..            15
Saran  ……………………………………………………………… ………………           15
 
DAFTAR
PUSTAKA  …………………………………………………………………………          16
 
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang
menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk
mempengaruhi organ-organ lain (Alvyanto, 2010).
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan fungsi
tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis tubuh.
Fungsi mereka satu sama lain saling berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik
tertentu. Misalnya, medulla adrenal dan kelenjar hipofise posterior yang mempunyai asal dari
saraf (neural). Jika keduanya dihancurkan atau diangkat, maka fungsi dari kedua kelenjar ini
sebagian diambil alih oleh sistem saraf.
Dalam system endokrin terbagi atas dua bagian yaitu system endokrin dan system eksokrim.
System eksokirm merupakan system yang mengeluarkan enzim pada permukaan tubuh seperti
kulit, dan dinding pembuluh darah. System endokrin membahas tentang system pengeluaran
enzim ke dalam organ- organ dalam tubuh seperti ginjal, hati, pancreas, pembuluh darah, dll.
Salah satu penyakit yang disebabkan oleh system endokrin ini diantaranya adalah hipotiroidisme.
Merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh kekurangan kelenjar tyroid dalam
menghasilkan hormone T3 ( triodotironin ) dan t4 (tiroksin). Penyakit ini merupakan salah satu
penyakit autoimun yang dapat menyerang pada manusia utamanya pada  laki-laki. Penyakit ini
juga salah satu penyakit yang dapat menyebabkan kematian pada stadium lanjut.
Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas maka penulis dalam pembahasan makalah ini
membahas lebih lanjut tentang penyakit hipotiroidisme serta asuhan keperawatan secara
mendasar sehingga kita dapat mengetahui secara dini tentang penyakit ini dan cara
perawatannya.
 
1.2  Rumusan Masalah
1.2.1   Apa definisi Hipotiroidisme?
1.2.2   Jenis-jenis Hipotiroidisme?
1.2.3   Apa Etiologi/Penyebab Hipotiroidisme?
1.2.4   Asuhan Keperawatan Hipotiroidisme?
 
1.3  Tujuan
1.3.1   Mengetahui  pengertian Hipotiroidisme.
1.3.2   Mengetahui  jenis-jenis Hipotiroidisme.
1.3.3   Mengetahui  penyebab Hipotiroidisme.
1.3.4   Mengetahui  asuhan keperawatan Hipotiroidisme.
 
1.4  Manfaat
1.4.1   Makalah ini bermanfaat bagi pembaca untuk mengembangkan dan paham akan perawatan
Hipotiroidisme.
1.4.2   Dengan melakukan pembutan makalah ini, penulis dapat mengetahui dan memahami
secara spesifik tentang Hipotiroidisme.
 
