Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN HIPOTIROID


Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah KMB II

KELOMPOK 4 (KELAS 4B)

1. Falah Tinton (G0A017096)


2. Dhea Gladis (G0A017097)
3. Monica Octalia (G0A017098)
4. Anisa Widiastuti (G0A017099)
5. Andria Wahyuningsih (G0A017100)
6. Tata Iqmalia F (G0A017101)
7. Sindy Retno D (G0A017102)
8. Dwi Elita K (G0A017104)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang
menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk
mempengaruhi organ-organ lain (Alvyanto, 2010). Sistem endokrin, dalam kaitannya
dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini
bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu
sama lain saling berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu.
System endokrin membahas tentang system pengeluaran enzim ke dalam
organ- organ dalam tubuh seperti ginjal, hati, pancreas, pembuluh darah, dll. Salah
satu penyakit yang disebabkan oleh system endokrin ini diantaranya adalah
hipotiroidisme. Merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh kekurangan
kelenjar tyroid dalam menghasilkan hormone T3 ( triodotironin ) dan t4 (tiroksin).
Penyakit ini merupakan salah satu penyakit autoimun yang dapat menyerang pada
manusia utamanya pada laki-laki. Penyakit ini juga salah satu penyakit yang dapat
menyebabkan kematian pada stadium lanjut. Berdasarkan uraian dari latar belakang
diatas maka penulis dalam pembahasan makalah ini membahas lebih lanjut tentang
penyakit hipotiroidisme serta asuhan keperawatan secara mendasar sehingga kita
dapat mengetahui secara dini tentang penyakit ini dan cara perawatannya

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian hipotiroid
2. Bagaimana ASKEP yang perlu dilakukan untuk pasien hipotiroid?

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui tentang Hipotiroid

2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui penyebab Hipotiroid
b. Untuk mengetahui ASKEP pada pasien Hipotiroid untuk memberikan
pertolongan dan penanganan yang tepat pada klien dengan Hipotiroid
BAB II

KONSEP DASAR

A. PENGERTIAN
Hipotiroid adalah suatu kondisi yang dikarakteristikan oleh produksi hormon
tiroid yang rendah. Ada banyak kekacauan-kekacauan yang berakibat pada hipotiroid.
Kekacauan-kekacauan ini mungkin langsung atau tidak langsung melibatkan kelenjar
tiroid. Karena hormon tiroid mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan dan banyak
proses-proses sel, hormon tiroid yang tidak memadai mempunyai konsekuensi-
konsekuensi yang meluas untuk tubuh.
Hipotiroidisme adalah keadaan defisiensi hormon tiroid (TH) yang
menyebabkan metabolisme tubuh berjalan lambat, penurunan produksi panas, dan
penurunan konsumsi oksigen dijaringan. Aktivitas yang lambat di kelenjar tiroid
mungkin sebagai akibat disfungsi tirodi primer, atau kejadian sekunder akibat
disfungsi hipofisis anterior. (Esther Chang, dkk, 2011)

B. ETIOLOGI
Hipotiroid adalah suatu kondisi yang sangat umum. Diperkirakan bahwa 3%-5%
dari populasi yang mempunyai beberapa bentuk hipotiroid. Kondisi yang lebih umum
terjadi pada wanita daripada pria dan kejadian-kejadian nya meningkat sesuai dengan
umur. Dibawah adalah suatu daftar dari beberapa penyebab-penyebab umum
hipotiroid pada orang-orang dewasa diikuti oleh suatu diskusi dari kondisi-kondisi ini
:
1. Hashimoto’s thytiroiditis
2. Lymphocytic thytiroiditis (yang mungkin terjadi setelah hipertiroid)
3. Penghancuran tiroid (dari yodium ber-radioaktif atau operasi)
4. Penyakit pituitari atau hipotalamus
5. Obat-obatan
6. Kekurangan yodium yang berat