BAB II
PEMBAHASAN
 2.1   Konsep Medis
2.1.1   Definisi
Hipotiroidisme adalah suatu atau beberapa kelainan structural atau fungsional dari kelenjar tiroid
sehingga sintesis dari hormone-hormone tiroid menjadi isufisiensi (Haznam, M.W, 1991: 149).
Hipotiroidisme merupakan kelainan yang disebabkan berkurangnya fungsi kelenjar tiroid
(Ranakusuma, B, 1992:35).
Hipotiroidisme adalah suatu keadaan hipometabolik akibat defisiensi hormone tiroid yang dapat
terjadi pada setiap umur (Long, Barbara.C, 1996:102).
Hipotiroid adalah penurunan sekresi hormon kelenjar tiroid sebagai akibat kegagalan mekanisme
kompensasi kelenjar tiroid dalam memenuhi kebutuhan jaringan tubuh akan hormon – hormon
tiroid . (Hotma Rumahorbo S.kep,1999).
Hipertiroidisme adalah suatu sindrome klinis akibat dari defisiensi hormon tiroid yang
mengakibatkan fungsi metabolik. (Greenspan, 2000).
Hipotiroidisme adalah tiroid yang hipoaktif yang terjadi bila kelenjar tiroid berhenti atau kurang
memproduksi hormon tiroksin (Semiardji, Gatut, 2003:14).
Jadi Hipotiroidisme (hiposekresi hormone tiroid) adalah status metabolic yang di akibatkan oleh
kekurangan hormone tiroid. Hipotiroidisme kognital dapat mengakibatkan kretinisme.
2.1.2   Klasifikasi
Secara klinis dikenal 3 hipotiroidisme, yaitu :
a.  Hipotiroidisme sentral, karena kerusakan hipofisis atau hypothalamus
b.  Hipotiroidisme primer apabila yang rusak kelenjar tiroid
c.  Karena sebab lain, seperti farmakologis, defisiensi yodium, kelebihan yodium, dan resistensi
perifer.
Yang paling banyak ditemukan adalah hipotiroidisme primer. Oleh karena itu, umumnya
diagnosis ditegakkan berdasar atas TSH meningkat dan fT4 turun. Manifestasi klinis
hipotiroidisme tidak tergantung pada sebabnya.
2.1.3   Etiologi
Etiologi dari hipotiroidisme dapat digolongkan menjadi tiga tipe yaitu
a.  Hipotiroid primer
Mungkin disebabkan oleh congenital dari tyroid (kretinism), sintesis hormone yang kurang baik,
defisiensi iodine (prenatal dan postnatal), obat anti tiroid, pembedahan atau terapi radioaktif
untuk hipotiroidisme, penyakit inflamasi kronik seperti penyakit hasimoto, amylodosis dan
sarcoidosis.
b.  Hipotiroid sekunder
Hipotiroid sekunder berkembang ketika adanya stimulasi yang tidak memadai dari kelenjar tiroid
normal, konsekwensinya jumlah tiroid stimulating hormone (TSH) meningkat. Ini mungkin awal
dari suatu mal fungsi dari pituitary atau hipotalamus. Ini dapat juga disebabkan oleh resistensi
perifer terhadap hormone tiroid.
c.  Hipotiroid tertier/ pusat
Hipotiroid tertier dapat berkembang jika hipotalamus gagal untuk memproduksi tiroid releasing
hormone (TRH) dan akibatnya tidak dapat distimulasi pituitary untuk mengeluarkan TSH. Ini
mungkin berhubungan dengan suatu tumor/ lesi destruktif lainnya diarea hipotalamus.Ada dua
bentuk utama dari goiter sederhana yaitu endemic dan sporadic. Goiter endemic prinsipnya
disebabkan oleh nutrisi, defisiensi iodine. Ini mengalah pada “goiter belt” dengan karakteristik
area geografis oleh minyak dan air yang berkurang dan iodine.
Sporadik goiter tidak menyempit ke area geografik lain. Biasanya disebabkan oleh :
Kelainan genetic yang dihasilkan karena metabolisme iodine yang salah .
b.  Ingesti dari jumlah besar nutrisi goiterogen ( agen produksi goiter yang menghambat produksi
T4 ) seperti kobis, kacang, kedelai , buah persik, bayam, kacang polong, Strowbery, dan lobak.
Semuanya mengandung goitogenik glikosida
c.  Ingesti dari obat goitrogen seperti thioureas ( Propylthiracil ) thocarbomen, ( Aminothiazole,
tolbutamid ).
2.1.4   Patofisiologi
Kelenjar tiroid membutuhkan iodine untuk sintesis dan mensekresi hormone tiroid. Jika diet
seseorang kurang mengandung iodine atau jika produksi dari hormone tiroid tertekan untuk
alasan yang lain, tiroid akan membesar sebagai usaha untuk kompendasi dari kekurangan
hormone. Pada keadaan seperti ini, goiter merupakan adaptasi penting pada suatu defisiensi
hormone tiroid. Pembesaran dari kelenjar terjadi sebagai respon untuk meningkatkan respon
sekresi pituitary dari TSH. TSH menstimulasi tiroid untuk mensekresi T4 lebih banyak, ketika
level T4 darah rendah. Biasanya, kelenjar akan membesar dan itu akan menekan struktur di leher
dan dada menyebabkan gejala respirasi disfagia.
Penurunan tingkatan dari hormone tiroid mempengaruhi BMR secara lambat dan menyeluruh.
Perlambatan ini terjadi pada seluruh proses tubuh mengarah pada kondisi achlorhydria
(pennurunan produksi asam lambung), penurunan traktus gastrointestinal, bradikardi, fungsi
pernafasan menurun, dan suatu penurunan produksi panas tubuh.
Perubahan yang paling penting menyebabkan penurunan tingkatan hormone tiroid yang
mempengaruhi metabolisme lemak. Ada suatu peningkatan hasil kolesterol dalam serum dan
level trigliserida dan sehingga klien berpotensi mengalami arteriosclerosis dan penyakit jantung
koroner. Akumulasi proteoglikan hidrophilik di rongga interstitial seperti rongga pleural, cardiac,
dan abdominal sebagai tanda dari mixedema.
Hormon tiroid biasanya berperan dalam produksi sel darah merah, jadi klien dengan
hipotiroidisme biasanya menunjukkan tanda anemia karena pembentukan eritrosit yang tidak
optimal dengan kemungkinan kekurangan vitamin B12 dan asam folat.
2.1.5   Perjalanan penyakit hipotiroid terhadap KDM
 Defisiensi iodium, disfungsi hiposis, disfungsi  TRH hipotalamus.

Penekanan produksi H. Tiroid (Hipotiroidisme)

TSH merangsang Kel. Tiroid untuk mensekresi

Kel. Tiroid membesar

Menekan struktur dileher dan dada

Disfagia gangguan respirasi

Depresi ventrilasi

KETIDAKEFEKTIFAN POLA NAFAS

Laju BMR lambat

GANGGUAN NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH

Penurunan produksi panas

PERUBAHAN SUHU TUBUH (HIPOTERMI)

Kekurangan Vit. B12 dan Asam folat


Pembentukan eritrosit tidak optimal

Produksi SDM menurun

Anemia

Kelemahan

INTOLERANSI AKTIVITAS

Achlorhydria

Penurunan mortilitas tubuh

Penurunan fungsi GI

KONSTIPASI

2.1.6   Manifestasi Klinis


a.  Kulit dan rambut
ü  Pertumbuhan kuku buruk, kuku menebal
ü  Kulit kering, pecah-pecah, bersisik dan menebal
b.  Muskuloskeletal
ü  Artralgia dan efusi synovial
c.  Kardiorespiratorik
ü  Efusi pericardial (sedikit, temponade sangat jarang)
ü  Penyakit jantung iskemic
ü  Efusi pleural
ü  Dispnea
d.  Gastrointestinal
ü  Konstipasi, anoreksia, peningkatan BB, distensi abdomen
ü  Obstruksi usus oleh efusi peritoneal
e.  Renalis
ü  Retensi air (volume plasma berkurang)
f.   Sistem reproduksi
ü  Pada perempuan terjadi perubahan menstruasi seperti amenore / masa menstruasi yang
memanjang, menoragi dan galaktore dengan hiperprolaktemi
ü  Penurunan libido
ü  Gangguan fertilitas
g.  Metabolik
ü  Penurunan metabolic basal.
ü  Penurunan suhu tubuh.
ü  Intoleran terhadap dingin
h.  Sistem neurologi, emosi dan psikologi.
ü  Fungsi intelektual lambat.
ü  Berbicara lambat dan terbbata-bata.
ü  Gangguan memori.
2.1.7     Pemeriksaan Penunjang :
Pemeriksaan kadar T3 dan T4.
Pemeriksaan TSH (pada klien dengan hipotiroidisme primer akan terjadi peningkatan TSH
serum, sedangkan pada yang sekunder kadar TSH dapat menurun)
Pemeriksaan USG : Pemeriksaan ini bertujuan untuk memberikan informasi yang tepat tentang
ukuran dan bentuk kelenjar tiroid dan nodul.