C. PATOFISIOLOGI
Hipotiroid dapat disebabkan oleh gangguan sintesis hormon tiroid atau gangguan
pada respon jaringan terhadap hormon tiroid. Sintesis hormon tiroid diatur sebagai
berikut :
1. Hipotalamus membuat Thyrotropin Releasing Hormone (TRH) yang merangsang
hipofisis anterior
2. Hipofisis anterior mensintesis Thyrotropin (thyroid stimulating hormone = TSH)
yang merangsang kelenjar tiroid
3. Kelenjar tiroid mensintesis hormon tiroid (Triiodothyronin=T3 dan
Tetraiodothyronin=T4=Thyroxin) yang merangsang metabolisme jaringan yang
meliputi : konsumsi oksigen, produksi panas tubuh, fungsi saraf, metabolisme
protein, karbohidrat, lemak dan vitamin-vitamin, serta kerja daripada hormon-
hormon lain.
Hipotiroid dapat terjadi akibat malfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau
hipotalamus. Apabila disebabkan oleh malfungsi kelenjar tiroid, maka kadar HT
yang rendah akan disertai oleh peningkatan kadar TSH dan TRH karena tidak
adanya umpan balik negatif oleh HT pada hipofisis anterior dan hipotalamus.
Apabila hipotiroid terjadi akibat malfungsi hipofisis, maka kadar HT yang rendah
disebabkan oleh rendahnya kadar TSH. TRH dari hipotalamus tinggi karena tidak
adanya umpan balik negatif baik dari TSH maupun HT. Hipotiroid yang disebabkan
oleh malfungsi hipotalamus akan menyebabkan rendahnya kadar HT, TSH,TRH.
Kelenjar tiroid membutuhkan yodium untuk sintesis dan sekresi hormon tiroid: T4,
triiodotironin (T3), dan tirokalsitonin (kalsitonin). Produksi hormon tiroid bergantung
pada sekresi TSH dari hipofisis anterior dan asupan adekuat dari protein dan yodium.
Hipotalamus mengatur sekresi TSH.
Penurunan kadar tiroid menyebabkan penurunan seluruh metabolisme basal.
Penurunan metabolisme diseluruh tubuh menyebabkan achlorhydria (penuruna
sekresi asam hidroklorik/ HCl dilambung), penurunan motilitas saluran pencernaan,
bradikardi, penurunan fungsi neurologi, dan penurunan produksi panas pada
temperatur tubuh basal.
Perubahan paling penting akibat penurunan hormon tiroid efek dalam metabolisme
lemah. Reduksi ini meningkatkan kolesterol serum dan kadar trigliserida yang
menyebabkan resiko aterosklerosis, arteriosklerosis, dan penyakit jantung koroner
meningkat pada klien hipotiroidisme.
Oleh karena itu hormon tiroid memainkan peran penting pada produksi sel darah
merah, orang dengan hipotiroidisme menunjukkan gejala anemia, serta kemungkinan
defisiensi vitamin B12 dan asam folat. (Chang, Ester, 2011)
D. MANIFESTASI KLINIS
Gejala-gejala hipotiroid adalah sering sekali tidak kelihatan. Mereka tidak
spesifik (yang berarti mereka dapat meniru gejala-gejala dari banyak kondisi-kondisi
lain) dan adalah sering kali dihubungkan pada penuaan. Pasien-pasien dengan
hipotiroid ringan mungkin tidak mempunyai tanda-tanda atau gejala-gejala. Gejala-
gejala umumnya menjadi lebih nyata ketika kondisinya memburuk dan mayoritas dari
keluhan-keluhan ini berhu8bungan dengan suatu perlambatan metabolisme tubuh.
Gejala-gejala umum sebagai berikut :
1. Kelelahan
2. Depresi
3. Kenaikan berat badan
4. Ketidaktoleranan dingin
5. Ngantuk yang berlebihan
6. Rambut kering dan kasar
7. Sembelit
8. Kejang-kejang otot
9. Kulit kering
10. Konsentrasi menurun
11. Tingkat-tingkat kolesterol meningkat
12. Kaki-kaki yang bengkak
13. Sakit dan nyeri yang samar-samar