2.1.8   Komplikasi
Penyakit yang sering muncul akibat hipotiroidisme adalah
a.   Penyakit Hashimoto
Disebut tiroiditis otoimun, terjadi akibat otoantobodi yang merusak jaringan tiroid. Ini
menyebabkan penurunan HT disertai peningkatan kadar TSH dan TRH akibat umpan balik
negatif yang minimal.
Gondok Endemic
Hipotiroid akibat defisiensi iodium dalam makanan. Ini terjadi karena sel-sel tiroid menjadi aktif
berlebihan dan hipertrofik dalam usaha untuk menyerap semua iodium yang tersisa dalam darah.
Kadar HT yang rendah akan disertai kadar TSH dan TRH yang tinggi karena minimnya umpan
balik.
Karsinoma Tiroid
Karsinoma Tiroid dapat terjadi akibat terapi tiroidektomi, pemberian obat penekan TSH atau
terapi iodium radioaktif untuk menghancurkan jaringan tiroid. Terapi- terapi tersebut akan
merangsan proliferasi dan hiperplasia sel tiroid.
 
2.2   Konsep Keperawatan
2.2.1   Pengkajian
a.   Identitas klien
Meliputi nama, usia, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal
dan jam masuk rumah sakit (MRS), nomor register, dan diagnosis medis.
b.   Riwayat penyakit sekarang.
Apakah ada keluhan terdapat benjolan di leher depan dan nyeri saat ditekan.
c.   Riwayat penyakit dahulu.
Pengkajian yang perlu ditanyakan meliputi adanya riwayat penyakit. Sejak kapan klien
menderita penyakit tersebut. Apakah dulu pernah kena penyakit yang sama atau tidak, atau
penyakit lainnya.
d.   Riwayat penyakit keluarga
Riwayat kesehatan klien dan keluarga. Apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit
yang sama atau tidak.

e.   Riwayat psiko-sosio


Pengkajian mekanisme koping yang digunakan klien untuk menilai respon emosi klien terhadap
penyakit yang dideritanya dan perubahan peran klien dalam keluarga. Apakah ada dampak yang
timbul pada klien,yaitu timbul seperti ketakutan akan kecacatan,rasa cemas,rasa ketidak
mampuan untuk melakukan aktifitas secara optimal dan pandangan terhadap dirinya yang salah.
f.    Kebiasaan hidup sehari-hari seperti:
ü  Pola makan
Mengkonsumsi makanan yang kadar yodiumnya rendah, dan nafsu makan menurun
ü  Pola tidur
Pasien sering tidur larut malam
ü  Pola aktivitas
Pasien terlalu memforsir pekerjaan sehingga sering mengeluh kelelahan
 
2.2.2   Diagnosa Keperawatan
a.   Intoleran aktifitas.
b.   Hipotermi.
c.   Konstipasi.
d.   Ketidakefektifan Pola nafas.
e.   Nutrisi, ketidakseimbangan : Kurang dari kebutuhan tubuh.
 
2.2.3   Intervensi Keperawatan.

Diagnosa
No. Keperawatan NOC NIC

       
a. Intoleransi Aktifitas. Konservasi energi. Terapi aktivitas :
Faktor yang Toleransi aktivitas. Bantu klien untuk
berhubungan : mengidentifikasi aktivitas
Perawatan diri.
yang mampu dilakukan.
Kelelahan dan
Kriteria hasil :
penurunan proses Bantu untuk memilih
Kognitif.  Berpatisipasi dalam aktivitas konsisten yang
aktivitas fisik. sesuai dengan kemampuan
fisik, psikologi dan social.
Bantu untuk
mengidentivikasi dan
mendapatkan sumber yang
diperlukan untuk aktivitas
yang diinginkan.
Mampu melakukan Bantu untuk
aktivitas sehari – hari mengidentifikasi aktivitas
secara mandiri. yang disukai.

 
Pengaturan Suhu :
Monitor suhu minimal tiap 2
jam.
Tingkatkan intake cairan dan
nutrisi.
Selimuti pasien untuk
mencegah hilangnya
 
kehangatan tubuh.
Termoregulasi.
Pemantauan tanda vital :
  Tanda – tanda vital.
Monitor TD, nadi, suhu dan
Hipotermi  Kriteria hasil : respirasi.
Faktor yang  Suhu tubuh dalam rentang Monitor suara parau dan
berhubungan : normal. pola pernapasan abnormal.
 
Penurunan Nadi dan respirasi dalam Monitor suhu, warna dan
b. metabolisme. rentang normal. kelembaban kulit.

       
c. Konstipasi Hidrasi. Manajemen konstipasi :
  Faktor yang Defekasi. Monitor tanda dan gejala
berhubungan : konstipasi.
Kriteria hasil :
Penurunan fungsi Monitor feses : frekuensi,
Mempertahankan bentuk
Gastrointestinal. konsistensi dan volume.
feses lunak setiap 1-3 hari.
  Kolaborasi :
Bebas dari
ketidaknyamanan dan
 
konstipasi. Memberikan anjuran
  pemakaian obat nyeri
Mengidentifikasi indikasi
sebelum defekasi untuk
  untuk mencegah konstipasi.
memfasilitasi pengeluaran
  Feses lunak dan berbentuk. feses tanpa nyeri.

 
Status respirasi : Ventilasi.
Status tanda – tanda vital.
 
Kriteria hasil :
Manajemen jalan nafas :
Menunjukkan jalan nafas
yang paten (klien tidak Posisikan pasien untuk
  merasa tercekik, irama memaksimalkan ventilasi.
nafas, frekuensi pernafasan
Ketidakefektifan Berikan aroma terapi untuk
dalam rentang normal,
pola napas melegakan jalan nafas.
tidak ada suara nafas
Faktor yang abnormal). Monitor pola pernapasan
  berhubungan : abnormal.
Tanda – tanda vital dalam
d. Depresi ventilasi rentang normal. Monitor tanda – tanda vital.

       
e. Nutrisi, Selera makan. Manajemen nutrisi :
ketidakseimbangan :
Status gizi. Membantu atau
kurang  dari
menyediakan asupan
kebutuhan tubuh Pengukuran biokimia.
makanan dan cairan diet
Faktor yang Kriteria hasil : seimbang.
berhubungan :
Tidak adanya tanda – tanda Pemberian makanan dan
Lambatnya laju malnutrisi. asupan gizi untuk
metabolisme tubuh. mendukung proses
Mempertahankan massa metabolic pasien yang
  tubuh dan berat badan malnutrisi atau beresiko
dalam batas normal. tinggi terhadap malnutrisi.
Membantu klien untuk
makan.
Analisa data pasien untuk
mencegah dan
meminimalkan kurang gizi.
Manajemen/Pemantauan
cairan/elektrolit :
Analisa data pasien untuk
mengatur keseimbangan
cairan/elektrolit.
Mengatur dan mencegah
komplikasi akibat perubahan
kadar cairan dan elektrolik.
 

BAB III
PENUTUP
 3.1   Kesimpulan
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan fungsi
tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis tubuh.
Beberapa pasien dengan hipotiroidisme mempunyai kelenjar tiroid yang mengalami atrofi atau
tidak mempunyai kelenjar tiroid akibat pembedahan atau ablasi radioisotope, atau  akibat
destruksi oleh antibody autoimun yang beredar dalam sirkulasi. Cacat perkembangannya dapat
juga menjadi penyebab tidak terbentuknya kelenjar tiroid pada kasus hipotiroidisme kongenital.
Hipotiroidism adalah suatu keadaan dimana kelenjar tirod kurang aktif dan menghasilkan terlalu
sedikit hormone tiroid. Hipotiroid yang sangat berat disebut miksedema.
Hipotiroidism terjadi akibat penurunan kadar hormon tiroid dalam darah. Kelainan ini kadang-
kadang disebut miksedema.
3.2   Saran
Dengan dibuatnya asuhan keperawatan pada klien yang mengalami gangguan endokrin
hipotiroidsm ini diharapkan mahasiswa untuk lebih bisa memahami, mengetahui dan mengerti
tentang cara pembuatan asuhan keperawatan pada klien yang mengalami gangguan endokrin
hipotiroidsme.

DAFTAR PUSTAKA
1.   Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnose medis & Nanda Nic Noc edisi revisi Jilid
1 tahun 2013.
4.      Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnose medis & Nanda Nic Noc edisi revisi
Jilid 2 tahun 2013.
5.      Diagnosis keperawatan definisi dan klasifikasi tahun 2012-1014.
6.      Buku saku diagnosis keperawatan edisi 9 oleh Judith M. Wilkinson dan Nancy R. Ahern.
 

Anda mungkin juga menyukai