Ketika penyakit menjadi lebih berat, mungkin ada bengkak-bengkak disekeliling


mata, suatu denyut jantung yang melambat, suatu penurunan temperatur tubuh dan
gagal jantung. Dalam bentuknya yang amat besar, hipotiroid yang berat mungkin
menjurus pada suatu koma yang mengancam nyawa (mixsedema koma). Pada seorang
yang mempunya hipotiroid yang berat suatu mixsedema koma cenderung dipicu oleh
penyakit-penyakit berat, operasi, stres, luka trauma. Kondisi ini memerlukan opnam
(masuk rumah sakit dan perawatan segera dengan hormon-hormon tiroid yang
diberikan melalui suntikan didiagnosis secara benar, hipotiroid dapat dengan mudah
dan sepenuhnya dirawat dengan pengganti hormon tiroid. Pada sisi lain, hipotiroid
yang tidak dirawat dapat menjurus pada suatu pembesaran jantung (Cardiomyopathy),
gagal jantung yang memburu, dan suatu akumulasi cairan sekitar paru-paru
(pleuraleffusion).
 Gambaran klinis
(a) Kelembanan, perlambatan daya pikir, dan gerakan yang canggung
lambat
(b) Penurunan frekuensi denyut jantung, pembesaran jantung (jantung
miksedema) dan penurunan curah jantung
(c) Pembengkakan dan edema kulit, terutama dibawah mata dan
pergelangan kaki
(d) Penurunan kecepatan metabolisme, penurunan kebutuhan kalori,
penurunan nafsu makan dan penyerapan zat gizi dari saluran cema
(e) Konstipasi
(f) Perubahan-perubahan dalam fungsi reproduksi
(g) Kulit kering dan bersisik serta rambut kepala dan tubuh yang tipis dan
rapuh

E. KOMPLIKASI
Koma miksedema adalah situasi yang mengancam nyawa yang ditandai oleh
eksaserbasi (perburukan) semua gejala hipotiroidisme termasuk hipotermi tanpa
menggigil, hipotensi, hipoglikemi, hipoventilasi dan penurunan kesadaran hingga
koma. Kematian dapat terjadi apabila tidak diberikan HT dan stabilisasi semua gejala.
Dalam keadaan darurat (misalnya koma miksedema),hormon tiroid bisa diberikan
secara intravena.

F. PENATALAKSANAAN
Hipotiroidisme diobati dengan menggantikan kekurangan hormon tiroid,yaitu
dengan memberikan sediaan per-oral (lewat mulut). Yang banyak disukai adalah
hormon tiroid T4. Bentuk yang lain adalah tiroid yang dikeringkan (diperoleh dari
kelenjar tiroid hewan).
Pengobatan pada penderita usia lanjut dimulai dengan hormon tiroid dosis
rendah,karena dosis yang terlalu tinggi bisa menyebabkan efek samping serius.
Dosisnya diturunkan secara bertahap sampai kadar TSH kembali normal. Obat ini
biasanya terus diminum sepanjang hidup penderita.
Pengobatan selalu mencakup pemberian tiroksin sintetik sebagai pengganti
hormon tiroid. Apabila penyebab hipotiroidism berkaitan dengan tumor susunan saraf
pusat, maka dapat diberikan kemoterapi ,radiasi, atau pembedahan.

ASUHAN KEPERAWATAN HIPOTIROID

A. PENGKAJIAN
Pengkajian
Dampak penurunan kadar hormon dalam tubuh sangat bervariasi, oleh karena itu
lakukanlah pengkajian terhadap hal-hal penting yang dapat menggali sebanyak
mungkin informasi antara lain :
1) Riwayat kesehatan klien dan keluarga.
Sejak kapan klien menderita penyakit tersebut dan apakah ada anggota
keluarga yang menderita penyakit yang sama.
2) Kebiasaan hidup sehari-hari seperti:
a. Pola makan
b. Pola tidur (klien menghabiskan banyak waktu untuk tidur).
3) Pola aktivitas
4) Tempat tinggal klien sekarang dan pada waktu balita
5) Keluhan utama klien, mencakup gangguan pada berbagai sistem tubuh:
a. Sistem pulmonari
b. Sistem pencernaan
c. Sistem kardiovaslkuler
d. Sistem muskuloskeletal
e. Sistem neurologik dan Emosi/psikologis
f. Sistem reproduksi
g. Metabolik
1. Pemeriksaaan Fisik
a. Penampilan secara umum; amati wajah klien terhadap adanya edema sekitar
mata, wajah bulan dan ekspresi wajah kosong serta roman wajah kasar. Lidah
tampak menebal dan gerak-gerik klien sangat lamban. Postur tubuh keen dan
pendek. Kulit kasar, tebal dan berisik, dingin dan pucat.
b. Nadi lambat dan suhu tubuh menurun
c. Perbesaran jantung
d. Disritmia dan hipotensi
e. Parastesia dan reflek tendon menurun

2. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang mencakup; pemeriksaan kadar T3 dan T4 serum;
pemeriksaan TSH (pada klien dengan hipotiroidisme primer akan terjadi
peningkatan TSH serum, sedangkan pada hipotiroid yang sekunder kadar TSH
dapat menurun atau normal)..
3. Mental
Pengkajian psikososial klien sangat sulit membina hubungan sosial dengan
lingkungannya, mengurung diri/bahkan mania. Keluarga mengeluh klien sangat
malas beraktivitas, dan ingin tidur sepanjang hari. Kajilah bagaimana konsep diri
klien mencakup kelima komponen konsep diri.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Intoleransi Aktifitas b/d kelelahan dan penurunan proses kognitif.
2. Hipotermi b/d metabolisme.
3. Konstipasi b/d Penurunan fungsi Gastrointestinal
4. Ketidakefektifan pola napas b/d depresi ventilasi
5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d lambatnya laju
metabolisme tubuh.
C. INTERVENSI
NO DIAGNOSA NIC NOC
1 Intoleransi Aktifitas Konservasi energi. Terapi aktivitas :
b/d kelelahan dan Toleransi aktivitas a. Bantu klien untuk
penurunan proses Perawatan diri. mengidentifikasi
kognitif. Kriteria hasil : aktivitas yang
Berpatisipasi dalam aktivitas mampu dilakukan.
fisik. b. Bantu untuk
Mampu melakukan aktivitas memilih aktivitas
sehari – hari secara mandiri. konsisten yang
sesuai dengan
kemampuan fisik,
psikologi dan
social
c. Bantu untuk
mengidentivikasi
dan mendapatkan
sumber yang
diperlukan untuk
aktivitas yang
diinginkan.
d. Bantu untuk
mengidentifikasi
aktivitas yang
disukai
2 Hipotermi b/d Termoregulasi. Pengaturan Suhu :
metabolisme Tanda – tanda vital. a. Monitor suhu
Kriteria hasil : minimal tiap 2 jam.
a. Suhu tubuh dalam b. Tingkatkan intake
rentang normal. cairan dan nutrisi.
b. Nadi dan respirasi dalam c. Selimuti pasien
rentang normal untuk mencegah
hilangnya
kehangatan tubuh.
Pemantauan tanda vital :
a. Monitor TD, nadi,
suhu dan respirasi.
b. Monitor suara
parau dan pola
pernapasan
abnormal.
c. Monitor suhu,
warna dan
kelembaban kulit.
3 Konstipasi b/d Hidrasi. Manajemen konstipasi: a.
Penurunan fungsi Defekasi. Monitor tanda dan gejala
Gastrointestinal Kriteria hasil : konstipasi.
a. Mempertahankan e. Monitor feses :
bentuk feses lunak frekuensi,
setiap 1-3 hari. konsistensi dan
b. Bebas dari volume.
ketidaknyamanan dan Kolaborasi :
konstipasi. a.Memberikan anjuran
c. Mengidentifikasi pemakaian obat nyeri
indikasi untuk sebelum defekasi untuk
mencegah konstipasi. memfasilitasi pengeluaran
d. Feses lunak dan feses tanpa nyeri.
berbentuk
4. Ketidakefektifan Status respirasi : Ventilasi. Manajemen jalan nafas: a.
pola napas b/d Status tanda – tanda vital. Posisikan pasien untuk
depresi ventilasi Kriteria hasil : memaksimalkan ventilasi.
1. a. Menunjukkan jalan nafas b. Berikan aroma terapi
yang paten (klien tidak untuk melegakan jalan
merasa tercekik, irama nafas.
nafas, frekuensi c. Monitor pola
pernafasan dalam rentang pernapasan abnormal.
normal, tidak ada suara d. Monitor tanda – tanda
nafas abnormal). vital.
b. Tanda – tanda vital
dalam rentang normal.
5. Ketidakseimbangan Selera makan. Manajemen nutrisi :
nutrisi kurang dari Status gizi. a. Membantu
kebutuhan tubuh b/d Pengukuran biokimia. ataumenyediakan
lambatnya laju Kriteria hasil : asupan makanan dan
metabolisme tubuh. a. Tidak adanya tanda – cairan diet seimbang.
tanda malnutrisi. b. Pemberian makanan
b. Mempertahankan massa dan asupan gizi untuk
tubuh dan berat badan mendukung proses
dalam batas normal. metabolic pasien yang
malnutrisi atau
beresiko tinggi
terhadap malnutrisi
c. Membantu klien untuk
makan.
d. Analisa data pasien
untuk mencegah dan
meminimalkan kurang
gizi.
Manajemen/Pemantauan
cairan/elektrolit :
a. Analisa data pasien
untuk mengatur
keseimbangan
cairan/elektrolit.
b. Mengatur dan
mencegah
komplikasi akibat
perubahan kadar
cairan dan
elektrolik.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan


memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk
mempertahankan homeostasis tubuh. Beberapa pasien dengan hipotiroidisme
mempunyai kelenjar tiroid yang mengalami atrofi atau tidak mempunyai kelenjar
tiroid akibat pembedahan atau ablasi radioisotope, atau akibat destruksi oleh antibody
autoimun yang beredar dalam sirkulasi. Cacat perkembangannya dapat juga menjadi
penyebab tidak terbentuknya kelenjar tiroid pada kasus hipotiroidisme kongenital.
Hipotiroid adalah suatu keadaan dimana kelenjar tirod kurang aktif dan menghasilkan
terlalu sedikit hormone tiroid. Hipotiroid yang sangat berat disebut miksedema.
Hipotiroid terjadi akibat penurunan kadar hormon tiroid dalam darah. Kelainan ini
kadang-kadang disebut miksedema.

B. SARAN

Dengan dibuatnya makalah dan konsep asuhan keperawatan gangguan endokrin


hipotiroid ini diharapkan mahasiswa untuk lebih bisa memahami, mengetahui dan
mengerti tentang cara pembuatan asuhan keperawatan pada klien yang mengalami
gangguan endokrin hipotiroid.
DAFTAR PUSTAKA

Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnose medis & Nanda Nic Noc edisi revisi
Jilid 1 tahun 2013. Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnose medis & Nanda
Nic Noc edisi revisi Jilid 2 tahun 2013.

Diagnosis keperawatan definisi dan klasifikasi tahun 2012-1014

Anda mungkin juga menyukai